commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki era persaingan global yang ditandai dengan semakin terbukanya pasar dunia, Indonesia dihadapkan pada ajang persaingan yang semakin luas dan
berat. Ketidakmampuan dalam meningkatkan daya saing produk nasional akan menyebabkan Indonesia tersisih dalam persaingan tersebut.
Tingginya tingkat persaingan antarnegara ini tidak hanya berdampak pada perekonomian Indonsia secara keseluruhan, tetapi juga akan berimplikasi
langsung pada perekonomian daerah, khususnya setelah pemberlakuan otonomi daerah. Tantang ini harus diartikan sebagai tuntutan bagi setiap daerah untuk
meningkatkan daya saing daerahnya masing-masing sebagai penentu keberhasilan pembangunan daerah tersebut. Kemampuan untuk meningkatkan daya saing
daerah sangat tergantung kepada kemampuan daerah dalam mentukan faktor- faktor yang dapat digunakan sebagai ukuran daya saing daerah. Selain itu juga
ditentukan oleh kemampuan daeah dalam menetapkan kebijakan untuk meningkatkan daya saing perekonomian suatu daeah relatif terhadap daerah-
daerah lainnya. Tantangan utama dari pemberdayaan otonomi daerah adalah pemahaman
akan potensi daya saing. Dengan pemahaman yang akurat dan lengkap mengenai potensi daya saing yang dimiliki daerahnya, pemerintah dengan mudah menyusun
commit to user
2 kebijakan yang benar-benar baik sehingga dapat menciptakan iklim yang kondusif
bagi dunia usaha didaerah yang bersangkutan Wahyudin, 2005: 83-86. Dengan kecenderunagn tersebut Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu
provinsi dengan tingkat pertumbuhan yang Pendapatan Domestik Regional Brutonya lebih rendah dibandingkan provinsi lain yang ada di Pulau Jawa harus
mampu menggali potensi yang bisa dikembangkan sebagai pemicu peningkatan PDRBnya.
Dalam Tabel 1.1 dilihat tiga sumbangan sub sektorterbesar untuk PDRB Jawa Tengah, pertama adalah Sub sektorIndustri Pengolahan, kedua Perdagangan,
Hotel dan Restoran. Ketiga sub sektortersebut jika dikembangkan akan mampu memberikan sumbangan yang lebih kepada PDRB.
Tabel 1.1 PDRB Jawa Tengah Atas Harga Konstan 2000 Miliar Rupiah
No Lapangan Usaha
2004 2005
2006 2007
2008 2009
1 Pertanian,
Peternakan, 28.606 29.925 31.002 31.864 33.484 34.949
Kehutanan, Perikanan
1.331 1.454
1.678 1.783
1.851 1.953
2 Pertambangan
Penggalian 3
Industri Pengolahan 43.996 46.106 48.189 50.871 53.159 54.138
4 Listrik, Gas Air
Bersih 1.065
1.180 1.256
1.341 1.405
1.438 5
Kontruksi 7.449
7.961 8.447
9.056 9.648 10.301
6 Perdagangan, Hotel
28,343 30,057 31,816 33,898 35,626 37,766 Restoran
7 Pengangkutan dan
6.510 6.988
7.452 8.053
8.658 9.260
Komunikasi 8
Keuangan, Real Estate
4.827 5.068
5.400 5.767
6.218 6.702
Jasa Perusahaan 9
Jasa-Jasa 13.663 14.313 15.442 16.479 17.742 19.134
commit to user
3
sumber: PDRB Provinsi-Provinsi Indonesia DKI Jakarta
Persaingan global
yang semakin
terbuka menjadikan
Sub sektorPerdagangan sebagai ujung tombak dalam perekonomian Jawa Tengah.
Menarik bila daerah ini mampu memanfaatkan potensi sub sektorPerdagangan sebagai pemicu peningkatan PDRB Provinsi Jawa Tengah. Sesuai dengan paham
merkantalisme yang menganggap perdagangan adalah jalan kemakmuran bagi suatu wilayah.
Pada dasarnya, perdagangan berlangsung kerena hal itu memang mengungtungkan. Setiap orang memiliki kemampuan atau sumber daya yang
bervariasi dan berbeda satu sama lain serta keinginan untuk mengonsumsi barang dalam proporsi yang berbeda satu sama lain. Sering kali seseorang menghendaki
sesuatu yang tidak dimilikinya dan hal tersebut bisa diperoleh dari orang lain yang kebetulan juga meningkatkan sesautu dari orang lain yang tidak dimilikinya
sendiri. Perbedaan preferensi kebutuhan, keinginan sera variasi sumber daya fisik dan finansial yang dimiliki setiap orang membuka peluang bagi
berlangsungnya suatu pertukaran atau perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Seseorang akan diuntungkan jika ia bisa menukarkan sesuatu yang
dimilikinya, yang menurutnya sudah lebih dari cukup, untuk mendapatkan sesuatu yang mendesak dan tidak atau kurang ia miliki guna memenuhi kebutuhan atau
keinginan tersebut. Karena seseorang atau suatu keluarga bahkan suatu masyarakat pada dasarnya memang mustahil untuk membuat sendiri segala
segala sesuatu yang dibutuhkannya Todaro dan Smith, 2006: 95.
commit to user
4 Melalui perdagangan, setiap pihak akan dapat melakukan spesialisasi pada
bidang yang paling disukainya. Dengan perdagangan, setiap orang dapat memperoleh berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan dengan harga yang jauh
lebih murah dibandingkan kalau ia harus memproduksinya sendiri, Mankiw, 2003: 13.
Bagi kebanyakan negara berkembang, sub sektorperdagangan khususnya perdagangan luar negeri memegang peranan penting dalam mendukung
perekonomian negara tersebut. Sub sektorperdagangan yang berbasis pada industrialisasi memegang peranan kunci karena produk yang dihasilkan
diharapkan mampu bersaing dengan produk industri negara lain dalam pasar global. Kemajuan pembangunan sub sektorindustri maupun perdagangan
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan pembangunan pertumbuhan ekonomi Sudaryati, 2002: 2.
Salah satu cara tolak ukur untuk menilai prestasi pembangunan tersebut adalah dengan melihat tingkat pertumbuhan ekonomi daerah. Pada umumnya, laju
pertumbuhan ekonomi suatu negara ditunjukkan dengan menggunakan tingkat pertumbuhan PDBPNB lihat tabel 1.2. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai
kenaikan PDBPNB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan stuktur ekonomi
terjadi atau tidak Lincolin Arsyad, 1999 : 7.
commit to user
5 Tabel 1.2
Prodok Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Miliar Rupiah Tahun
Atas Harga Konstan 2000
Persentase Atas Hargga
Berlaku Persentase
2004 135790
193435 2005
143051 5,34
234435 21,19
2006 150683
5,33 281997
20,28 2007
159110 5,59
312429 10,79
2008 167790
5,45 362939
16,16 2009
175685 4,70
392984 8,27
sumber: PDRB Provinsi-Provinsi Indonesia DKI Jakarta
Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju pada terciptanya keadilan sosial maka kegiatan pembangunan di sub
sektorperdagangan yang merupakan bagian dari potensi ekonomi harus diarahkan untuk mewujudkan sasaran-sasaran yang dapat menjamin kelancaran arus barang,
merangsang kegiatan usaha, memberikan pemerataan kesempatan berusaha dan pemerataan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan dan kepastian usaha.
Dalam hubungan ini perijinan usaha dibidang perdagangan merupakan alat untuk penertiban, pengarahan, pembinaan dan pengawasan kegiatan usaha perdagangan
menuju tertib usaha, sehingga sasaran-sasaran pembangunan dapat diwujudkan. Perdagangan adalah jalur yang bermanfaat untuk menanggulangi kesulitan
– kesukaran ekonomis yang menghadai perekonomian dunia dewasa ini: pengangguran yang merajalela, pendapatan rendah yang tertekan, pertumbuhan
yang tersendat-sendat, masalah beban hutang negara-negara berkembang, inflasi Djokohadikusumo; 1985:15.
Pembangunan sub sektor perdagangan sangat penting dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemertaan, dan memberikan sumbangan
commit to user
6 yang cukup berarti dalam menciptakan lapangan usaha serta perluasan
kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan. Perdagangan membutuhkan pasar dan perusahaan untuk mempermudah
laju distribusi dan produksi barangjasa serta penduduk yang merupakan konsumen sekaligus produsen bagi penciptaan produksi barangjasa itu sendiri
yang nantinya akan diperdagangkan kembali. Sejalan dengan laju pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
nasional, maka peranan dan sumbangan sub sektor perdagangan menjadi semakin penting pula. Peranan sub sektor perdagangan antra lain memperlancar arus
barang dan jasa, mengusahakan dan menjaga tingkat harga menjadi relativ lebih stabil dan peningkatan nilai tambah yang dihasilkan serta kemampuan penyerapan
tenaga kerja yang cukup besar. Mengingat pentinganya peran sub sektorperdagangan bagi perekonomian
Kota Surakarta maka penelitian tentang “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
SUB SUB SEKTORPERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 1985-2009”
menarik untuk di angkat sebagai Judul Skripsi. B.
Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan berbagai permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh ekspor terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto
Sub Sektror Perdagangan di Provinsi Jawa Tengah?
commit to user
7 2. Bagaimana pengaruh jumlah pasar terhadap Pendapatan Domestik Regional
Bruto Sub Sektror Perdagangan di Provinsi Jawa Tengah?
3. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk terhadap Pendapatan Domestik
Regional Bruto Sub Sektror Perdagangan di Provinsi Jawa Tengah?
4. Bagaimana pengaruh jumlah perusahaan terhadap Pendapatan Domestik
Regional Bruto Sub Sektror Perdagangan di Provinsi Jawa Tengah? C.
Tujuan Penelitian
Berdasar kan latar belakang dan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisa seberapa besar pengaruh ekspor terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto Sub Sektror Perdagangan di Provinsi Jawa Tengah.
2. Untuk menganalisa seberapa besar pengaruh jumlah pasar terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto Sub Sektror Perdagangan di Provinsi
Jawa Tengah. 3. Untuk menganalisa seberapa besar jumlah penduduk terhadap Pendapatan
Domestik Regional Bruto Sub Sektror Perdagangan Jawa Tengah. 4. Untuk menganalisa seberapa besar pengaruh jumlah perusahaan terhadap
Pendapatan Domestik Regional Bruto Sub Sektror Perdagangan di Provinsi Jawa Tengah.
commit to user
8
D. Manfaat Penelitian