2. Persediaan komponen-komponen rakitan purchased paris, yaitu persediaan
barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi produk.
3. Persediaan barang dalam proses work in process, yaitu persediaan barang-
barang yang merupakan keluaran tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut
mejadi barang jadi. 4.
Persediaan bahan pembantu atau penolong supplies, yaitu persediaan barang- barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian
atau komponen barang jadi. 5.
Persediaan barang jadi finished goods, yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam bentuk produk dan siap untuk dijual
atau dikirim kepada pelanggan.
2.7 Pengertian Mutu
Mengenai mutu ini dapat berbeda-beda tergantung dari rangkaian perkataan atau kalimat dimana istilah mutu ini dipakai, dan orang yang
mempergunakan, dalam perusahaan pabrik, istilah mutu diartikan sebagai faktor- faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau
hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan. Pada kenyataannya, apabila hasil produksi atau barang itu tidak
mencapai dengan tepat tujuan untuk apa barang tersebut dimaksudkan atau dipergunakan, ini tidak selalu berarti bahwa konsumen atau pembeli akan
membuat keluhan-keluhan pada produsen Assauri, 1999.
Mutu adalah kesesuaian serangkaian karakteristik produk atau jasa dengan standar yang ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat, kebutuhan dan keinginan
konsumen. Segala aspek termasuk pengertian dan pemahaman terhadap hal-hal yang berkaitan dengan mutu sangat penting untuk dimiliki oleh perusahaan, baik
untuk kepentingan internal maupun eksternal, dengan persepsi yang sama mengenai mutu maka tujuan dan cita-cita mutu perusahaan dapat dicapai dengan
lebih cepat dan efisien Muhandri dan Kadarisman dalam Ilham, 2012.
2.8 Pengendalian Mutu
Menurut Sumayang, 2003 dalam bukunya, pengendalian mutu merupakan falsafah yang memantapkan dan menjaga lingkungan yang
menghasilkan perbaikan terus-menerus pada kualitas dan produktivitas di seluruh aktivitas perusahaan, pemasok, dan jalur distribusi. Perbaikan menyeluruh yang
terus-menerus di semua fungsi mulai dari perencanaan sanpai dengan fungsi pelayanan di lapangan. Misi pengendalian mutu adalah perbaikan yang
berkesinambungan pada produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, memberikan keberhasilan usaha dan mengembalikan investasi kepada para
pemegang saham dan pemilik peusahaan. Supaya produksi dapat berjalan lancar, maka orang-orang dipekerjakan
untuk menyortir pekerjaan yang tak memuaskan dan menyingkirkan ke suatu tempat. Pada saat inilah mulai dikenal pengawasan mutu. Akan tetapi dengan
berkembangnya mekanisasi lebih maju, maka keadaan dunia industri tidak beraturan dan para pengusaha atau produsen kurang perhatian untuk menghasilkan
barang yang bermutu, sehingga timbullah anggapan bahwa petugas-petugas yang
melakukan pengawasan merupakan halangan bagi para pekerja untuk dapat melaksanakan kegiatan produksi. Akan tetapi, dengan perkembangan
perkembangan produksi yang semakin baik serta penerangan dan komunikasi yang semakin maju maka keadaan tersebut menjadi berubah, di mana peranan
mutu mulai dirasakan pentingnya dan mulailah dicari prosedur-prosedur pengawasan mutu yang lebih baik Fahmi, 2012.
Maka dari kenyataan yang telah terjadi, Assauri 1999 menyimpulkan bahwa pengawasan mutu adalah kegiatan untuk memastikan apakah
kebijaksanaan dalam hal mutu standar dapat tercermin dalam hasil akhir. Dengan
perkataan lain,
pengawasan mutu
merupakan usaha
untuk mempertahankan mutu atau kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai
dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan pemimpin perusahaan. Pengawasan mutu ini, semua prestasi barang dicek menurut standar,
dan semua penyimpangan-penyimpangan dari standar dicatat serta dianalisis dan semua penemuan-penemuan dalam hal ini dipergunakan sebagai umpan balik
untuk para pelaksana sehingga mereka dapat melakukan tindakan-tindakan perbaikan untuk produksi pada masa-masa yang akan datang.
2.9 Kendali Mutu Terpadu