HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK).

(1)

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK

NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

(Studi Deskriptif Analitik Terhadap Hasil Belajar Siswa MA Al-Musyarofah, Purwakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Oleh :

Roby Maulana Putra 0800422

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


(2)

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

BANDUNG 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK

NON-LINIER

DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

(Studi Deskriptif Analitik Terhadap Hasil Belajar Siswa MA Al-Musyarofah, Purwakarta)

Oleh

Roby Maulana Putra

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Roby Maulana Putra 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

ROBY MAULANA PUTRA 0800422

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK

NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

(Studi Deskriptif Analitik Terhadap Hasil Belajar Siswa MA Al-Musyarofah, Purwakarta)

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Drs. Zainal Arifin, M.Pd. NIP.19610501 198601 1 003

Pembimbing II

Dr. Deni Darmawan, M.Si. NIP. 19711228 199302 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Ketua Prodi Teknologi Pendidikan


(4)

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd NIP. 19591121 198503 1 001

Dr. Rusman, M.Pd NIP. 19720505 199802 1 001


(5)

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Roby Maulana Putra (0800422). Hubungan antara Kemampuan Mengajar Guru TIK

Non-liner dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK).

Skripsi. Program Studi Teknologi Pendidikan, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Tahun 2013.

Latar belakang penelitian ini adalah karena adanya permasalahan tentang banyaknya tenaga pendidik non-linier dan mencari tahu apakah terdapat hubungan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah, apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif analitik studi korelasional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan studi dokumentasi berupa hasil nilai ujian akhir sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Rekomendasi untuk penelitian ini adalah bahwa seorang pendidik sebaiknya memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Kata kunci : Kemampuan Mengajar, Guru TIK non-linier, Hasil Belajar

The background of this research is due to the many problems of non-linear educators and find out whether there is a relationship with the student learning outcomes in ICT subjects. The central issue in this study is whether there is a positive and significant relationship between the ability of non-linier teachers to teach ICT with learning outcomes of students in the subjects of information and communication technology (ICT).

The purpose of this study was to determine whether there is a positive and significant relationship between the ability of non-linier teachers to teach with the learning outcomes of students in the subjects of information and communication technology (ICT).

This study uses a quantitative approach to research methods of analytic descriptive correlational study. The instrument used in this study was a questionnaire and documentation of the results of the final exam scores.

Based on the results of the study, it can be concluded that there is no positive and significant relationship between the ability of non-linier teachers to teach ICT with learning outcomes of students in the subjects of information and communication technology (ICT).


(6)

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(7)

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu pembeda antara individu yang berkualitas dengan individu yang tertinggal ataupun bahkan antara negara maju dengan negara tertinggal adalah pendidikan. Berbicara mengenai pendidikan tentu tidak akan lepas dari peran guru. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam membina, mendidik dan membimbing para peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran guna tercapainya tujuan pendidikan. Tugas atau peran guru tentu tak lepas dari kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru.

Mengacu pada Peraturan Pemerintahan (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan BAB VI Pasal 28 Ayat 3 dinyatakan bahwa : “guru minimal memiliki empat kompetensi (a) kompetensi pedagogik (b) kompetensi

kepribadian (c) kompetensi profesional (d) kompetensi sosial”. Salah satu

kompetensi guru yaitu guru harus memiliki kompetensi professional. Kompetensi profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Sub kompetensi dalam kompetensi profesional adalah :

1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi yang meliputi memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar nmata


(8)

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pelajaran terkait, dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menguasai struktur dan metode keilmuan yang meliputi menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk membperdalam pengetahuandan materi bidang studi.


(9)

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 BAB VI Pasal 29 Ayat 4 yang menyebutkan bahwa :

Pendidik pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat memiliki: 1. kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau

sarjana (S1)

2. latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan; dan

3. sertifikat profesi guru untuk SMA/MA

Uraian tersebut dengan jelas mengatakan bahwa guru harus profesional dalam arti bidang studi pengajarannya sesuai dengan bidang keilmuan yang ditempuhnya. Dengan demikian, guru tersebut berkompeten dan mampu mengajar mata pelajaran TIK dengan baik dan tentu hasil belajar akan dicapai dengan sempurna.

Guru Linier merupakan guru yang sejalan (linier). Maksudnya adalah guru yang mengampu mata pelajaran yang mana mata pelajaran tersebut sesuai/sejajar dengan dasar pendidikan yang ditempuh oleh guru tersebut. Guru linier ini bisa dikatakan juga sebagai guru yang mempunyai persyaratan sebagai seorang guru profesional karena selain memiliki kompetensi yang dibutuhkan, juga guru linier ini berada pada tempatnya dan mampu menguasai materi dari mata pelajaran yang diampunya.

Lawan daripada guru linier tersebut yaitu guru non-linier. Guru non-linier merupakan istilah baru yang diberikan kepada guru mata pelajaran dimana terdapat ketidak sesuaian antara pendidikan yang telah ditempuh oleh guru tersebut dengan mata pelajaran yang diampunya. Kasus yang peneliti angkat, dicontohkan bahwa terdapat guru mata pelajaran yang memegang mata pelajaran TIK namun basis atau dasar pendidikan dari guru tersebut bukanlah dari TIK, dalam beberapa kasus terdapat guru mata pelajaran TIK yang mempunyai dasar pendidikan yang hampir mendekati bidang TIK namun ada pula yang dasar pendidikannya tidak berkaitan sama sekali.


(10)

Berdasar kepada kompetensi guru, tentu keberadaan guru non-linier ini mengundang berbagai pertanyaan, apakah guru non-linier ini bisa mengampu mata pelajaran yang seharusnya bukan bidangnya dengan baik atau malah sebaliknya dikaitkan dengan kemampuan guru itu sendiri dalam menguasai bidang ajarannya. Peneliti akan mencoba teliti dengan menghubungkannya dengan hasil belajar siswa. Penelitian tersebut diharapkan peneliti dapat mengetahui hubungan antara kemampuan guru non-linier tersebut dalam mengajarkan mata pelajaran TIK dan hubungannya dengan hasil belajar yang diraih oleh siswa.

Belajar merupakan inti dari proses pencapaian tujuan pendidikan. Belajar sendiri merupakan sebuah proses untuk memanusiakan manusia serta proses perubahan tingkah laku. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) perlu dipraktikkan dan dikuasai peserta didik sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat. Perubahan tersebut dapat dihadapi namun diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil Teknologi Informasi dan Komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat. Teknologi informasi dan komunikasi selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, dapat juga dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungan dan dunia kerja. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi pada jenjang SMA/MA mencakup penguasaan keterampilan komputer, prinsip kerja berbagai jenis peralatan komunikasi dan cara memperoleh, mengolah dan mengkomunikasikan informasi.

Perkembangan atau perubahan tingkah laku siswa diindikasikan oleh hasil belajar yang diperoleh selama mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Rifa’I (2009: 97) menyatakan bahwa : “fakto r-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi internal dan eksternal peserta didik. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; kondisi psikis seperti kemampuan intelektual, emosional dan kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Sama kompleksnya pada kondisi internal adalah kondisi eksternal


(11)

yang ada di lingkungan peserta didik. Beberapa faktor eksternal seperti variasi dan tingkat kesulitan materi belajar (stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan

mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar”. Penyebab rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) salah satunya adalah faktor eksternal yaitu faktor guru yang kurang kompeten bahkan faktor guru yang tidak sesuai dengan mata pelajaran TIK atau bias disebut bukan pada bidangnya (non-linier).

Peneliti menemukan beberapa kasus di lapangan melalui observasi yang dilakukan pada tanggal 3 September 2012 bahwa dari 2 (dua) sekolah menengah yang ada di sekitar kecamatan Darangdan kabupaten Purwakarta yaitu SMAN 1 Darangdan dan MA Al-Musyarofah diketahui bahwa rata-rata nilai pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kedua sekolah tersebut adalah 7 dan 6,8. Nilai tersebut merupakan rata-rata hasil belajar para siswa dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Nilai tersebut terhitung rendah karena masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pelajaran TIK yaitu 7,5. Maka dari itu peneliti selaku insan pendidikan khususnya dalam ruang lingkup TIK merasa resah dan terdorong untuk melakukan penelitian guna mengetahui permasalahan tentang pendidikan TIK dan juga permasalahan mengenai tenaga pendidik yang tidak sesuai dengan bidangnya. Mengacu pada tujuan tersebut peneliti mencoba mangangkat judul : Hubungan Antara Kemampuan mengajar Guru TIK Non-linier dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).


(12)

B. Rumusan Masalah

Perumusan umum yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di MA Al-Musyarofah Purwakarta.

Dilakukan pembatasan-pembatasan masalah maka secara spesifik masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana gambaran kemampuan mengajar guru TIK non-linier pada mata pelajaran TIK di MA Al-Musyarofah?

2. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di MA Al-Musyarofah?

3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran TIK di MA Al-Musyarofah?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar yang diraih oleh siswa. Secara khusus maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kemampuan mengajar guru TIK non-linier pada mata pelajaran TIK di MA Al-Musyarofah.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di MA Al-Musyarofah.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran di MA Al-Musyarofah.


(13)

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian tentang hubungan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu informasi alternatif mengenai bagaimana mengetahui hubungan antara kemampuan guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa serta sebagai bekal tambahan bagi para mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pendidikan konsentrasi Guru TIK yang memang dikhususkan untuk membidangi keguruan TIK.

2. Guru

Diharapkan dengan adanya penelitian ini akan memberi dampak positif serta bermanfaat bagi guru bersangkutan dalam rangka lebih meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

3. Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat mengukur hasil belajar siswa serta menjadi motivasi untuk dapat lebih meningkatkan prestasi hasil belajar baik dalam mata pelajaran TIK maupun mata pelajaran lainnya.

4. Peneliti

Hasil penelitian bagi peneliti selain sebagai wawasan dan ilmu yang lebih mendalam tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi juga diharapkan dapat menjadi bekal tambahan dalam rangka mempersiapkan diri untuk terjun ke dalam dunia pendidikan khususnya sebagai tenaga pengajar TIK.


(14)

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Sukmadinata (2008:317) metode penelitian (research methods)

adalah “cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, pengolah data, dan menarik kesimpulan berkenaan dengan masalah penelitian

tertentu”. Pemilihan metode penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dengan jenis studi korelasional. Yakni mendeskripsikan hubungan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa. Nana Sudjana dan Ibrahim (2007: 64) menjelaskan penelitian deskriptif adalah

”penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang”. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh

Zainal Arifin (2011: 54) bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi atau perbandingan berbagai variabel.”

Adapun langkah – langkah penelitian deskriptif yang dikemukan dalam Zainal Arifin (2011: 56) adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi dan memilih masalah b. Melakukan kajian pustaka

c. Merumuskan masalah

d. Merumuskan asumsi dan hipotesis e. Merumuskan tujuan penelitian f. Menjelaskan manfaat hasil penelitian g. Menentukan variabel penelitian h. Menyusun desain penelitian i. Menentukan populasi dan sampel j. Menyusun instrumen penelitian k. Mengumpulkan data

l. Mengolah data

m. Membahas hasil penelitian


(15)

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu o. Menyusun laporan


(16)

Jenis penelitian deskripsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi yaitu studi yang dilakukan untuk melihat hubungan antara dua

variabel. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2007: 77) “studi korelasi

mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain.” Studi korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X (kemampuan mengajar guru TIK non-linier) dan variabel Y (hasil belajar siswa). Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan dua variabel tanpa coba mengubah atau mengadakan perlakuan terhadap variabel-variabel tersebut.

Peneliti merumuskan dua variabel yaitu kemampuan mengajar guru TIK non-linier sebagai variabel bebas (X) dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat (Y) dengan penjelasan sebagai berikut :

Tabel 3.1

Hubungan Antar Variabel Variabel Bebas

Variabel Terikat

Kemampuan mengajar Guru TIK non-linier (X)

Hasil (Y) XY

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna memperoleh data yang diperlukan. Penelitian tentang hubungan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK ini dilaksanakan di MA Al-Musyarofah Purwakarta yang beralamat di Jl. Raya Darangdan KM 21 Kec. Darangdan Kab. Purwakarta.


(17)

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah objek peneliti atau dijadikan sumber data dari satu sumber

data dari suatu penelitian. Sugiyono (2011: 297) mengatakan “dalam penelitian

kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan menurut Arikunto (2006: 130) “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di MA Al-Musyarofah Purwakarta Tahun Ajaran 2011 - 2012.

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Menurut Zainal Arifin (2011: 215) “sampel adalah sebagian dari

populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniature population).” Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus representatif.

Berdasarkan populasi dari subjek penelitian yang akan diteliti, maka peneliti menggunakan teknik sampel insidental, Zainal Arifin (2012: 224) menyebutkan

“teknik sampel ini diperoleh dengan cara mengambil sampel yang berada pada

tempat dan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.” Zainal Arifin (2012: 224)

menyebutkan “jika jumlah anggota populasi sampai dengan 50, sebaiknya

dijadikan sampel semua atau atau sering disebut dengan sampel total, artinya

seluruh anggota populasi dijadikan objek penelitian”. Berdasarkan pernyataan tersebut, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Musyarofah, dalam kata lain seluruh populasi penelitian dijadikan sampel penelitian karena jumlah populasi dibawah 50 orang yaitu sejumlah 29 siswa.


(18)

C. Definisi Operasional

Menurut Zainal Arifin (2011: 190) “defenisi operasional adalah defenisi

khusus yang didasarkan atas sifat-sifat yang didefenisikan, dapat diamati dan

dilaksanakan oleh peneliti lain”. Agar tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai defenisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini, maka defenisi operasional variabel – variabel yang dimaksud dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

1. Guru non-linier

Memiliki pengertian pendidikan dan keilmuan guru tersebut tidak sesuai dengan penempatannya ataupun tidak sesuai dengan mata pelajaran yang

diampunya. “Guru non-linier memiliki pengertian pendidikan dan keilmuan guru tersebut tidak sesuai dengan penempatannya ataupun tidak sesuai dengan mata

pelajaran yang diampunya”. (http://blog.tp.ac.id/). 2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dialami oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran. Hasil belajar ditentukan atau dinilai oleh 3 ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

3. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan kajian secara terpadu tentang data, informasi, pengolahan dan metode penyampainnya. Materi Teknologi Informasi dan komunikasi berupa tema-tema esensial, aktual dan global yang berkembang dalam kemajuan teknologi masa kini, sehingga mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan pelajaran yang dapat mewarnai perkembangan perilaku dalam kehidupan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena sama juga dengan mengadakan pengukuran. Menurut Sugiyono (2011:148)

”instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, dalam arti spesifik yaitu variabel penelitian.”


(19)

Instrumen penelitian dalam bidang pendidikan tidak ada yang baku, oleh sebab itu seorang peneliti pendidikan harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan untuk penelitiannya. Cara penyusunan instrumen penelitian yang dijabarkan oleh Sugiyono (2011: 148) bahwa:

Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator itu kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan matrik pengembangan instrumen atau kisi-kisi instrumen.

Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh oleh peneliti dalam menyusun instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi sub variabel dan mengembangkan indikator setiap sub variabel penelitian sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti.

2. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel/sub variabel/indikator-indikatornya.

3. Setelah ditetapkan jenis instrumen, peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, dan waktu yang dibutuhkan.

4. Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi.

5. Instrumen yang telah dibuat diuji coba, untuk melihat validitas, reliabilitas dan keterbacaannya.

Menurut Zainal Arifin (2011:226) ”instrumen penelitian dikelompokkan

menjadi dua, yaitu tes dan nontes. Tes terdiri dari beberapa jenis, diantaranya tes tulis tes lisan dan tes tindakan sedangkan nontes terdiri dari angket, observasi, wawancara dan sebagainya.”


(20)

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Angket

Menurut Zainal Arifin (2011:228) “angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan

pendapatnya”. Diharapkan dengan angket ini peneliti dapat menggali banyak informasi dari subjek yang berkaitan secara langsung dengan masalah penelitian yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini.

Teknik angket yang digunakan sebagai alat pengumpul data menggunakan

angket tertutup. Menurut Ridwan (2007: 27) angket tertutup adalah “angket yang

disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk

memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya.” Skala yang

digunakan dalam angket ini menggunakan skala Rating Scale. Menurut Depdikbud (1975), Rating Scale adalah alat pengumpul data yang digunakan dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi. dapat disimpulkan bahwa Rating Scale adalah salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sifat atau ciri -ciri tingkah laku tentang kekuatan atau kelemahan dari salah satu sifat yang ingin diselediki yang harus dicatat secara bertingkat.

Jenis Rating Scale yang digunakan adalah jenis Numerical Rating Scale. Jenis ini merupakan rating scale yang paling sederhana bentuk dan pengadministrasiannya. Bentuk ini terdiri dari pernyataan tentang suatu karakteristik tertentu dari aspek tertentu yang diukur, diikuti, oleh angka yang menunjukan kualitas.

2. Studi Dokumentasi

Instrumen lainnya yang digunakan oleh peneliti adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi tersebut digunakan guna mencari gambaran hasil belajar siswa. Zainal Arifin (2012: 243) menyebutkan :


(21)

studi dokumentasi adalah teknik untuk mempelajari dan menganalisis bahan-bahan tertulis kantor atau sekolah, seperti: silabus, program tahunan, program bulanan, program mingguan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), catatan pribadi peserta didik, buku raport, kisi-kisi, daftar nilai, lembar soal/tugas, lembar jawaban, dan lain-lain.

Studi dokumentasi yang diambil adalah daftar nilai hasil Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang kemudian diolah untuk dihitung rata-rata nilai siswa dan dibandingkan dengan criteria penilaian standar di MA Al-Musyarofah untuk mengetahui kemampuan hasil belajar siswa.

E. Uji Validitas dan Uji Realibilitas 1. Uji Validitas

Sugiyono (2010:1 73) menyebutkan “validitas adalah tingkat keandalan dan

kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur.” Dengan

demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur.

Suharsimi Arikunto (2006: 170) menyebutkan bahwa “untuk mengetahui

valid tidaknya suatu instrumen dapat menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus Product Moment.” yaitu :

 

  } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan : xy

r = Koefisien Korelasi

n = jumlah responden

Σxy = hasil kali x dan y setiap responden

Σx = skor x total

Σy = skor y total

x)² = kuadrat skor x total


(22)

2. Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah tingkat kekonsistenan alat ukur. Reliabilitas menunjuk kepada suatu instrumen dapat dipercaya atau reliabel untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data. Zainal Arifin (2009, 258) menyebutkan “suatu tes dapat

dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada

kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.” Uji reliabilitas

dilakukan untuk mengetahui apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:

r11= 2 x r1

2 1 2 (1+r1

2 1 2 ) (Arikunto, 2006:180) Keterangan:

r 11 = reliabilitas instrumen r1

2 1 2 = r

xy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan

instrumen.

F. Teknik Analisis Data

Instrumen penelitian setelah diketahui dan dinyatakan valid dan reliabel, kemudian teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis yang diajukan serta menjawab rumusan masalah yang diajukan. Tujuan dari analisis data adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikannya dalam susunan yang sistematis, kemudian mengolah dan menafsirkan atau memaknai data yang sebelumnya telah dikumpulkan.

Teknik analisis data Menurut Sambas Ali dan Maman Abdurrahman (2007:52) adalah :

Cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).


(23)

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, maka peneliti menentukan beberapa langkah atau prosedur analisis data yaitu :

a. Tahap mengumpulkan data

Tahap mengumpulkan data ini dilaksanakan ketika peneliti melakukan pengumpulan data dengan alat pengumpul data yang sebelumnya telah ditentukan.

b. Tahap editing

Tahap editing yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data.

c. Tahap koding

Tahap koding yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti.

d. Tahap tabulasi data

Tahap tabulasi data yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian.

e. Tahap pengujian kualitas data

Tahap pengujian kualitas data yaitu mengujin validitas dan reliabilitas instrumen pengumpul data.

f. Tahap mendeskripsikan data

Tahap mendeskripsikan data yaitu data yang telah ada kemudian dibuat dalam tabel frekuensi dan/atau diagram, serta berbagai ukuran tendensi sentral, maupun ukuran disperse. Tujuannya untuk memahami data sampel penelitian.

g. Tahap pengujian hipotesis

Tahap pengujian hipotesis yaitu tahap pengujian terhadap proposisi-proposisi yang dibuat apakah proposisi-proposisi tersebut ditolak atau diterima, serta bermakna atau tidak. Tahap-tahap pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:


(24)

1) Menentukan Hipotesis Statistik

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di MA Al-Musyarofah Purwakarta.” Dari pernyataan tersebut diperoleh hipotesis statistik sebagai berikut : H0 : �xy = 0 artinya tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di MA Al-Musyarofah Purwakarta.

H1 : �xy≠ 0 artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di MA Al-Musyarofah Purwakarta.

2) Menguji Korelasi

Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat hubungan dari dua hasil pengukuran dua variabel yang diteliti. Perhitungan koefisien korelasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu korelasi Pearson product moment dan korelasi tata jenjang atau rank spearman. Perhitungan dilakukan dengan memperhatikan hasil uji normalitas data. Sugiyono (2008: 244) menyatakan:

Kalau Pearson product moment, sumber data untuk variabel yang akan dikorelasikan adalah sama, data yang dikorelasikan adalah data interval atau rasio, serta data dari kedua variabel masing-masing membentk distribusi normal, maka korelasi Spearman Rank, jenis data yang dikorelasikan adalah variabel adalah data ordinal, serta data dari kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal.

Peneliti menggunakan teknik korelasi tata jenjang atau rank correlation atau sering juga disebut dengan uji korelasi Rank Spearman untuk menguji hubungan dua variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Seperti di sampaikan

oleh Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:149) “korelasi tata jenjang yang

dikembangkan oleh Spearman dengan notasi rho atau ρ. Korelasi ini tidak

menggunakan data interval tapi dalam skala ordinal.” Berikut adalah rumus korelasi Rank Spearman:


(25)

� (rho) = 1- 6 � 2

� (�21)

(Zainal Arifin, 2012: 277)

� (rho) = Korelasi Spearman

D = Selisih antara X dan Y N = jumlah data

Perhitungan koefisien korelasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 20.0 for Windows.

3) Menentukan Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y

Untuk melihat seberapa besar hubungan antara variabel X dan variabel Y atau mengidentifikasi tinggi rendahnya koefisien korelasi dapat digunakan tabel kriteria pedoman untuk koefisien korelasi yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.2

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2008: 231)

4) Menguji Signifikasi

Langkah selanjutnya setelah mendapatkan nilai koefisien korelasi (ρ) adalah melakukan pengujian atas tingkat keberartian korelasi hasil perhitungan tersebut. Tingkat keberartian ini diuji dengan uji signifikan koefisien korelasi :


(26)

t = 2 1

2

r n



(Sugiyono, 2011:230) Keterangan :

t = Student dengan Derajat Kebebasan dk = n – 2

� = Koefisien Korelasi Rank Spearman n = Banyaknya ukuran sampel

Setelah mendapatkan nilai t hitung dari uji signifikansi korelasi, kemudian hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai t tabel. Setelah itu dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian, di mana:

 Jika, t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima


(27)

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan perolehan data dari penelitian hubungan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK, secara umum dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Secara khusus, kesimpulan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kemampuan mengajar guru TIK non-linier berdasarkan hasil pengujian menurut persepsi siswa berada pada kategori kurang.

2. Hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di MA Al-Musyarofah Purwakarta menunjukkan hasil yang kurang.

3. Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di MA Al-Musyarofah Purwakarta.

B. Saran

Hasil penelitian ini memberikan gambaran kepada semua pihak, baik untuk peneliti sendiri, pihak sekolah, guru, siswa, maupun tenaga kependidikan dan pihak lainnya yang terkait. Penulis mencoba mengemukakan rekomendasi sebagai berikut:

1. Pihak Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan sekolah dapat lebih memperhatikan kemampuan pendidik yang bernaung di sekolah. Pembelajaran berbasis TIK sangatlah penting tak hanya pada mata pelajaran TIK tetapi juga


(28)

65 ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA berlaku untuk semua mata pelajaran. Untuk itu sekolah sebagai pihak yang berwenang untuk dapat lebih memfasilitasi baik itu media ataupun tenaga


(29)

pendidik yang lebih profesional, karena berdasarkan hasil pendilitan terdapat banyak sekali kekurangan dari segi pendidik sendiri.

2. Guru

Guru TIK non-linier hendaknya terus mengembangkan kemampuan mengajar yang dimilikinya, terutama dalam hal penguasaan kurikulum, keterampilan mengajar serta teladan dan kepribadian. Hal tersebut dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan lebih maksimal.

3. Siswa

Dalam kegiatan pembelajaran, siswa hendaknya mampu mencerna dan memahami dengan baik apa yang disampaikan oleh guru, namun jangan terlalu tergantung kepada guru non-linier tersebut, serta perbanyak belajar mandiri berpedoman pada buku ataupun e-learning guna meraih hasil prestasi belajar yang lebih baik.

4. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi disiplin ilmu Teknologi Pendidikan dalam mengembangkan kemampuan calon-calon pendidik TIK untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta untuk lebih meningkatkan kualtas mahasiswa sebagai calon-calon insan teknologi agar dapat bermanfaat di masa depan.

5. Peneliti Selajutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi studi pendahuluan dan referensi bagi para peneliti selanjutnya yang ingin meneliti hal yang berhubungan dengan guru TIK ataupun guru umum baik itu linier maupun non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ataupun mata pelajaran lainnya.


(30)

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhidin, Sambas dan Maman Abdurahman. (2007). Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.

Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik dan Prosedur). Cetakan ke-4. Bandung: Remaja Rosdakarya.

____________(2012). Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru). Cetakan ke-2. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional (2006) Undang-undang Republik Indonesia, No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

Depdikbud. (2004). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Djamarah, BS. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Cetakan ke-1. Jakarta:

Erlangga.

Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Kunandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.

Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moh.Uzer, Usman. (1998). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Notohadiprawiro. (2006). Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah. [online]. Tersedia: http://soil.faperta.ugm.ac.id/tj/1991 [23 Juni 2010].

Pengaruh Non-linier Guru Terhadap Mutu Peserta Didik. (2011) [online]. Tersedia : http://blog.tp.ac.id/ [28 Oktober 2011]

Ridwan dan Sunarto. (2007). Pengantar Statistik untuk Penelitian Sosial Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:


(31)

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA Robotham, David. (1996). Competences: Measuring The Unmeasurable.

Management Development Review. Vol.8 No.6

Rosmali, Emil. 2005. Tugas dan Peran Guru. [online]. Tersedia :

http://www.alfurqon.or.id/component/content/article/64-guru/58-tugas-danperan-guru.

Rubrik dan Rating Scale. (2013) [online]. Tersedia:

http://meilyaniwiguna.blogspot.com/2013/04/rubrik-rating-scale.html. Sanjaya, Wina. (2005). Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Sudjana, Nana. (2002). Dasar-dasar Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana dan Ibrahim (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiharto, Bowo. (2009). Revisi Taksonomi Bloom. [online] Tersedia di : http://bowobiologi.staff.uns.ac.id/2009/06/01/revisi-taksonomi-bloom/ [1 Juni 2009]

Sugiyono. (2010). METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________ (2011). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Susilana, Rudi. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI.

Syamsuddin Makmun, Abin. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wijaya, Cece dan A. Tabrani Rusyan. (1994). Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

PLPG Guru 2011. Syarat Guru Profesional [online] Tersedia :

(http://www.san-ha.com/2011/12/7-indikator-guru-profesional.html UNESCO. (2009). What is it?What does it do?. Paris: UNESCO.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.


(1)

t = 2 1

2

r n

 

(Sugiyono, 2011:230) Keterangan :

t = Student dengan Derajat Kebebasan dk = n – 2

� = Koefisien Korelasi Rank Spearman n = Banyaknya ukuran sampel

Setelah mendapatkan nilai t hitung dari uji signifikansi korelasi, kemudian hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai t tabel. Setelah itu dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian, di mana:

 Jika, t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima  Jika, t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak


(2)

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

64 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan perolehan data dari penelitian hubungan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK, secara umum dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Secara khusus, kesimpulan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kemampuan mengajar guru TIK non-linier berdasarkan hasil pengujian menurut persepsi siswa berada pada kategori kurang.

2. Hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di MA Al-Musyarofah Purwakarta menunjukkan hasil yang kurang.

3. Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan mengajar guru TIK non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di MA Al-Musyarofah Purwakarta.

B. Saran

Hasil penelitian ini memberikan gambaran kepada semua pihak, baik untuk peneliti sendiri, pihak sekolah, guru, siswa, maupun tenaga kependidikan dan pihak lainnya yang terkait. Penulis mencoba mengemukakan rekomendasi sebagai berikut:

1. Pihak Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan sekolah dapat lebih memperhatikan kemampuan pendidik yang bernaung di sekolah. Pembelajaran berbasis TIK sangatlah penting tak hanya pada mata pelajaran TIK tetapi juga


(3)

65 ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berlaku untuk semua mata pelajaran. Untuk itu sekolah sebagai pihak yang berwenang untuk dapat lebih memfasilitasi baik itu media ataupun tenaga


(4)

65

pendidik yang lebih profesional, karena berdasarkan hasil pendilitan terdapat banyak sekali kekurangan dari segi pendidik sendiri.

2. Guru

Guru TIK non-linier hendaknya terus mengembangkan kemampuan mengajar yang dimilikinya, terutama dalam hal penguasaan kurikulum, keterampilan mengajar serta teladan dan kepribadian. Hal tersebut dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan lebih maksimal.

3. Siswa

Dalam kegiatan pembelajaran, siswa hendaknya mampu mencerna dan memahami dengan baik apa yang disampaikan oleh guru, namun jangan terlalu tergantung kepada guru non-linier tersebut, serta perbanyak belajar mandiri berpedoman pada buku ataupun e-learning guna meraih hasil prestasi belajar yang lebih baik.

4. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi disiplin ilmu Teknologi Pendidikan dalam mengembangkan kemampuan calon-calon pendidik TIK untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta untuk lebih meningkatkan kualtas mahasiswa sebagai calon-calon insan teknologi agar dapat bermanfaat di masa depan.

5. Peneliti Selajutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi studi pendahuluan dan referensi bagi para peneliti selanjutnya yang ingin meneliti hal yang berhubungan dengan guru TIK ataupun guru umum baik itu linier maupun non-linier dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi ataupun mata pelajaran lainnya.


(5)

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

66

DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhidin, Sambas dan Maman Abdurahman. (2007). Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.

Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik dan Prosedur). Cetakan ke-4. Bandung: Remaja Rosdakarya.

____________(2012). Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru). Cetakan ke-2. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional (2006) Undang-undang Republik Indonesia, No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

Depdikbud. (2004). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Djamarah, BS. (1997). Strategi Belajar Mengajar. Cetakan ke-1. Jakarta:

Erlangga.

Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Kunandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.

Majid, Abdul. (2005). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moh.Uzer, Usman. (1998). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Notohadiprawiro. (2006). Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah. [online]. Tersedia: http://soil.faperta.ugm.ac.id/tj/1991 [23 Juni 2010].

Pengaruh Non-linier Guru Terhadap Mutu Peserta Didik. (2011) [online]. Tersedia : http://blog.tp.ac.id/ [28 Oktober 2011]

Ridwan dan Sunarto. (2007). Pengantar Statistik untuk Penelitian Sosial Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.


(6)

67

ROBY MAULANA PUTRA, 2013

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR GURU TIK NON-LINIER DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGY INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Robotham, David. (1996). Competences: Measuring The Unmeasurable. Management Development Review. Vol.8 No.6

Rosmali, Emil. 2005. Tugas dan Peran Guru. [online]. Tersedia :

http://www.alfurqon.or.id/component/content/article/64-guru/58-tugas-danperan-guru.

Rubrik dan Rating Scale. (2013) [online]. Tersedia:

http://meilyaniwiguna.blogspot.com/2013/04/rubrik-rating-scale.html. Sanjaya, Wina. (2005). Pembelajaran dan Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Sudjana, Nana. (2002). Dasar-dasar Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana dan Ibrahim (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiharto, Bowo. (2009). Revisi Taksonomi Bloom. [online] Tersedia di : http://bowobiologi.staff.uns.ac.id/2009/06/01/revisi-taksonomi-bloom/ [1 Juni 2009]

Sugiyono. (2010). METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________ (2011). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Susilana, Rudi. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI.

Syamsuddin Makmun, Abin. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wijaya, Cece dan A. Tabrani Rusyan. (1994). Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

PLPG Guru 2011. Syarat Guru Profesional [online] Tersedia :

(http://www.san-ha.com/2011/12/7-indikator-guru-profesional.html UNESCO. (2009). What is it?What does it do?. Paris: UNESCO.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN KERJA DENGAN KUALITAS TES BUATAN GURU PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI : Studi Korelasi terhadap Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMA Negeri se-Kota Bandung.

0 1 38

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MMI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK).

0 2 39

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN TIPE JIGSAW.

0 0 45

HUBUNGAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER INFORMATION COMMUNICATION AND TECHNOLOGY (ICT) DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) (Studi Deskriptif Korelasional Terhadap Siswa SMAN 4 Bandung).

0 0 44

Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK

0 0 25

Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMP Negeri SeKabupaten Kendal”.

0 1 95

HUBUNGAN PEMANFAATAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK DENGAN PENGUASAAN MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PADA SISWA SMP NEGERI DI KOTAMADYA YOGYAKARTA.

0 1 164

Materi Pembelajaran Mata Kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

0 0 4

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

0 0 2

EFEKTIVITAS PENDEKATAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) SD

0 0 45