Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
5
2.4.1 Ruang Lingkup SIPKD SIPKD menyajikan informasi keuangan dan non keuangan daerah yang
terdiri dari modul perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan serta pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah yang terintegrasi dalam
sebuah sistem, baik dalam lingkungan operasi online maupun offline. Modul Perencanaan, Modul aplikasi yang mendukung pemerintah daerah
dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD yang merupakan penjabaran dari RPJMD dan mengacu kepada Rencana Kerja
Pemerintah RKP. RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur
dan pendanaannya, baik yang bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah maupun kemitraan dan partisipasi masyarakat. Output utama dari
aplikasi ini adalah dokumen RKPD yang menjadi dasar penyusunan anggaran di tahapan berikutnya.
Modul Penganggaran, Modul aplikasi yang mendukung pemerintah daerah dalam proses penyusunan anggaran, dimulai dengan penyiapan KUA dan
PPAS. Modul ini memberikan fasilitas penyusunan RKA-SKPD dan RKA- PPKD, yang akan digunakan dalam proses penyusunan rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD dan rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD.
Modul Pertanggungjawaban, Modul aplikasi yang mendukung pemerintah daerah dalam mempersiapkan laporan keuangan, dimulai dari Jurnal yang
kemudian diposting ke buku besar, buku besar dijadikan dasar untuk membuat neraca saldo. Berdasarkan neraca saldo disusun Laporan
Keuangan yang terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Arus Kas serta Catatan Atas Laporan Keuangan. Modul ini mengakomodasi
kebutuhan entitas akuntansi, baik pada tingkat SKPD, tingkat PPKD, maupun tingkat Pemerintah Daerah. Dengan demikian, modul ini dapat
menghasilkan jenis-jenis laporan sesuai dengan kebutuhan pada setiap tingkatan tersebut.
6
2.4.2 Tujuan SIPKD Penyelenggaran SIPKD dilaksanakan baik di pusat maupun di daerah.
SIKD regional diselenggarakan oleh masing-masing pemerintahan daerah selama ini dikenal oleh masyarakat dengan nama Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan DaerahSIPKD. Penyelenggaraan SIPKD difasilitasi oleh Departemen Dalam Negeri. SIPKD yang diselenggarakan oleh Pemerintah disebut dengan
SIPKD Nasional. Pemerintah menyelenggarakan SIPKD secara nasional dengan tujuan:
merumuskan kebijakan dan pengendalian fiskal nasional; menyajikan informasi keuangan daerah secara nasional;
merumuskan kebijakan keuangan daerah, seperti Dana Perimbangan,
Pinjaman Daerah, dan Pengendalian defisit anggaran; dan melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi pendanaan
Desentralisasi, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, Pinjaman Daerah, dan defisit anggaran daerah.
2.4.3 Pengguna SIPKD Sesuai dengan tujuan dibangunnya aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah SIPKD, maka penggunaannya ditujukan kepada seluruh pemerintah provinsi dan kabupatenkota di seluruh Indonesia. Lebih jauh, pada
Surat Edaran No. SE.900122BAKD diamanatkan 6 enam regional sebagai basis pengembangan dan koordinasi, yaitu:
Wilayah I, yang meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau dengan kantor regional di Provinsi Sumatera Barat;
Wilayah II, yang meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu dan Lampung dengan kantor regional di Provinsi Sumatera
Selatan; Wilayah III, yang meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten dengan
kantor regional di Provinsi Jawa Barat; Wilayah IV, yang meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dengan kantor regional di Provinsi Jawa Timur;
7
Wilayah V, yang meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dengan kantor regional di
Provinsi Kalimantan Selatan; Wilayah VI, yang meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat dengan kantor regional di Provinsi Sulawesi
Selatan.