ROBY MAULANA PUTRA, 2013 HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI TIK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
ROBY MAULANA PUTRA, 2013 HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI TIK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu pembeda antara individu yang berkualitas dengan individu yang tertinggal ataupun bahkan antara negara maju dengan negara tertinggal adalah
pendidikan. Berbicara mengenai pendidikan tentu tidak akan lepas dari peran guru. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam membina, mendidik dan
membimbing para peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran guna tercapainya tujuan pendidikan. Tugas atau peran guru tentu tak lepas dari
kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Mengacu pada Peraturan Pemerintahan PP Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan BAB VI Pasal 28 A yat 3 dinyatakan bahwa : “guru
minimal memiliki empat kompetensi a kompetensi pedagogik b kompetensi kepribadian c kompetensi profesional d kompetensi sosial”. Salah satu
kompetensi guru yaitu guru harus memiliki kompetensi professional. Kompetensi profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam,
yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur
dan metodologi keilmuannya. Sub kompetensi dalam kompetensi profesional adalah :
1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi yang meliputi memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah,
memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar nmata
ROBY MAULANA PUTRA, 2013 HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI TIK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
ROBY MAULANA PUTRA, 2013 HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI TIK Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2
pelajaran terkait, dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menguasai struktur dan metode keilmuan yang meliputi menguasai langkah- langkah penelitian dan kajian kritis untuk membperdalam pengetahuandan
materi bidang studi.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 BAB VI Pasal 29 Ayat 4 yang menyebutkan bahwa :
Pendidik pada SMAMA, atau bentuk lain yang sederajat memiliki: 1. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat D-IV atau
sarjana S1 2. latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan 3. sertifikat profesi guru untuk SMAMA
Uraian tersebut dengan jelas mengatakan bahwa guru harus profesional dalam arti bidang studi pengajarannya sesuai dengan bidang keilmuan yang
ditempuhnya. Dengan demikian, guru tersebut berkompeten dan mampu mengajar mata pelajaran TIK dengan baik dan tentu hasil belajar akan dicapai dengan
sempurna. Guru Linier merupakan guru yang sejalan linier. Maksudnya adalah guru
yang mengampu mata pelajaran yang mana mata pelajaran tersebut sesuaisejajar dengan dasar pendidikan yang ditempuh oleh guru tersebut. Guru linier ini bisa
dikatakan juga sebagai guru yang mempunyai persyaratan sebagai seorang guru profesional karena selain memiliki kompetensi yang dibutuhkan, juga guru linier
ini berada pada tempatnya dan mampu menguasai materi dari mata pelajaran yang diampunya.
Lawan daripada guru linier tersebut yaitu guru non-linier. Guru non-linier merupakan istilah baru yang diberikan kepada guru mata pelajaran dimana
terdapat ketidak sesuaian antara pendidikan yang telah ditempuh oleh guru tersebut dengan mata pelajaran yang diampunya. Kasus yang peneliti angkat,
dicontohkan bahwa terdapat guru mata pelajaran yang memegang mata pelajaran TIK namun basis atau dasar pendidikan dari guru tersebut bukanlah dari TIK,
dalam beberapa kasus terdapat guru mata pelajaran TIK yang mempunyai dasar pendidikan yang hampir mendekati bidang TIK namun ada pula yang dasar
pendidikannya tidak berkaitan sama sekali.
Berdasar kepada kompetensi guru, tentu keberadaan guru non-linier ini mengundang berbagai pertanyaan, apakah guru non-linier ini bisa mengampu
mata pelajaran yang seharusnya bukan bidangnya dengan baik atau malah sebaliknya dikaitkan dengan kemampuan guru itu sendiri dalam menguasai bidang
ajarannya. Peneliti akan mencoba teliti dengan menghubungkannya dengan hasil belajar siswa. Penelitian tersebut diharapkan peneliti dapat mengetahui hubungan
antara kemampuan guru non-linier tersebut dalam mengajarkan mata pelajaran TIK dan hubungannya dengan hasil belajar yang diraih oleh siswa.
Belajar merupakan inti dari proses pencapaian tujuan pendidikan. Belajar sendiri merupakan sebuah proses untuk memanusiakan manusia serta proses
perubahan tingkah laku. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK perlu dipraktikkan dan dikuasai peserta didik sedini mungkin agar mereka
memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat. Perubahan tersebut dapat dihadapi namun
diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil Teknologi Informasi dan Komunikasi banyak membantu
manusia untuk dapat belajar secara cepat. Teknologi informasi dan komunikasi selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, dapat juga dimanfaatkan untuk
merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungan dan dunia kerja. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi pada jenjang SMAMA mencakup penguasaan keterampilan komputer, prinsip kerja berbagai jenis peralatan komunikasi dan cara
memperoleh, mengolah dan mengkomunikasikan informasi. Perkembangan atau perubahan tingkah laku siswa diindikasikan oleh hasil
belajar yang diperoleh selama mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Rifa’I 2009: 97 menyatakan bahwa : “faktor-
faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi internal dan eksternal peserta didik. Kondisi internal mencakup kondisi
fisik, seperti kesehatan organ tubuh; kondisi psikis seperti kemampuan intelektual, emosional dan kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan
lingkungan. Sama kompleksnya pada kondisi internal adalah kondisi eksternal
yang ada di lingkungan peserta didik. Beberapa faktor eksternal seperti variasi dan tingkat kesulitan materi belajar stimulus yang dipelajari direspon, tempat
belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar”. Penyebab rendahnya hasil
belajar pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK salah satunya adalah faktor eksternal yaitu faktor guru yang kurang kompeten bahkan
faktor guru yang tidak sesuai dengan mata pelajaran TIK atau bias disebut bukan pada bidangnya non-linier.
Peneliti menemukan beberapa kasus di lapangan melalui observasi yang dilakukan pada tanggal 3 September 2012 bahwa dari 2 dua sekolah menengah
yang ada di sekitar kecamatan Darangdan kabupaten Purwakarta yaitu SMAN 1 Darangdan dan MA Al-Musyarofah diketahui bahwa rata-rata nilai pada mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK kedua sekolah tersebut adalah 7 dan 6,8. Nilai tersebut merupakan rata-rata hasil belajar para siswa dalam
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK. Nilai tersebut terhitung rendah karena masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
untuk pelajaran TIK yaitu 7,5. Maka dari itu peneliti selaku insan pendidikan khususnya dalam ruang lingkup TIK merasa resah dan terdorong untuk
melakukan penelitian guna mengetahui permasalahan tentang pendidikan TIK dan juga permasalahan mengenai tenaga pendidik yang tidak sesuai dengan
bidangnya. Mengacu pada tujuan tersebut peneliti mencoba mangangkat judul :
Hubungan Antara Kemampuan mengajar Guru TIK Non-linier dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi TIK.
B. Rumusan Masalah