Bahan Identifikasi Bakteri Uji Sensitivitas

3 Di masyarakat digunakan sebagai pengobatan tradisional seperti darah tinggi, jantung berdebar, dan sifilis Wijayakusuma et al., 2002. Penelitian Habib et al., 2011 menunjukkan bahwa pada ekstrak metanol tanaman Antidesma ghaesembilla memiliki potensi pada beberapa bakteri seperti Salmonella typhi, Bacillus cereus, Pseudomonas aeruginosa, dan Shigella dysenteriae menghasilkan zona hambat 0 sampai 17 mm pada konsentrasi 400µgdisk sampai 1200µgdisk yang dibandingkan dengan kanamisin sebagai standar. Penelitian lain menunjukkan ekstrak akar Antidesma venosum mempunyai aktivtas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan Konsentrasi Hambat Minimal KHM sebesar 0,0781 mgmL dan terhadap Bacillus subtilis mempunyai KHM sebesar 0,1562 mgmL Mwangomo, 2012. Berdasarkan uraian tersebut daun Antidesma bunius berasal dari genus yang sama dengan Antidesma ghaesembilla dan Antidesma venosum yaitu Antidesma , yang membedakan yaitu speciesnya. Sehingga sangat memungkinkan kandungan dari fraksi nonpolar, semipolar, dan polar ekstrak etanol daun Antidesma bunius yang mirip dengan Antidesma ghaesembilla dan Antidesma venosum yang juga memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji aktivitas antibakteri fraksi nonpolar, semipolar, dan polar ekstrak etanol daun buni terhadap Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis serta bioautografinya. METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat gelas, alat timbang, penangas air, corong Buchner Stuart, batang pengaduk, autoklaf China, oven Memmert, Laminar Air Flow Astari Niagara Internasional, lampu spritus Bunsen, ose steril, mikropipet, yellow tips, blue tips, inkubator Memmert, mikroskop, KCV, dan Evaporator

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun buni, bakteri Staphylococcus aureus diperoleh dari Fakultas Kedokteran UGM, bakteri 4 Bacillus subtilis diperoleh dari Fakultas Farmasi UGM, disk antibiotik Oxoid, etanol 96, akuades, Media Mueller Hinton MH, Brain Heart Infusion BHI, Manitol Salt Agar MSA, cat Gram A, cat Gram B, cat Gram C, dan cat Gram D, DMSO, silika gel GF 254 , Silika gel 60, n-heksan:etil asetat, dan peraksi semprot. Jalannya Penelitian 1. Fraksinasi dengan KCV Eluen terbaik yaitu kloroform-heksan-metanol. Perbandingan campuran pelarut disesuaikan dengan tingkat kepolaran senyawa seperti pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Orientasi Pemilihan Eluen untuk proses KCV Pelarut Perbandingan Pelarut Banyaknya Elusi Kloroform:Heksan 6:4 2 kali Kloroform:Heksan 7:3 4 kali Kloroform:Heksan 8:2 3 kali Kloroform:Heksan 9:1 3 kali Kloroform:Etil asetat 8:2 2 kali Metanol 1 2 kali Pemasukan sampel ke dalam kolom KCV dilakukan tidak dalam bentuk larutan tetapi dalam bentuk teradsorpsi ke dalam silika gel 60. Untuk satu kali elusi dibutuhkan 200 mL dan hasil KCV ditampung dalam botol. Setelah penampungan selesai hasilnya diuji KLT. Dari pengamatan hasil uji KLT dapat dikelompokkan menjadi beberapa fraksi menurut pola kromatogram yang didapat.

2. Identifikasi Bakteri

Identifikasi bakteri dilakukan pengecetan Gram A, B, C, dan D pada bakteri dan uji biokimiawi media MSA untuk Staphyloccus aureus dan media Simmon sitrat untuk Bacillus subtilis.

3. Uji Sensitivitas

Sensitivitas dilakukan dengan menanam disk antibiotik ampisilin, eritromisin, vankomisin, dan kloramfenikol pada media yang telah diberi suspensi bakteri

4. Uji aktivitas antibakteri dengan metode Difusi sumuran