Aspek Teknis Lidah Buaya

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aspek Teknis Lidah Buaya

Menurut Arifin 2015, lidah buaya merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat serta mudah ditanam dan tumbuh di daerah berhawa panas. Maka dari itu lidah buaya dikenal sebagai miracle plant, first aid plant, atau burn plant. Tanaman ini memiliki daun berwarna hijau berlapis lilin putih. Berbentuk agak runcing seperti taji, tebal, getas, tepi daun bergerigi, atau berduri kecil. Perkataan “Aloe Vera” berasal dari Bahasa Arab “Alloeh” yang artinya bahan pahit yang berkilat, dan dalam Bahasa Latin pula “Aloe” adalah pokok, sedangkan “Vera” adalah tulin atau pokok tulin. Terdapat lebih 300 spesies lidah buaya di bumi ini dan hanya beberapa saja yang dikenal pasti memiliki khasiat dan nutrisi yang boleh digunakan. Aloe Barbadensis Milller merupakan spesies lidah buaya yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dunia. Berikut data mengenai klasifikasi tanaman lidah buaya. Kingdom : Plantae Divisi : Angiospermae Bangsa : Monocotyledoneae Bangsa : Liliales Suku : Liliaceae Marga : Aloe Jenis : Aloe vera Lidah buaya memiliki batang yang pendek. Batangnya tidak terlihat karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya akan menjadikan anakan lidah buaya. Batang lidah buaya ini dapat distek untuk proses perbanyakan tanaman ini. Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan cara memangkas habis daun dan batangnya, lalu sisa tunggul batangnya akan munsul tunas-tunas baru. Daun lidah buaya berbentuk pita dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau, mengandung gel atau getah sebagai bahan baku obat. Bentuk daunnya menyerupai pegang berujung runcing dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun lidah buaya ini dapat mencapai 50 sampai dengan 75 cm, dengan berat 0,5 kg. Bunga lidah buaya berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga ini berukuran kecil dan panjang bunga bisa mencapai 100 cm, dimana bunga lidah buaya muncul bila ditanam di pegunungan, selain itu bunga lidah buaya menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya. Lidah buaya mempunyai sistem perakaran yang sangat pendek dengan akar berbentuk serabut, yaitu akar samping yang keluar dari pangkal batang atau buku, umumnya bergerombol dan berfungsi menggantikan akar tunggang yang tidak berkembang. Akar lidah buaya mempunyai panjang rata-rata bisa mencapai 30 sampai dengan 100 cm Arifin, 2015. Menurut Arifin 2015 pada dasarnya tanaman lidah buaya ini dapat hidup dan berkembang dimana saja dengan mudah. Namun setiap tanaman mempunyai syarat tumbuh untuk hidup dan berkembang menjadi lebih baik lagi agar lebih produktif. Sama halnya dengan lidah buaya yang memiliki syarat tumbuh untuk hidup dan berkembang. Lidah buaya tahan terhadap segala unsur iklim, baik suhu, curah hujan, dan sinar matahari. Lidah buaya juga tahan terhadap kekeringan, ini dikarenakan tanaman ini menyimpan air pada daunnya yang tebal dan mulut daun yang sangat rapat sehingga dapat mengurangi penguapan pada musim kering. Lidah buaya termasuk tanaman yang efisien dalam penggunakan air dan dapat tumbuh di daerah basah maupun kering. Adapun kelemahan tanaman ini bisa ditanam pada daerah basah dengan curah hujan tinggi adalah banyaknya cendawan terutama Fusarium sp. yang menyerang pangkal daun. Lidah buaya dapat tumbuh dari daerah dataran rendah sampai daerah dataran pegunungan. Daya adaptasinya tinggi sehingga tempat tumbuhnya menyebar diseluruh dunia, mulai daerah tropika sampai daerah subtropika. Tanah yang dikehendaki oleh tanaman lidah buaya ini yaitu tanah subur yang kaya bahan organik dan gembur. Kesuburan tanah pada lapiran olahan sedalam 30 cm sangat diperlukan karena akarnya pendek. Apabila tanaman ditanam di daerah yang bertanah mineral maupun tanah organik, agar dapat tumbuh dengan baik diperlukan tambahan pupuk.

2.2 Manfaat Lidah Buaya