Pengelompokan KAM METODE PENELITIAN

Sahyudin, 2014 Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan berpikir kreatif siswa melalui model pembelajaran diskursus multi representasi DRM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x ≥ x +1SD. - Kelompok Kemampuan sedang Adalah semua siswa yang mempunyai skor antara rata-rata –1 kali SD sd rata- rata +1kali SD x - 1SD≤x x +1SD. - Kelompok Kemampuan rendah Adalah semua siswa yang mempunyai skor di bawah rata-rata – 1 kali SD x -1SD. Arikunto, S. 2012 Berdasarkan ketentuan di atas, maka hasil pengelompkan tersebut : 1. Mean x KAM DMR = 73.87 SD = 11.567 KAM tinggi = ≥85 KAM sedang = x - 1SD≤ x +1SD = 62 ≤ ≤85 KAM rendah = 62 2. Mean x KAM PL = 73.42 SD = 12.742 KAM tinggi = ≥86 KAM sedang = x - 1SD≤ x +1SD = 60 ≤ 86 KAM rendah = 60 Tabel 3.6. Pengelompokan KAM DMR dan PL N DMR PL Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah 1 95 79 59 95 78 58 2 90 79 59 92 78 58 3 88 78 58 90 78 57 4 88 78 57 90 78 56 5 87 78 57 88 77 56 6 86 77 57 87 77 56 7 86 76 56 86 77 56 8 86 76 56 86 77 55 9 85 76 56 86 76 55 10 85 75 55 85 76 54 11 83 75 76 52 12 75 76 13 74 75 14 72 74 15 72 74 Sahyudin, 2014 Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan berpikir kreatif siswa melalui model pembelajaran diskursus multi representasi DRM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 16 72 73 17 70 72 18 70

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini mengandung tiga variabel yang terdiri dari satu variabel bebas dan dua variabel terikat yang terinci sebagai berikut: 1. Variabel model pembelajaran sebagai variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab 2. Variabel kemampuan pemecahan masalah matematis dan berpikir kreatif matematis sebagai variabel terikat, yaitu variabel yang tergantung pada variabel bebas.

E. Instrumen Penelitian

Data penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen yang disusun dalam bentuk tes kemampuan matematika yang akan dijawab oleh responden secara tertulis. Tes kemampuan matematika yang digunakan adalah tes kemampuan matematika berkaitan dengan KPM dan KBK. Untuk mengetahui kemampuan ini akan terlihat dari proses kerja siswa, sehingga penulis menggunakan tes uraian. Adapun gambaran atau deskripsi dari instrumen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut .

1. Tes KPM

Tes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah KPM ini disusun dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan prosedur penyusunan instrumen yang baik dan benar. Indikator yang diukur dalam tes ini adalah: memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan penyelesaian atau melakukan perhitungan, dan memeriksa langkah-langkah penyelesaian dan hasil yang diperoleh. Tes KPM yang yang disusun terdiri dari 6 butir soal, dan setiap indikator KPM masing-masing diukur dengan menggunakan minimal 1 butir soal. Sahyudin, 2014 Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan berpikir kreatif siswa melalui model pembelajaran diskursus multi representasi DRM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tes Kemampun Berpikir Kreatif Matematis

Tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif KBK ini disusun dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan prosedur penyusunan instrumen yang baik dan benar. Indikator yang diukur dalam tes tersebut adalah: kefasihankelancaran fluency, keluwesan flexibility, peguraian elaboration, dan hal yang baru originality. Tes kemampuan berpikir kreatif terdiri dari 6 butir soal, setiap indikator KBK masing-masing diukur dengan minimal 1 butir soal. Untuk mendapatkan instrumen penelitian yang baik maka perlu dilakukan langkah-langkah penyusunan kisi-kisi, penyusunan butir soal dan selanjutnya di uji cobakan terlebih dulu pada kelas satu tingkat di atasnya yaitu kelas IX dengan jenjang yang sama untuk mendapatkan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda, yang diuraikan lebih jelas pada bagian berikut ini. 1 Analisis Validitas Soal Validitas soal merupakan sesuatu yang mutlak melekat pada sebuah soal, karena nilai kevalidan suatu soal akan mempengaruhi hasil penilaiannya. Suatu alat evaluasi disebut valid absah atau shahih apabila alat tersebut dapat mampu mengevalusi apa yang seharusnya di evaluasi Suherman, 20003. Jadi semakin semakin valid suatu soal maka akan semakin tepat hasil evaluasi yang diperoleh. Sehingga hasil evaluasinya akan menunjukkan kondisi yang sesungguhnya pada suatu objek evaluasi. Penentuan validitas berdasarkan data skor siswa yang didapat setelah instrumen diujicobakan terlebih dahulu, untuk menganalisisnya digunakan software Anates Versi 4.0.7 Interpretasi yang lebih rinci mengenai perhitungan tersebut dibagi ke dalam kategori-kategori seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.7 berikut: Tabel 3.7. Klasifikasi Koefisien Validitas Koefisien Validitas Interpretasi 0.90r xy 1.00 Sangat tinggi 0.70r xy 0.90 Tinggi 0.40r xy 0.70 Sedang

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN METAKOGNISI.

0 5 36

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH METEMATIKA SISWA.

0 1 38

Kemampuan Berpikir Kreatif, Pemecahan Masalah Matematis dan Self-Confidence Siswa SMK Melalui Pembelajaran Sinektik dan Pembelajaran Berbasis Masalah.

10 41 60

MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NOVICK PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS.

3 5 58

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MADRASAH ALIYAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INVESTIGASI KELOMPOK.

0 0 49

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI (DMR) - repository UPI T MTK 1204648 Title

0 0 4

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kreatif dan self-confidence siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah

2 6 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 1 SOKARAJA

0 0 15

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemecahan Masalah - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 1 SOKARAJA - repository perpustakaan

0 0 15