Pembudidayaan Lidah Buaya Proses Produksi

oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman pada umumnya Arifin, 2015.

2.3 Pembudidayaan Lidah Buaya

Secara garis besar, budidaya lidah buaya sangat mudah untuk dilakukan. Menurut Arifin 2015 pada bukunya yang berjudul “Intensif Budidaya Lidah Buaya Usaha dengan Prospek yang Kian Berjaya”, sebelum melakukan budidaya tanaman lidah buaya dilakukan penyiapan lahan untuk pembudidayaan. Lahan disiapkan dalam keadaan telah dibajak dan di gemburkan terlebih dahulu kemudian dibuat saluran drinase dan bedengan. Bedengan harus dibuat dengan ukuran 1 x 2 meter dan tinggi 30 sampai dengan 40 cm dan panjang di sesuaikan dengan kondisi lahan. Budidaya tanaman lidah buaya dimulai dengan melakukan pembibitan terlebih dahulu. Pembibitan dilakukan secara vegetatif. Bibit diambil dari tanaman induk berupa anakan dengan jalan dicongkel dan diusakan agar akarnya tak putus. Anakan yang telah diperoleh ditanam dalam polibag. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses pembibitan adalah tiga sampai lima bulan. Setelah masa pembibitan barulah bisa ditanam diareal pembudidayaan yang sudah disiapkan. Bibit tanaman lidah buaya ditanam dalam lubang dengan kedalaman kurang lebh 10 cm. Pada waktu penanaman diusahakan agar tanaman lidah buaya tidak berhimpitan dan daun tidak patah. Pemeliharaan tanaman lidah buaya dengan cara memberikan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 2 sampai dengan 5 kg ketika lidah buaya berumur 1 sampai 2 minggu sebelum proses penanaman. Setelah pasca tanam dapat diberikan pupuk Urea dan Furadan. Lidah buaya sudah dapat dipanen pada umur 8 sampai dengan 12 bulan setelah penanaman. Panen berikutnya dilakukan secara periodik setiap bulan.

2.4 Proses Produksi

Proses produksi adalah cara atau metode yang dilakukan perusaahn untuk menciptakan barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber manusia, mesin, dana, dan bahan-bahan yang ada. Menurut Assauri, S 1999, jenis proses produksi ini sangat banyak, namun secara ekstern dapat dibedakan menjadi dua yaitu proses produksi yang terus menerus continuous processes dan proses yang terputus-putus intermittent processes. 1. Proses produksi yang terus menerus continuous processes Merupakan proses produksi barang atau jasa atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disutu titik dalam proses. Biasanya ciri-ciri proses produksi jenis ini adalah produk yang dihasilkan dalam jumlah besar dengan variasi yang sangat kecil, apabila terjadi salah satu mesin rusak maka seluruh proses produksi akan terhenti, persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses adalah lebih rendah daripada proses yang terputus-putus. 2. Proses yang terputus-putus intermittent processes Merupakan proses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus- menerus dalam proses produk ini. Perusaahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdaat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses. Biasanya ciri-ciri proses produksi jenis ini adalah produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang sangat besar dan didasarkan atas pesanan, proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan, dan persediaan bahan mentah biasanya tinggi, karena tidak dapat ditentukan pesanan apa yang akan dipesan oleh pembeli dan juga persediaan bahan dalam proses lebih tinggi daripada proses terus-menerus karena prosesnya terputus-putus.

2.5 Pengertian Bahan Baku