Mohamad Ully Purwasatria, 2014 Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Tahun 1945-1948 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini
dalam sejarahnya pernah di kenal sebagai Parijs of Java oleh Raffles. Dalam pembagian wilayahnya, Kota Bandung pada awalnya terbagi ke dalam tiga
wilayah yaitu “Di bagian selatan jalan utama adalah kota yang lebih tua, terpusat pada
alun-alun dimana kantor dan kediaman Bupati. Berikutnya, diantara jalan utama dan jalur kereta api serta di sisi utara jalur kereta api adalah wilayah
perdagangan utama. Di sebelah barat alun-alun terletak pasar utama kota Pasar Baru dan di sebelah timur alun-alun terletak kawasan perkotaan
tempat orang Eropa, lengkap dengan toko-toko, hotel dan kantor. Terakhir kawasan sebelah utara dan timur wilayah perdagangan tersebut adalah
wilayah pinggiran tempat orang Eropa yang sebagian besar di bangun pada periode 1920an dan 1930an. Di wilayah ini terdapat sebagian besar
sekolah, Sekolah Tinggi Teknik dan beberapa bangunan kantor yang penting Smail, 2011: 3-
4.” Pada konteks saat ini Kota Bandung telah menjadi kota pariwisata
semenjak dibukanya jalan tol Cipularang, menjadi salah satu daerah yang dikunjunginya adalah kawasan Bandung Utara, karena selain terdapat F.O, ada
juga tempat bersejarah seperti Gedung Sate yang menjadi tempat pemerintahan Propinsi Jawa Barat dan juga ada tugu Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.
Nampaknya Bandung Utara ini mempunyai sebuah sejarah yang mungkin banyak orang Bandung sendiri tidak mengetahui persis peristiwa apa saja yang
terjadi di Bandung Utara. Peristiwa ini dimulai dari sekitar tahun 1945 di Jakarta mulai adanya pergantian kekuasaan dari Jepang ke Indonesia. Ir. Soekarno dan
Drs. Moh Hatta mulai membacakan naskah Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 yang menandakan Indonesia telah merdeka dan lepas dari penjajahan Negara
asing termasuk daerah di sekitarnya dalam hal ini Kota Bandung.
Mohamad Ully Purwasatria, 2014 Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Tahun 1945-1948 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah proklamasi kemerdekaan dengan melalui sidang PPKI 1 pada tanggal 18 Agustus 1945 mulai diangkatnya Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta
sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Guna mengantisipasi datangnya tentara sekutu yang ingin menjajah kembali Indonesia. Kemudian untuk
memperkuat pertahanan dalam negeri karena khawatir akan timbul kembali serangan dari Negara asing maka mulai di bentuk badan pertahanan Badan
Keamanan Rakyat yang Badan Keamanan Rakyat yang dibentuk dan disahkan oleh pemerintah ini pada tanggal 30 Agustus 1945.
“Badan Keamanan Rakyat ini disahkan oleh pemerintah pada tanggal 30 Agustus 1945. Badan ini bukan tentara akan tetapi adalah sebuah badan
atau Korps Pejuang Bersenjata, dengan tujuan untuk menjamin kententraman umum. BKR ini merupakan bagian dari Badan Penolong
Keluarga Korban Perang yang pusatnya didirikan pada tanggal 20 Agustus 1945 DisjarahDAM VISiliwangi, 1979
: 11” Selain dibentuknya Badan Keamanan Rakyat oleh pemerintah, terdapat
juga beberapa badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat seperti Badan-Badan Kelasykaran Hizbullah, Fisabilillah, Pemuda Republik Indonesia dan sebagainya.
Namun ketika BKR dengan badan Kelasykaran berjalan beriringan maka menimbulkan ketidak sepahaman. Maka pada tanggal 5 Oktober 1945 mulai
dibentuk Tentara Keamanan Rakyat. Pembentukan Tentara Keamanan Rakyat ini berdasarkan Maklumat Pemerintah RI No 6 yaitu Tentara Keamanan Rakyat
dibentuk untuk memperkuat perasaan Keamanan umum, maka diadakan satu Tentara Keamanan Rakyat oleh Ir. Soekarno DisjarahDAM VI Siliwangi
1979:29. Sedangkan untuk keanggotaan dari Tentara Kemanan Rakyat menurut Ketua Komiter Nasional Pusat, Mr. Kasman Singodimejo diantara lain :
“Untuk menjaga keamanan rakyat pada dewasa ini, oleh Presiden Republik Indonesia telah diperintahkan pembentukan Tentara Keamanan
Rakyat. Tentara ini terdiri atas rakyat Indonesia yang berperasaan penuh tanggung jawab atas keamanan masyarakat Indonesia dan guna menjaga
kehormatan Negara Republik Indonesia. pemuda dan lain-lainnya yang tegap-sentosa badan dan jiwanya, bekas prajurit PETA, prajurit Hindia-
Mohamad Ully Purwasatria, 2014 Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Tahun 1945-1948 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Belanda dan Heiho, Kaigun-Heiho, Barisan Pemuda, Hisbullah, pelopor, dan lain-lainnya baik yang sudah maupun yang belum pernah memperoleh
latihan militer, supaya selekas-lekasnya mendaftarkan diri pada kantor BKR di ibu kota kabupaten masing-masing, atau pada badan lain-lainnya
yang ditunjuk oleh Presiden Kepala Daerah atau wakilnya Merdeka DisjarahDAM VI
Siliwangi 1979: 30” Pembentukan-pembentukan Tentara Keamanan Rakyat ini terbagi dalam
Komandemen-komandemen yang di dalamnya terdapat beberapa divisi. Komandemen Jawa Barat meliputi wilayah Jawa Barat dan Jakarta Raya.
DisjarahDAM VI Siliwangi 1979: 31. Komandemen ini membawahi sekitar 13 Resimen di seluruh wilayah Jawa Barat.
Situasi politik di Indonesia pada awal kemerdekaan mengalami ketidakstabilan. Pada saat itu tepatnya tanggal 12 Oktober 1945 mulai masuknya
tentara Sekutu yang di pimpin oleh Brigade Mc. Donald dari Divisi ke 23 ke Kota Bandung dengan menggunakan kereta api DisjarahDAM VI Siliwangi 1979:
42. Pada awalnya tentara sekutu datang ke Bandung ini bertujuan untuk membebaskan tentara sekutu yang ditahan pada masa penjajahan Jepang. Namun
ketika militer Indonesia mengetahui bahwa ada kepentingan Belanda untuk menjajah kembali maka timbul perlawanan dari Masyarakat dan Militer.
Mulailah beberapa pertempuran yang terjadi di Kota Bandung Utara seperti penyerbuan kedudukan-kedudukan sekutu oleh Batalyon II Resimen 9 di
kompleks – kompleks UNPAD pada tanggal 1 Desember 1945, pada tanggal 6
Desember Bandung Utara mengalami penyerbuan oleh TKR Tentara Keamanan Rakyat Batalyon I Res. Kompi Slamet dan badan perjuangan DisjarahDAM VI
Siliwangi 1979: 46. Setelah tahun 1946 pun keadaan di Indonesia khususnya di Bandung
sedang tidak stabil karena pendudukan Tentara Netherlands Indies Civil Administration NICA Belanda yang tetap bersikukuh untuk mengambil alih
kekuasaan. Di Bandung pada tahun 1946 ini berlanjut penyerbuan oleh tentara dibawah Kolonel Nasution yang sedang bertugas hingga pada tanggal 24 Maret
1946 beliau menginstruksikan kepada penduduk Bandung untuk mengosongkan
Mohamad Ully Purwasatria, 2014 Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Tahun 1945-1948 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rumahnya lalu kemudian di bakar hingga peristiwa tersebut disebut Bandung Lautan Api.
Pasca peristiwa Bandung Lautan Api inilah perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan di Indonesia tidak berhenti sampai disitu. Keadaan
keamanan di Indonesia khususnya di Jawa Barat sedang tidak stabil inilah para pejuang untuk ekstra keras berjuang mempertahankan kemerdekaan.
Ketika perjuangan dengan cara diplomatis mengalami kegagalan yaitu pada perjanjian Linggarjati tanggal 27 Maret 1947 ini memunculkan Agresi
Militer I oleh Belanda untuk menguasai kembali Indonesia. Agresi Militer Belanda I yang terjadi pada tanggal 21 Juli 1947 ini mencari sasaran tempat
ekonomi yang subur salah satunya di daerah Jawa Barat pada umumnya dan Kota Bandung khususnya.
Agresi Militer Belanda yang pertama atau sering pula disebut Perang Kemerdekaan I 21 Juli 1947 terutama ditujukkan ke basis-basis
pertahanan TNI dikota-kota dan sasaran ekonominya ditujukkan ke daerah-daerah yang subur, dimana terdapat pusat-pusat perusahaan
Belanda dan perusahaan asing lainnya. Dengan kekuatan angkatan perang yang lengkap, pihak Belanda telah menghancurkan pertahanan TNI yang
terdapat dikota-kota Jawa Barat mulai dari Bogor, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Subang, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Sumedang dan
Cirebon Tim Penerangan Umum. 1972: 289.
Setelah peristiwa Agresi Militer Belanda I terjadi, pertahanan TNI di Jawa Barat pun mengalami kehancuran, namun pasukan tentaranya sendiri belum dapat
di binasakan Tim Penerangan Umum. 1972: 290. Pada tanggal 8 Desember 1947 Indonesia dan Belanda melakukan perundingan di atas Kapal Renville milik
Amerika yang kemudian perundingan tersebut dinamakan Perundingan Renville yang membahas mengenai batas wilayah Indonesia setelah terjadinya Agresi
Militer Belanda I, ini yang merugikan pihak Indonesia karena hasil dari Perundingan Renville ini menyebabkan Indonesia memindahkan Ibukota dari
Jakarta ke Yogyakarta dan Jawa Barat sendiri berubah menjadi Negara Pasundan di bawah kekuasan Van Mook. Hal ini yang menyebabkan kekecewaan Tentara
Mohamad Ully Purwasatria, 2014 Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Tahun 1945-1948 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Divisi Siliwangi yang berjuang di Jawa Barat harus hijrah ke Jawa Tengah dengan melakukan Long March demi mempertahankan Kemerdekaan di Indonesia. Pada
tahun 1948 pun Belanda kembali menyerang ke Yogyakarta dengan Agresi Militer Belanda II nya sehingga perjanjian Renville ini kembali dilanggar oleh
pihak Belanda maka tentara Divisi Siliwangi bebas untuk kembali ke Jawa Barat Tim Penerangan Umum. 1972: 293.
Dari perjalanan sejarah Jawa Barat khususnya Bandung Utara pada kurun waktu 1945-1948 ini tak lepas dari adanya peranan berbagai kalangan baik dari
kalangan militer dalam hal ini Tentara Keamanan Rakyat hingga Tentara Nasional Indonesia dan kalangan Sipil yaitu masyarakat yang ikut membantu jalannya
revolusi untuk mempertahankan kemerdekaan di Indonesia khususnya di Bandung Utara. Penulis tertarik untuk mengkaji peranan dari militer dan sipil ini karena
tanpa peranan mereka, mungkin hingga saat ini Indonesia tidak akan lepas dari kekuasaan Belanda. Tokoh Militer dan Sipil yang akan penulis angkat untuk
menjadi kajian penelitian ini adalah Kolonel Sukanda Bratamanggala sebagai Tokoh Militer, dan Tokoh Sipilnya penulis tertarik untuk mengangkat tokoh
Raden Mas Sewaka karena beliau sebagai Gubernur Jawa Barat mengetahui bagaimana peristiwa yang terjadi di Jawa Barat khususnya Bandung Utara pada
kurun waktu tahun 1945-1948. Pada umumnya kajian sejarah lokal ini kurang diminati oleh para peneliti
sejarah dengan alasan berdampak kecil bagi masyarakat sekitar maka banyak asumsi yang dikemukakan oleh para peneliti bila peristiwa yang lingkupnya kecil
umumnya tidak menarik dan kurang penting, karena tidak mempunyai dampak secara skala nasional atau representatif bagi perkembangan nasional Kartodirdjo,
1992 : 73-74. Maka dengan demikian, penulis tertarik untuk menulis judul Penelitian
“Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
”.
Mohamad Ully Purwasatria, 2014 Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Tahun 1945-1948 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah