c. Bila d
l
4 −
d
u
; uji itu hasilnya tidak konklusif, sehingga tidak  dapat  ditentukan  apakah  terdapat  autokorelasi  atau  tidak  pada
model itu.
Distribusi DW terletak diantara dua distribusi, d
l
dan d
u
, d
l
adalah batas bawah nilai DW sedang
d
u
adalah batas atas nilai  DW. Nilai-nilai tersebut telah disusun dalam table oleh Durbin Watson dan dikenal sebagai tabel Durbin Watson
untuk derajat keyakinan 95 dan 99.
Untuk  melihat  ada  tidaknya  autokorelasi  dapat  juga  digunakan  ketentuan sebagai berikut:
2.4.2   Uji Heteroskedastisitas
Salah  satu  hal  penting  dalam  regresi  linier  klasik  adalah  bahwa  gangguan  yang muncul  dalam  regresi  populasi  adalah  homoskedastik,  yaitu  semua  gangguan
memiliki  varians  yang  sama  atau  varians  setiap  gangguan  dibatasi  oleh  nilai tertentu pada variabel independen berbentuk nilai konstan yang sama dengan
�
2
. Dengan  kata  lain  semua  residual  atau  error  mempunyai  varian  yang  sama.
Kondisi seperti itu disebut dengan Homoskedastis.
2
=   �
2
, = 1,2,
… , Keterangan:
2
= rata-rata kesalahan pengganggu �
2
= varaians DW
Kesimpulan Kurang dari 1,10
1,10 dan 1,54 1,55 dan 2,46
2,47 dan 2,90 Lebih dari 2,91
Ada autokorelasi Tanpa kesimpulan
Tidak ada autokorelasi Tanpa kesimpulan
Ada autokorelasi
Universitas Sumatera Utara
Heteroskedastisitas  heteroscedasticity  adalah  suatu  penyimpangan asumsi OLS dalam bentuk varians ganguan estimasi yang dihasilkan oleh estimasi
OLS tidak bernilai konstan. Atau dengan kata lain situasi dimana varian �
2
dari faktor pengganggu
adalah tidak sama untuk semua observasi  atau pengamatan atas variabel bebas
.
Ada 4 kemungkinan pola varians dari heteroskedastisitas   : 1.
Pola menyebar dengan varians yang makin besar bila   makin besar. 2.
Pola memusat dengan varians makin kecil bila   makin besar. 3.
Pola cekung dengan varians kecil untuk   sekitar rata-rata. 4.
Pola cembung dengan varians besar untuk   sekitar rata-rata.
Heteroskedastisitas berarti bahwa variasi residual tidak sama untuk semua pengamatan.  Heteroskedastisitas  juga  bertentangan  dengan  salah  satu  asumsi
dasar  regresi  OLS  yaitu  homoskedasitas  variasi  residual  sama  untuk  semua pengamatan. Secara ringkas walaupun terdapat heteroskedastisitas maka penaksir
OLS Ordinary Least Square tetap tidak bias dan konsisten tetapi penaksir tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun sampel besar asimtotic.
Keadaan heteroskedastisitas  tersebut dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain:
a. Sifat  variabel  yang  diikutsertakan  ke  dalam  model,  mengakibatkan
akan  ada  kecendrungan  bahwa  varian  Y  akan  semakin  besar  dengan makin besarnya nilai X. Tingginya varian   tersebut akan berarti pula
tingginya varian  . b.
Sifat  data  yang  digunakan  dalam  analisis.  Pada  penelitian  dengan menggunakan data runtut waktu, kemungkinan asumsi itu benar. Data
itu  pada  umumnya  mengalami  perubahan  yang  relatif  sama  atau proporsional, baik yang menyangkut data variabel bebas maupun data
variabel  tak  bebas.  Tetapi  pada  penelitian  dengan  menggunakan  data seksi silang, kemungkinan asumsi itu benar adalah lebih kecil. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
disebabkan  data  itu  pada  umumnya  tidak  mempunyai  tingkatan  yang samasebanding.
Keadaan heteroskedastisitas tersebut diatas akan mengakibatkan hal-hal berikut: a.
Penduga OLS yang diperoleh tetap memenuhi persyaratan tidak bias. b.
Varian  yang  diperoleh  menjadi  tidak  efisien,  artinya  cendrung membesar  sehingga  tidak  lagi  merupakan  varian  yang  terkecil.
Kecendrungan semakin
membesarnya varian
tersebut akan
mengakibatkan  uji  hipotesis  yang  dilakukan  juga  tidak  akan memberikan hasil yang baik tidak valid. Pada uji t terhadap koefisien
regresi,  t  hitung  diduga  terlalu  rendah.  Kesimpulan  tersebut  akan semakin jelek. Jika sampel pengamatan semakin kecil jumlahnya.
Ada  beberapa  cara  uji  yang  dapat  dipakai  untuk  mendeteksi  apakah serangkaian  data  mengandung  masalah  heteroskedastisitas  atau  tidak.  Prinsip  uji
tersebut  adalah  menguji  apakah  ada  nisbah  yang  signifikan  antara  nilai  absolut dari ganguan estimasi dengan variabel bebanya untuk berbagai pola nisbah.
Pada  bagian  ini  kita  batasi,  dimana  uji  terhadap  ada  tidaknya heteroskedastisitas  dapat  dilakukan  dengan  menggunakan  Uji  Korelasi  Rank
Spearman.
Langkah –langkah pengujian Rank Spearman adalah sebagai berikut :
1. Menentukan hipotesisinya
: tidak terdapat Heteroskedastisitas pada
1 1
: terdapat Heteroskedastisitas pada
1
: tidak terdapat Heteroskedastisitas pada
2 1
: terdapat Heteroskedastisitas pada
2
Universitas Sumatera Utara
2. Menentukan nilai uji Korelasi rank Spearman
= 1 − 6
1 2
2
−1
2.3,
keterangan:
1
=  selisih  ranking  standar  deviasi  s  dan  ranking  nilai mutlak error e. Nilai
= −
=   banyaknya sampel
Pengujian  ini  menggunakan  distribusi  t  dengan  membandingkan  nilai
ℎ �
dengan .  Jika  nilai
ℎ �
lebih  besar  dari ,  maka
pengujian  menolak  hipotesis  nol yang  menyatakan  tidak  terdapat
heteroskedastisitas  pada  model  regresi.  Artinya,  model  tersebut mengandung heteroskedastisitas.
3. Membandingkan  nilai
ℎ �
Nilai t hitung dapat ditentukan dengan formula:
=
−2 1−
2
, keterangan :     =
nilai korelasi rank sperman
Nilai
ℎ �
ini dibandingkan dengan nilai yang ditentukan melalui
tabel distribusi t pada   yang digunakan dan degree of freedom df = − 2.
2.5 Analisis Model ARCH-GARCH