Komunikasi organisasi kemahasiswaan di Indonesia : studi komparatif antara pengurus besar himpunan mahasiswa Islam dengan presidium gerakan mahasiswa nasional Indonesia periode 2013-2015

KOMUNIKASI ORGANISASI KEMAHASISWAAN
DI INDONESIA (STUDI KOMPARATIF ANTARA PENGURUS BESAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM DENGAN PRESIDIUM GERAKAN
MAHASISWA NASIONAL INDONESIA PERIODE 2013-2015)

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

HAIRUL SALEH
109051000224

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2015 M

ABSTRAK

Hairul Saleh (109051000224)
Komunikasi Organisasi Kemahasiswaan di Indonesia (Studi Komparatif
antara Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam dengan Presidium
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Periode 2013-2015).
Himpunan Mahasiswa Islam dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
adalah sebuah organisasi kemahasiswaan yang besar di Indonesia. HMI dengan
GMNI merupakan organisasi yang sama-sama fokus pada kaderisasi anggotanya
meskipun memiliki azas yang berbeda, HMI dengan azas islam dan GMNI dengan
azas marhaenisme. Kedudukan dan otoritas tertinggi dalam HMI yaitu Pengurus
Besar HMI sedangkan GMNI yaitu Presidium GMNI. PB HMI dengan Presidium
memiliki otoritas dan tanggung jawab terbesar dalam organisasi HMI dan GMNI.
Dalam hal ini PB HMI dengan Presidium GMNI membawahi organisasi dalam
tingkatan bawah dalam HMI dan GMNI, oleh karena itu komunikasi organisasi
dalam PB HMI dan Presidium GMNI harus berjalan dengan baik.
Untuk mengetahui komunikasi organisasi yang digunakan oleh PB HMI
dan Presidium GMNI, maka penulis memaparkan dengan pertanyaan bagaimana
aliran informasi dan iklim komunikasi oganisasi di PB HMI? Bagaimana aliran
informasi dan iklim komunikasi organisasi di Presidium GMNI? Perbandingan
aliran dan iklim komunikasi di PB HMI dengan Presidium GMNI?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi

organisasi R. Wayne Pace dan Don F. Faules dalam buku “Komunikasi
Organisasi, strategi meningkatkan kinerja perusahaan” yang menjelaskan ada
delapan permasalahan komunikasi organisasi. Dari delapan permasalahan
komunikasi organisasi penulis mengambil dua permasalahan pokok yaitu aliran
informasi dan iklim komunikasi organisasi
Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
deskripif analisis yaitu menggambarkan sesuatu sesuai dengan fenomena yang
ada, dengan menggunakan pengamatan langsung atau observasi yang dilanjutkan
dengan wawancara kepada narasumber.
Maka hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pola aliran
informasi PB HMI adalah pola lingkaran, arah aliran informasi melalui
komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah, dan komunikasi horizontal. Iklim
komunikasi organisasi dalam PB HMI ditemukan adanya sebuah kepercayaan
antar sesama pengurus dan organisasi dibawahnya, pembuatan keputusan
dilakukan bersama, adanya keterbukaan dalam komunikasi ke atas dan
mendengarkan dalam komunikasi ke atas serta adanya sebuah perhatian pada
kinerja dalam kepengurusan. Sedangkan pola aliran informasi yang digunakan
Presidium GMNI adalah pola roda dengan arah aliran informasi melalui
komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Iklim
komunikasi organisasi dalam Presidium GMNI ditemukan adanya kepercayaan

antar sesama pengurus, pembuatan keputusan organisasi dilakukan bersama,
adanya keterbukaan komunikasi ke bawah dan mendengarkan komunikasi ke atas,
serta komitmen kinerja pengurus cukup baik.
Keyword : Komunikasi Organisasi, PB HMI, Presidium GMNI, Aliran Informasi,
Iklim Komunikasi Organisasi.

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillahirabbil’alaamiin. Segala puji serta syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, sebab hanya dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Komunikasi Organisasi Kemahasiswaan di Indonesia (Studi
Komparatif antara PB HMI dengan Presidium GMNI Periode 2013-2015)”.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, juga kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada seluruh para
pengikutnya. Amin…
Dalam menyelesaikan skripsi ini tentu saja tidak lepas dari berbagai pihak

yang telah memberikan dukungan dan bimbingannya, juga bantuan dan masukan
yang diberikan kepada penulis. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis dengan
tulus menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta pembantu dekan dan
jajarannya.
2. Rachmat Baihaky, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Fita Fathurokhmah, MA
selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam atas motivasi dan
perhatiannya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

ii

3. Drs. Study Rizal LK, MA selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan
waktu di tengah-tengah kesibukannya guna memberikan arahan, masukan, dan
membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang pernah
mengajar penulis, terima kasih atas ilmu yang diberikan. Semoga berkah dan
selalu bermanfaat.
5. Kedua orang tua penulis yaitu Almarhum Ayahanda Apas, Ibunda Ecih yang

telah bekerja keras dalam memperjuangkan sekolah anak-anaknya, juga
nasihat dan motivasi yang selalu diberikan, cinta dan kasih sayangnya serta
tak bosan-bosannya memberikan bantuan moril, materil, dengan segala doa
dan ridho yang mengiringi setiap langkah kehidupan penulis.
6. Muhammad Arief Rosyid Hasan, Twedy Noviady Ginting, Arif Maulana, Eko
Arisandi yang telah banyak membantu penulis memberikan data-data yang
diperlukan.
7. Sahabat terbaik, sahabat perjuangan semenjak SMA yang sudah seperti
keluarga bagi saya yaitu Farry Gunawan, Rahmat Hidayat, Ahmad Yasawi,
Mulkan Azizi, Rendi, Eko Panji, Yuda Eka Putra, Candrika .Atas segala
waktu yang telah kita lewati bersama-sama, segala tawa juga candaannya dan
mendampingi penulis di kala sedih dan susah selalu bersama. Semoga
silahturahmi persahabatan kita akan selalu terjalin dengan baik sampai anak
cucu kita nanti.
8. Indah Fujiani yang telah banyak memberikan dorongan, doa, motivasi, dan
semangat hingga terselasaikannya skripsi ini. Terima kasih atas setiap waktu
yang telah diluangkan untuk menemani penulis selama ini.

iii


9. Sahabat seperjuangan Pendiri KMLA GARUDA FIDKOM Virga Agesta,
Muhammad Manggala, Gardika Kay Rizka, Ahmad Ghazali, Fatkhurrohman.
Atas segala pelajaran kebersamaan dan kerja sama yang telah kalian ajarkan.
10. Sahabat seperjuangan angkatan 2009 Ajeng Retno, Ahmad Nizar Hakim
Ainun Najib, Momba Donna Sari Lubis, Nandya Zahra, Novija Kurniawan
Slamet Nurmawanto, Raditya Pradiptasa, Kamaludin dan yang lainnya yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
11. Keluarga besar KMLA Garuda Fidkom, HMI Komfakda, Dema Fidkom, HMI
Cabang Ciputat tempat saya berproses dan berjuang bersama yang telah
memberikan pelajaran dan pengalaman yang luar biasa.
12. Viqih Akbar yang telah menemani penulis mondar-mandir dalam penyelesaian
skripsi ini.
Dengan demikian skripsi ini saya buat sebaik-baiknya, semoga dapat
membawa manfaat bagi kita semua yang membacanya terutama dalam
memajukan bidang Komunikasi Penyiaran Islam. Semoga Allah SWT membalas
semua kebaikan untuk kita semua. Amin Amin ya Rabbal alamin……..!

Jakarta, 11 Januari 2015

Hairul Saleh


iv

DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

BAB II


i
ii
v

Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................... 6
Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 7
Metodologi Penelitian ........................................................... 8
Pedoman Penulisan ............................................................... 12
Tinjauan Pustaka ................................................................... 12
Sistematika Penulisan ........................................................... 13

KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Komunikasi Organisasi………………………… 15
B. Permasalahan Komunikasi Organisasi……………………… 17
1. Aliran Informasi dalam Organisasi………………….... 18
2. Iklim Komuikasi Organisasi…………………………… 23
3. Tekhnologi Informasi dalam Organisasi………………. 26
4. Kekuasaan dan Pemberdayaan dalam Organisasi……… 28
5. Komunikasi Organisasi dan Motivasi............................... 30

6. Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi............................ 31
7. Tim dan Kelompok dalam Organisasi............................ 34
8. Stres dan Konflik dalam Organisasi............................... 35

BAB III

GAMBARAN UMUM PB HMI DAN PRESIDIUM GMNI
PERIODE 2013-2015
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

BAB IV

Sejarah Himpunan Mahasiswa Islam………………………. 37

Masa Depan HMI Tantangan dan Peluang…………….......... 42
Susunan Pengurus PB HMI Periode 2013-2015…………..... 43
Matriks Program Kerja Pengurus Besar………………………44
Sejarah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia……………. 47
Keorganisasian GMNI……………………………………….. 48
Susunan Pengurus Presidium GMNI Periode 2013-2015…… 51
Program Kerja Presidium GMNI…………………...……….. 52

TEMUAN HASIL PENELITIAN
A. Aliran Informasi dan Iklim Komunikasi Organisasi PB HMI
Periode 2013-2015…………………………………………. 58

v

B. Aliran Informasi dan Iklim Komunikasi Organisasi Presidium
GMNI Periode 2013-2015…………………………………. 73
C. Perbandingan Aliran Informasi dan Iklim Komunikasi
Organisasi PB HMI dengan Presidium GMNI Periode 20132015...............................................................................85

BAB V


PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………......... 88
B. Saran……………………………………………………....…90

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam
berjalanya roda organisasi. Hal tersebut terbukti berdasarkan beberapa penelitian
yang telah dilakukan tentang komunikasi organisasi. Penelitian tersebut
membahas bagaimana bentuk-bentuk komunikasi organisasi dapat membuat
kepemimpinan dalam sebuah organisasi menjadi lebih baik dan bagaimana pola
komunikasi dalam sebuah organisasi dapat membantu dalam mewujudkan tujuan
dalam sebuah organisasi. Selain itu, penggunaan media dalam komunkasi
organisasi sangat berpengaruh besar dalam berjalannya roda organisasi.
Permasalahan dalam sebuah organisasi sering sekali timbul karena
komunikasi organisasi tidak diterapkan dengan baik. Kita sering melihat sebuah
organisasi tidak berjalan dengan efektif dikarenakan kinerja para pengurus dalam
organisasi kurang efektif dan koordinasi di antara para pengurus tidak berjalan
dengan lancar. Dalam hal ini, tugas seorang pemimpin sangat sentral dalam
menyelesaikan persoalan tersebut, pemimpin harus melakukan interaksi yang baik
dengan para pengurus. Interaksi dalam organisasi baik secara perorangan maupun
kelompok tidak mungkin dapat terjadi apabila tidak ada komunikasi, dua orang
dikatakan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan
reaksi yang dilakukan manusia ini dalam komunikasi disebut sebagai tindakan
komunikasi. 1 Interaksi yang harmonis antara para anggota dalam suatu organisasi
1

T.A Latief Rosyidi, Dasar-Dasar Rhetorika Komunikasi dan informasi (Medan, 1985),
Cet ke-1, h.48.

1

2

akan membuat roda organisasi berjalan ke arah tujuan, namun bila yang terjadi
sebaliknya tentu akan mengakibatkan terjadinya konflik antar sesama anggota,
maka dari itu komunikasi antar pimpinan dengan anggotanya harus berjalan
secara proporsional. 2
Menurut Schein sebagaimana yang dikutip dalam buku Arni Muhammad
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah
orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan
fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. 3 Selain itu, Schein juga
mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai
struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan
tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam
organisasi tersebut. Sifat tergantung antara satu bagian dengan bagian lain
menandakan bahwa organisasi yang dimaksudkan ini adalah merupakan suatu
sistem.
Komunikasi

merupakan

hal

yang

mengikat

kesatuan

organisasi.

Komunikasi membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan individu dan
juga organisasi, merespon dan mengimplementasikan perubahan organisasi,
mengkoordinasikan aktivitas organisasi, dan ikut memainkan peran dalam hampir
semua tindakan organisasi yang relevan. Meski demikian, berkomunikasi dengan
baik tidaklah mudah. Bila sebuah organisasi sampai pada titik di mana

2
3

h.23.

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), Cet. Ke-2.
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta:Bumi Aksara, 2005), cet. ke-10,

3

komunikasi dalam organisasi tidak seefektif yang seharusnya, organisasi itu tidak
akan berfungsi seefektif yang seharusnya. 4
Dalam perjalanan organisasi sering ditemukan permasalahan komunikasi
organisasi. Permasalahan yang sering sekali timbul dalam komunikasi organisasi
adalah masalah motivasi, iklim komunikasi organisasi, aliran informasi dalam
organisasi, teknologi infromasi dalam organisasi, kekuasaan dan pemberdayaan
dalam organisasi, gaya kepemimpinan dalam organisasi, tim dan kelompok dalam
organisasi serta konflik dalam komunikasi organisasi.
Salah satu tantangan besar dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana
menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana meneima
informasi dari seluruh bagian organisasi, proses ini berhubungan dengan aliran
informasi. Apa yang dikemukakan dalam struktur bisa saja bukan yang
sebenarnya terjadi, efisiensi dapat bergantung pada aliran informasi, tetapi ini
bukan pertimbangan satu-satunya. Organisasi mengandalkan inovasi dan harus
mampu menghasilkan informasi dari para anggotanya. Aliran informasi dapat
membantu menentukan iklim dan moral organisasi. 5
Banyak sekali organisasi mahasiswa yang sudah berdiri di Indonesia,
mereka bergerak dengan tujuan serta ideologinya masing-masing, seperti :
Himpunan Mahasiswa Islam, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia dan lain
sebagainya. Namun, organisasi tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu
membangun Indonesia dengan adil dan makmur. Dari sekian banyak organisasi

4

John M. Ivan Cevich, Perilaku dan Manajemen Organisasi (Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama,2005), jilid II, h. 115.
5
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan cet.ke-6 PT Remaja Rosdakarya, september 2006.

4

mahasiswa yang ada di Indonesia tidak akan bisa berjalan kalau tidak ada kader
yang menjalankan roda organisasi tersebut. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
dan Gerakan mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) merupakan organisasi yang
fokus pada perkaderan dan salah satu organisasi yang telah banyak memberikan
sumbangsih terhadap Indonesia.
Himpunan Mahasiswa Islam merupakan organisasi mahasiswa tertua dan
terbesar di Indonesia, yang berdiri pada 14 Rabiul Awal 1366 H atau bertepatan
dengan tanggal 5 Februari 1947 M di Yogyakarta. Himpunan Mahasiswa Islam
merupakan organisasi yang berazaskan Islam, berfungsi sebagai organisasi
perkaderan, dengan tujuannya yaitu Terbinanya insan akademis, pencipta,
pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi allah SWT.
Himpunan Mahasiswa Islam saat ini telah berusia hampir 67 Tahun hanya
berbeda dua tahun dari berdirinya Negara Indonesia. Dalam perjalanan organisasi
tersebut telah banyak memberikan kontribusi positif kepada Negara Indonesia,
apalagi pada awal berdirinya memiliki salah satu misi untuk mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Himpunan Mahasiswa telah melahirkan para
tokoh-tokoh hebat seperti: Nurcholish Madjid, Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, Anas
Urbaningrum, Abraham Samad, Anis Baswedan serta masih banyak tokoh lainnya
yang telah berkontribusi menelurkan pemikiran-pemikiran tentang Ke-islaman
dan Ke-Indonesiaan.
Kedudukan tertinggi Himpunan Mahasiswa Islam berada pada Pengurus
Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), lalu dibawahnya terdapat Pengurus
Badan Koordinasi (BADKO),

Pengurus Cabang, Pengurus Koordinator

5

Komisariat (Korkom), serta Pengurus Komisariat yang paling bawah. Selain itu,
Himpunan Mahasiswa Islam memiliki berbagai Lembaga Pengembangan Profesi
(LPP) yang bertujuan sebagai wadah bagi para anggota untuk menyalurkan serta
mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Lalu, Himpunan Mahasiswa Islam juga memiliki sebuah Lembaga Khusus
Kohati.
Saat ini Himpunan Mahasiswa Islam memiliki 191 Cabang Penuh dan 20
Cabang Persiapan diseluruh Indonesia dengan jumlah Badan Koordinasi (Badko)
sebanyak 20 yang tersebar di setiap wilayah dan memiliki ribuan Komisariat di
seluruh Indonesia, serta memiliki 9 Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) yaitu:
Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI), Lembaga Pendidikan Mahasiswa
Islam (LAPENMI), Lembaga Seni Mahasiswa Islam (LSMI), Lembaga Kajian
dan Bantuan Hukum Mahasiswa Islam (LKBHMI), Lembaga Kesehatan
Mahasiswa Islam (LKMI), Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI),
Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI). Selain itu, Himpunan Mahasiswa
Islam memilik sebuah Lembaga Khusus Kohati yang bertujuan sebagai wadah
para kaum perempuan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dengan
banyaknya Cabang, Badan Koordinasi, Koordinator Komisariat, Lembaga
Pengembangan Profesi serta Lembaga Khusus Kohati, maka dari itu, Pengurus
Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) yang memiliki kedudukan tertinggi
harus memiliki serta menjalankan proses komunikasi yang baik dan efektif agar
roda organisasi berjalan dengan baik dan lancar.
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) adalah sebuah organisasi
mahasiswa di Indonesia. Organisasi ini adalah sebuah gerakan mahasiswa yang

6

berlandaskan ajaran Marhaenisme. Marhaenisme diambil dari kata marhaen yang
berarti orang yang tertindas, marhaenis adalah orang-orang yang memperjuangkan
hak-hak orang yang tertindas, sedangkan marhaenisme sendiri adalah (ideologi)
paham tentang marhaen tersebut. GMNI dibentuk pada tanggal 23 Maret 1954
sebagai hasil gabungan dari tiga organisasi mahasiwa, masing-masing Gerakan
Mahasiswa Marhenis, Gerakan Mahasiswa Merdeka, dan Gerakan Mahasiswa
Demokrat Indonesia. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) bertujuan
untuk mendidik kader bangsa dalam mewujudkan masyarakat Sosialis Indonesia
berdasarkan Pancasila 1 Juni 1945 dan UUD 1945. Gerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (GMNI) merupakan oganisasi kader dan organisasi perjuangan dan
berazaskan

marhaenisme

yaitu

sosio-nasionalisme,

sosio-demokrasi

dan

Ketuhanan yang maha esa. Dari penjelasan tersebut peneliti melihat hal yang
menarik dari organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yaitu merupakan organisasi yang fokus
pada perkaderan namun memiliki azas yang berbeda, Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) dengan azas islamnya namun, Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(GMNI) dengan azas marhaenisme.
Berdasarkan pemaparan diatas, akhirnya penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Komunikasi Organisasi Kemahasiswaan Di
Indonesia (Studi Komparatif Antara Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam
dengan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Periode 2013-2015).
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.

Pembatasan Masalah

7

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini
penulis fokuskan pada dua permasalahan Komunikasi Organisasi yaitu:
aliran informasi dan iklim komunikasi organisasi organisasi pengurus
besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dengan presidium Gerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015 dalam .
Pembatasan masalah ini dilakukan agar penelitian ini terfokus, sehingga
pembahasan tidak terlalu meluas dengan yang tidak ada hubungannya
dengan masalah yang akan diteliti.
2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan

pembatasan

masalah

di

atas,

maka

peneliti

merumuskan masalah secara umum, yaitu: Bagaimana Komunikasi
Organisasi, dalam hal ini dirinci sebagai berikut:
a. Bagaimana Aliran Informasi pada PB HMI dan Presidium GMNI
Periode 2013-2015 ?
b. Bagaimana Iklim Komunikasi Organisasi pada PB HMI dan Presidium
GMNI Periode 2013-2015 ?
c. Perbandingan Aliran Informasi dan Iklim Komunikasi Organisasi
antara PB HMI dengan Presidium GMNI Periode 2013-2015.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui aliran informasi pada Pengurus Besar Himpunan
Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa
Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015.

8

b. Mengetahui iklim Komunikasi Organisasi dalam Pengurus Besar
Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015.
c. Untuk mengetahui persamaan serta perbedaan aliran informasi dan
iklim komunikasi organisasi dalam Pengurus Besar Himpunan
Mahasiswa Islam (PB HMI) dengan Presidium Gerakan Mahasiswa
Nasional Iindonesia (Presidium GMNI) periode 2013-2015.
2. Manfaat Penelitian
a.

Manfaat Akademik
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada semua kalangan

yang terkait dan menambah khazanah kepustakaan tentang komunikasi
organisasi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta khususnya
jurusan Komunikasi dan Penyiarah Islam.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai acuan bagi
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 20132015 dalam memahami serta menyelesaikan permasalahan dalam
komunikasi organisasi sehingga perkaderan berjalan dengan baik dan
benar agar tercipta regenerasi yang baik.
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari

9

orang yang menghasilkan hipotesis dari penelitian lapangan. 6 Penelitian deskriptif
hanya memaparkan situasi atau peristiwa penelitian, tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti
bertindak hanya sebagai pengamat, hanya membuat kategori perilaku, mengamati
gejala dan mencatat dalam buku observasinya. 7
Bodgan dan Taylor dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif
mendefinisikan “Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati”.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.
Metodelogi penelitian kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. 8
1. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa
Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
(Presidium GMNI). Sedangkan objek penelitian ini adalah Komunikasi
Organisasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan
Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI)
Periode 2013-2014 dalam kaderisasi.
2. Waktu dan Tempat Penelitian

6

Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005), h.15.
7
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004), h.4.
8
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitain Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), h.3.

10

Penelitian dilakukan oleh peneliti pada bulan Juli sampai November
2014 yang bertempat di sekretariat Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa
Islam (PB HMI) jalan Diponegoro 16-A Menteng, Jakarta Pusat 10310,
Telp/Fax. 021-2305205 dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia (Presidium GMNI) jalan Percetakan Negara XI. 131 B Jakarta
Pusat.
3. Teknik Pengumpulan Data
Data-data awal akan dikumpulkan dari sumber referensi tertulis baik
berupa buku, artikel maupun sumber tulisan-tulisan ilmiah yang
berhubungan dengan judul penelitian yang akan diteliti. Sesuai dengan
metodologi yang digunakan, yaitu penelitian kualitatif, maka untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan peneliti dalam penelitian ini,
penulis menggunakan pengumpulan data melalui:
a.

Observasi
Observasi atau melakukan pengamatan langsung. Observasi yang

peneliti lakukan bersifat langsung dengan mengamati objek yang diteliti.
Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan
dengan penelitian ini. Adapun observasi yang peneliti lakukan hanya
kepada kegiatan dalam organisasi PB HMI dan Presidium GMNI Periode
2013-2015 yang terdapat aktifitas komunikasi organisasi.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara peneliti-seseorang yang
berharap mendapat informan-sesorang yang diasumsikan mempunyai
informasi langsung dari sumbernya. Peneliti mewawancarai pengurus yang

11

representatif sesuai

dengan

kebutuhan

penelitian.

Disini

peneliti

mewawancarai ketua serta pengurus yang ada dalam Pengurus Besar
Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015.
c.

Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini penulis dapatkan dari mengamati

kegiatan yang ada dalam Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB
HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium
GMNI) Periode 2013-2015 yang berhubungan dengan objek dari
penelitian.
4. Teknik Analisis data
Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpetasikan. Dalam menganalisa
data, peneliti mengolah data dari hasil observasi dan wawancara, data
tersebut disusun dan dikategorikan berdasarkan hasil wawancara, dokumen
maupun laporan, yang kemudian dideskripsikan ke dalam bentuk bahasa
yang mudah dipahami. 9
Teknik analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Tahap pertama adalah reduksi data, peneliti mencoba memilah data
yang relavan dengan komunikasi organisasi kemahasiswaan di
Indonesia (Studi Komparatif antara PB HMI dengan Presidium GMNI
periode 2013 – 2015).

9

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1998) cet. Ke-2, h.78.

12

b. Tahap kedua adalah penyajian data mengenai komunikasi organisasi
kemahasiswaan di Indonesia (studi komparatif antara PB HMI dengan
Presidium GMNI Periode 2013 – 2015) maka data tersebut disusun
dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, tabel dan
sebagainya.
c. Tahap ketiga adalah penyimpulan atas apa yang disajikan.

E. Pedoman Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam penelitian ini adalah menggunakan
“pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang
diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development and Assurance)
uin Syarif Hidayatullah, 2007.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk pada buku, jurnal serta
skripsi-skripsi yang pernah membahas seputar komunikasi organisasi.
Adapun Skripsi-skripsi yang pernah membahas seputar komunikasi
organisasi diantaranya adalah:
Komunikasi Organisasi dalam Pengembangan Kepemimpinan di
SMU Muhamadiyah 4 Jakarta. Penulis Eska Ariyati. Pada skripsi ini
mengkaji bentuk pelaksanaan komunikasi yang dilakukan oleh siswa yang
tergabung dalam ikatan pelajar Muhamadiyah di SMU Muhamadiyah 4
Jakarta. Hasil yang ditemukan adalah organisasi tersebut menerapkan semua
bentuk komunikasi organisasi yaitu komunikasi internal, komunikasi
diagonal, dan komunikasi eksternal. Metode yang digunakan dalam

13

komunikasi organisasi tersebut menggunakan metode teladan dan pembiasaan
praktek langsung.
Komunikasi Organisasi Persatuan TIONGHOA INDONESIA
(PITI) Dewan Pimpinan Wilayah Jakarta dalam Berdakwah. Penulis Farah
Nurul Hikam Agustin. Fokus masalah yang diteliti mengenai pola komunikasi
antara pengurus dengan pengurus PITI, pengurus dengan jamaah PITI, dan
jamaah dengan jamaah lainnya.
Komunikasi Organisasi di Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Bogor. Penulis Hayustiro. Pada skripsi ini Hayustiro
meneliti media yang digunakan pimpinan BAPPEDA dalam menyampaikan
informasi kepada anggotanya.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skripsi yang
penulis ajukan tidak sama dengan ke tiga skripsi di atas. Pada skripsi ini
penulis meneliti komunikasi organisasi untuk mengetahui aliran komunikasi
dan iklim komunikasi pada PB HMI dan Presidium GMNI Periode 20132015
G. Sistematika Penulisan
Penulisan Skripsi ini penulis bagi menjadi lima bab yang pada
masing-masing bab dibagi kedalam sub-sub dengan penulisan sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar
belakang masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, pedoman penulisan, tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan.

14

Bab II Kerangka Teori. Dalam Bab ini penulis akan menguraikan teoriteori yang menjadi landasan dalam kerangka pemikiran dalam penelitian ini,
diantaranya pengertian komunikasi organisasi, dan permasalahan komunikasi
organisasi.
Bab III Gambaran Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam
dan Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Periode 2013-2015.
Dalam bab ini penulis akan tentang sejarah Himpunan Mahasiswa Islam dan
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, program kerja PB HMI Periode 20132015, program kerja Presidium GMNI Periode 2013-2015, dan susunan pengurus
PB HMI serta Presidium GMNI Periode 2013-2015.
Bab IV Temuan Lapangan dan Analisi Data. Dalam bab ini penulis akan
menguraikan aliran informasi dalam komunikasi organisasi Pengurus Besar
Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan Mahasiswa
Nasional Indonesia (Presidium GMNI), serta iklim komunikasi organisasi dalam
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dan Presidium Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia (Presidium GMNI) Periode 2013-2015.
Bab V Penutup. Dalam bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan dari
penelitian. Lalu untuk menyempurnakan penelitian ini penulis memberikan saransaran agar menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi tentang bahasan penulis
yang telah diangkat sebagai pokok permasalahannya.

BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Komunikasi Organisasi
Menurut Onong Uchjana Effendy, pengertian komunikasi adalah
proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahukan atau merubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung
secara lisan maupun tak langsung melalui media. 1 Pengertian komunikasi
organisasi menurut para ahli komunikasi organisasi sangat banyak dan beragam,
di antaranya adalah :
1. Redding dan Sanborn seperti dikutip Arni Muhammad mengatakan bahwa
“komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi
dalam organisasi yang kompleks.” 2 Yang termasuk dalam bidang ini
adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan
pengelola,

komunikasi downward atau komunikasi atasan kepada

bawahan, komunikasi upward atau komunikasi bawahan kepada atasan.
Dengan kata lain komunikasi organisasi merupakan penyampaian
informasi atau pesan di dalam organisasi baik komunikasi terhadap atasan
maupun bawahan. Dalam hal ini Redding dan Sanborn menyatakan hanya
sebatas komunikasi internal yaitu komunikasi dalam lingkup organisasi
tidak diluar organisasi. 3

1

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2000)., cet ke-4, h.4.
2
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), Cet, ke-8, h.
65.
3
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007) h. 65.

15

16

2.

Zelko dan Dance seperti yang dikutip Arni Muhammad mengatakan
bahwa “komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung
yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal.” 4
Kemudian bersama Lesikar, mereka menambahkan satu dimensi lagi dari
komunikasi organisasi yaitu dimensi komunikasi pribadi di antara sesama
anggota organisasi yang berupa pertukaran secara informasi mengenai
informasi dan perasaan diantara sesama anggota organisasi. 5

3. Katz dan Kahn seperti yang dikutip dalam buku Komunikasi Organisasi
karya R.Wayne Pace dan Don F. Faules mengatakan bahwa “komunikasi
organisasi

merupakan

arus

informasi,

pertukaran

informasi

dan

pemindahan arti di dalam suatu organisasi.” 6
4. Thayer seperti yang dikutip oleh Khomsahrial Romli mengatakan
“komunikasi organisasi sebagai arus data yang akan melayani komunikasi
organisasi dan proses interkomunikasi dalam beberapa cara.” 7 Thayer
memperkenalkan tiga sistem komunikasi organisasi yaitu :
a. Berkenanaan dengan kerja kerja organisasi seperti data mengenai
tugas-tugas atau beroperasinya organisasi.
b. Berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah-perintah,
aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk.
c. Berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi. 8
5. Greenbaunm seperti yang dikutip oleh Abdullah Masmuh mengatakan
bahwa “komunikasi organisasi adalah arus komunikasi formal dan

4

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi )Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007) h.66
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi h.65-66.
6
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.135.
7
Khomsahrial Romli, M.Si, Komunikasi Organisasi Lengkap, Jakarta: PT. Grasindo,
anggota Ikapi, 2011.
8
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi h.69
5

17

informal dalam organisasi.” 9 Komunikasi internal dengan eksternal dan
memandang peranan komunikasi

terutama sekali sebagai koordinasi

pribadi dan tujuan organisasi dan masalah menggiatkan aktivitas.
6. Goldhaber seperti yang dikutip oleh Arni Muhammad mengatakan bahwa
“komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling bertukar
pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain
untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubahubah.” 10 Dengan kata lain bahwa komunikasi organisasi adalah sebuah
proses dalam menciptakan dan saling bertukar pesan agar kondisi
lingkungan yang dinamis dapat teratasi oleh organisasi.
Dari berbagai macam pendapat para ahli mengenai komunikasi organisasi,
ada beberapa hal umum yang dapat disimpulkan yaitu :
a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang
kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal
maupun eksternal.
b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan
media.
c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya,
hubungannya dan keterampilan yang dimilikinya.
B. Permasalahan Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi merupakan sebuah proses menciptakan dan saling
bertukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama

9

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek,
Malang:PT Universitas Muhammadiyah Malang, 2008.
10
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.68

18

lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah. 11 Oleh
karena itu, komunikasi dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan agar perjalanan
suatu organisasi berjalan dengan baik.
Dalam perjalanan organisasi kita sering sekali menemukan permasalahan,
salah satu permasalahan yang kerap kali muncul adalah permasalahan komunikasi
organisasi. Permasalahan komunikasi organisasi diantaranya yaitu :
1. Aliran Informasi dalam Organisasi
Informasi tidak bergerak dengan sendirinya, kenyataannya
informasi dialirkan oleh komunikator kepada komunikan. Dalam penyampaian
informasi tersebut merupakan tantangan besar karena mungkin saja terjadi
distorsi di tengah jalan. Dalam suatu organisasi dalam bentuk perusahaan,
aliran komunikasi yang digunakan menentukan informasi tersebut tepat
sasaran dan dapat dipahami secara “sama” oleh semua pihak.
a. Pola Aliran Informasi
Meskipun organisasi formal sangat mengandalkan proses berurutan
umum untuk menghimpun dan menyebarkan informasi, pola khusus aliran
informasi sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi agar pengiriman dan
penerimaan pesan terjadi dengan teratur.
Analisis eksperimental pola-pola komunikasi menyatakan bahwa
pengaturan tertentu mengenai “siapa berbicara kepada siapa” mempunyai
konsekuensi besar dalam berfungsinya organisasi. 12 Dalam pola aliran
informasi ada dua pola yang berlawanan yaitu : pola roda dan pola lingkaran.

11
12

Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi h. 69
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi h. 69

19

Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada
individu yang menduduki posisi sentral. 13 Seseorang yang berada dalam posisi
sentral menerima akan menerima kontak dan informasi yang disediakan oleh
anggota organisasi dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan
yang

diberikan

oleh

anggota

lainnya.

Sedangkan

pola

lingkaran

memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya
hanya melalui sejenis pengulangan pesan. 14 Dalam pola lingkaran tidak ada
seorang anggota yang dapat berhubungan atau berkomunikasi langsung
dengan semua anggota lainnya, dan tidak ada juga agnggota yang memiliki
sebuah akses langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk
memecahkan persoalan dalam organisasi.
Berdasarkan penjabaran diatas mengenai pola roda dan pola lingkaran
dapat disimpulkan

bahwa antara pola roda dan pola lingkaran memiliki

kelebihan dan kekurangan masing-masing dan suatu organisasi dapat
menerapkan pola sesuai dengan karakteristik dari suatu organisasi.
b. Arah Aliran Informasi
Dalam komunikasi organisasi kita berbicara tentang informasi yang
berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada
orang lain yang otoritasnya lebih rendah- komunikasi ke bawah; informasi
yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang
yang otoritasnya lebih tinggi –komunikasi ke atas; informasi yang bergerak di

13

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan h.179.
14
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi , h. 70

20

antara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnyakomunikasi horizontal.
a)

Komunikasi ke Bawah
Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi bererti bahwa

informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka
yang berotoritas lebih rendah. Biasanya kita beranggapan bahwa
informasi bergerak dari manajemen kepada para pegawai. Namun, dalam
organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen. 15
Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan
kepada bawahan:
1.
2.
3.
4.
5.

Informasi mengenai bagaiman melakukan pekerjaaan
Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi
Informasi mengenai kinerja pegawai
Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of
mission). 16

b) Komunikasi ke Atas
Komunikasi ke atas di dalam organisasi sangat dibutuhkan terlebih
lagi dalan mengembangkan dan membina organisasi tersebut. Komunikasi
ke atas ini guna menumbuhkan rasa kebersamaan dan memiliki akan
organisasi sekaligus dapat memberikan kesempatan kepada pihak bawah
untuk menyumbang gagasan, saran dan kritik serta dalam memberikan
pengajuan pertanyaan. Hal tersebut dapat menjadi barometer bagi
pimpinan dalam menilai apakah dari pihak bawah memahami dan
mengerti akan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka

15
16

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.181.
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.182.

21

terkait dengan program-program yang dijalankan, perkembangan dan juga
apakah sesuai dengan target yang diinginkan.
Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa
informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat
yang lebih tinggi (Penyelia). Semua pegawai dalam sebuah organisasi,
kecuali mungkin mereka yang menduduki posisi puncak, mungkin
berkomunikasi ke atas yaitu, setiap bawahan dapat mempunyai alasan
yang baik atau meminta informasi dari atau memberi informasi kepada
seseorang yang otoritasnya lebih tinggi daripada dia. Suatu permohonan
atau komentar yang diarahkan kepada individu yang otoritasnya lebih
besar, lebih tinggi, atau lebih luas merupakan esensi komunikasi ke atas. 17
Pentingnya komunikasi ke atas, menurut Arni Muhammad karena
beberapa alasan:
1. Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan
keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi
kegiatan orang-orang lainnya.
2. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan
mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik
bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka.
3. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan
keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang
menggangu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi
sebenarnya.
4. Komunikasi menumbukan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi
dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan
petanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai
operasi organisasi.
5. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah
bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke
bawah.
6. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan
mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka
dan dengan organisasi tersebut. 18
17
18

Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi , h. 156.
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi , h. 157

22

c) Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi di
antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi
individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam
organisasi dan mempunyai atasan yang sama. Jadi, di Universitas, unit
kerja dapat berupa sebuah jurusan. Jurusan komunikasi, jurusan perilaku
organisasi, dan jurusan ilmu pengetahuan semuanya meliputi dosen-dosen
yang dipimpin oleh seorang ketua jurusan. Komunikasi di antara dosendosen dalam sebuah jurusan disebut komunikasi horizontal. Komunikasi
dosen jurusan yang satu dengan dosen jurusan yang lainnya disebut
komunikasi lintas saluran, yaitu informasi diberikan melewati batas-batas
fungsional atau batas-batas unit kerja, dan di antara orang-orang yang satu
sama lainnya tidak saling menjadi bawahan atau atasan.
Menurut R Wayne Pace dan Don F. Faules, menyatakan bahwa
komunikasi horizontal muncul paling sedikit karena enam alasan berikut:
1. Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja. Para anggota bagian
pelatihan dan pengembangan memiliki kegiatan pelatihan utama untuk
mengatur dan menyampaikan. Mereka harus saling bertemu untuk
mengkoordinasikan pembagian tugas.
2. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan. Bila gagasan dari
beberapa orang menjanjikan hasil yang lebih baik daripada gagasan
satu orang, komunikasi horizontal menjadi amat penting. Dalam
menciptakan rancangan suatu program pelatihan atau kampanye
hubungan masyarakat, anggota-anggota suatu bagian mungkin perlu
berbagi informasi mengenai rencana-rencana mereka dan apa yang
akan mereka kerjakan.
3. Untuk memecahkan masalah. Baru-baru ini tiga mahasiswa di tempat
terpencil ditugaskan di sebuah lokasi umum yang sama. Mereka
bertemu dan terlibat dalam komunikasi horizontal dengan tujuan untuk
mengurangi jumlah perjalanan yang tidak perlu dan berbagi
tumpangan kendaraan. Mereka mampu mengurangi biaya dan bekerja

23

bersama untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi dengan kesulitan
yang lebih sedikit.
4. Untuk memperoleh pemahaman bersama. Bila diusulkan perubahanperubahan sebagai persyaratan untuk suatu bidang studi utama
akademik, dosen-dosen harus bekerja bersama-sama untuk
menghasilkan suatu pemahaman bersama mengenai perubahan apa
yang harus dibuat. Pertemuan dan pembicaraan di antara dosen-dosen
yang tingkat organisasinya sama dan di jurusan yang sama, amat
penting untuk mencapai pemahaman bersama.
5. Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan. Individuindividu sering mengembangkan pilihan dan prioritas yang akhirnya
menimbulkan ketidaksepakatan. Bila hal ini terjadi, komunikasi
horizontal di antara para anggota unit kerja merupakan hal pokok
dalam mendamaikan perbedaan. Kenyataannya, beberapa perbedaan
perlu dirundingkan dan didamaikan. Hanya dengan melalui
komunikasi horizontal prioritas dapat disesuaikan dan konflik
diselesaikan.
6. Untuk menumbuhkan dukungan antarpersona. Karena kita memakai
sejumlah besar waktu kita untuk berinteraksi dengan orang lain dalam
pekerjaan, kita semua sampai tingkat tertentu memperoleh dukungan
antarpersona dari rekan-rekan kita. Kebanyakan komunikasi horizontal
kita bertujuan untuk memperkuat ikatan dan hubungan antarpersona.
Para pegawai sering makan siang bersama dan bertemu pada waktu
istirahat untuk memperkuat hubungan antarpersona. Komunikasi
horizontal memegang peranan penting dalam pembinaan hubungan
diantara para pegawai dan mendorong terciptanya unit kerja yang
padu. Para pegawai yang tingkatnya sama, yang sering berinteraksi,
tampaknya lebih sedikit mengalami kesulitan dalam memahami satu
sama lainnya. Interaksi antar sejawat menghasilkan dukungan
emosional dan psikologis. 19
2. Iklim Komunikasi Organisasi
Ada hubungan yang sekuler antara iklim organisasi dengan iklim
komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan
iklim, di antaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh
bermacam-macam

cara

anggota

organisasi

bertingkah

laku

dan

berkomunikasi. 20 Istilah iklim disini merupakan kiasan (metafora) kiasan
adalah bentuk ucapan yang di dalamnya suatu istilah atau frase jelas artinya

19
20

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.189.
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 85.

24

dalam situasi yang berbeda yang bertujuan menyatakan suatu kemiripan.21
Contohnya: tempat ini di rumah sendiri, nyaman, suasana kekeluargaan,
meskipun perbandingan figuratif, perbandingan tersebut memberi informasi
mengenai ini, struktur, dan arti situasi baru tersebut.
Frase ‘iklim komunikasi organisasi’ menggambarkan suatu kiasan
bagi iklim fisik. Sama seperti iklim anda membentuk iklim fisik untuk
suatu kawasan, cara orang berkreasi terhadap suatu aspek organisasi
menciptakan suatu iklim komunikasi. Iklim fisik terdiri dari kondisikondisi cuaca umum mengenai suatu wilayah. 22
Dalam menelaah iklim komunikasi organisasi, kita harus memilah
terlebih dahulu apa itu iklim komunikasi dan iklim organisasi. Kedua bentuk
iklim tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Untuk pertama-tama akan
dibahas terlebih dahulu iklim organisasi.
a. Iklim Komunikasi
Menurut R Wayne Pace dan Don F. Faules bahwa :
Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi
mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon pegawai
terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antar
personal dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi. Iklim
komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa
yang berhubungan dengan pesan yang terjadi di dalam organisasi. 23
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi
berhubungan dengan persepsi-persepsi anggota perusahaan terhadap informasi
dan peristiwa yang terjadi. Dengan begitu jika komunikasi berjalan positif di
antara anggota, maka akan timbul suasana kerja yang penuh dengan
persaudaraan, para anggota perusahaan berkomunikasi secara terbuka, rileks,
ramah tamah, dengan anggota lain. Hal ini dengan sendirinya dapat

21

R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.147.
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.148.
23
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, h.149

22

25

meningkatkan kinerja mereka. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif
dapat menyebabkan saling curiga dan tertutup antar karyawan..
b. Iklim Organisasi
Kreeps dan Curtis yang dikutip oleh Soleh Soemirat, Elvinaro
Ardianto dan Yenny Ratna Suminar dalam buku Komunikasi Organisasional
menyatakan bahwa:
Iklim organisasi adalah ‘sifat emosional intern organisasi’ yang
didasarkan pada bagaimana senangnya para anggota organisasi
terhadap satu sama lain dan terhadap organisasi. Konsep terebut dibuat
atas dasar analogi antara kondisi lingkungan bisnis dan kondisi cuaca.
Beberapa iklim kerja dikategorikan hangat dan gembira bila orangorang yang terlibat didalamnya diperhatikan dan diperlakukan sesuai
dengan martabatnya. 24
Dari penjabaran iklim komunikasi dan iklim organisasi di atas,
ditemukan

kesamaan

diantara

keduanya,

yaitu

sama-sama

dapat

mempengaruhi kinerja anggota organisasi. Setelah kita menelaah iklim
organisasi, maka kita akan membahas secara keseluruhan yaitu iklim
komunikasi organisasi. Menurut Falcinone yang dikutip oleh Wayne Pace dan
Don F.Faules dalam buku Komunikasi Organisasi menjelaskan bahwa :
Iklim komunikasi organisasi adalah suatu citra makro, abstrak
dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi
organisasi. Kita mengasumsikan bahwa iklim berkembang dari
interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas
sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman
subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relatif
langgeng pada organisasi. 25
Untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi dapat mengkaji teori
Charles Redding yang dikutip oleh Arni Muham