5 yaitu 1; 2; 3; 4; dan 5mgsumuran, kontrol positif antibiotik yaitu streptomisin
0,25, dan kontrol negatif pelarut DMSO 2,5. Media yang telah mengalami perlakuan kemudian diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 18-24 jam dan diukur diameter zona hambatnya.
5. Uji Kromatografi Lapis Tipis
Sampel yang berupa fraksi nonpolar, semipolar, dan polar ekstrak etanol daun buni ditotolkan pada lempeng plat KLT dan dibiarkan mengering. Setelah kering
plat dimasukkan pada bejana kromatografi yang telah jenuh dengan fase gerak. Setelah elusi selesai, plat diambil dan dikeringkan sampai fase gerak yang ada
pada plat menguap dan mengering. Plat KLT diambil dan diamati hasilnya pada UV 254 nm dan 366 nm kemudian bercak dideteksi dengan pereaksi semprot
FeCl
3
, sitroborat, Liebermann-Burchard, dan anisaldehid-asam sulfat.
HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Hasil Fraksinasi
Fraksinasi dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Cair Vakum KCV. Pada proses KCV menggunakan fase diam silika G
60
dan fase gerak gradien menggunakan gradien kepolaran bertingkat perbandingan kloform
dengan heksan. Agar diperoleh hasil fraksinasi yang baik dilakukan optimasi fase gerak. Volume satu kali elusi adalah jumlah pelarut yang dipakai untuk mengisi
volume kolom yang digunakan. Profil KLT diamati, fraksi yang mempunyai profil KLT yang sama dijadikan satu fraksi sehingga diperoleh fraksi nonpolar,
semipolar dan polar. Hasil fraksi yang didapatkan dari 20 gram ekstrak seperti pada tabel 2. Hasil fraksinasi hanya ±50, hal ini dikarenakan masih banyak
ekstrak yang tertinggal pada kolom KCV.
Tabel 2. Hasil Fraksinasi
Rendemen hasil fraksinasi Volume Pelarut
Berat Ekstrak yang difraksinasi
g Fraksi Nonpolar
g Fraksi Semipolar
g Fraksi Polar
g 200 mL
20 2,16
2,02 5,37
B. Identifikasi bakteri
S.aureus dengan bentuk bulat bergerombol dan berwarna ungu sedangkan
B.subtilis berbentuk batang dan berwarna ungu Irianto, 2012. Hasil ini
membuktikan adanya kesesuaian dengan teori bahwa bakteri uji merupakan
6 golongan bakteri Gram positif dengan ciri berwarna ungu yang disebabkan karena
pada dinding sel bakteri Gram positif mengandung lebih banyak peptidoglikan yang kokoh, sehingga tidak dapat tercuci oleh alkohol sebab terbentuk kompleks
kristal violet-iodinPratiwi, 2008. Uji biokimia merupakan uji aktivitas enzim dari sel bakteri dan digunakan
untuk mengetahui sifat bakteri terhadap berbagai macam zat. Uji biokimia pada S. aureus
dengan metode uji manitol yaitu menggunakan media MSA menunjukkan perubahan warna merah menjadi kuning, hal tersebut terjadi karena bakteri
mampu fermentasi mannitol Kateete et al, 2010. Uji biokimiawi pada bakteri Bacillus subtilis
menggunakan media simmon sitrat. Hasil penelitian media berubah warna dari hijau menjadi biru karena indikator bromtimol blue yang
bereaksi dengan enzim bakteri sebagai sumber karbon sehingga pH media menjadi naik yang menyebabkan perubahan warna media dari hijau menjadi biru
Walkel and Hughes, 2010.
C. Uji Sensitivitas Bakteri
Uji sensitivitas dilakukan dengan media Mueler Hinton yang ditanami disk antibiotik. Tujuan uji sensitivitas yaitu untuk mengetahui sensitivitas bakteri uji
yaitu Staphyloccus aureus dan Bacillus sublitis. Antibiotik yang digunakan yaitu ampisilin, eritromisin, vankomisin, dan kloramfenikol.
Tabel 3. Hasil Uji Sensitivitas Bakteri
Staphyloccus aureus Bacillus subtilis
Disk Antibiotik Zona hambat
mm Keterangan Zona
hambat mm
Keterangan Vankomisin
Kloramfenikol Eritromisin
Ampisilin 18±0,2
15±0,1 23±0,1
32±0,2 Sensitif
Sensitif Sensitif
Sensitif 23±0,1
23±0,2 21±0,2
19±0,1 Sensitif
Sensitif Sensitif
Sensitif
Sensitivitas bakteri terhadap ampicillin dan vankomisin disebabkan antibiotik menghambat sintesis dinding sel sedangkan sensitivitas terhadap
kloramfenicol dan eritromisin dikarenakan antibiotik menghambat sintesis protein Tenover, 2006.
7
D. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri