melakukan pengawasan merupakan halangan bagi para pekerja untuk dapat melaksanakan kegiatan produksi. Akan tetapi, dengan perkembangan
perkembangan produksi yang semakin baik serta penerangan dan komunikasi yang semakin maju maka keadaan tersebut menjadi berubah, di mana peranan
mutu mulai dirasakan pentingnya dan mulailah dicari prosedur-prosedur pengawasan mutu yang lebih baik Fahmi, 2012.
Maka dari kenyataan yang telah terjadi, Assauri 1999 menyimpulkan bahwa pengawasan mutu adalah kegiatan untuk memastikan apakah
kebijaksanaan dalam hal mutu standar dapat tercermin dalam hasil akhir. Dengan
perkataan lain,
pengawasan mutu
merupakan usaha
untuk mempertahankan mutu atau kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai
dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan pemimpin perusahaan. Pengawasan mutu ini, semua prestasi barang dicek menurut standar,
dan semua penyimpangan-penyimpangan dari standar dicatat serta dianalisis dan semua penemuan-penemuan dalam hal ini dipergunakan sebagai umpan balik
untuk para pelaksana sehingga mereka dapat melakukan tindakan-tindakan perbaikan untuk produksi pada masa-masa yang akan datang.
2.9 Kendali Mutu Terpadu
Pengendalian mutu harus dimulai sejak perencanaan mutu produk, antara tahap perencanaan dan tahap seperti pengorganisasian dan pelaksanaan harus
disertai pengawasan mutu. Hal ini memberi gambaran bahwa manajemen mutu meliputi berbagai aspek keikutsertaan berbagai pihak dalam perusahaan yang
menghasilkan suatu produk yang mutunya harus dikendalikan. Jika berbicara
mengenai manajemen mutu, maka perlu adanya dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak diantaranya : a Partisipasi pihak manajemen atau keikutsertaan
pimpinan perusahaan; dan b Partisipasi keikutsertaan karyawan tenaga kerja. Terdapat empat jenis-jenis pengawasan mutu produk menurut
Prawirosentono dalam Fitriani 2004, antara lain adalah sebagai berikut: a.
Pengawasan mutu bahan baku Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu direncanakan? Hal
ini perlu diamati sejak rencana pembelian bahan baku, penerimaan bahan baku di gudang, penyimpanan bahan baku di gudang, sampai dengan saat bahan baku
tersebut akan digunakan.
b. Pengawasan proses produksi
Bahan baku yang telah diterima gudang, selanjutnya diproses dalam mesin- mesin produksi untuk diolah menjadi barang jadi, dalam hal ini, selain cara kerja
peralatan produksi yang mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kerja mesin- mesin tersebut dipantau dengan cara statistik agar menghasilkan barang sesuai
yang direncanakan. c.
Pengawasan produk jadi Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai
dengan rencana ukuran dan mutu atau tidak, sekaligus untuk mengetes mesin- mesin yang mengolah selama proses produksi. Bila produk atau produk setengah
jadi sesuai dengan bentuk, ukuran dan standar mutu yang direncanakan, maka produk-produk tersebut dapat digudangkan dan dipasarkan didistribusikan. Bila
terdapat barang yang cacat, maka barang tersebut harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar beroperasi secara akurat.
d. Pengawasan pengepakan atau kemasan
Kemasan merupakan alat untuk melindungi produk agar tetap dalam kondisi sesuai dengan mutu, tetapi ada pula produk yang tidak begitu memerlukan
perhatian khusus dalam hal kemasan maupun alat angkut, misalnya kelapa, singkong, dan sebagainya. Akan tetapi, tetap harus memilih alat angkut yang tepat
agar produk sampai tujuan dengan mutu tetap prima.
2.10 Biaya Mutu quality cost