PENGARUH PENGALAMAN BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN: Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
Mayang Agustiani, 2013
No. Daftar/FPEB/457/UN.40.7.D1/LT/2013
PENGARUH PENGALAMAN BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN
(Survei pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh
Mayang Agustiani 0901326
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PENGALAMAN BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN
(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)
Bandung, 18 Oktober 2013 Skripsi ini disetujui oleh :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
Dr. Ikaputera Waspada NIP. 196104201987031002
(3)
Mayang Agustiani, 2013
PENGARUH PENGALAMAN BELAJAR KEWIRAUSAHAAN
TERHADAP PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN
(Survei pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)
Oleh:
MAYANG AGUSTIANI
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Mayang Agustiani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(4)
ABSTRAK
“Pengaruh Pengalaman Belajar Kewirausahaan Terhadap Pengetahuan Kewirausahaan (Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan
Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia)” Dibawah bimbingan Dr. A. Jajang W. Mahri, M.Si
Oleh :
MAYANG AGUSTIANI 0901326
Permasalahan dalam penelitian ini adalah pengetahuan kewirausahaan mahasiswa yang masih rendah. Tujuan dari penlitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengalaman belajar kewirausahaan terhadap pengetahuan kewirausahaan,
Dalam penelitian ini yang menjadi objek sasaran penelitian yaitu mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia (FPEB UPI). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatory. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dengan jumlah sampel 242 mahasiswa yang diambil secara proportionate
stratified random sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi pengetahuan kewirausahaan (Y) sebagai variable dependen pengalaman Belajar kewirausahaan (X). Sehingga, berdasarkan dua variable independen tersebut, maka analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresil inier sederhana, dengan menggunakan alat bantu
SPSS 21.0 for windows.
Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa pengalaman belajar kewirausahaan termasuk dalam katagori tinggi, dan pengetahuan kewirausahaan termasuk dalam kategori tinggi. Kemudian, pengalaman belajar positif terhadap pengetahuan kewirausahaan.
(5)
ABSTRACT
“The Influence of Entrepreneurial Learning Experience towards Entrepreneurship
Knowledge (Survey on Faculty of Economics and Business Education Students at Indonesia University of Education)”
Under the guidance of Drs. A. Jajang W. Mahri, M. Si
By:
MAYANG AGUSTIANI 0901326
The problem of the study is the low on student’s entrepreneurship
knowledge. The aim of the study is to examine the influence of entrepreneurial learning experience towards entrepreneurship knowledge.
The object of the study is the Faculty of Economics and Business
Education students 10’ at Indonesia University of Education (FPEB UPI). The
method of the study is survey explanatory. The data collection uses a questionnaire with 242 samples of students which are determined by
proportionate stratified random sampling. The variables of the study include
entrepreneurial knowledge (Y) as the dependent variable and entrepreneurial learning experience as the independent variable (X). Thus, based on the two independent variables, the statistical analysis of the study is a simple linear regression with SPSS 21.0 for windows as the auxiliary apparatus.
The data analysis found that entrepreneurial learning experience include into high category and entrepreneurship knowledge also include into high category. Thus, entrepreneurhsip learning experience has a positive effect on entrepreneurship knowledge.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... 1
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3. Tujuan Penulisan ... Error! Bookmark not defined. 1.4. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4.1. Manfaat Teoritis ... Error! Bookmark not defined. 1.4.2. Manfaat Praktis ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Error! Bookmark not defined.
2.1. Tinjauan Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1. Konsep Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Pengetahuan Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.1 Konsep Pengetahuan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2.2 Pengukuran Pengetahuan KewirausahaanError! Bookmark not defined. 2.1.3. Pengalaman belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3.1. Konsep Pengalaman belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4. Pengukuran Pengalaman Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.2. Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.3. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.4. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
(7)
3.2. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.3.1. Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2. Sampel... Error! Bookmark not defined. 3.3.2.1. Sampel Angkatan ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2.2. Sampel Kelas ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2.3. Sampel Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined. 3.4. Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.5. Teknik Pengumpulan Data... Error! Bookmark not defined. 3.6. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7. Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2. Uji Reabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8. Teknik Analisis Data dan Pengujian HipotesisError! Bookmark not defined.
3.8.1. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Pengujian Hipotesis... Error! Bookmark not defined.
3.8.2.1 Uji t (Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Individual)Error! Bookmark not defined.
3.8.2.2 Uji R2(Koefisien Determinasi) ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.
4.1. Dskripsi Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2. Deskripsi Umum Responden ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Program StudiError! Bookmark not defined. 4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminError! Bookmark not defined. 4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia . Error! Bookmark not defined.
4.3. Analisis Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.
(8)
4.3.2 Uji Realibilitas ... Error! Bookmark not defined. 4.3.3 Uji Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined. 4.4. Deskripsi Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.4.1 Variabel pengalaman Belajar Kewirausahaan (X)Error! Bookmark not defined. 4.4.2 Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (Y)Error! Bookmark not defined. 4.5. Hasil Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.6. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.6.1. Analisis Regresi Secara Parsial (uji t) ... Error! Bookmark not defined. 4.6.2. Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined. 4.7. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.7.1. Pengalaman Belajar Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined. 4.7.2. Pengetahuan Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.
4.7.3.Pengaruh Pengalaman Belajar terhadap Pengetahuan Kewirausahaan Error! Bookmark not defined.
4.8. Implikasi Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
5.1. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2010–2012
... 1
Tabel 1.2 Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner ... 3
Tabel 2.1 Kompetensi Mata Kuliah Kewirausahaan ... 13
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu 21 Tabel 3.1 Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2010 ... 31
Tabel 3.2 Sampel Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI ... 33
Tabel 3.3 Sampel Angkatan 2010 Menurut Kelas ... 34
Tabel 3.4 Sampel Menurut jenis Kelamin ... 35
Tabel 3.5 Operasional Variabel Pengetahuan Kewirausahaan ... 36
Tabel 3.6 Operasional Variabel Pengalaman Belajar Kewirausahaan .... 37
Tabel 3.7 Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert ... 40
Tabel 3.8 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 41
Tabel 4.1 Daftar Program Studi di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) UPI ... 47
Tabel 4.2 Jumlah Item Angket ... 51
Tabel 4.3 Uji Realibilitas ... 51
Tabel 4.4 Uji Daya Pembeda Variabel Pengetahuan Kewirausahaan ... 53
Tabel 4.5 Gambaran Frekuensi dan Skor Pengalaman Belajar (Dimensi Pengalaman Nyata) ... 54
Tabel 4.6 Gambaran Frekuensi dan Skor Pengalaman Belajar (Dimensi Pengalaman Reflesksi ) ... 54
Tabel 4.7 Gambaran Frekuensi dan Pengalaman Belajar (Dimensi Pengalaman Generalisasi) ... 55
Tabel 4.8 Gambaran Frekuensi dan Skor Kemandirian (Dimensi Pengalaman Implementasi) ... 56
Tabel 4.9 Deskripsi Variabel Pengalaman Belajar Kewirausahaan Mahasiswa ... 56
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Skor Pengetahuan Kewirausahaan Siswa ... 57
Tabel 4.11 Tingkat Pengetahuan Kewirausahaan Mahasiswa FPEB UPI ... 58
Tabel 4.12 Korelasi pengalaman belajar dan pengetahauan kewirausahaan ... 59
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Koefisien Regresi ... 59
Tabel 4.14 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 60 Tabel 4.15 Koefisien Determinasi Variabel X Terhadap Variabel Y
(10)
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus Pembelajaran lewat pengalaman ... 19
Gambar 2.2 The Experiential Learning Cycle ... 27
Gambar 4.1 Karekteristik Responden Berdasarkan Program Studi ... 48
Gambar 4.2 Deskripsi Jenis Kelamin Responden ... 49
Gambar 4.3 Deskripsi Berdasarkan Usia Responden ... 50
Gambar 4.4 Model Implementasi Kurikulum Kewirausahaan ... 66
Gambar 4.5 Model Program Mahasiswa Wirausaha ... 69
Gambar 4.6 Model Pengembangan pengetahuan Kewirausahaan Mahasiswa ... 70
(12)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Angka kelulusan perguruan tinggi di indonesia yang setiap tahun bertambah jumlahnya, tetapi tidak tahu hendak ke mana, karena lapangan pekerjaaan yang tidak memadai atau lapangan pekerjaan yang semakin sempit bahkan hilang. Pihak instansi dan swasta tidak bisa lagi diharapkan lagi keberadaannya, karena jumlah permintaan dan ditawarkannya dari tenaga kerja sudah tidak berimbang lagi jumlahnya.
Menurut Hermina (2011:131)
“Meningkatnya jumlah pengangguran disebabkan lapangan pekerjaan yang sempit, selain itu banyak lulusan perguruan tinggi yang menganggur karena tingkat persaingan dalam melamar pekerjaan semakin tinggi kebanyakan lulusan dari perguruan tinggi berorientasi mencari pekerjaan terutama menjadi pegawai negri dan pegawai swasta bukan sebagai pencipta lapangan pekerjaan".
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja yang menganggur sebagian besar diciptakan oleh kelompok terdidik, dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 1.1
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2010–2012
No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2010 (juta jiwa) 2010 (%) 2011 (juta jiwa) 2011
(%) 2012
(juta jiwa)
2012 (%)
1. Tidak/belum pernah sekolah
157.586 3,81 190.370 3,56 82,411 3,69 2. Belum/tidak tamat SD 600.221 7,45 686,895 8,37 503,379 7,80 3. SD 1.402.858 11,90 1.120.090 10,66 1.449.508 10,34 4. Sekolah Menengah
Pertama
1.661.449 11,87 1.890.755 10,43 1.701.294 5,51 5. Sekolah Menengah Atas 2.149.123 12,78 2.042.629 7,16 1.832.109 7,50 6. Sekolah Menengah
Kejuruan
1.195.192 11,92 1.032.317 8,02 1.041.265 6,95 7. Diploma I/II/III 443.222 7,14 244.687 6,56 196.780 6,32 8. Universitas 710.128 6,15 492.343 5,23 438.210 5,13
Jumlah 8.319.779 73,11 7.700.086 64,99 7.244.956 50,98
(13)
2
Menurut BPS, tingkat pengangguran terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Dari data Tabel 1.1 tersebut menunjukan bahwa pada tahun 2010 pengangguran terbuka lulusan Diploma I,II,III dan universitas lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak/belum sekolah, begitu pula pada tahun 2011 dan 2012. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi tidak menjamin untuk mendapatkan pekerjaan. Pengangguran intelektual ini tidak terlepas dari persoalan dunia pendidikan yang tidak mampu menghasilkan tenaga kerja berkualitas sesuai dengan tuntutan pasar kerja sehingga seringkali tenaga kerja terdidik kita kalah bersaing dengan tenaga kerja asing.fenomena ini lah yang sedang dialami oleh negara dimana tenaga kerja yang terdidik banyak yang menganggur.
Wasty Soemanto (2002 :78) mengatakan bahwa : Satu-satunya perjuangan atau cara untuk mewujudkan manusia yang mempunyai moral, sikap, dan keterampilan wirausaha adalah dengan pendidikan. Dengan pendidikan, wawasan individu menjadi lebih percaya diri, bisa memilih dan mengambil keputusan yang tepat, meningkatkan kreativitas dan inovasi, membina moral, karakter, intelektual, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia yang lain sehingga akhirnya mampu berdiri sendiri. Ismangil (2005) juga mengatakan bahwa profesionalisme sebagai suatu elemen kewirausahaan yang berhasil hanya tumbuh dari hasil pelatihan, pengalaman, atau proses belajar tertentu dalam Muladi Wibowo (2011:6). Menurut (Eka Handriani,
2011:2) mengatakan bahwa pada kenyataannya pendidikan di perguruan tinggi masih rendah sehingga lulusan yang dihasilkannya pun rendah tidak sesuai kebutuhan dan tuntutan msayarakat. seharusnya setiap perguruan tinggi menetapkan atau mewajibkan adanya matakuliah kewirausahaan agar lulusannya memiliki pengtahuan kewirausahaan dan gagalnya pemerintah dalam mengembangkan jiwa entrepreuner pada mahasiswa yang masih aktif di perguruan tinggi, namun hal tersebut masih belum berhasil dilakukan oleh setiap perguruan tinggi. Dengan menerapkan mata kuliah kewirausahaan dalam
(14)
3
setiap kurikulumnya, faktanya tingkat pengetahuan kewirausahaan pada mahasiswa masih terbilang sangat rendah.
Untuk memperkuat fakta tersebut, peneliti melakukan pra-penelitian. Dengan melakukan observasi berupa penyebaran angket yang diajukan kepada responden mahasiswa di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnisi (FPEB). Pernyataan yang diajukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata pengetahuan kewirausahaan pada mahasiswa UPI saat ini. Peneliti melakukan pra-penelitian tentang bagaimana gambaran pengetahuan kewirausahaan yang dimiliki mahasiswa di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnisi (FPEB). Berikut hasil pra-penelitian tentang pengetahuan kewirausahaan mahasiswa FPEB UPI:
Tabel 1.2
Pernyataan dan Jawaban Kuesioner
No PERTANYAAN SP P KP TP STP Jumlah
5 4 3 2 1 300 ST
1. Tingkat pemahaman akan konsep kewirausahaan setelah
mengontrak matakuliah kewirausahaan
30 152 30 10 1 223 T
2. Tingkat pemahaman akan karakteristik dan peranan kewirausahaan
25 152 42 4 - 223 T
Sumber: Pra Penelitian (data diolah)
Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa pemahaman terhadap pengetahuan kewirausahaan mahasiswa FPEB tentang kewirausahaan sudah relatif tinggi memahami kewirausahaan. Tetapi yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini skor yang masih dicapai belum maksimal yaitu kategori skor 300 yang faktaknya kebanyakan dari mereka sudah lulus mengontrak matakuliah kewirausahaan di jurusannya masing-masing dengan mendapatkan nilai yang baik. Para mahasiswa pun seharusnya sudah dapat memahami pengetahuan kewirausahaan dengan baik.
Menurut Suyadi (2002) Pengetahuan kewirausahaan diperoleh melalui proses belajar pengamatan dan berdasarkan pengalaman sebelumnya.
(15)
4
Pengetahuan kewirausahaan juga dapat diperoleh melalui kunjungan dan pengamatan langsung terhadap orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan.
Menurut Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya
Pendidikan kewirausahaan tidak hanya memberikan landasan teoritis mengenai konsep kewirausahaan tetapi membentuk sikap, perilaku, dan pola pikir (mindset) seorang wirausahawan (entrepreneur). Hal ini merupakan investasi modal manusia untuk mempersiapkan para mahasiswa dalam memulai bisnis baru melalui integrasi pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan penting untuk mengembangkan dan memperluas sebuah bisnis.
Tetapi pada kenyataannya, sangat disayangkan bahwa hingga saat ini penumbuhkembangan kewirausahaan di kalangan mahasiswa di perguruan tinggi masih sangat rendah. Maka dari itu dengan mempelajari kewirausahaan dalam matakuliah itu sendiri akan memberikan manfaat untuk belajar memulai berwirausaha, saat ini matakuliah kewirausahaan di fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis diwajibkan untuk mengontrak matakuliah tersebut agar lulusannya tidak hanya untuk mencari kerja akan tetapi dengan pengalaman belajar tersebut mampu membuat lapangan pekerjaan dengan berwirausaha.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masalah tersebut dengan mengambil judul
PENGARUH PENGALAMAN BELAJAR KEWIRAUSAHAAN
TERHADAP PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia )
(16)
5
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran pengalaman belajar kewirausahaan dan pengetahuan kewirausahaan mahasiswa ?
2. Bagaimana pengaruh pengalaman belajar kewirausahaan terhadap pengetahuan kewirausahaan ?
1.3.Tujuan Penulisan
Memacu dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran pengalaman belajar kewirausahaan dan pengetahuan kewirausahaan.
2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman belajar kewirausahaan terhadap pengetahuan kewirausahaan.
1.4.Manfaat Penelitian
Selain memiliki tujuan, dilakukannya penelitian ini memiliki manfaat dan keunggulan. Keunggulan dalam penelitian ada dua, yaitu keunggulan teoritis dan keunggulan praktis yaitu sebagai berikut :
1.4.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi slah satu referensi untuk memperluas wawasan dan pengetahuan dalam hal ini matakuliah dan pengalaman pelatihan kewirausahaan sebagai sebagian dari pengaruh dari pembentukan pengetahuan kewirausahaan.
1.4.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mempunyai keunggulan bagi beberapa pihak seperti dibawah ini :
(17)
6
1. Bagi Masyarakat Luas
Sebagai salah satu sumber pengetahuan tentang faktor belajar kewirausahaan termasuk salah satu pembentuk keinginan berwirausaha, khususnya faktor mata kuliah kewirausahaan dan pelatihan kewirausahaan.
2. Bagi Universitas
Para dosen dapat mengetahui pentingnya matakuliah dan pelatihan kewirausahaan, supaya lulusannya tidak mencari kerja akan tetapi dapat membuka lapangan pekerjaan.
3. Bagi Mahasiswa
Sebagai salah satu referensi untuk memperluas maupun pembanding penelitian atau karya ilmiah, khususnya faktor pengalaman belajar kewirausahaan.
4. Bagi Penulis
Menambah wawasan dalam hal kewirausahaan, mengetahui faktor pengalaman belajar kewirausahaan terhadap pengetahuan kewirausahaan. Dan mengetahui peranan matakuliah, praktek kuliah kerja wirausaha dan pelatihan kewirausahaan.
(18)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengetahuan kewirausahaan mahasiswa sebagai variabel terikat dan pengalaman belajar mahasiswa tentang kewirausahaan sebagai variabel bebas. Objek sasaran dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI yang telah mengontrak mata kuliah kewirausahaan.
3.2. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
dan explanatory. Survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variable Kerlinger dalam Riduwan (2011:49). Atau dengan kata lain, penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data sedangkan explanatory yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui hipotesa.
(19)
29
Mayang Agustiani, 2013
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi
Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Suharsimi Arikunto (2010:173) menyatakan populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”. Menurut Sugiyono (2008:80) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI yang telah lulus mengontrak mata kuliah kewirausahaan pada angkatan 2010.
Tabel 3.1.
Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2010
NO. PRODI JUMLAH
%
1. Pendidikan Akuntansi – S1 18,4
2. Pendidikan Manajmen Bisnis – S1 15
3. Pendidikan Manajmen Perkantoran – S1 15,4
4. Pendidikan Ekonomi – S1 17,2
5. Manajmen – S1 15,4
6. Akuntansi – S1 17
Jumlah 100
Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08
Berdasarkan Tabel 3.1 yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah 575
mahasiswa.
3.3.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2012: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sedangkan menurut Mohammad Ali (2011: 84) sampel ialah bagian yang mewakili populasi yang diambil dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.Dalam penelitian ini, tidak semua populasi
(20)
30
diteliti Pengertian mewakili atau refresentatif menunjukkan, bahwa semua ciri yang dimiliki oleh populasi terdapat atau tercermin dalam sampel.
Dalam penentuan sampel penelitian menggunakan teknik Purposive
Sampling. Sampling bertujuan (Sugiyono, 2010:68) adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu.
Kemudian untuk pengambilan sampel mahasisswa menggunakan teknik proportionate random sampling. Menurut Isaac dan Michael (Riduwan, 2012:50-51) rumus dalam menentukan sampel sebagai berikut:
Keterangan:
S = jumlah sampel yang dikehendaki N = jumlah anggota populasi
P = proporsi populasi 0,50 d = tingkat akurasi 0,05
X2 = tabel chi-square sesuai tingkat kepercayaan 0,95 = 3,841 (Dk =1) Dalam penelitian ini, jumlah populasi 575 dimasukkan kedalam rumus tersebut dan menghasilkan nilai 230 (pembulatan) sampel seperti tampak sebagai berikut:
230,16 dibulatkan menjadi 230
Jadi, jumlah sampel minimal yang diteliti adalah berjumlah 230 mahasiswa.
(21)
31
Mayang Agustiani, 2013
3.3.2.1. Sampel Angkatan
Berdasarkan perhitungan diperoleh jumlah sampel minimal sebanyak 230 mahasiswa. Penentuan jumlah masing-masing sampel untuk angkatan dihitung secara random dan proporsional, dengan menggunakan rumus:
n x N N
ni i (Riduwan, 2008 : 45)
Keterangan :
N = Jumlah populasi seluruhnya. Ni = Jumlah populasi menurut stratum. ni = Jumlah sampel menurut stratum.
Tabel 3.2.
Sampel Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI
No. Jurusan Jumlah
Mahasiswa
Perhitungan Sampel Mahasiswa
Jumlah Sampel
1. Pendidikan Akuntansi 106
42
2. Pendidikan Manajmen Bisnis 86
34
3. Pendidikan Manajmen
Perkantoran 98
40
4. Pendidika Ekonomi 99
40
5. Manajmen 89
36
6. Akuntansi 97
39
JUMLAH 575 231
Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08 3.3.2.2. Sampel Kelas
Dari Tabel 3.2. diatas dapat diketahui bahwa terdapat 231 sampel mahasiswa dari angkatan 2010. Langkah selanjutnya adalah menentukan sampel mahasiswa berdasarkan kelas masing-masing dengan cara random dan proporsional :
(22)
32
Tabel 3.3.
Sampel Angkatan 2010 Menurut Kelas
Nama
Jurusan Kelas
Jumlah Mahasiswa
Perhitungan Sampel
aMahasiswa Per Kelas Jumlah
Pendidikan
Akuntansi (S1) 1. Kelas A 52
21
2. Kelas B 54
22 Pendiidkan
Manajemen Bisnis (S1)
1. Kelas A
45
18 2. Kelas B
44 18 Pendidikan Manajemen Perkantoran (S1)
1. Kelas A
49
20 2. Kelas B 49
20 Pendidikan
Ekonomi (S1)
1. Kelas A
52
21 2. Kelas B
49
20 Manajemen
(S1)
1. Kelas A
44
18 2. Kelas B
45
19 Akuntansi (S1) 1. Kelas A
44
18 2. Kelas B
43
18
Jumlah Sampel 575 233
3.3.2.3.Sampel Jenis Kelamin
Dari Tabel 3.4. diperoleh sampel kelas dari angkaan 2010. Langkah selanjutnya adalah menentukan sampel mahasiswa berdasarkan jenis kelamin secara random. Dengan penarikan sampel berdasarkan jenis kelamin ditujukan agar sampel yang diperoleh teracak secara merata dan proporsional.
(23)
33
Mayang Agustiani, 2013
Tabel 3.4.
Sampel Menurut Jenis Kelamin
Jurusan Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Mahasiswa
Sampel Mahasiswa Menurut
Jenis Kelamin Jumlah
Pendidikan Akuntansi
(S1)
A
P 39
16
L 13
6
B
P 40
16
L 14
6
Pendiidkan Manajemen Bisnis (S1)
A
P 29
12
L 16
7
B
P 16
7
L 28
12 Pendidikan Manajemen Perkantoran (S1) A
P 34
14
L 15
6
B
P 33
14
L 16
7
Pendidikan Ekonomi (S1)
A
P 37
15
L 15
6
B
P 31
13
L 17
7
Manajemen (S1)
A
P 28
12
L 16
7
B
P 28
12
L 17
7
Akuntansi (S1)
A
P 27
11
L 17
11
B
P 29
12
L 15
6
(24)
34
3.4.Operasional Variabel
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Hal ini dilakukan agar setiap variabel dan indikator penelitian dapat diketahui skala pengukurannya secara jelas. Operasionalisasi variabel penelitian secara rinci diuraikan sebagai berikut :
Tabel 3.5
Operasional Variabel Pengetahuan Kewirausahaan
Variabel Dimensi Indikator Skala
(1) (2) (3) (4)
Pengetahuan Kewirausahaan (Y) pengetahuan kewirausahaan merupakan hasil dari proses belajar yang dialaminya. Pengetahuan merupakan proksi (proxy) dari hasil belajar (Linan., 2004)
1. Pengetahuan dasar
kewirausahaan
2. Pengetahuan ide dan peluang usaha
3. Pengetahuan tentang aspek – aspek usaha
1. Tingkat pengatahuan tentang konsep kewirausahaan 2. Tingkat pengetahuan tentang karakteristik kewirausahaan. 3. Tingkat pengetahuan tentang faktor kegagalan dan keberhasilan wirausaha. 1. Tingkat pengetahuan dalam memanfaatkan peluang secara kreatif dan inovatif. 2. Tingkat pengetahuan tentang menilai resiko usaha. 1. Tingkat pengetahuan tentang organisasi Interval
(25)
35
Mayang Agustiani, 2013
4. Pengetahuan menyusun proposal usaha (merintis udaha baru) usaha 2. Tingkat pengetahuan tentang proses produksi dan hasil produksi. 3. Tingkat pengetahuan tentang administrasi usaha. 4. Tingkat pengetahuan tentang pemasaran. 5. Tingkat pengetahuan tentang modal usaha. 1. Tingkat pengetahuan tentang menyusun proposal usaha Tabel 3.6
Operasional Variabel Pengalaman Belajar Kewirausahaan
Variabel Dimensi Indikator Skala
(1) (2) (3) (4)
Pengelaman belajar kewirausahaan (X) Pengalaman belajar atau learning experience adalah suatu bentuk interaksi antar siswa dan kondisi eksternal lingkungan sekitarnya sehingga bereaksi terhadapnya. Sehingga seorang siswa di sebut belajar jika ada peran aktif atau ada respon dari siswa yang belajar, proses didalamnya meliputi pengalaman nyata, refleksi,
Pengalaman nyata Pengalaman refleksi 1. Kemampuan mendapatkan belajar dari hasil pengalaman belajar 2. Kemampuan
mendapatkan pengalaman dari
pelatihan-pelatihan belajar
1. Kemampuan mengulas
kembali hasil dari belajar
(26)
36
generalisasi,implementsai (Tyler 1994:64 dan David Kolb : 1984)
Pengalaman generalisasi
Pengalaman implementasi
1. Kemampuan membuat tujuan dari hasil pengalaman belajar. 2. Kemampuan
menciptakan suatu perancanaan dimasa yang akan datang dari hasil pengalaman belajar. 1. Kemampuan
mengimplementa sikan
perencanaan dari hasil pengalaman belajar.
2. Kemampuan melakukan suatu tindakan dari hasil pengalaman belajar.
3.5.Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner dan test. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner/ Angket
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006:151). Sesuai dengan operasionalisasi variabel yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengukur variable pengalaman belajar kewirausahaan (X).
(27)
37
Mayang Agustiani, 2013 2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006:150). Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur variabel pengetahuan kewirausahaan (Y).
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu peneliti menyelidiki dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal yang terkait, peraturan-peraturan dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini studi dokumentasinya yaitu data mahasiwa fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis, peraturan tentang Silabus Mata Kuliah Kewirausahaan di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
3.6.Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes.
Adapun langkah-langkah penyusunan angket menurut Suharsimi Arikunto (2006:151) adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari responden mengenai pengetahuan kewirausahaan, persepsi ssiwa tentang wirausaha, dan minat berwirausaha
b. Menentukan objek yang menjadi responden, yaitu mahasiswa fakultas pendidikan ekonomi dan bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.
c. Menyususn kisi-kisi instrumen penelitian.
d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
e. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan alternatif jawaban untuk jenis jawaban yang sifatnya tertutup.
f. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang bersifat tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah
(28)
38
daftar pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal, berarti objek yang diteliti mempunyai peringkat saja.
g. Menyebarkan angket
h. Mengelola dan menganalisis angket.
Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert.
SkalaLikert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Riduwan, 2012:20). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. (Sugiyono, 2012: 93).
Jawaban setiap item instumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis ketentuan skala yang digunakannya Tabel 3.7. sebagai berikut:
Tabel 3.7
Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
SS = Sangat Setuju/ Sangat Sesuai 5
S = Setuju/ Sesuai 4
N = Netral/ Netral 3
TS = Tidak Setuju/ Tidak Sesuai 2 STS = Sangat Tidak Setuju/ Sangat tidak sesuai 1
3.7.Pengujian Instrumen Penelitian
Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan standar metode penelitian. Untuk itu dilakukan uji validitas dan reliabilitas atas instrument penelitian ini.
(29)
39
Mayang Agustiani, 2013 3.7.1. Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :
2 2 22 X N Y Y
X N Y X XY N rXY
(Suharsimi Arikunto, 2010:213) Keterangan :
= Koefisien korelasi X = Nilai faktor tertentu Y = Skor total
N = Jumlah Responden
Dalam korelasi PPM ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi (r) dapat dilihat pada Tabel. 3.8.
Tabel 3.8.
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan Antara 0,800 – 1,000
Antara 0,600 – 0,799 Antara 0,400 – 0,599 Antara 0,200 – 0,399 Antara 0,000 – 0,199
: sangat tinggi : tinggi : cukup tinggi : rendah
: sangat rendah (tidak valid)
Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi (r), kemudian dilakukan pengujian signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut :
(30)
40
t
hit=
√√ (Riduwan, 2010:81)
Dimana :
t = Nilai t hitung
r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2). Kaidah keputusan: jika t hitung > t Tabel berarti valid sebaliknya jika t hitung < t Tabel tidak valid.
3.7.2. Uji Reabilitas
Suharsimi Arikunto (2010:221) reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabelakan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus
alpha dari Cronbach sebagaimana berikut:
22 11 1 1 t b k k r
(Suharsimi Arikunto, 2010:239) Dimana :
11
r = reliabilitas instrument k = banyaknya butir pertanyaan
2 i
= jumlah varians butir2
t
= varians total
Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, digunakan distribusi tabel (tabel r) untuk α = 0,05 dengan df (dk = n - 2). Keputusan: Jika r11> r tabel berarti reliabel dan sebaliknya jika r11< r tabel berarti tidak reliabel.
(31)
41
Mayang Agustiani, 2013
3.8.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.8.1. Teknik Analisis Data
Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametrik yaitu menggunakan regresi linier sederhana.Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Menyeleksi data 2) Mentabulasi data 3) Analisis data 4) Pengujian hipotesis
Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data interval, sehingga data ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval. Transformasi data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval (Riduwan dan Kuncoro, 2012: 30).
Adapun model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat serta untuk menguji kebenaran dari hipotesis akan digunakan model persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = a0+ βX+ e
Dimana:
Y = pengetahuan kewirausahaan a = Konstanta
ß = Koefisien regresi X = pengalaman belajar e = error term
3.8.2 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis maka penulis menggunakan uji statistik berupa uji parsial (uji t), dan uji koefisien determinasi majemuk(R2).
(32)
42
3.8.2.1 Uji t (Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Individual) Uji t atau disebut juga uji parsial ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel X secara individu mampu menjelaskan variabel Y.
Uji t statistik ini menggunakan rumus :
̂ ̂
Lebih sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus:
Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Hipotesis
H0: β 0 artinya tidak ada pengaruh positif variabel X terhadap variabel Y
Ha : β 0 artinya ada pengaruh positif variabel X terhadap Variabel Y 2. Ketentuan
Jika t hitung < t Tabelmaka H0 diterima dan Ha ditolak
Jika t hitung > t Tabelmaka H0 ditolak dan Ha diterima
Dalam pengujian hipotesis melalui uji t tingkat kesalahan yang digunakan peneliti adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikansi 95%.
3.8.2.2 Uji R2(Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi (R2) merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu garis regresi. Menurut Gujarati (2001:98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) dapat digunakan rumus sebagai berikut:
̀ ̀
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0<R2<1) dengan ketentuan sebagai berikut:
(33)
43
Mayang Agustiani, 2013
Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.
Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.
(34)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh pengalaman belajar kewirausahaan terhadap pengetahuan kewirausahaan mahasiswa, berdasarkan hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengalaman belajar mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi, dan
pengetahuan kewirausahaan mahasiswa dalam katagori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mahsiswa sebagai hasil dari proses belajar kewirausahaan yang mereka ikuti sudah memuaskan.
2. Pengalaman belajar kewirausahaan berpengaruh positif terhadap pengetahuan kewirausahaan. Artinya, semakin tinggi pengalaman belajar kewirausahaan yang dimiliki mahasiswa, maka semakin tinggi atau meningkat pula pengetahuan kewirausahaan atau sebaliknya bila pengalaman belajar kewirausahaan rendah, maka pengetahuan kewirausahaan juga akan rendah atau turun.
5.2.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan kewirausahaan pada mahasiswa dengan cara mempelajari kewirausahaan lebih dalam lagi, baik dalam kegiatan belajar dikelas, maupun di luar kelas seperti mengikuti seminar, Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), pelatihan, magang kewirausahaan dan sebagainya.
2. Bagi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis pada khususnya, dan Universitas pada umumnya, agar lebih membantu meningkatkan lagi pengetahuan mahasiswa, baik pada jalur kurikulum dengan menambah jumlah sks matakuliah kewirausahaan maupun non kurikulum.
(35)
72
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Alma, B. (2009). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.
Aunurrahman. (2010) Belajar dan Belajar. Bandung : Alfabeta
Arikunto, S. (edisi revisi ke VI, 2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Buku Panduan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Pendididikan Indonesia. 2010
Baharudin, (2002) Teori Belajar dan Belajar. Malang : UIN Malang press
Frinces Z.H. (2011). Be An Entrepreneur (jadilah seorang wirausaha). Yogyakarta : Graha Ilmu
Hendro, (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kasmir. (2008). Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
M.Sukardjo (2009) landasan pendidikan konsepdan aplikasinya. Depok : PT Rajagrafindo persada
Riduwan, (2011). Belajar mudah penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sagala S, (2010). Konsep dan makna belajar. bandung : Alfabeta
Setiaji B.H, (2010). Cara praktis membangun wirausaha. Bandung : pustaka
Sistem Informasi Akademik (SIAK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
(36)
73
Slameto (2003) belajar dan faktor-faktoryang mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta
Soemanto W, (2006). Pendidikan wiraswasta penerbit : Bina Aksara
ramadhan
Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (Cetakan ke-16, 2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sudjana.(2005). Metode Statistika Edisi Enam. Bandung: Tarsito
Wasty Soemanto. 2006. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Yana Rohmana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan EViews.Bandung : Lab. Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu. 2013. Pendekatan Karakteristik Wirausaha Sukses. Penerbit : Prenada Media Grup.
B. jurnal
Aprilianty, E. (2012). “Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMA”. Jurnal Pendidikan Vokasi. 2, (3), 311-324.
Handriani, Eka. (2011). Pengembangan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan di
Perguruan Tinggi,Jurnal Ilmiah Inkoma. Ungaran :Fakultas Ekonomi
UndarisVolume 22, Nomor 1, Februari 2011.
Kuntowicaksono. (2012). “Pengaruh Pengetahuan Wirausaha dan Kemampuan Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”. Journal of Economic Education. 1, (1), ISSN 2301-7341. 46-52.
Linan, Francisco., Juan Carlos Rodriguez-Cohard., dan Rueda-Cantuche, J.M. (2011). “Factors Affecting Entrepreneurial Intention Levels: A Role For
(37)
74
Education”. Int. Entrep Manag J (2011) 7:195-218 DOI 10.1007/s11365-010-0154-z.
Mulyoto, Perolehan dan Penerapan pengetahuan Dalam belajar Matematika. Jurnal Ilmiah inkoma, Vol 21, No 2, Juni 2010.
Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya. 2012. Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI Jurnal Ilmiah STIE MDP. Musi : STIE
MDP Vol. 1 No. 2 Maret 2012.
Kaunia. Completency Based Training Kewirausahaan peningkatan Mental
Wirausaha Mahasiswa Vol. VIII, No. 1, April 2012
Nurbaya, Siti dan Moerdiyanto. (2012). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Berwirausaha Siswa Kelas Xii Smkn Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan. Program Pascasarjana UNY.
Wibowo, Muladi. 2011. Belajar Kewirausahaan dan Minat Wirausaha Lulusan
SMK, Jurnal Eksplanasi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik
Volume 6 Nomor 2 Edisi September 2011, 109-122.
Utin Nina Hermina, Syarifah Novieyana & Desvira Zain. 2011. Pengaruh Mata
Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak Jurnal Eksos.Pontianak : Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri
Vol. 7. N0. 2 ISSN 1693-9093Jul. 2011, 130 – 141.
Andiwiani Sinarasri dan Ayu Noviani Hanum (2012) “pengaruh latar belakang
pendidikan terhadap motivasi kewirausahaan” Fakultas Ekonomi
Muhammadiyah Semarang.
C.Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan
http://www.tempo.co/ Satu-Juta-Intelektual-di-Indonesia-Menganggur
http:// tribunnews.com/sarjana-indonesia-2020
Ilham Budiman.2010 Belajar Experiental Learning [online]. Tersedia : http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/11/model-belajar-experiental-learning.html
(38)
75
Muslihin. 2012. Jenis-Jenis Pengetahuan. [online]. Tersedia: http://www.referensimakalah.com/jenis-jenis-pengetahuan.html. [11 Juni 2013].
Reza Abdul Aziz (2013) Kurikulum Implementasi Kewirausahaan http://rzabdulaziz.wordpress.com
D.Tesis dan Disertasi
Erlina, Nina. 2011. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kecakapan
Vokasional terhadap Minat Berwirausaha (Survei pada SMK Bidang Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Bangka). Tesis. SPS UPI Bandung:
Tidak diterbitkan.
Iskandar. (2012). Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan dalam Mengembangkan
Intensi Kewirausahaan Mahasiswa. Disertasi. SPS UPI Bandung: Tidak
Diterbitkan.
Lia Mulyati (2010) Internalisasi sikap kewirausahaan melalui prsepsi,
pengalaman belajar kewirausahaan dan pengetahuan kewirausahaan (Survey pada Siswa SMK Negri di Kabupaten Indramayu) (Tesis)
Maman Supratman (2013) Model Belajar Eksperiental dalam mengembangkan
kompetensi profesional manajemen koperasi. Tesis. SPS UPI Bandung
Rahmat Mamusi (2010) kontribusi penguasaan materi dan suasana belajar dalam
belajar kewirausahaan terhadap pembentukan sikap kewirausahaan siswa.
Shinta Soneta (2010) Pengaruh Kompetensi Profesional Mengajar dalam Belajar
Kewirausahaan Terhadap Penguasaan Materi dan Pembentukan Sikap Kewirausahaan Siswa. Tesis. SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
(1)
43
Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.
Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh pengalaman belajar kewirausahaan terhadap pengetahuan kewirausahaan mahasiswa, berdasarkan hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengalaman belajar mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi, dan
pengetahuan kewirausahaan mahasiswa dalam katagori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mahsiswa sebagai hasil dari proses belajar kewirausahaan yang mereka ikuti sudah memuaskan.
2. Pengalaman belajar kewirausahaan berpengaruh positif terhadap pengetahuan kewirausahaan. Artinya, semakin tinggi pengalaman belajar kewirausahaan yang dimiliki mahasiswa, maka semakin tinggi atau meningkat pula pengetahuan kewirausahaan atau sebaliknya bila pengalaman belajar kewirausahaan rendah, maka pengetahuan kewirausahaan juga akan rendah atau turun.
5.2.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan kewirausahaan pada mahasiswa dengan cara mempelajari kewirausahaan lebih dalam lagi, baik dalam kegiatan belajar dikelas, maupun di luar kelas seperti mengikuti seminar, Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), pelatihan, magang kewirausahaan dan sebagainya.
2. Bagi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis pada khususnya, dan Universitas pada umumnya, agar lebih membantu meningkatkan lagi pengetahuan mahasiswa, baik pada jalur kurikulum dengan menambah jumlah sks matakuliah kewirausahaan maupun non kurikulum.
(3)
72
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Alma, B. (2009). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.
Aunurrahman. (2010) Belajar dan Belajar. Bandung : Alfabeta
Arikunto, S. (edisi revisi ke VI, 2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Buku Panduan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Pendididikan Indonesia. 2010
Baharudin, (2002) Teori Belajar dan Belajar. Malang : UIN Malang press
Frinces Z.H. (2011). Be An Entrepreneur (jadilah seorang wirausaha). Yogyakarta : Graha Ilmu
Hendro, (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga. Kasmir. (2008). Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
M.Sukardjo (2009) landasan pendidikan konsepdan aplikasinya. Depok : PT Rajagrafindo persada
Riduwan, (2011). Belajar mudah penelitian. Bandung : Alfabeta. Sagala S, (2010). Konsep dan makna belajar. bandung : Alfabeta
Setiaji B.H, (2010). Cara praktis membangun wirausaha. Bandung : pustaka Sistem Informasi Akademik (SIAK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
(4)
Rineka Cipta
Soemanto W, (2006). Pendidikan wiraswasta penerbit : Bina Aksara ramadhan
Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (Cetakan ke-16, 2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sudjana.(2005). Metode Statistika Edisi Enam. Bandung: Tarsito
Wasty Soemanto. 2006. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Yana Rohmana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan EViews.Bandung : Lab. Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI.
Yuyus Suryana dan Kartib Bayu. 2013. Pendekatan Karakteristik Wirausaha Sukses. Penerbit : Prenada Media Grup.
B. jurnal
Aprilianty, E. (2012). “Pengaruh Kepribadian Wirausaha, Pengetahuan
Kewirausahaan, dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMA”. Jurnal Pendidikan Vokasi. 2, (3), 311-324.
Handriani, Eka. (2011). Pengembangan Kualitas Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi,Jurnal Ilmiah Inkoma. Ungaran :Fakultas Ekonomi UndarisVolume 22, Nomor 1, Februari 2011.
Kuntowicaksono. (2012). “Pengaruh Pengetahuan Wirausaha dan Kemampuan
Memecahkan Masalah Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”. Journal of Economic Education. 1, (1), ISSN 2301-7341. 46-52.
Linan, Francisco., Juan Carlos Rodriguez-Cohard., dan Rueda-Cantuche, J.M.
(5)
74
Education”. Int. Entrep Manag J (2011) 7:195-218 DOI 10.1007/s11365-010-0154-z.
Mulyoto, Perolehan dan Penerapan pengetahuan Dalam belajar Matematika. Jurnal Ilmiah inkoma, Vol 21, No 2, Juni 2010.
Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya. 2012. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI Jurnal Ilmiah STIE MDP. Musi : STIE MDP Vol. 1 No. 2 Maret 2012.
Kaunia. Completency Based Training Kewirausahaan peningkatan Mental Wirausaha Mahasiswa Vol. VIII, No. 1, April 2012
Nurbaya, Siti dan Moerdiyanto. (2012). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kesiapan Berwirausaha Siswa Kelas Xii Smkn Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan. Program Pascasarjana UNY.
Wibowo, Muladi. 2011. Belajar Kewirausahaan dan Minat Wirausaha Lulusan SMK, Jurnal Eksplanasi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik Volume 6 Nomor 2 Edisi September 2011, 109-122.
Utin Nina Hermina, Syarifah Novieyana & Desvira Zain. 2011. Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak Jurnal Eksos.Pontianak : Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Vol. 7. N0. 2 ISSN 1693-9093Jul. 2011, 130 – 141.
Andiwiani Sinarasri dan Ayu Noviani Hanum (2012) “pengaruh latar belakang
pendidikan terhadap motivasi kewirausahaan” Fakultas Ekonomi
Muhammadiyah Semarang.
C.Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan
http://www.tempo.co/ Satu-Juta-Intelektual-di-Indonesia-Menganggur http:// tribunnews.com/sarjana-indonesia-2020
Ilham Budiman.2010 Belajar Experiental Learning [online]. Tersedia : http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/11/model-belajar-experiental-learning.html
(6)
http://www.referensimakalah.com/jenis-jenis-pengetahuan.html. [11 Juni 2013].
Reza Abdul Aziz (2013) Kurikulum Implementasi Kewirausahaan http://rzabdulaziz.wordpress.com
D.Tesis dan Disertasi
Erlina, Nina. 2011. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kecakapan Vokasional terhadap Minat Berwirausaha (Survei pada SMK Bidang Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Bangka). Tesis. SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Iskandar. (2012). Efektivitas Pendidikan Kewirausahaan dalam Mengembangkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa. Disertasi. SPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Lia Mulyati (2010) Internalisasi sikap kewirausahaan melalui prsepsi, pengalaman belajar kewirausahaan dan pengetahuan kewirausahaan (Survey pada Siswa SMK Negri di Kabupaten Indramayu) (Tesis)
Maman Supratman (2013) Model Belajar Eksperiental dalam mengembangkan kompetensi profesional manajemen koperasi. Tesis. SPS UPI Bandung Rahmat Mamusi (2010) kontribusi penguasaan materi dan suasana belajar dalam
belajar kewirausahaan terhadap pembentukan sikap kewirausahaan siswa.
Shinta Soneta (2010) Pengaruh Kompetensi Profesional Mengajar dalam Belajar Kewirausahaan Terhadap Penguasaan Materi dan Pembentukan Sikap Kewirausahaan Siswa. Tesis. SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.