PERANAN SUKANDA BRATAMANGGALA DAN SEWAKA DI BANDUNG UTARA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN TAHUN 1945-1948.

(1)

[Type text]

No. Daftar FPIPS: 4240/UN. 40.2.3/PL/2014

PERANAN SUKANDA BRATAMANGGALA DAN SEWAKA DI BANDUNG UTARA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

TAHUN 1945-1948

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Sejarah

Disusun Oleh Mohamad Ully Purwasatria

0900907

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Oleh

Mohamad Ully Purwasatria

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

© Mohamad Ully Purwasatria 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

MOHAMAD ULLY PURWASATRIA 0900907

PERANAN SUKANDA BRATAMANGGALA DAN SEWAKA DI BANDUNG UTARA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

TAHUN 1945-1948

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Drs. Suwirta. M.Hum NIP.19621009 199001 1 001

Pembimbing II

Dr. Encep Supriatna. M.Pd NIP.19760105 200501 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

Prof. Dr. H. Dadang Supardan M.Pd NIP.19570408 198403 1 003


(4)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

ABSTRAK………... ii

KATA PENGANTAR……… iii

UCAPAN TERIMAKASIH………... iv

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR GAMBAR……….. vii

DAFTAR TABEL……… viii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2Rumusan Masalah……… 6

1.3Tujuan Penelitian ……… 6

1.4 Manfaat Penelitian………... 6

1.5Struktur Organsiasi Skripsi……….. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA………. 9

2.1 Penjelasan Istilah………. 9

2.1.1 Konsep Militer………. 9

2.1.2 Konsep Sipil……… 12

2.1.3 Konsep Masa Revolusi Di Indonesia ……….. 13

2.1.4 Konsep Mempertahankan Kemerdekaan………. 17

2.1.5 Konsep Bandung Utara……… 18

2.2 Tinjauan Pustaka………. 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 27

3.1 Pendekatan Penelitian……….. 27

3.2 Metode Penelitian……… 28

3.3 Teknik Penelitian………. 30


(5)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian………... 30

3.3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian……… 32

3.3.1.3 Mengurus Perizinan………... 33

3.3.1.4 Menyiapkan Perlengkapan Penelitian……… 34

3.3.1.5 Konsultasi……….. 34

3.3.2 Pelaksanaan Penelitian ………. 35

3.3.2.1 Pencarian dan Pengumpulan Sumber (Heuristik)……….. 35

3.3.2.1.1 Pengumpulan Sumber Tertulis……… 35

3.3.2.1.2 Pengumpulan Sumber Lisan………... 37

3.3.2.2 Kritik Sumber……….………38

3.3.2.2.1 Kritik Eksternal………... 39

3.3.2.2.2 Kritik Internal………. 40

3.3.3 Interpretasi ………... 42

3.3.4 Historiografi……….. 43

BAB IV PERANAN KOLONEL SUKANDA BRATAMANGGALA DAN RADEN MAS SEWAKA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI BANDUNG UTARA TAHUN 1945-1948………46

4.1 Deskripsi Lokasi dan Masyarakat Bandung Utara……….. 46

4.2 Situasi dan Kondisi Bandung Utara Sekitar Awal Revolusi Kemerdekaan Tahun 1945-1948……….. 51

4.3 Latar Belakang Kehidupan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka…….. 64

4.3 Proses Perlawanan Tokoh Militer dan Sipil di Bandung Utara Terhadap Pihak Sekutu Tahun 1945-1948………. 68

4.4 Dampak Perlawanan Tokoh Militer dan Sipil di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Terhadap Sekutu……….. 79

4.5 Pembahasan……… 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 89


(6)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948


(7)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GAMBAR 1 ……….48

GAMBAR 2………..65

GAMBAR 3………..68

GAMBAR 4………..70


(8)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948


(9)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber Literatur

Abdullah, T. (1990). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Adeng, (1995). Peranan Desa Dalam Perjuangan Kemerdekaan: Studi Kasus

Keterlibatan Beberapa Desa Di Daerah Bandung dan Sekitarnya Tahun 1945-1946. Jakarta: Depdikbud.

Anderson, B. (1988). Revolusi Pemoeda: Pendudukan Jepang Dan Perlawanan

Di Jawa 1944-1946. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Cribb, R. (1990). Gangster and Revolutinaries, The Jakarta People’s Militia and

the Indonesian Revolution 1945-1949. Asian Studies Association fo

Australia, Australia: Southeast Asia Publications Series. Djajusman. (1986). Bandung Lautan Api. Bandung: Angkasa.

Djuhartono, (1965). Wedjangan revolusi karya Bung Karno. Jakarta: Jajasan Penjebar Pantjasila.

DisjarahDAM VI/Siliwangi. (1979). Siliwangi dari Masa ke Masa. Bandung: Angkasa.

Ekadjati, E.S. (1980). Sejarah Revolusi Kemerdekaan Rakyat Jawa Barat. Jakarta: Proyek Invetarisasi dan Dokumen Daerah Pusat Penelitian Sejarah dan Kebudayaan-Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gottschlak, L. (1975). Mengerti Sejarah: Pengantar Metode Sejarah. Jakarta: Yayasan Penerbit UI.

Hassan, M.Z. (1980). Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri. Jakarta: Bulan Bintang.

Herdiansyah, H. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Husaeni, E.N. (2008). Peranan Laswi Jawa Barat Pada Masa Revolusi

Kemerdekaan (1945-1947). Skripsi Fakultas Sastra UNPAD Jatinangor.

Ismaun. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung: FPIPS IKIP Bandung.

Kartodirdjo. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


(10)

Kosoh S, dkk. (1994). Sejarah Daerah Jawa Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Jakarta.

Lubis, N.H. (2003). Sejarah Tatar Sunda Jilid 2. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.

Matanasi, P. (2007). KNIL Bom Waktu Tinggalan Belanda. Yogyakarta: Media Pressindo.

Muhaimin, Y. (1982). Perkembangan Militer Dalam Politik di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nasution, A.H (1977). Sekitar Perang Kemerdekaan Jilid II Diplomasi atau

Bertempur. Bandung: Angkasa.

Nasution, A.H. (1982). Memenuhi Panggilan Tugas Jilid I: Kenangan Masa

Muda. Jakarta: Gunung Agung

Notosusanto, N. (1984). Pejuang dan Prajurit; Konsep dan Implementasi

Dwifungsi ABRI. Jakarta: Sinar Harapan.

Notosusanto, N. (1968). Sedjarah dan Hankam. Djakarta: Departemen Pertahanan dan Keamanan, Lembaga Sejarah Hankam.

Notosusanto, N. (1979). Tentara Peta Pada Jaman Pendudukan Jepang Di

Indonesia. Jakarta: Gramedia

Poesponegoro, M.D. dan Notosusanto, N. (1993). Sejarah Nasional Indonesia

Jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka.

Prabowo, H. (2012). Perspektive Marxisme Tan Malaka: Teori dan Praksis

Menuju Republik. Yogyakarta: Jendela.

Pringgodigdo. (1986). Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat

Reid, A. R. S. (1996). Revolusi Nasional Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Rickleft, M.C. (1991). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Rudini. (2012). Dari Isola ke Bumi Siliwangi. Bandung: Komodo Book


(11)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saryono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Merdeka.

Sewaka. (1955). Tjorat-Tjaret dari djaman ke djaman. Bandung. Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Simatupang, T.B. (1981). Metodologi Ilmu Perang di Indonesia. Jakarta: Kinta. Smail, J. R.W. (2011). Bandung Awal Revolusi: 1945-1946 (Bandung in The

Early Revolution, 1945-1946). Jakarta: Ka Bandung

Soebardjo, A. (1978). Lahirnya Republik Indonesia. Jakarta: Kinta.

Sumantri, M. (1995). Risalah Perjuangan Kemerdekaan Di Daerah Bandung

Utara – Karawang Timur dalam Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949. Bandung: Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan PGRI Daerah

Tingkat I Jawa Barat.

Sundhaussen, U. (1986). Politik Militer Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi

Fungsi ABRI. Jakarta: LP3ES.

Team Sejarah KODAM VI Siliwangi. (1982). Peristiwa Bandung Lautan Api

Tanggal 24 Maret 1946. Bandung

Tim Penerangan Umum. (1972). Sedjarah Djawa Barat Suatu Tanggapan. Bandung: Pemerintah Daerah Djawa Barat.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Zeid, M. (2003). Kepialangan Politik dan Revolusi Palembang 1900-1950. Jakarta: LP3ES.

Sumber Jurnal

Zuhdi, S. (2003). Antara Sewaka dan Soeria Kartalegawa: Dinamika Politik

Pemerintahan Di Jawa Barat Pada Masa Revolusi Indonesia. Jurnal

Historia No 7 Vol.IV (79-96). Sumber Skripsi

Junaidi, Gin Gin. (2012). Konflik antara tentara Indonesia dan Majelis Persatuan

Perjuangan Priangan (MPPP) Pada masa Revolusi Kemerdekaan di Jawa Barat (1945-1949). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia


(12)

Supriyanto, (1986). Hizbullah Bandung Pada Awal Revolusi Tahun 1945-1947. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sumber Internet

Wikipedia diakses pada tanggal 11 Februari 2014

http://id.wikipedia.org/wiki/Warga_sipil (diakses pada hari senin tanggal 24 februari 2014).

http//www.google.co.id/Sewaka (diakses pada hari minggu 27 Juli 2014) http//www.google.co.id/Isola (diakses pada hari minggu 27 Juli 2014)

Jahidi, Idi yang diakses dari http://www.google.com/url (diakses pada hari senin tanggal 24 februari 2014).

Undang – Undang TNI (Online) tersedia di http://www.google.co.id/UUTNI diakses tanggal 25 Februari 2014.

Sumber Wawancara


(13)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya pernah di kenal sebagai Parijs of Java oleh Raffles. Dalam pembagian wilayahnya, Kota Bandung pada awalnya terbagi ke dalam tiga wilayah yaitu

“Di bagian selatan jalan utama adalah kota yang lebih tua, terpusat pada

alun-alun dimana kantor dan kediaman Bupati. Berikutnya, diantara jalan utama dan jalur kereta api serta di sisi utara jalur kereta api adalah wilayah perdagangan utama. Di sebelah barat alun-alun terletak pasar utama kota (Pasar Baru) dan di sebelah timur alun-alun terletak kawasan perkotaan tempat orang Eropa, lengkap dengan toko-toko, hotel dan kantor. Terakhir kawasan sebelah utara dan timur wilayah perdagangan tersebut adalah wilayah pinggiran tempat orang Eropa yang sebagian besar di bangun pada periode 1920an dan 1930an. Di wilayah ini terdapat sebagian besar sekolah, Sekolah Tinggi Teknik dan beberapa bangunan kantor yang penting (Smail, 2011: 3-4).”

Pada konteks saat ini Kota Bandung telah menjadi kota pariwisata semenjak dibukanya jalan tol Cipularang, menjadi salah satu daerah yang dikunjunginya adalah kawasan Bandung Utara, karena selain terdapat F.O, ada juga tempat bersejarah seperti Gedung Sate yang menjadi tempat pemerintahan Propinsi Jawa Barat dan juga ada tugu Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.

Nampaknya Bandung Utara ini mempunyai sebuah sejarah yang mungkin banyak orang Bandung sendiri tidak mengetahui persis peristiwa apa saja yang terjadi di Bandung Utara. Peristiwa ini dimulai dari sekitar tahun 1945 di Jakarta mulai adanya pergantian kekuasaan dari Jepang ke Indonesia. Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta mulai membacakan naskah Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 yang menandakan Indonesia telah merdeka dan lepas dari penjajahan Negara asing termasuk daerah di sekitarnya dalam hal ini Kota Bandung.


(14)

Setelah proklamasi kemerdekaan dengan melalui sidang PPKI 1 pada tanggal 18 Agustus 1945 mulai diangkatnya Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Guna mengantisipasi datangnya tentara sekutu yang ingin menjajah kembali Indonesia. Kemudian untuk memperkuat pertahanan dalam negeri karena khawatir akan timbul kembali serangan dari Negara asing maka mulai di bentuk badan pertahanan Badan Keamanan Rakyat yang Badan Keamanan Rakyat yang dibentuk dan disahkan oleh pemerintah ini pada tanggal 30 Agustus 1945.

“Badan Keamanan Rakyat ini disahkan oleh pemerintah pada tanggal 30

Agustus 1945. Badan ini bukan tentara akan tetapi adalah sebuah badan atau Korps Pejuang Bersenjata, dengan tujuan untuk menjamin kententraman umum. BKR ini merupakan bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang yang pusatnya didirikan pada tanggal 20 Agustus 1945 (DisjarahDAM VI/Siliwangi, 1979: 11)”

Selain dibentuknya Badan Keamanan Rakyat oleh pemerintah, terdapat juga beberapa badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat seperti Badan-Badan Kelasykaran Hizbullah, Fisabilillah, Pemuda Republik Indonesia dan sebagainya. Namun ketika BKR dengan badan Kelasykaran berjalan beriringan maka menimbulkan ketidak sepahaman. Maka pada tanggal 5 Oktober 1945 mulai dibentuk Tentara Keamanan Rakyat. Pembentukan Tentara Keamanan Rakyat ini berdasarkan Maklumat Pemerintah RI No 6 yaitu Tentara Keamanan Rakyat dibentuk untuk memperkuat perasaan Keamanan umum, maka diadakan satu Tentara Keamanan Rakyat oleh Ir. Soekarno (DisjarahDAM VI/ Siliwangi 1979:29). Sedangkan untuk keanggotaan dari Tentara Kemanan Rakyat menurut Ketua Komiter Nasional Pusat, Mr. Kasman Singodimejo diantara lain :

“Untuk menjaga keamanan rakyat pada dewasa ini, oleh Presiden

Republik Indonesia telah diperintahkan pembentukan Tentara Keamanan Rakyat. Tentara ini terdiri atas rakyat Indonesia yang berperasaan penuh tanggung jawab atas keamanan masyarakat Indonesia dan guna menjaga kehormatan Negara Republik Indonesia. pemuda dan lain-lainnya yang tegap-sentosa badan dan jiwanya, bekas prajurit PETA, prajurit


(15)

Hindia-Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Belanda dan Heiho, Kaigun-Heiho, Barisan Pemuda, Hisbullah, pelopor, dan lain-lainnya baik yang sudah maupun yang belum pernah memperoleh latihan militer, supaya selekas-lekasnya mendaftarkan diri pada kantor BKR di ibu kota kabupaten masing-masing, atau pada badan lain-lainnya yang ditunjuk oleh Presiden (Kepala Daerah) atau wakilnya Merdeka ! (DisjarahDAM VI/ Siliwangi 1979: 30)”

Pembentukan-pembentukan Tentara Keamanan Rakyat ini terbagi dalam Komandemen-komandemen yang di dalamnya terdapat beberapa divisi. Komandemen Jawa Barat meliputi wilayah Jawa Barat dan Jakarta Raya. (DisjarahDAM VI/ Siliwangi 1979: 31). Komandemen ini membawahi sekitar 13 Resimen di seluruh wilayah Jawa Barat.

Situasi politik di Indonesia pada awal kemerdekaan mengalami ketidakstabilan. Pada saat itu tepatnya tanggal 12 Oktober 1945 mulai masuknya tentara Sekutu yang di pimpin oleh Brigade Mc. Donald dari Divisi ke 23 ke Kota Bandung dengan menggunakan kereta api (DisjarahDAM VI/ Siliwangi 1979: 42). Pada awalnya tentara sekutu datang ke Bandung ini bertujuan untuk membebaskan tentara sekutu yang ditahan pada masa penjajahan Jepang. Namun ketika militer Indonesia mengetahui bahwa ada kepentingan Belanda untuk menjajah kembali maka timbul perlawanan dari Masyarakat dan Militer.

Mulailah beberapa pertempuran yang terjadi di Kota Bandung Utara seperti penyerbuan kedudukan-kedudukan sekutu oleh Batalyon II Resimen 9 di kompleks – kompleks UNPAD pada tanggal 1 Desember 1945, pada tanggal 6 Desember Bandung Utara mengalami penyerbuan oleh TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Batalyon I Res. Kompi Slamet dan badan perjuangan (DisjarahDAM VI/ Siliwangi 1979: 46).

Setelah tahun 1946 pun keadaan di Indonesia khususnya di Bandung sedang tidak stabil karena pendudukan Tentara Netherlands Indies Civil

Administration (NICA) Belanda yang tetap bersikukuh untuk mengambil alih

kekuasaan. Di Bandung pada tahun 1946 ini berlanjut penyerbuan oleh tentara dibawah Kolonel Nasution yang sedang bertugas hingga pada tanggal 24 Maret 1946 beliau menginstruksikan kepada penduduk Bandung untuk mengosongkan


(16)

rumahnya lalu kemudian di bakar hingga peristiwa tersebut disebut Bandung Lautan Api.

Pasca peristiwa Bandung Lautan Api inilah perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan di Indonesia tidak berhenti sampai disitu. Keadaan keamanan di Indonesia khususnya di Jawa Barat sedang tidak stabil inilah para pejuang untuk ekstra keras berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Ketika perjuangan dengan cara diplomatis mengalami kegagalan yaitu pada perjanjian Linggarjati tanggal 27 Maret 1947 ini memunculkan Agresi Militer I oleh Belanda untuk menguasai kembali Indonesia. Agresi Militer Belanda I yang terjadi pada tanggal 21 Juli 1947 ini mencari sasaran tempat ekonomi yang subur salah satunya di daerah Jawa Barat pada umumnya dan Kota Bandung khususnya.

Agresi Militer Belanda yang pertama atau sering pula disebut Perang Kemerdekaan I (21 Juli 1947) terutama ditujukkan ke basis-basis pertahanan TNI dikota-kota dan sasaran ekonominya ditujukkan ke daerah-daerah yang subur, dimana terdapat pusat-pusat perusahaan Belanda dan perusahaan asing lainnya. Dengan kekuatan angkatan perang yang lengkap, pihak Belanda telah menghancurkan pertahanan TNI yang terdapat dikota-kota Jawa Barat mulai dari Bogor, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Subang, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Sumedang dan Cirebon (Tim Penerangan Umum. 1972: 289).

Setelah peristiwa Agresi Militer Belanda I terjadi, pertahanan TNI di Jawa Barat pun mengalami kehancuran, namun pasukan tentaranya sendiri belum dapat di binasakan (Tim Penerangan Umum. 1972: 290). Pada tanggal 8 Desember 1947 Indonesia dan Belanda melakukan perundingan di atas Kapal Renville milik Amerika yang kemudian perundingan tersebut dinamakan Perundingan Renville yang membahas mengenai batas wilayah Indonesia setelah terjadinya Agresi Militer Belanda I, ini yang merugikan pihak Indonesia karena hasil dari Perundingan Renville ini menyebabkan Indonesia memindahkan Ibukota dari Jakarta ke Yogyakarta dan Jawa Barat sendiri berubah menjadi Negara Pasundan di bawah kekuasan Van Mook. Hal ini yang menyebabkan kekecewaan Tentara


(17)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Divisi Siliwangi yang berjuang di Jawa Barat harus hijrah ke Jawa Tengah dengan melakukan Long March demi mempertahankan Kemerdekaan di Indonesia. Pada tahun 1948 pun Belanda kembali menyerang ke Yogyakarta dengan Agresi Militer Belanda II nya sehingga perjanjian Renville ini kembali dilanggar oleh pihak Belanda maka tentara Divisi Siliwangi bebas untuk kembali ke Jawa Barat (Tim Penerangan Umum. 1972: 293).

Dari perjalanan sejarah Jawa Barat khususnya Bandung Utara pada kurun waktu 1945-1948 ini tak lepas dari adanya peranan berbagai kalangan baik dari kalangan militer dalam hal ini Tentara Keamanan Rakyat hingga Tentara Nasional Indonesia dan kalangan Sipil yaitu masyarakat yang ikut membantu jalannya revolusi untuk mempertahankan kemerdekaan di Indonesia khususnya di Bandung Utara. Penulis tertarik untuk mengkaji peranan dari militer dan sipil ini karena tanpa peranan mereka, mungkin hingga saat ini Indonesia tidak akan lepas dari kekuasaan Belanda. Tokoh Militer dan Sipil yang akan penulis angkat untuk menjadi kajian penelitian ini adalah Kolonel Sukanda Bratamanggala sebagai Tokoh Militer, dan Tokoh Sipilnya penulis tertarik untuk mengangkat tokoh Raden Mas Sewaka karena beliau sebagai Gubernur Jawa Barat mengetahui bagaimana peristiwa yang terjadi di Jawa Barat khususnya Bandung Utara pada kurun waktu tahun 1945-1948.

Pada umumnya kajian sejarah lokal ini kurang diminati oleh para peneliti sejarah dengan alasan berdampak kecil bagi masyarakat sekitar maka banyak asumsi yang dikemukakan oleh para peneliti bila peristiwa yang lingkupnya kecil umumnya tidak menarik dan kurang penting, karena tidak mempunyai dampak secara skala nasional atau representatif bagi perkembangan nasional (Kartodirdjo, 1992 : 73-74). Maka dengan demikian, penulis tertarik untuk menulis judul Penelitian “Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948”.


(18)

1.2Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas, terdapat beberapa permasalahan yang akan menjadi kajian dalam penulisan skripsi ini. Adapun permasalahan

pokoknya adalah “Bagaimana Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka

Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Kota Bandung Tahun 1945-1948 ?” dengan Batasan Masalahnya adalah :

1. Bagaimana Situasi dan Kondisi Awal Kota Bandung pada tahun 1945-1948?

2. Bagaimana Jalannya Perlawanan Kolonel Sukanda dan Raden Mas Sewaka Dalam Mempertahankan Kemerdekaan terhadap pihak Sekutu di Bandung Utara Tahun 1945-1948?

3. Bagaimana dampak dari adanya Peranan Kolonel Sukanda dan Raden Mas Sewaka Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Bandung Utara Tahun 1945-1948 ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan dan batasan masalah ini, tujuan penulisan skripsi ini adalah :

1. Menjelaskan Situasi dan Kondisi Awal Kota Bandung pada Tahun 1945-1948.

2. Menjelaskan Jalannya Perlawanan Kolonel Sukanda dan Raden Mas Sewaka Dalam Mempertahankan Kemerdekaan terhadap pihak Sekutu di Bandung Utara Tahun 1945-1948.

3. Menjelaskan dampak dari Peranan Kolonel Sukanda dan Raden Mas Sewaka Bandung utara dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948.


(19)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan gambaran umum mengenai keadaan sosial politik pasca kemerdekaan Republik Indonesia dan Perjuangan Fisik pada masa revolusi di Bandung.

2. Memaparkan jalannya pertempuran Palagan Bandung yang terjadi di Bandung Utara dari latar belakang, proses terjadinya, dan dampaknya. 3. Menambah kajian sejarah lokal di Kota Bandung selain dari Bandung

Lautan Api.

4. Menambah pengetahuan Masyarakat Kota Bandung untuk mendalami peristiwa sejarah yang terjadi di Bandung

5. Menambah kajian materi Kelas XII IPS mengenai Revolusi Fisik yang terjadi di Indonesia sesuai dengan Standar Kompetensi 1. Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde Baru Kompetensi Dasar 1.1 Menganalisis peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Pembentukan pemerintahan Indonesia

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memudahkan penulis dalam penelitian skripsi ini, maka disusunlah struktur organisasi skripsi sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini akan diuraikan secara terperinci mengenai latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, metode penulisan, serta struktur organisasi skripsi.

Bab II Tinjauan Pustaka, dalam bab ini akan dipaparkan mengenai berbagai topik pembahasan yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. Tentunya berbagai sumber-sumber literatur ini akan lebih dijelaskan disini.

Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini penulis mulai melakukan penelitian mengenai rumusan dan batasan masalah yang telah di buat. Pada bab ini akan di paparkan bagaimana tahapan-tahapan dalam melakukan sebuah penelitian.


(20)

Semua prosedur serta tahapan-tahapan penelitian mulai dari tahap persiapan sampai penelitian berakhir akan diuraikan secara terperinci.

Bab IV Pembahasan, Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan mengenai hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Dalam pembahasan ini akan dibahas sesuai dengan judul penelitian mengenai “Peranan Tokoh Militer dan Sipil Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Indonesia Tahun 1945-1948.”

Bab V Kesimpulan, dalam tahap ini penulis menuangkan interpretasi setelah menganalisis hasil penelitian tersebut berisi sebuah kesimpulan secara menyeluruh dan menggambarkan Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948.

Daftar Pustaka, pada bagian ini dituliskan berbagai sumber tertulis, maupun sumber-sumber cetak berupa buku, arsip


(21)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi “Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948”. Permasalahan yang akan dikaji adalah mengenai bagaimana situasi dan kondisi Bandung Utara pada tahun 1945-1948, proses terjadinya pertempuran di Bandung Utara oleh Sukanda Bratamanggala dan Sewaka dalam mempertahankan kemerdekaan dari tentara sekutu yang ingin mengambil alih kembali daerah jajahannya dan bagaimana dampak dari adanya peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka di Bandung Utara dalam mempertahankan kemerdekaan.

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang akan penulis gunakan adalah secara kualitatif. Penelitan kualitatif menurut Creswell adalah :

Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analizes words, report detailed views of information, and conducts the study in a natural setting (Herdiansyah, 2010:8).

Selain dari Creswell, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kualitatif (Saryono, 2010:1).

Dari dua pendapat diatas mengenai pendekatan penelitian secara kualitatif dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan penelitian secara kualitatif


(22)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

adalah metode penelitian yang berlandaskan kepada filsafat Positivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.

Dalam hal ini penggunaan pendekatan penelitian secara kualitatif dalam penelitian peristiwa sejarah yang terjadi ini menggunakan salah satu metode yaitu dengan metode historis. Alat pengumpulan data dalam pendekatan penelitian secara kualitatif ini dengan wawancara, studi literatur, dan sebagainya.

Penelitian yang akan penulis gunakan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengambil sumber secara studi literatur dan wawancara. Penulis mengumpulkan beberapa literatur baik berupa buku maupun arsip untuk menggali informasi mengenai Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka di Bandung Utara dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948, dan melakukan wawancara untuk melengkapi informasi yang tidak tercantum pada sumber literatur dan kemudian menyusunnya sehingga menghasilkan sebuah rangkaian peristiwa yang sistematis dan dapat memberikan informasi kepada penulis tentang kajian yang akan penulis ambil.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan oleh penulis adalah metode historis yaitu suatu proses menguji, menjelaskan, dan menganalisis (Gosttchlak, 1975: 32). Disamping itu menurut Sjamsuddin (2007: 14) metode historis merupakan sebuah proses pengkajian, penjelasan, dan penganalisaan secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau. Dari kedua pengertian diatas, penulis berpendapat bahwa metode historis yang digunakan ini diambil dari data dan fakta yang berasal dari masa lampau sehingga harus dipertimbangkan dengan cara di analisis agar tingkat kebenarannya dapat tergambarkan dengan baik.

Oleh karena itu, penulis menggunakan metode ini karena data dan fakta yang dibutuhkan sebagai sumber proposal penelitian ini berasal dari masa lampau. Dengan demikian, metode sejarah merupakan metode yang paling cocok dengan penulisan ini karena data-data yang dibutuhkan berasal dari masa lampau. Khususnya mengenai fenomena sejarah yang terjadi pada masa Revolusi Fisik di Bandung Utara.


(23)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun langkah-langkah yang akan digunakan oleh penulis untuk mendapatkan sumber mengenai penelitian yang tercakup dalam penelitian dengan menggunakan metode historis (Ismaun: 2005) adalah sebagai berikut:

1. Heuristik, merupakan kegiatan mencari, menemukan, dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah baik sumber primer maupun sumber sekunder. Untuk penulisan skripsi ini, penulis lebih menekankan kepada studi literatur. Penulis mencari berbagai sumber Perpustakaan UPI, Perpustakaan Daerah Jawa Barat, Mencari ke Arsip Daerah Jawa Barat, Perpustakaan Dinas Sejarah, Museum Mandala Wangsit, Perpustakaan Universitas Indonesia, Perpustakaan Batu Api, Paguyuban Pasundan.

2. Kritik Sumber, merupakan tahapan penulisan dalam menilai hasil pengumpulan sumber literatur secara kritis. Pada tahap ini, penulis melakukan kritik mengenai sumber yang di dapat. Ada dua proses dalam melakukan kritik sumber yaitu melakukan kritik secara eksternal dan internal. Dalam kritik eksternal, penulis menguji sumber-sumber literatur dengan cara membandingkan satu sama lainnya. Dan dalam kritik internal, penulis menguji isi dari literatur tersebut relevan atau tidak.

3. Interpretasi, merupakan tahap menafsiran berbagai fakta-fakta yang telah terkumpul setelah sebelumnya dipilah-pilah melalui kritik sumber. Dalam tahap ini, penulis mencoba menafsirkan setiap literatur dan hasil wawancara yang berhubungan dengan Peranan Tokoh Militer dan Sipil di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1949.

4. Historiografi, merupakan tahap terakhir dari hasil penelitian. Dalam tahap ini, penulis menyusun berbagai fakta-fakta yang sebelumnya telah di interpretasi menjadi sebuah skripsi yang utuh. Sehingga dihasilkan suatu penulisan yang logis dan sistematis. Dengan demikian akan


(24)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

diperoleh menjadi suatu karya tulis ilmiahnya dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam upaya untuk merekonstruksi peristiwa sejarah menjadi objek kajian penulis, cara mengumpulkan data dan fakta dilakukan dengan cara memperoleh informasi dari buku dan dokumen serta dilengkapi wawancara dengan sumber yang relevan dengan masalah yang akan di kaji penulis. Penggunaan wawancara sebagai teknik untuk mengumpulkan data dapat dipertimbangkan atas bahwa periode penelitian kajian ini masih memiliki kesempatan untuk didapatkannya sumber lisan mengenai Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Indonesia Tahun 1945-1948 dari situasi dan kondisi Bandung Utara pada tahun 1945-1948, lalu proses terjadi pertempurannya oleh Sukanda Bratamanggala dan Sewaka dan dampak dari adanya peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka dalam mempertahankan pertempuran di Bandung Utara pada kurun waktu 1945-1948. Pertimbangan lain adalah pelaku yang mengalami, menyaksikan, melihat, dan merasakan pada peristiwa di masa lampau khususnya pada objek yang akan di kaji pada penelitian ini. Selain itu untuk mempertajam analisis diatas, penulis mencoba untuk menggunakan ilmu-ilmu sosial.

Berdasarkan uraian tersebut, penyusunan skripsi ini akan dijabarkan menjadi empat langkah kerja penelitian sejarah. Keempat langkah tersebut akan dibagi kedalam tiga bagian, yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan laporan penelitian.

3.3 Teknik Penelitian

Dalam teknik penelitian ini merupakan sebuah proses yang sangat penting dalam suatu penelitian. Melalui tahapan ini penulis memperoleh data serta fakta yang dibutuhkan untuk penyusunan karya tulis ilmiah. Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam tahapan ini adalah sebagai berikut:


(25)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada persiapan penelitian ini terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, antara lain :

3.3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian

Tahap penelitian dan pengajuan tema penelitian ini merupakan tahap awal penelitan dengan mengajukan rancangan judul penelitian kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS). Proses pemilihan tema penelitian

ini dengan cara observasi lapangan ke “Monumen Perjuangan Rakyat Jawa

Barat” yang merupakan salah satu tempat yang menjadi perjuangan tentara

keamanan rakyat dalam menyerbu sekutu di Bandung Utara. Penulis mencoba untuk menggali informasi lebih jauh mengenai Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat kepada penjaga disana namun informasi yang didapat kurang lalu penulis mencoba mencari literatur mengenai Siliwangi dari Masa ke Masa atas rekomendasi Bapak R. H Achmad Iriyadi sewaktu sharing tentang peristiwa sejarah yang terjadi di Bandung. Pada akhirnya penulis memutuskan untuk mencoba untuk mengkaji penelitian di Bandung Utara.

Setelah penulis melakukan penelitian, penulis mencoba untuk berkonsultasi dengan Bapak Drs. H. Ayi Budi Santosa, M.Hum selaku ketua TPPS mengenai calon judul yang saya ajukan pada bulan Agustus 2013 yang pada waktu itu penulis mencoba mengajukan proposal skripsi

yaitu “Palagan Bandung: Peranan Tentara Keamanan Rakyat Komandemen I Jawa Barat Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Di Kota Bandung 1945-1946”, namun dari judul proposal penelitian yang penulis ajukan, beliau menanyakan peristiwa apakah yang akan diangkat lalu kemudian wilayah mana yang akan fokus menjadi objek kajian penelitian ini dan untuk Palagan Bandung nya dihapus saja.

Setelah mengalami beberapa perbaikan ketika penulis berkonsultasi dengan Bapak Drs. H. Ayi Budi Santosa, M.Hum ini, penulis pada


(26)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Mempertahankan Kemerdekaan Di Bandung Utara 1945-1946” pada

bulan September 2013. Kemudian setelah berkonsultasi, penulis mengajukan judul proposal penelitian ke TPPS melalui Bapak Teuku Bahagia Kesuma, S.Pd sekitar bulan Oktober namun ada satu dan lain hal penulis pun mendaftar proposal penelitian ke Bapak Drs. H. Ayi Budi Santosa, M.Hum dengan daftar urutan ke 86.


(27)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Penyusunan rancangan penelitian ini merupakan kerangka dasar yang menjadi sebuah acuan untuk menyusun laporan penelitan. Rancangan penelitian ini kemudian diserahkan kepada TPPS untuk dipresentasikan dalam seminar yang menentukan untuk berlanjut kepada penyusunan skripsi kedepannya.

Rancangan ini berupa proposal skripsi yang diajukan kembali kepada TPPS. Proposal skripsi ini pada dasarnya memuat hal-hal sebagai berikut:

1. Judul Penelitian

2. Latar Belakang Masalah 3. Rumusan dan Batasan Masalah 4. Tujuan Penelitian

5. Manfaat Penelitan 6. Tinjauan Pustaka

7. Metodologi dan Teknik Penelitian 8. Struktur Organisasi Skripsi 9. Daftar Pustaka

Rancangan Penelitian tersebut di presentasikan pada hari Kamis tanggal 5 Desember 2013. Di dalam seminar ini para calon dosen yang hadir yaitu Bapak Dr. Encep Supriyatna,M.Pd sebagai pembimbing II mengarahkan dan memberi masukan mengenai Judul Penelitian yaitu masyarakat yang mana didalam judul yang penulis ajukkan, kemudian kurun waktu yang hanya setahun apakah cukup dan tempat peristiwanya mengambil di daerah mana. dan rancangan penelitiannya yang telah diajukan oleh penulis. Selain dari calon dosen pembimbing, dosen lain pun memberikan tanggapan seperti dari Bapak Drs. Tarunasena M, M.Pd yang mengarahkan kepada biografi dari Bapak Kapten Abdul Hamid, Sersan Bajuri, Sersan Surip. Setelah penulis mendapatkan kritik mengenai judul proposal skripsi ini, penulis pun mencoba berkonsultasi dengan Bapak Drs. Andi Suwirta, M.Hum sebagai


(28)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

calon pembimbing I skripsi pada hari senin tanggal 8 Desember 2013 mendapat masukan mengenai fokus dari masyarakat umum itu ke militer atau sipil, maka dari hasil konsultasi judul proposal itu mengalami beberapa perbaikan. Kemudian Setelah rancangan penelitian yang berupa proposal diperbaiki sesuai dari saran calon dosen pembimbing dan disetujui oleh calon dosen pembimbing mengenai judul dan rancangan penelitiannya. Maka hasil perbaikan proposal skripsi ini diperlihatkan kepada panitia TPPS yang kemudian judul dan rancangan proposal skripsi ini disahkan oleh Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi yaitu Bapak Ayi Budi Santosa, M.Si selaku Ketua TPPS serta Bapak Prof. Dr. H. Dadang Supardan. M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah. Pengesahan judul dan rancangan penelitian tersebut ditetapkan dengan surat keputusan dengan nomor surat 013/TPPS/JPS/PEM/2013 pada tanggal 11 Februari 2014.

Proposal ini kemudian dipertimbangkan dalam seminar proposal dan disetujui setelah adanya perbaikan-perbaikan dengan judul “Peranan Tokoh Militer dan Sipil Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Indonesia Tahun 1945-1949”.

3.3.1.3 Mengurus Perizinan

Mengurus perizinan dilakukan penulis untuk memperlancar proses penelitian. Perizinan dalam hal ini adalah berbentuk surat keterangan dan surat pengantar kepada personal ataupun instansi yang terkait. Dalam pembuatan surat izin ini terdiri dari beberapa tahap yaitu dimulai dari meminta surat pengantar ke jurusan sampai kepada Pembantu Dekan I pada hari jum’at tanggal 28 Februari 2014. setelah mendapatkan pengesahan dari Pembantu Dekan I kemudian diajukkan ke BAAK untuk mendapatkan surat izin dari Universitas yaitu dari Pembantu Rektor untuk melakukan penelitian dan menunggu selama satu minggu penulis bisa mendapatkan surat izin.


(29)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Surat izin yang penulis buat ditujukan kepada Dinas Sejarah TNI yang bertujuan untuk mencari arsip dan literatur militer yang khusus membahas tentang revolusi fisik di Bandung Utara, kemudian ke BAPUSIPDA (Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah) Jawa Barat dan Kota Bandung dengan harapan penulis mendapatkan arsip pertempuran fisik di Bandung Utara dari sudut pandang peranan Sipil, ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia) dan LVRI (Lembaga Veteran Republik Indonesia), Paguyuban Pasundan.

Tempat – tempat yang akan dikunjungi oleh penulis diatas merupakan sebagai bentuk pencarian sumber mengenai literatur yang berhubungan dengan pertempuran di Bandung Utara khususnya lebih menyoroti kepada peranan tokoh militer dan sipil. Dengan harapan ketika mengunjungi tempat diatas mendapatkan berbagai sumber baik buku maupun arsip.

3.3.1.4 Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, harus dibuat rencana rancangan penelitian yang dapat berguna bagi kelancaran dalam sebuah penelitian dengan perlengkapan penelitian. Adapun perlengkapan penelitian ini antara lain:

A. Surat pengantar dari Jurusan Pendidikan Sejarah

B. Surat izin penelitian dari Pembantu Rektor I UPI Bandung C. Instrument Wawancara

D. Field Note (catatan lapangan)

Untuk menyiapkan perangkat penelitian ini tidak perlu memerlukan waktu yang lama, penulis sudah mempersiapkan

3.3.1.5 Konsultasi

Konsultasi merupakan proses bimbingan penulisan laporan penelitan yang dilakukan dengan Pembimbing Skripsi I dan II. Konsultasi ini amat diperlukan langkah yang tepat dalam proses penyusunan laporan penelitian dan berdiskusi mengenai berbagai masalah yang dihadapi sehingga hasil yang diharapkan sesuai dengan ketentuan.


(30)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Proses bimbingan dengan Pembimbing I dan II ini dilakukan secara berkesinambungan. Konsultasi dengan pembimbing I dimulai sejak tanggal 13 Januari 2014 di Kampus. Sedangkan konsultasi dengan Pembimbing II dimulai sejak tanggal 15 Januari 2014 di Kampus. Dari Hasil konsultasi dengan Pembimbing I dan II ini, penulis mendapat arahan atau masukan yang membantu untuk melakukan penelitian ini. Sehingga dari hasil tersebut, penulis tidak merasa kebingungan untuk meneliti tentang skripsi ini dan dalam proses bimbingan pun, penulis mendapatkan motivasi yang lebih untuk mengerjakan skripsi ini karena diberi pengarahan yang dapat memudahkan penulis. Materi yang di konsultasikan dimulai dari judul, bab I (pendahuluan), bab II (tinjauan pustaka), bab III (metodologi penelitian), bab IV (pembahasan), dan bab V (kesimpulan), serta abstrak.

Jadwal konsultasi bersifat bebas dan fleksibel, dan dalam setiap pertemuan membahas satu atau dua bab yang diajukan, revisi, maupun konsultasi sumber, baik berupa buku literatur maupun arsip. Konsultasi satu bab biasanya harus sampai beberapa kali dan tidak cukup dengan satu kali bimbingan. Hal ini dikarenakan masih adanya kekurangan yang harus ditambahkan dan harus diperbaiki oleh peneliti. Konsultasi harus dilakukan sampai semua bab selesai dan penulisannya benar sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Setiap hasil dan penulisan diajukan pada pertemuan dengan masing-masing pembimbing dan tercatat dalam lembar lembar frekuensi bimbingan.

3.3.2 Pelaksanaan Penelitian

3.3.2.1 Pencarian dan Pengumpulan Sumber (Heuristik) 3.3.2.1.1 Pengumpulan Sumber Tertulis

Pada tahap ini mulai dilakukan berbagai pencarian sumber tertulis yang berkaitan dengan penelitain yang akan dikaji. Sumber tertulis yang akan di cari tersebut dapat berupa buku literatur, arsip-arsip, artikel, dokumen, dan sumber tertulis lainnya yang dapat membantu untuk memecahkan persoalan


(31)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang akan di kaji oleh penulis. Dalam melakukan proses pencarian sumber tertulis tersebut, penulis mengunjungi perpustakaan yang terdapat di Kota Bandung dan di Jakarta. Adapun tempat-tempat yang penulis kunjungi dalam rangka pencarian dan pengumpulan sumber-sumber tertulis adalah sebagai berikut:

1. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia pada tanggal 3 Februari 2014, penulis mendapatkan sumber literatur berupa buku

Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI, Risalah Perjuangan Kemerdekaan di Daerah Bandung Utara-Karawang Timur dalam Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949. Sejarah Indonesia Baru 1200-2008, Sejarah Lokal di Indonesia. Selain buku diatas, penulis

juga mendapat sumber berupa skripsi seperti Pertempuran 4

Februari di Ciseupan Kecamatan Tanjung Siang Subang, Konflik Antara Tentara Indonesia dan Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MPPP) Pada Masa Revolusi Kemerdekaan Di Jawa Barat (1945-1949).

2. Perpustakaan Daerah Jawa Barat pada tanggal 29 Oktober 2013, penulis mendapatkan sumber literatur berupa buku Bandung Lautan

Api.

3. Perpustakaan Pribadi Batu Api pada tanggal 20 Desember 2013, penulis mendapatkan sumber literatur berupa buku Peringatan

Setahoen Peristiwa Bandoeng, Sedjarah Djawa Barat Suatu Tanggapan.

3. Perpustakaan Universitas Indonesia pada tanggal 6 Februari 2014, penulis mendapatkan sumber literatur berupa buku Sejarah Daerah

Jawa Barat, Sejarah Revolusi Kemerdekaan Rakyat Jawa Barat.

4. Perpustakaan Sejarah TNI pada tanggal 12 Februari 2014, penulis mendapatkan sumber literatur berupa buku Sekitar Perang


(32)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Kemerdekaan Jilid II Diplomasi atau Bertempur, Memenuhi Panggilan Tugas Jilid II: Kenangan Masa Gerilya.

5. Koleksi Pribadi Keluarga Sukanda Bratamanggala pada tanggal 18 Agustus 2014, penulis mendapatkan catatan-catatan yang ditulis oleh Sukanda Bratamanggala selama hidupnya.

Adapun juga dari koleksi Pribadi diantaranya adalah Raden Mas Sewaka yang berjudul Tjorat – Tjaret dari djaman ke djaman, Disjarah VI/ Siliwangi yang berjudul Siliwangi dari masa ke masa, John R.W. Smail yang berjudul Bandung Awal Revolusi 1945-1946, Dr. A.H Nasution yang berjudul Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 1: Kenangan Masa Muda dan

Sekitar Perang Kemerdekaan Jilid 1: Proklamasi. Anthony Reid yang

berjudul Revolusi Nasional Indonesia, Wild Colin dan Peter Carey yang berjudul Gelora Api Revolusi, Sebuah Antologi Sejarah.

Selain dari buku literatur, penulis juga mendapatkan sumber tertulis berupa penelitian terdahulu seperti skripsi dari Supriyanto yang berjudul

Hizbullah Bandung Pada Awal Revolusi 1945-1947 (1986), dan Herman

Effendy yang berjudul Angkatan Muda Pos Telegrap dan Telepon (AMPTT) Bandung pada masa awal revolusi (1993) yang keduanya merupakan terbitan skripsi dari Universitas Indonesia.

3.3.2.1.2 Pengumpulan Sumber Lisan

Pengumpulan sumber lisan ini mulai mencari tokoh sejarah atau kerabat dekat dari pelaku sejarah yaitu misalnya dari sanak keluarganya yang dapat memberikan informasi untuk menguatkan dari sumber literatur yang dikumpulkan. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dengan beberapa tokoh yang terkait dengan tema skripsi ini. Penggunaan metode wawancara yang dilakukan oleh peneliti diasumsikan bahwa mungkin masih ada tokoh yang terlibat dalam pertempuran di Bandung Utara atau ada kerabat dari tokoh yang akan di teliti yang masih hidup dan bersedia untuk berbagi informasinya untuk melengkapi hasil kajian yang akan penulis susun dalam skripsi ini.


(33)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara pada penggolongannya terbagi menjadi dua jenis yaitu wawancara yang berstruktur atau berencana yaitu wawancara yang berdasarkan pada pedoman wawancara yang terdapat dalam instrument penelitian terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun sebelumnya dengan maksud untuk mengontrol dan mengukur isi wawancara agar tidak menyumpang dari pokok permasalahan. Wawancara yang tidak terstruktur atau tidak terencana adalah wawancara yang tidak mempunyai suatu persiapan sebelumnya dari suatu daftar pertanyaan dengan susunan kata-kata dan tata urut yang tetap yang harus dipatuhi peneliti (Koentjaraningrat, 1994:138).

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara langsung, yaitu dengan mendatangi ke tempat tinggal narasumber setelah adanya kesepakatan mengenai waktunya. Narasumber yang diwawancara oleh peneliti adalah Ibu Herry Rochwati Bratamanggala (Ceu Heyi) yang berusia 62 tahun merupakan anak kandung dari tokoh militer yaitu Sukanda Bratamanggala yang menjadi objek penelitian dalam skripsi ini. Dengan dilakukannya wawancara ini bertujuan untuk menggali biografi dari tokoh Militer Sukanda Bratamanggala yang tidak tercantum sebelumnya di beberapa sumber literatur sehingga dengan informasi yang peneliti dapatkan dengan melalui wawancara ini dapat menguatkan sumber literatur.

3.3.2.2 Kritik Sumber

Setelah menyelesaikan tahap pertama yaitu tahap pencarian sumber atau Heuristik yang tertulis baik berbentuk buku, arsip, dan artikel, maka selanjutnya masuk ke tahap kedua yaitu tahap kritik. Pada tahap kritik ini dapat diartikan juga sebagai proses menilai sumber dan menilai kesesuaian, keterkaitan, dan keobjektivitasannya, dari berbagai sumber yang berhasil didapatkan dan dikumpulkan berdasarkan dengan masalah yang akan di teliti.

Setelah melakukan kegiatan pengumpulan sumber (heuristic), langkah selanjutnya adalah melaksanakan kritik sumber. Pada tahap ini, peneliti


(34)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

melakukan kritik terhadap sumber-sumber sejarah yang telah diperoleh, baik sumber utama maupun sumber penunjang lainnya. Kritik sumber dilakukan karena sumber-sumber yang diperoleh tidak dapat diterima begitu saja oleh peneliti dan tidak semua sumber memiliki tingkat kebenaran yang sama. Fungsi kritik sumber bagi sejarawan erat kaitannya dengan tujuan sejarawan itu untuk mencari kebenaran (truth). Sejarawan selalu dihadapkan dengan kebutuhan untuk membedakan apa yang benar dan apa yang tidak benar (palsu), apa yang mungkin dan apa yang meragukan atau mustahil. (Sjamsuddin, 2007:131). Dalam metode historis, kritik sumber terbagi kedalam dua macam yaitu kritik internal dan eksternal.

3.3.2.2.1 Kritik Eksternal

Kritik eksternal merupakan cara melakukan klasifikasi atau pengujian dilihat dari aspek luarnya. Kritik eksternal ialah suatu penelitian atas asal usul dari sumber suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu atau tidak (Sjamsuddin, 2007: 134)

Pada tahap kritik eksternal, peneliti menggunakan tiga rumusan dalam melakukan kritik sumber, seperti yang diungkapkan oleh Ismaun (2005: 50) bahwa kritik eksternal bertugas untuk menjawab tiga pertanyaan mengenai sumber:

1. Apakah sumber itu memang sumber yang kita kehendaki? 2. Apakah sumber itu asli atau turunan?

3. Apakah sumber itu utuh atau telah diubah-ubah?

Dalam melakukan kritik eksternal terhadap sumber-sumber tertulis yang berupa buku-buku, peneliti mengklasifikasikannya dari aspek latar belakang penulis buku tersebut untuk melihat keotentitasannya sehubungan dengan tema penelitian skripsi ini. popularitas penulis buku


(35)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan membuat tingkat kepercayaan terhadap isi buku akan semakin tinggi. dalam kritik eksternal peneliti juga memperhatikan tahun terbit sumber, beberapa buku yang peneliti gunakan memiliki tahun terbit yang dekat dengan waktu terjadinya peristiwa. Serta dari segi penulisan pun terdapat kecenderungan isi yang akan dibahas itu menjelaskan kearah mana seperti contoh dalam bukunya DisjarahDAM VI/SIliwangi (1979) yang dikeluarkan oleh kalangan militer yang berjudul Siliwangi dari

Masa ke Masa yang menceritakan berbagai pertempuran yang terjadi di

Indonesia khususnya di Bandung dengan sudut pandang lebih fokus kedalam peranan militer atau juga dari bukunya Sumantri (1995) yang berjudul Risalah Perjuangan Kemerdekaan Di Daerah Bandung Utara –

Karawang Timur dalam Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949

Karena penulis seorang tokoh veteran maka isi dari tulisannya berisi tentang perjuangan yang dilakukan oleh kelompok militer. Berbeda dengan bukunya Kosoh S (1994) yang berjudul Sejarah Daerah Jawa

Barat. Kosoh S merupakan penulis dari kalangan peneliti sehingga

penulisan yang ditulis oleh beliau isinya bersifat secara umum. 3.3.2.2.2 Kritik Internal

Pada tahap ini lebih dimaksimalkan lagi dalam meneliti sumber tertulis ini. Adapun sumber – sumber tertulis ini adalah buku – buku, artikel, arsip, dan dokumen – dokumen. Kritik yang dilakukan dalam sumber tertulis ini adalah kritik Internal. Kritik Internal menurut Sjamsuddin (2007) adalah suatu cara pengujian yang dilakukan terdapat aspek dalam, yaitu isi dan sumber. Hal ini didasarkan atas penemuan dan penyelidikan yang bahwa arti sebenarnya kesaksian itu harus dipahami sedangkan kredibilitias saksi harus ditegakkan. Oleh karena itu, sumber itu harus memiliki kredibilitas yang tinggi.

Dalam kritik internal ini seluruh sumber sejarah yang digunakan menjadi sumber tulisan dapat memberikan informasi berupa data yang


(36)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

dipilih sesuai dengan tujuan penelitian. Informasi yang didapatkan dari buku satu ini dibandingkan dengan buku yang lainnya sehingga dapat fakta-fakta yang saling melengkapi dari berbagai buku yang telah dibandingkan dan dari fakta tersebut dapat digunakan untuk mengkaji pokok permasalahan yang akan penulis ambil.

Pada kritik internal ini, penulis mencoba untuk membandingkan beberapa hasil temuan berupa sumber literatur dan mengklasifikasikannya berdasarkan konsep yang telah disusun oleh penulis. Seperti peristiwa yang terjadi di Bandung Utara menurut beberapa penulis seperti Nina Herlina Lubis (2003) yang berjudul

Sejarah Sunda Jilid II, sedangkan sumber pembandingnya adalah Kosoh

dkk. (1994) yang berjudul Sejarah Daerah Jawa Barat, Tim Penerangan Umum Badan Penelitian Jawa Barat (1972) yang berjudul Sejarah Djawa

Barat Suatu Tanggapan, serta Edi S Ekajati (1980) yang berjudul Sejarah Revolusi Kemerdekaan Rakyat Jawa Barat pada dasarnya dari

perbandingan buku diatas menjelaskan peristiwa yang terjadi di Bandung secara umum dijelaskan cukup memberikan informasi dimulai dari masuknya sekutu ke kota Bandung hingga terjadi beberapa pertempuran di Bandung khususnya di Bandung Utara. Peranan militer dan sipil dalam isi buku itu menggambarkan bagaimana perjuangannya yang gigih untuk mempertahankan kemerdekaan walaupun informasi dari isi buku diatas kurang mendetail. Kemudian isi buku diatas dibandingkan lagi dengan buku yang ditulis oleh Disjarahdam VI/ Siliwangi (1979) yang berjudul

Siliwangi dari masa ke masa, A.H Nasution yang berjudul Sekitar perang kemerdekaan jilid 2 Diplomasi atau bertempur, Jilid 3 yaitu Diplomasi sambil Bertempur, dan Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 1 mengenang Masa Muda yang membahas tentang bagaimana peristiwa

pertempuran yang terjadi di Bandung Utara setelah masuknya tentara Sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah tersebut. Ada kesesuaian


(37)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari beberapa buku diatas sehingga buku tersebut dapat dipergunakan dalam penulisan skripsi ini.

Berdasarkan dari hasil kritik internal yang telah dilakukan oleh peneliti ini, terdapat kesesuaian dari pendapat penulis sumber, meskipun latar belakang, bidang keilmuan penulis berbeda. Kesamaan pendapat dari satu sumber dengan sumber lainnya adalah kemungkinan yang bisa diperoleh dengan tindakan kritik internal.

Selain membandingkan dari sumber literatur, dalam kritik internal ini penulis mencoba untuk melakukan kritik terhadap sumber lisan dengan dinilai dari informasi yang dihasilkan oleh hasil wawancara. Selain dari penilaian dari informasi yang disampaikan, penulis juga melakukan cek informasi terhadap narasumber terkait dengan hubungan antara narasumber dengan tokoh sejarah yang diteliti.

3.3.3 Interpretasi

Interpretasi merupakan tahap memberikan penafsiran mengenai data dan fakta yang telah dikumpulkan oleh penulis. Kegiatan interpretasi ini tidak terpisahkan melainkan bersamaan (Sjamsuddin, 2007:155). Pada tahap ini, fakta-fakta yang telah dikumpulkan oleh penulis ini dipilih dan diklasifikasikan sesuai dengan permasalahan yang dikaji sehingga dapat menjawab permasalahan yang diajukan dalam Bab I. Fakta-fakta yang telah dikumpulkan ini kemudian saling dihubungkan satu dengan lainnya, sehingga fakta tersebut tidak berdiri sendiri dan menjadi satu rangkaian peristiwa yang saling berkaitan. Setelah fakta tersebut dapat dihubungkan dengan fakta yang lainnya maka rangkaian fakta tersebut diharapkan dapat merekonstruksi peristiwa sejarah yang ada di Bandung Utara pada tahun 1945-1949 dan menggambarkan bagaimana peranan tokoh militer dan sipilnya.

Dalam tahap penafsiran ini, penulis berusaha untuk menyortir atau memilah-milah fakta-fakta yang telah penulis kumpulkan dari berbagai buku yang sesuai dengan pokok bahasan, dan juga meminimalisir unsur subjektifitas dan berusaha seobjektif mungkin dalam mengungkap data dan informasi. Oleh


(38)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

karena itu dalam proses menyortir fakta-fakta yang telah ditemukan ini dianalisis terlebih dahulu dengan menguraikan sumber-sumber yang mengandung beberapa kemungkinan, kemudian disintesiskan dengan cara menyatukan data dan fakta lalu diadakan interpretasi.

Pada proses interpretasi ini, penulis menggunakan pendekatan yang bersifat interdisipliner. Artinya bahwa ilmu sejarah ini dijadikan disiplin ilmu yang utama dalam mengkaji permasalahan. Untuk membantu dalam menganalisis lebih dalam lagi, disiplin ilmu yang utama ini dibantu oleh beberapa disiplin ilmu lainnya seperti disiplin ilmu sosiologi, dan politik. Dari kedua ilmu tersebut, penulis dapat menggunakan beberapa istilah seperti pertempuran, revolusi, militer, sipil, pertempuran dalam membantu untuk mengkaji perubahan sosial politik di Bandung Utara. Dengan pendekatan ini diharapkan dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang akan di bahas dan mempermudah dalam proses penafsiran.

3.3.4 Historiografi

Langkah ini merupakan tahap terakhir dari keseluruhan prosedur didalam penelitian. Pada metode historis ini, langkah ini disebut dengan historiografi. Pada tahap ini, penulis melakukan tulisan akhir sebagai hasil dari tiga tahap yang sebelumnya seperti heuristik, kritik, dan interpretasi. Untuk memasuki tahap ini, penulis akan mengerahkan kemampuannya dalam menganalisis dan pikiran-pikiran kritis seperti menurut Sjamsuddin, (2007) :

“Untuk memasuki tahap ini sejarawan akan mengerahkan segala daya fikirannya dengan fikiran-fikiran yang kritis dan analisisnya. Sehingga pada akhirnya ia harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya ke dalam penulisan yang utuh (Sjamsuddin, 2007: 563).

Laporan hasil penelitian ini disusun secara sistematika yang merujuk kepada buku pedoman penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan oleh UPI Bandung. Sistematika penulisan skripsi terbagi menjadi lima bagian, yaitu:


(39)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini yang memuat latar belakang masalah. Disini penulis memaparkan alasan mengambil judul penelitian Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948 kemudian dengan rumusan dan batasan masalah, penulis membatasi masalah yang akan dibahas agar fokus dan tidak melebar ketika dalam pembahasannya. Lalu dibahas juga tujuan penelitian kemudian manfaat penelitian yang penulis harapkan agar penulisan skripsi ini memiliki makna dan sistem organisasi skripsi memaparkan mengenai sistematika penulisan dari skripsi yang akan penulis bahas.

Bab II Kajian Pustaka, dalam bab ini penulis mencoba menguraikan konsep-konsep yang akan digunakan di Bab IV sebagai turunan dari judul penelitian. Kemudian penulis juga mencoba untuk memaparkan sumber-sumber literatur untuk mengkaji masalah yang ada di Bab I dengan mengambil beberapa teori dan konsep dari sumber literatur baik berupa buku, arsip, maupun artikel yang membantu dalam menyusun skripsi ini.

Bab III Metode Penelitian, pada bab ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah serta tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan. Semua prosedur yang serta tahapan penelitian yang ddimulai dari persiapan penelitian sampai penulisan hasil temuan ini akan dibahas secara rinci. Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam Bab III ini adalah langkah pertama yaitu heuristik, yaitu pengumpulan sumber-sumber berupa buku, artikel, arsip, jurnal. Langkah kedua yaitu kritik sumber yang telah didapatkan, baik kritik secara intern maupun secara ekstern. Kritik intern digunakan dengan membandingkan isi dari berbagai buku yang telah diperoleh penulis. Sedangkan kritik ekstern digunakan untuk menilai keotentitas dan integritas dari sumber yang telah diperoleh. Langkah ketiga yaitu interpretasi atau penafsiran dari berbagai sumber yang telah di kritik secara intern dan ekstern sehingga menghasilkan penafsiran dengan hasil sumber yang telah di peroleh. Langkah terakhir adalah historiografi, pada tahap ini penulis mulai


(40)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

menuangkan hasil dari heuristik, kritik dan interpretasi terhadap sebuah penulisan secara sistematis.

Bab IV Merupakan Uraian dari hasil penelitian, dalam hal ini penulis mengambil judul Peranan Sukanda Bratamanggala dan Raden Mas Sewaka Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Bandung Utara. Penulis mulai menganalisis dan merekonstruksi data dan fakta yang telah diperoleh dilapangan. Tentunya penulisan bab IV ini disesuaikan dengan rumusan masalah yang terdapat di Bab I. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi lokasi terjadinya pertempuran, situasi dan kondisi Bandung Utara pada Tahun 1945-1949, proses perlawanan Sukanda Bratamanggala dan Raden Mas Sewaka di Bandung Utara terhadap pihak sekutu tahun 1945-1949, Dampak perlawanan Sukanda Bratamanggala dan Raden Mas Sewaka dalam mempertahankan Kemerdekaan tahun 1945-1949.

Bab V Kesimpulan, dalam bab ini dituangkan hasil interpretasi dari hasil penelitian yang telah di bahas. Bab ini bukan sebuah rangkuman, tetapi merupakan sebuah pemahaman peneliti dalam memecahkan masalah. Setelah penelitian ini beres, kemudian diajukan kepada pembimbing I dan II.

Daftar Pustaka, merupakan kegiatan yang mencantumkan hasil sumber tertulis yang telah diperoleh berupa buku, arsip, artikel, jurnal, penelitian terdahulu. Cara penulisan daftar pustaka berurutan secara alfabetis tanpa no urut. Sumber tertulis/tercetak yang lebih dari satu baris, ditulis dengan jarak antar-baris satu spasi, sedangkan jarak antara sumber-sumber tertulis yang saling berurutan adalah dua spasi.

Lampiran-Lampiran: berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penelitian hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah. Untuk memudahkan pembaca, setiap lampiran diberi no urut sesuai dengan urutan penggunanya dan diberi judul. Riwayat hidup memuat informasi nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, prestasi-prestasi yang pernah dicapai dan ditulis dalam bentuk uraian singkat.


(41)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu yang cukup penting untuk dibahas. Pada periode ini banyak sekali peristiwa pertempuran yang menentukkan nasib masyarakat Bandung untuk merdeka atau kembali di jajah. Dalam hal ini terdapat dua cara perjuangan yang berbeda dari tokoh militer yang di wakili oleh Sukanda Bratamanggala dan sipil yang diwakili oleh Sewaka yang terjadi di Bandung Utara. Peristiwa ini diawali oleh kedatangan Tentara Sekutu ke Bandung yang di pimpin oleh Brigade Mc Donald pada tanggal 12 Oktober 1945 yang menjadi awal adanya pertempuran yang terjadi di Bandung dan kemudian merembet ke daerah Bandung Utara yang menjadi kajian oleh penulis. Dalam hal ini terdapat tiga poin yang dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil dari rumusan masalah. Dari ketiga poin tersebut adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan dari hasil penelitian peristiwa yang terjadi di Bandung Utara pada kurun waktu 1945-1948 yang telah diuraikan di bab sebelumnya adalah peristiwa pertempuran yang terjadi di Bandung Utara pada kurun waktu 1945-1948 yang dilatarbelakangi oleh kedatangan dari Tentara Sekutu yang dipimpin oleh Brigade Mc Donald ke Bandung dengan menggunakan kereta api. Ketika pasukan sekutu datang ke Bandung, masyarakat Bandung ini telah merasakan akan adanya penjajahan kembali karena pengalaman di masa lalunya yang menderita. Dengan datangnya tentara sekutu ke Bandung pun menjadi sebuah ancaman bagi Masyarakat


(42)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Bandung yang bermukim di Bandung Utara. Maka terjadilah beberapa pertempuran melawan tentara Sekutu oleh Tentara Keamanan rakyat yang di komandoi oleh Sukanda Bratamanggala di Wilayah Bandung Utara yang wilayahnya meliputi Lembang, Dago, Cijengkol, Cihideung, Cisarua. Dengan terjadinya peristiwa pertempuran di sekitar Villa Isola yang memakan korban dengan gugurnya Kapten Abdul Hamid, Sersan Badjuri, Sersan Surip, dan Sersan Sodik. Sedangkan di wilayah Bandung Utara yang lain, terdapat juga berbagai pertempuran dengan salah satunya di sekitar Gedung Sate dan Gedung PTT yang dilakukan oleh Samsu, D. Kosasih, Satu Kompi Hizbullah, Pemuda PTT, Batalyon II Res.8 Poniman, Paryadi, Ali Hanafiah dengan satu Peleton, Pasukan-pasukan Batalyon II Res.9 Kompi Sujana dan Tatang Basyah melawan Tentara Sekutu Inggris yang menguasai Gedung Sate dan Gedung PTT. Karena disana kekuatan tidak seimbang maka gedung PTT dikuasai oleh Inggris dan telah gugur 7 pahlawan yaitu Didi Kamarga, Suhodo, Mokhtaruddin, Rana, Subengat, Susilo, dan Suryono.

2. Menyoroti peranan tokoh militer yaitu Sukanda Bratamanggala sebagai pemimpin Batalyon di Bandung Utara ini cukup menonjol ketika terjadinya pertempuran di Bandung Utara. Sukanda sebelum terjun kedalam perang kemerdekaan di Bandung ini telah mendirikan batalyon di Lembang dengan mendirikan dan membina anggota prajuritnya untuk bersiap menghadapi datangnya Sekutu. Disamping itu, dengan figur beliau sebagai pemimpin batalyon di Bandung Utara yang pengalaman militernya cukup banyak dapat menggerakan anggotanya untuk mempertahankan wilayahnya dari jajahan tentara Sekutu yang berusaha untuk mengambil alih wilayah Bandung Utara. Ketika terjadinya pertempuran seperti di sekitar Villa Isola, di Lembang hingga ke Subang (Kerawang Timur), sosok Sukanda Bratamanggala ini berperan aktif untuk membendung serangan dari Sekutu yang bergerak di daerah Bandung Tengah. Walaupun dari beberapa pertempuran yang terjadi di Bandung Utara memakan


(43)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

korban yang cukup banyak, tetapi jiwa perjuangan dari Sukanda Bratamanggala dan tokoh militer lainnya itu sangat militant karena mereka sadar mereka tidak ingin wilayah Indonesia khususnya di Bandung Utara kembali jatuh ketangan penjajah. Selain adanya peranan dari tokoh militer yaitu Sukanda Bratamanggala yang berjuang secara langsung dalam perang revolusi fisik, dalam perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan juga peranan dari tokoh sipil yaitu Raden Mas Sewaka yang berperan dari pihak sipil. Sewaka yang merupakan lulusan dari OSVIA (sekolah pemerintahan) ini mulai berkarier sebagai tenaga pemerintahan yang mulai tertarik ke dunia perpolitikan sejak zaman Belanda. Sewaka yang ketika itu menjadi Gubernur Jawa Barat menggantikan Soetoko ini aktif ikut dalam perundingan-perundingan yang bertujuan untuk membicarakan nasib wilayah Indonesia dengan Belanda dan memperjuangkan Wilayah Jawa Barat di dalam perundingan tersebut. Walaupun Sewaka tidak secara langsung berperan terhadap pertempuran yang terjadi di Bandung Utara namun secara tidak langsung Sewaka berperan juga. Dari penjelasan diatas mengenai berperannya Tokoh Militer yang dalam hal ini di wakili oleh Kolonel Sukanda Bratamanggala dan Tokoh Sipil yaitu Raden Mas Sewaka dari perjalanannya dalam mempertahankan kemerdekaan di Bandung Utara ini sepak terjangnya lebih di dominasi oleh tokoh Militer ketika pada peristiwanya di sana. Dalam hal ini pergerakan yang didominasi oleh Militer ini karena ketika melihat dari situasi dan kondisi pada saat itu dengan datangnya kembali Tentara Sekutu ke Kota Bandung, hal yang memungkinkan untuk dilakukan adalah melakukan perjuangan melalui jalan perang karena dengan jalan itu hal yang paling memungkinkan dalam mempertahankan kemerdekaan. Namun dengan adanya peranan dari Raden Mas Sewaka yang melihat bahwa dengan adanya jalan perang itu merasa kurang efektif karena dengan dapat menimbulkan korban yang banyak dan juga dari segi kesiapan mereka dirasa kurang seimbang dalam menghadapi tentara


(44)

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Sekutu maka Sewaka mengambil jalan diplomasi sebagai bentuk perlawanannya terhadap sekutu. Walaupun hasil dari diplomasi pun dengan berbagai perundingan seperti Linggarjati dan Renville merugikan bagi Rakyat Indonesia khususnya masyarakat Bandung Utara. Karena itu perjuangan yang terjadi dari kedua tokoh sipil dan Militer ini tidak dapat dilepaskan dengan cara dalam melakukan revolusi dengan cara Bertempur dan Berdiplomasi.Apa yang telah dilakukan oleh Masyarakat Bandung Utara baik dari tentara Militer, Lasykar-Lasykar, maupun warga lokal yang terlibat langsung dalam pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan ini merupakan sebuah sikap yang sangat berani. Karena memori kolektif terhadap pahitnya dijajah membuat mereka sadar untuk terus melawan kekuasaan asing demi mendapatkan sebuah kebebasan dari penderitaaan. Hal itu juga merupakan sebuah usaha untuk menegakkan kemerdekaan di Indonesia.

3. Walaupun ketika melihat dampak dari adanya peristiwa revolusi fisik di Bandung Utara pada tahun 1945-1948 ini kurang menguntungkan untuk kemenangan kaum republikan, upaya dari tokoh militer dengan jalannya melalui peperangan dan tokoh sipil yang menempuh perjuangannya dengan cara berdiplomasi pada perundingan telah memberikan hasil yang maksimal untuk mempertahankan kemerdekaan di Indonesia khususnya di Bandung Utara ini memberikan hasil yang positif walaupun jalan perjuangan yang ditempuh dari kedua tokoh diatas itu berbeda. Namun dengan adanya dua pola perjuangan dengan cara bertempur dan berunding ini dapat menimbulkan kesalahpahaman ketika kedua cara perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan tersebut digabungkan dalam waktu bersamaan. Di satu sisi, ketika militer menghendaki adanya sebuah pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan dengan tentara militer yang dirasakan kurang seimbang dengan tentara sekutu sehingga menimbulkan jatuh korban yang cukup banyak, sipil mulai menggunakan cara diplomasi sebagai bentuk antisipasi dalam berjuang untuk


(1)

Sekutu maka Sewaka mengambil jalan diplomasi sebagai bentuk perlawanannya terhadap sekutu. Walaupun hasil dari diplomasi pun dengan berbagai perundingan seperti Linggarjati dan Renville merugikan bagi Rakyat Indonesia khususnya masyarakat Bandung Utara. Karena itu perjuangan yang terjadi dari kedua tokoh sipil dan Militer ini tidak dapat dilepaskan dengan cara dalam melakukan revolusi dengan cara Bertempur dan Berdiplomasi.Apa yang telah dilakukan oleh Masyarakat Bandung Utara baik dari tentara Militer, Lasykar-Lasykar, maupun warga lokal yang terlibat langsung dalam pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan ini merupakan sebuah sikap yang sangat berani. Karena memori kolektif terhadap pahitnya dijajah membuat mereka sadar untuk terus melawan kekuasaan asing demi mendapatkan sebuah kebebasan dari penderitaaan. Hal itu juga merupakan sebuah usaha untuk menegakkan kemerdekaan di Indonesia.

3. Walaupun ketika melihat dampak dari adanya peristiwa revolusi fisik di Bandung Utara pada tahun 1945-1948 ini kurang menguntungkan untuk kemenangan kaum republikan, upaya dari tokoh militer dengan jalannya melalui peperangan dan tokoh sipil yang menempuh perjuangannya dengan cara berdiplomasi pada perundingan telah memberikan hasil yang maksimal untuk mempertahankan kemerdekaan di Indonesia khususnya di Bandung Utara ini memberikan hasil yang positif walaupun jalan perjuangan yang ditempuh dari kedua tokoh diatas itu berbeda. Namun dengan adanya dua pola perjuangan dengan cara bertempur dan berunding ini dapat menimbulkan kesalahpahaman ketika kedua cara perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan tersebut digabungkan dalam waktu bersamaan. Di satu sisi, ketika militer menghendaki adanya sebuah pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan dengan tentara militer yang dirasakan kurang seimbang dengan tentara sekutu sehingga menimbulkan jatuh korban yang cukup banyak, sipil mulai menggunakan


(2)

93

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempertahankan kemerdekaan dengan bernegosiasi melalui adanya perundingan-perundingan sebagai bentuk perlawanan yang tidak menimbulkan korban namun dari segi hasilnya harus merelakan kehilangan wilayah Indonesia yang membuat kalangan militer merasa kesal dengan hasil perjuangan dari sipil.

5.2 Saran

Dari hasil kajian mengenai Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka di Bandung Utara dalam mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1945-1948 ini merupakan bagian dari perjalanan Sejarah Indonesia pada periode Revolusi fisik yang dimulai pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan dibacakannya proklamasi kemerdekaan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Peristiwa yang terjadi di Bandung Utara ini merupakan kajian yang diambil penulis dengan berdasarkan keinginan karena mengkaji peristiwa Bandung tersebut secara wilayah dari berbagai wilayah yang ada di Bandung rata-rata sudah dikaji dan di Bandung Utara yang belum dikaji, maka penulis dalam bentuk skripsi.

Banyaknya kajian lokal yang belum sepenuhnya dikaji ini membuat rasa penasaran penulis untuk menulis peristiwa lokal yang berkaitan dengan peristiwa nasional pada revolusi fisik ini. selain itu, dengan skripsi mengenai kajian lokal ini dengan hasil penelitian dan analisis dari penulis akan menjadi sumber ilmu pengetahuan dan bahan bacaan untuk menambah literatur mengenai peristiwa yang terjadi di Bandung khususnya di Bandung Utara bagi para pembacanya. Dengan demikian generasi yang akan datang dapat mengambil manfaat dari hasil kajian ini yang tentunya memuat perjuangan yang dialami oleh generasi yang sebelumnya.


(3)

University Press.

Adeng, (1995). Peranan Desa Dalam Perjuangan Kemerdekaan: Studi Kasus

Keterlibatan Beberapa Desa Di Daerah Bandung dan Sekitarnya Tahun 1945-1946. Jakarta: Depdikbud.

Anderson, B. (1988). Revolusi Pemoeda: Pendudukan Jepang Dan Perlawanan

Di Jawa 1944-1946. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Cribb, R. (1990). Gangster and Revolutinaries, The Jakarta People’s Militia and

the Indonesian Revolution 1945-1949. Asian Studies Association fo

Australia, Australia: Southeast Asia Publications Series. Djajusman. (1986). Bandung Lautan Api. Bandung: Angkasa.

Djuhartono, (1965). Wedjangan revolusi karya Bung Karno. Jakarta: Jajasan Penjebar Pantjasila.

DisjarahDAM VI/Siliwangi. (1979). Siliwangi dari Masa ke Masa. Bandung: Angkasa.

Ekadjati, E.S. (1980). Sejarah Revolusi Kemerdekaan Rakyat Jawa Barat. Jakarta: Proyek Invetarisasi dan Dokumen Daerah Pusat Penelitian Sejarah dan Kebudayaan-Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gottschlak, L. (1975). Mengerti Sejarah: Pengantar Metode Sejarah. Jakarta: Yayasan Penerbit UI.

Hassan, M.Z. (1980). Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri. Jakarta: Bulan Bintang.

Herdiansyah, H. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Husaeni, E.N. (2008). Peranan Laswi Jawa Barat Pada Masa Revolusi

Kemerdekaan (1945-1947). Skripsi Fakultas Sastra UNPAD Jatinangor.

Ismaun. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung: FPIPS IKIP Bandung.

Kartodirdjo. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


(4)

95

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kosoh S, dkk. (1994). Sejarah Daerah Jawa Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Jakarta.

Lubis, N.H. (2003). Sejarah Tatar Sunda Jilid 2. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.

Matanasi, P. (2007). KNIL Bom Waktu Tinggalan Belanda. Yogyakarta: Media Pressindo.

Muhaimin, Y. (1982). Perkembangan Militer Dalam Politik di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nasution, A.H (1977). Sekitar Perang Kemerdekaan Jilid II Diplomasi atau

Bertempur. Bandung: Angkasa.

Nasution, A.H. (1982). Memenuhi Panggilan Tugas Jilid I: Kenangan Masa

Muda. Jakarta: Gunung Agung

Notosusanto, N. (1984). Pejuang dan Prajurit; Konsep dan Implementasi

Dwifungsi ABRI. Jakarta: Sinar Harapan.

Notosusanto, N. (1968). Sedjarah dan Hankam. Djakarta: Departemen Pertahanan dan Keamanan, Lembaga Sejarah Hankam.

Notosusanto, N. (1979). Tentara Peta Pada Jaman Pendudukan Jepang Di

Indonesia. Jakarta: Gramedia

Poesponegoro, M.D. dan Notosusanto, N. (1993). Sejarah Nasional Indonesia

Jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka.

Prabowo, H. (2012). Perspektive Marxisme Tan Malaka: Teori dan Praksis

Menuju Republik. Yogyakarta: Jendela.

Pringgodigdo. (1986). Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat

Reid, A. R. S. (1996). Revolusi Nasional Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Rickleft, M.C. (1991). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Rudini. (2012). Dari Isola ke Bumi Siliwangi. Bandung: Komodo Book


(5)

Saryono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Merdeka.

Sewaka. (1955). Tjorat-Tjaret dari djaman ke djaman. Bandung. Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Simatupang, T.B. (1981). Metodologi Ilmu Perang di Indonesia. Jakarta: Kinta. Smail, J. R.W. (2011). Bandung Awal Revolusi: 1945-1946 (Bandung in The

Early Revolution, 1945-1946). Jakarta: Ka Bandung

Soebardjo, A. (1978). Lahirnya Republik Indonesia. Jakarta: Kinta.

Sumantri, M. (1995). Risalah Perjuangan Kemerdekaan Di Daerah Bandung

Utara – Karawang Timur dalam Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949. Bandung: Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan PGRI Daerah

Tingkat I Jawa Barat.

Sundhaussen, U. (1986). Politik Militer Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi

Fungsi ABRI. Jakarta: LP3ES.

Team Sejarah KODAM VI Siliwangi. (1982). Peristiwa Bandung Lautan Api

Tanggal 24 Maret 1946. Bandung

Tim Penerangan Umum. (1972). Sedjarah Djawa Barat Suatu Tanggapan. Bandung: Pemerintah Daerah Djawa Barat.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Zeid, M. (2003). Kepialangan Politik dan Revolusi Palembang 1900-1950. Jakarta: LP3ES.

Sumber Jurnal

Zuhdi, S. (2003). Antara Sewaka dan Soeria Kartalegawa: Dinamika Politik

Pemerintahan Di Jawa Barat Pada Masa Revolusi Indonesia. Jurnal

Historia No 7 Vol.IV (79-96).

Sumber Skripsi

Junaidi, Gin Gin. (2012). Konflik antara tentara Indonesia dan Majelis Persatuan

Perjuangan Priangan (MPPP) Pada masa Revolusi Kemerdekaan di Jawa Barat (1945-1949). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia


(6)

97

Mohamad Ully Purwasatria, 2014

Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Supriyanto, (1986). Hizbullah Bandung Pada Awal Revolusi Tahun 1945-1947. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sumber Internet

Wikipedia diakses pada tanggal 11 Februari 2014

http://id.wikipedia.org/wiki/Warga_sipil (diakses pada hari senin tanggal 24 februari 2014).

http//www.google.co.id/Sewaka (diakses pada hari minggu 27 Juli 2014) http//www.google.co.id/Isola (diakses pada hari minggu 27 Juli 2014)

Jahidi, Idi yang diakses dari http://www.google.com/url (diakses pada hari senin tanggal 24 februari 2014).

Undang – Undang TNI (Online) tersedia di http://www.google.co.id/UUTNI diakses tanggal 25 Februari 2014.

Sumber Wawancara