DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Deskripsi unsur berpikir kreatif 10
Tabel 4.1 Deskripsi kemampuan siswa dalam Berpikir Kreatif Lancar I 42
Tabel 4.2 Deskripsi kemampuan siswa dalam Berpikir Kreatif Luwes I 43
Tabel 4.3 Deskripsi kemampuan siswa dalam Berpikir Kreatif Original I 43
Tabel 4.4 Deskripsi kemampuan siswa dalam Berpikir Kreatif I kategori Lancar, Luwes, Original
44 Tabel 4.5 Hasil Observasi Guru Siklus I
44 Tabel 4.6 Deskripsi kemampuan siswa dalam Berpikir Kreatif Lancar II
50 Tabel 4.7 Deskripsi kemampuan siswa dalam Berpikir Kreatif Luwes II
50 Tabel 4.8 Deskripsi kemampuan siswa dalam Berpikir Kreatif Original II
50 Tabel 4.9 Deskripsi kemampuan siswa dalam Berpikir Kreatif I
kategori Lancar, Luwes, Original 51
Tabel 4.10 Hasil Observasi Guru Siklus II 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Segitiga ABC 23
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 33
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus I pertemuan 1 62
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus II pertemuan 1 68
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus II pertemuan 2 74
Lampiran 4 Tes Awal
79 Lampiran 5
Alternatif Jawaban Tes Awal 80
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa I
82 Lampiran 7
Alternatif Jawaban LKS I 84
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa II
87 Lampiran 9
Alternatif Jawaban LKS II 88
Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa III
91 Lampiran 11
Alternatif Jawaban LKS III 92
Lampiran 12 Kisi-kisi Penyusunan Tes Kreativitas I
95 Lampiran 13
Pedoman Penskoran Tes Kreativitas I 97
Lampiran 14 Pedoman Penskoran Tes Kreativitas I
100 Lampiran 15
Lembar Observasi Guru Siklus I 102
Lampiran 16 Lembar Observasi Guru Siklus II
Pertemuan 1 104
Lampiran 17 Lembar Observasi Guru Siklus II
Pertemuan 2 106
Lampiran 18 Lembar Observasi Siswa Siklus I
108 Lampiran 19
Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 1
110 Lampiran 20
Lembar Observasi Siswa Siklus II 112
Lampiran 21 Lembar Validitas Tes Kreativitas I
114 Lampiran 22
Lembar Validitas Tes Kreativitas I 120
Lampiran 23 Lembar Tes Kreativitas I
126 Lampiran 24
Lembar Tes Kreativitas II 127
Lampiran 25 Alternatif Jawaban Tes Kreativitas I
128 Lampiran 26
Alternatif Jawaban Tes Kreativitas II 133
Lampiran 27 Kemampuan Berpikir Kreatif I Siswa
Dalam Berpikir Lancar 136
Lampiran 28 Kemampuan Berpikir Kreatif I Siswa
Dalam Berpikir Luwes 138
Lampiran 29 Kemampuan Berpikir Kreatif I Siswa
Dalam Berpikir Original 140
Lampiran 30 Kemampuan Berpikir Kreatif I Siswa
Kelancaran, Keluwesan, Original 142
Lampiran 31 Kemampuan Berpikir Kreatif II Siswa
Dalam Berpikir Lancar 144
Lampiran 32 Kemampuan Berpikir Kreatif II Siswa
Dalam Berpikir Luwes 146
Lampiran 33 Kemampuan Berpikir Kreatif I Siswa
Dalam Berpikir Original 148
Lampiran 34 Kemampuan Berpikir Kreatif I Siswa
Kelancaran, Keluwesan, Original 150
Lampiran 35 Daftar Nama-nama Siswa Kelas VIII-C
152 Lampiran 36
Daftar Nama Kelompok Siklus I 154
Lampiran 37 Daftar Nama Kelompok Siklus II
155 Lampiran 38
Jadwal Kegiatan Penelitian 156
Lampiran 39 Dokumentasi
157
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi bangsa Indonesia
adalah rendahnya mutu pendidikan formal pada setiap jenjang pendidikan. Usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain
melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan
mutu manajemen sekolah. Namun demikian berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti.
Sebagai negara yang berkembang, Indonesia sangat membutuhkan tenaga- tenaga kreatif yang mampu memberi sumbangan bermakna kepada ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian serta kesejahteraan bangsa pada umumnya. Munandar 2009:31 menyatakan :
“Hidup dalam suatu masa dimana ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya untuk digunakan secara konstruktif maupun destruktif, suatu
adaptasi kreatif merupakan satu-satunya kemungkinan bagi suatu bangsa yang sedang berkembang untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan
yang terjadi,untuk menghadapi problema-problema yang semakin
kompleks”. Melalui pernyataan diatas disimpulkan bahwa kreativitas atau kemampuan
berpikir kreatif telah menjadi faktor penentu kemajuan suatu negara, karena dengan manusia yang kreatif diharapkan mampu mengantisipasi dan merespon
secara efektif ketidakmampuan perubahan di dunia saat ini. Kreativitas tidak lahir dengan sendirinya, tetapi dapat dilahirkan melalui
proses pendidikan. Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, dilaksanakanlah rencana yang
telah telah disusun dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan
untuk membelajarkan siswanya dan mengarahkan interaksi siswa dengan sumber
belajar lainnya. Tujuan pembelajaran merupakan sesuatu yang ingin dicapai setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dari waktu ke waktu tujuan
pembelajaran perlu disempurnakan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan siswa. Oleh karena itu, guru sebagai pengelola pembelajaran diharapkan dapat
menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang melibatkan
seluruh komponen utama proses belajar mengajar, yaitu guru, siswa dan interaksi antara keduanya, serta ditunjang oleh berbagai unsur-unsur pembelajaran,
meliputi tujuan pembelajaran, pemilihan materi pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi atau kondisi belajar yang kondusif, lingkungan belajar yang
mendukung kegiatan belajar mengajar KBM, serta evaluasi yang sesuai dengan kurikulum. Prestasi belajar dapat dioptimalkan melalui peningkatan kualitas
pembelajaran. Pembelajaran matematika pada dasarnya bertujuan untuk membantu
melatih pola pikir siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kritis, logis, cermat dan tepat. Disamping itu agar siswa terbentuk kepribadiannya serta
terampil menggunakan matematika dalam kehidupan sehari - hari. Namun banyak siswa yang menganggap bahwa matematika itu pelajaran yang menakutkan
sehingga siswa tidak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran secara optimal bahkan cenderung pasif.
Menurut Abdurrahman 2003:252 : “ Dari berbagai bidang study yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang study
yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi yang berkesulitan belajar. Menyadari hal tersebut perlu
dilakukan suat u upaya untuk meningkatkan kreativitas matematika”. Oleh karena
itu dalam pembelajaran matematika membutuhkan metode yang tepat. Kesalahan menggunakan metode dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran
matematika yang diinginkan. Dampak yang lain adalah terganggunya kestabilan psikologi peserta didik. Sehingga diperlukan pemilihan suatu strategi yang dapat
melibatkan atau mengaktifkan siswa dalam belajar. Namun kenyataan menunjukkan bahwa sampai saat ini masih banyak guru
yang menggunakan pendekatan tradisional dalam pembelajaran matematika