Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha
Pada masa kini, di beberapa universitas terdapat jurusan manajemen yang mengarahkan mahasiswa pada bidang kewirausahaan, seperti halnya Universitas
“X” di Bandung. Universitas “X” di Bandung adalah salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang mencoba mengatasi tuntutan permasalahan diatas. Usaha yang
dilakukan oleh Universitas “X” adalah dengan mengeluarkan kebijaksanaan baru, yaitu membuat pilihan bidang studi jurusan baru yaitu Manajemen Bisnis dan
Kewirausahaan di Fakultas Ekonomi. Pilihan Bidang Studi Jurusan Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan ini telah diadakan pada tahun akademik semester ganjil
20082009, namun implementasinya mulai diberlakukan pada tahun ajaran semester ganjil tahun 20092010.
Jurusan Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan di Fakultas Ekonomi Universitas “X” di Bandung adalah pilihan jurusan yang diadakan oleh pihak
universitas dengan tujuan membekali mahasiswa dengan ilmu-ilmu yang berfokus pada kewirausahaan, baik dari segi teori maupun praktek. Sehingga diharapkan
lulusan mahasiswa di bidang jurusan manajemen bisnis dan kewirausahaan ini sudah memiliki bekal untuk terjun ke masyarakat dan dapat melakukan praktek
kewirausahaan secara nyata. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam menciptakan sebuah usaha
atau bisnis yang dihadapkan dengan resiko dan ketidakpastian untuk memperoleh keuntungan dan mengembangkan bisnis dengan cara mengenali kesempatan dan
memanfaatkan sumber
daya yang
diperlukan. Berwirausaha
berarti mengembangkan budaya kerja, karena dengan berwirausaha berarti wirausahawan
Universitas Kristen Maranatha
menciptakan peluang kerja baik bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Donald F. Kuratko dan Richard M. Hodgetts, 2004.
Jurusan Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan di Fakultas Ekonomi Universitas “X” di Bandung memiliki sistem pembelajaran yang dihadapkan
pada kurikulum yang berfokus pada praktek bagaimana mengadakan kewirausahaan yang baik, cara-cara membuat business plan suatu wirausaha yang
terintegrasi, cara-cara serta link untuk memperoleh permodalan dan meyakinkan investor untuk berinvestasi pada wirausaha yang akan dirintis. Hal lain yang
paling membedakan jurusan Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan ini dibandingkan yang lainnya adalah tugas akhir yang harus dilaksanakan mahasiswa
yang mengambil jurusan ini. Para mahasiswa yang mengerjakan tugas akhir, tidak akan dihadapkan pada skripsi, melainkan pada proyek akhir membuat suatu
wirausaha secara nyata yang dilakukan secara berkelompok, dan pada akhirnya akan dipresentasikan mengenai kelayakan bisnisnya pada waktu sidang kelulusan.
Sehingga mau tidak mau, para mahasiswa yang mengambil jurusan ini dipaksa untuk melakukan suatu kewirausahaan dan diharuskan menyelesaikan proyek
akhirnya dengan baik. Proyek akhir ini menimbulkan keresahan di kalangan para mahasiswa
jurusan manajemen bisnis kewirausahaan yang sedang mengambil skripsi. Isu ini menjadi penting, karena proyek akhir kewirausahaan ini merupakan persyaratan
bagi kelulusan para mahasiswa. Peneliti melakukan wawancara terhadap 10 orang mahasiswa. Dari hasil wawancara, sebanyak 10 orang mahasiswa 100
mengakui bahwa para mahasiwa sendiri masih dibingungkan dengan kebijakan
Universitas Kristen Maranatha
yang baru berlaku ini. Sebanyak 10 orang mahasiswa 100 mengatakan bahwa tidak adanya percontohan mengenai cara pengerjaan proyek akhir kewirausahaan
sebelumnya, serta sebanyak 8 dari 10 orang mahasiswa 80 mengatakan bahwa materi-materi kewirausahaan yang sebelumnya telah diberikan, dianggap masih
berupa teori
menambah kebingungan
dan keresahan
di kalangan
mahasiswa,sementara 2 orang lainnya 20 mengatakan walaupun terdapat materi kewirausahaan ada yang berupa praktek, namun mereka masih bingung
bagaimana cara memulai proyek akhir kewirausahaan ini. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap 3 dosen di Universitas “X” di Bandung. Dari wawancara
yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa ketiga dosen 100 yang diharapkan dapat memberikan jalan keluar mengenai isu proyek akhir ini, mengakui tidak
mengetahui secara lengkap apa yang harus mereka lakukan dalam membimbing para mahasiswanya mengerjakan proyek akhir kewirausahaan ini.
Untuk mengatasi keresahan yang terjadi di kalangan mahasiswa ini, Fakultas Ekonomi Universitas ”X” di Bandung membuat kebijakan lainnya,
diantaranya dengan mengeluarkan kebijakan bahwa setiap mahasiswa yang mengambil jurusan Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan diwajibkan untuk
mengambil tambahan mata kuliah wajib bagi jurusan tersebut, walaupun mahasiswa tersebut sebelumnya telah memenuhi persyaratan mengambil bidang
studi jurusan manajemen bisnis dan kewirausahaan yaitu telah menempuh mata kuliah Kewirausahaan, Manajemen Usaha Kecil dan Menengah serta Studi
Kelayakan Bisnis. Mata kuliah wajib jurusan kewirausahaan tersebut adalah Manajemen Inovasi dan Kreatifitas, Perencanaan dan Simulasi Bisnis, serta
Universitas Kristen Maranatha
Seminar Manajemen Kewirausahaan. Kebijakan ini menyebabkan semua mahasiswa jurusan Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan terpaksa terlambat
mengambil skripsi pada semester ganjil 20092010 karena harus mengambil mata kuliah wajib jurusan tersebut.
Untuk mengerjakan proyek akhir kewirausahaan, dibutuhkan wawasan dan minat dari mahasiswa jurusan Kewirausahaan. Menurut Donald F. Kuratko
dan Richard M. Hodgetts, 2004, terdapat lima karakteristik utama yang membentuk kewirausahaan dalam diri seseorang, yaitu: risk-taking propensity,
desire for autonomy, need for achievement, goal orientation, dan internal locus of
control . Risk-taking propensity adalah mampu membuat keputusan yang tepat dan
berani mengambil resiko dalam menjalankan suatu usaha berdasarkan evaluasi perhitungan perbandingan tingkat kegagalan serta keberhasilan dari suatu
tindakan tersebut sehingga memperkecil tingkat resiko kegagalan dari tindakan yang diambil. Desire for autonomy adalah komitmen yang untuk berkarya yang
jelas, terarah dan bersifar progresif berorientasi pada kemajuan tanpa adanya ketergantungan pada pihak lain dalam mengambil keputusan ataupun bertindak
ketika menjalankan suatu usaha. Need for achievement adalah kebutuhan untuk maju dengan gagasan-gagasan yang baru yang berbeda dengan produk-produk
yang ada di pasar dan menciptakan gagasan-gagasan tersebut menjadi suatu produk jadi yang dapat dipasarkan. Goal orientation adalah kemampuan untuk
mengarahkan segala pemikiran dan tindakan dalam usaha pencapaian target-target yang ingin dicapai secara berkesinambungan, dengan terus berkarya dan
memperhatikan detail dari setiap prosedur pencapaian usaha dengan baik.
Universitas Kristen Maranatha
Karakteristik yang terakhir yaitu internal locus of control adalah kepercayaan diri seseorang tentang kemampuannya mengendalikan lingkungan sekitar dengan
kemampuan yang dimiliki. Ternyata tidak semua mahasiswa memiliki sikap yang sama terhadap
kewirausahaan ini. Sikap yang positif atau negatif terhadap kewirausahaan tergantung dari nilai-nilai dan harapan pribadi yang dimiliki oleh pribadi
mahasiswa tersebut. Apabila nilai-nilai dalam diri mahasiswa selaras dengan nilai- nilai yang ada dalam kewirausahaan, akan memungkinkan munculnya sikap
positif terhadap kewirausahaan tersebut. Namun, apabila nilai-nilai pribadi dalam diri mahasiswa tidak selaras dengan nilai-nilai dalam kewirausahaan, maka
memungkinkan munculnya sikap negatif terhadap kewirausahaan tersebut. Krech, Krutchfield, dan Ballachey; 1986
Sikap mahasiswa yang positif terhadap kewirausahaan sangat dibutuhkan jika akan membuka suatu usaha. Apabila mahasiswa memiliki sikap
yang positif maka ia akan mendukung segala hal yang berkaitan dengan kewirausahaan dan dengan senang hati mencoba melaksanakan kewirausahaan
tersebut. Hal ini akan membantu mahasiswa tersebut dalam pelaksanaaan proyek akhir yang sedang ia kerjakan. Sebaliknya sikap yang negatif dapat memberikan
dampak yang negatif jika akan membuka suatu usaha. Mahasiswa yang memiliki sikap negatif terhadap kewirausahaan dapat diwujudkan dalam bentuk tidak
tertarik melakukan kewirausahaan. Hal ini menghambat mahasiswa yang mengambil bidang studi kewirausahaan ini dalam menyelesaikan proyek akhir
yang ia kerjakan Krech, Krutchfield, dan Ballachey; 1986.
Universitas Kristen Maranatha
Dari wawancara terhadap 10 orang mahasiswa bidang studi kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas “X” di Bandung didapatkan
gambaran umum mengenai aspek kognitif, afektif, dan konatif dari sikap mahasiswa bidang studi kewirausahaan Fak
ultas Ekonomi Universitas “X” di Bandung terhadap kewirausahaan. Sebanyak 8 dari 10 mahasiswa bidang studi
kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas “X” di Bandung 80 sudah mengetahui secara teori bagaimana melakukan analisis perhitungan resiko
wirausaha yang
baik, namun
belum memahami
bagaimana cara
mempraktekkannya. Sedangkan 2 dari 10 lainnya 20 menyatakan sedah mengetahui baik secara teori maupun praktek bagaimana meakukan analisis
perhitungan resiko wirausaha yang baik. Sebanyak 5 dari 10 orang mahasiswa 50 menyatakan bahwa belum
mengetahui jenis dan target keuntungan dari kewirausahaan yang hendak mereka lakukan. Sedangkan 5 orang lainnya 50 mengatakan telah memiliki rencana
wirausaha, dan merencanakan target keuntungan yang hendak mereka capai. Sebanyak 8 dari 10 orang mahasiswa bidang studi kewirausahaan
Fakultas Ekonomi Universitas “X” di Bandung 80 mengatakan merasa antusias dalam melakukan praktek kewirausahaan secara mandiri. Namun, 2
mahasiswa lainnya 20 mengatakan tidak merasa antusias melakukan kegiatan praktek wirausaha karena hanya mengikuti temannya.
Sebanyak 6 dari 10 orang Mahasiswa bidang studi kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas “X” di Bandung 60 bersedia melakukan
Universitas Kristen Maranatha
praktek kewirausahaan secara nyata. Namun 4 orang lainnya 40 mengaku malas melakukan praktek kewirausahaan karena dirasakan terlalu beresiko.
Sebanyak 80 menyatakan bahwa merasa antusias mewujudkan ide-ide mereka dalam suatu kewirausahaan, sedangkan 20 lainnya menyatakan tidak
merasa antusias dan lebih memilih untuk bekerja di perkantoran daripada berwirausaha.
Sebanyak 80 8 dari 10 orang mahasiswa yang diwawancarai mengatakan bersedia untuk berjuang melakukan kegiatan kewirausahaan hingga
berhasil. Sedangkan 20 lainnya mengatakan lebih memilih untuk bekerja dengan pekerjaan yang pasti.
Berdasarkan wawancara tersebut, terdapat variasi sikap. Mahasiswa bidang studi kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas “X” di Bandung
yang memiliki nilai-nilai yang selaras dengan nilai-nilai yang terkandung dalam kewirausahaan akan merasa aman dan mendukung kewirausahaan tersebut
sehingga dapat dikatakan mereka memiliki sikap yang cenderung positif terhadap kewirausahaan. Mahasiswa bidang studi kewirausahaan Fakultas Ekonomi
Universit as “X” di Bandung yang merasa bahwa nilai-nilainya tidak selaras
dengan kewirausahaan yang akan terjadi akan timbul perasaan tidak aman dan pada akhirnya memiliki sikap yang cenderung negatif terhadap kewirausahaan
yang akan terjadi. Variasi sikap mahasiswa bidang studi kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas “X” di Bandung terhadap kewirausahaan inilah yang
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai sikap mahasiswa
Universitas Kristen Maranatha
bidang studi kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas “X” di Bandung terhadap kewirausahaan.