PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS

(1)

BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS

(Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Semester Ganjil TP 2012/2013)

Oleh

I GEDE SULIWAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBARDENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI OLEH

SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS

(Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Semester Ganjil TP 2012/2013)

(Skripsi)

Oleh

I GEDE SULIWAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(3)

xi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka Pikir ... 8

G. Hipotesis ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 11

B. Media Kartu Bergambar ... 15

C. Aktivitas Belajar Siswa... 19

D. Penguasaan Materi……… 22

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 25

C. Desain Penelitian ... 25

D. Prosedur Penelitian ... 28

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 31

1. Jenis Data ... 31

2. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Teknik Analisis Data ... 33

1. Uji Normalitas Data ... 33

2. Uji Homogenitas Data ... 34

3. Pengujian Hipotesis ... 34

G. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ... 35

H. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar dengan Model Pembelajaran STAD ... 37


(4)

xii

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 39 B. Pembahasan ... 44 V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 48 B. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Perangkat Pembelajaran ... 53 2. Data Hasil Penelitian ... 78 3. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian... 117 4. Foto-Foto Penelitian ...


(5)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Klasifikasi persentase aktivitas siswa ... 36

2. Lembar observasi aktivitas siswa ... 36

3. Item pada pertanyaan angket ... 37

4. Skor perjawaban angket ... 37

5. Angket tanggapan siswa... 38

6. Kriteria persentase Tanggapan Siswa ... 38

7. Hasil penguasaan materi ... 39

8. Hasil uji t N-gain ... 40

9. Hasil rata-rata Ngain indikator ... 41

10. Hasil rata-rata aktivitas belajar siswa ... 42


(6)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 10

2. Desain pretes postes kelompok non ekuivalen ... 25

3. Contoh jawaban LKS pada indicator C2 ……….. 46

4. Contoh jawaban LKS pada indicator C3 ……….. 46


(7)

(8)

iv

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Arwin Achmad, M. Si. __________

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S. Pd, M. Pd. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Tri Jalmo, M. Si. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 196003151985031003


(9)

v

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA

KARTU BERGAMBARDENGAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS

Nama Mahasiswa : I GEDE SULIWAN Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024031

Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M. Si. Rini Rita T Marpaung, S.Pd., M. Pd. NIP 195708031986031004 NIP 197707152008012020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si. NIP 196710041993031004


(10)

viii

MOTTO

“Mencintai dan menjalani profesi dengan ikhlas tanpa ada rasa pesimis dalam diri akan mendapat kebahagian bagi


(11)

iii Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : I Gede Suliwan Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024031 Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Februari 2013 Yang menyatakan

I Gede Suliwan NPM 0743024031


(12)

vii

PERSEMBAHAN

Ayahandaku I Ketut Simpen Arnaya dan Ibundaku Ni Luh Cenik yang

telah mendidik dan membesarkanku dengan segala limpahan cinta, kasih

sayang, do’a terbaik mereka, kesabaran dan nasehat yang tidak ada

hentinya.

Adikku Ni Nengah Hery Kasmarani tersayang yang selalu memberi

dukungan

do’a,

serta semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Adikku si bungsu Komang Yuda tersayang yang selalu mendoakan dan

memberi semangat.

“ME”

yang selalu memberi semangat, dukungan, doa dan warna dalam

hidupku.


(13)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Karang Asem 6 September 1988 sebagai anak ke satu dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak I Ketut Simpen Arnaya dan Ibu Ni Luh Cenik.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar SDN UPT IV Karang Agung Ulu pada tahun 2001, SMP PGRI Karang Agung Ulu pada tahun 2004 dan SMA NEGERI 13 Bandar Lampung pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui Seleksi Penerimaan Jalur Non-Reguler.

Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Surya Dharma Bandar Lampung dan pada tahun 2012 penulis melakukan penelitian di SMA Negeri 15 Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.).


(14)

ix

SANWACANA

Puji syukur kehadiran Ida Sang Hyang Widhi Wasa dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Kartu Bergambar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Terhadap Aktivitas Belajar Siswa dan Penguasaan Materi Oleh Siswa Pada Materi Pokok Virus (Studi Eksperimental Pada Siswa Kelas x SMA N 15 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para Pembantu Dekan yang telah memberi izin penelitian.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

3. Pramudiyanti, S.Si. M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi terima kasih

4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing I dan sekaligus Pembimbing Akademik terimakasih atas saran, bantuan, kesabaran,ketulusan dalam memberikan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Rini Rita.T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II terima kasih atas bantuan dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan motivasinya kepada penulis selama studi.


(15)

x motivasi kepada penulis selama studi.

7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan serta staf di Jurusan PMIPA FKIP Unila.

8. Keluarga besar SMA N 15 Bandar Lampung yang telah memberi izin dan saran untuk keberhasilan penelitian penulis.

9. Guru Mitraku Hariyono, S.Pd., terimkasih atas doa dan bantuanya.

10. Melda Ariyanti, S.Pd., terima kasih telah memberi semangat, mendukung dan mendoakan yang terbaik untukku. Saudaraku I Gede Suastika Yasa, S.Pd., terimakasih telah memberikan dukungan dan motivasi. Semoga persahabatan kita tetap terjaga selamanya. Wening Sudrajat, S.Pd., terimakasih telah

mengajarkan dalam pengolahan data skripsi ini. Team kartu bergambar I Komang Sutawijaya, Enjelina dan Aditya Prayoga terimakasih atas

kekompakan, kesungguhan, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi. 11. Keluargaku I Gusti Putu Hendrawan, Antun Sutarya, Achmad Fauzi, Arudhia,

S.Pd., Fitriadi, S.Pd., Nuris Mukhton, Feri Ardiyanto, Septian Nurahman, Nurhidayati, S.Pd., Rini Hardiyanti Apipah, dan Ema Rochmaniar, semoga apa yang kita cita-citakan terwujud.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat dituliskan satu persatu.

Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis,


(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perkembangan dan perubahan secara terus-menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut ( Trianto, 2010: 11 ).

Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini, menjadikan persaingan antar individu dan antar bangsa semakin ketat.

Sehingga hanya peserta didik yang berkualitas yang dapat memenangkan persaingan tersebut. Melalui pendidikan, persiapan sedini mungkin perlu

dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yang secara kualitatif cenderung meningkat. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Pelajaran Biologi termasuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta


(17)

didik yang berkualitas, yaitu manusia Indonesia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang

diakibatkan oleh dampak perkembangan Ilmu pengetahuan Alam (BSNP, 2006: iv).

Dalam IPA dipelajari permasalahan yang berkaitan dengan fenomena alam dan berbagai permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Fenomena alam dalam IPA dapat ditinjau dari objek, persoalan, tema, dan tempat kejadiannya. Pembelajaran IPA memerlukan kegiatan penyelidikan, baik melalui observasi maupun

eksperimen, sebagai bagian dari kerja ilmiah yang melibatkan keterampilan proses yang dilandasi sikap ilmiah. Selain itu, pembelajaran IPA

mengembangkan rasa ingin tahu melalui penemuan berdasarkan pengalaman langsung yang dilakukan melalui kerja ilmiah (BSNP 2006:12).

Belajar langsung dapat terjadi di lingkungan nyata yang berada di alam sekitar sehingga bersifat tidak membosankan, dan dapat meningkatkan aktivitas yang akhirnya akan meningkatkan kualitas belajar. Sardiman (2003:100)

mengungkapkan bahwa belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan dapat menunjang prestasi belajar. Siswa yang beraktivitas akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat.


(18)

3

Aktivitas siswa akan muncul apabila terjadi hubungan timbal balik antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Senada dengan pendapat Trianto (2009: 108) yang mengungkapkan bahwa pembelajaran yang baik seharusnya berpusat pada siswa (student centered), dalam hal ini guru tidak lagi mendominasi dalam kegiatan pembelajaran melainkan siswalah yang aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

Belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal- hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca ( Sardiman, 2003. 100).

Namun dalam kenyataannya aktivitas belajar siswa di SMA N 15 Bandar Lampung rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi langsung di kelas banyak siswa yang melakukan aktivitas tidak relevan dengan pembelajaran. Seperti, mengobrol dengan teman dan mengantuk. Kenyataan ini terjadi karena guru selama ini seringkali menggunakan metode ceramah yaitu terjadi proses pembelajaran satu arah yaitu guru menjelaskan materi pelajaran dan siswa hanya mendengarkan penjelasan tersebut sehingga siswa tidak aktif dalam pembelajaran. Selain itu, rendahnya aktivitas siswa yang tidak relevan dengan pembelajaran tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai ulangan harian siswa pada materi pokok Virus semester ganjil tahun


(19)

pelajaran 2011/2012 adalah 58. Nilai ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan KKM di sekolah tersebut yaitu siswa tuntas memperoleh nilai ≥70.

Kompetensi Dasar materi pokok Virus adalah mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan. Menuntut siswa untuk mampu menggambarkan, menjelaskan dengan rinci materi virus. Namun, ukuran virus yang mikroskopik tidak dapat diamati secara langsung yang menyebabkan siswa kesulitan untuk mendeskripsikan objek virus. Sehingga dibutuhkan media untuk memproyeksikan objek virus. Media gambar dijadikan alternatif dalam proses pembelajaran karena gambar merupakan representatif dari lingkungan nyata, tetapi siswa hanya memperoleh informasi dari penjelasan guru, tidak dengan mencari sendiri informasi dari gambar tersebut yang berdampak pada rendahnya aktivitas belajar siswa.

Salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan

penguasaan materi siswa adalah media kartu bergambar. Media kartu bergambar dapat menciptakan suasana yang menyenangkan (joyfull learning) dalam proses pembelajaran karena siswa diajak belajar sambil bermain. Permainan dapat mengembangkan motivasi siswa untuk belajar aktif karena permainan mampu menembus kebosanan dan memberikan tantangan untuk memecahkan masalah dalam suasana gembira dan dapat menimbulkan semangat kooperatif dan kompetitif yang sehat serta membantu siswa yang lamban dan kekurangan motivasi (Hidayat, dalam Yanti, 2010:15). Hasil penelitian Anastasia (2012: 43) dari hasil analisis data setelah penerapan media kartu bergambar menunjukan


(20)

5

bahwa penggunaan media kartu bergambar dalam pelajaran bahasa Jerman di SMAN 1 Cilaku-Cianjur kelas X3 dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penggunaan media kartu bergambar dalam penelitian ini dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD). Dalam kelas kooperatif dibentuk kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang heterogen bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit (Trianto, 2009: 56-59).

Tipe STAD terdiri dari lima komponen yakni presentasi kelas, pembentukan tim, kuis, perubahan/ perkembangan skor individu, dan pengakuan tim. Slavin (dalam Riyanto, 2010:268) menyatakan bahwa pada STAD siswa membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain). Ratumanan (dalam Trianto, 2009: 62) menyatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif dapat memacu

terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Dengan kata lain dengan belajar secara berkelompok, proses saling tukar pendapat dan berdiskusi dengan teman kelompok dapat mengoptimalkan penggalian informasi dan pengetahuan siswa.


(21)

Hasil penelitian yang menggunakan model STAD dalam penelitiannya tersebut menunjukkan keberhasilan terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu peneliti itu adalah Prajayanti (2011: i) dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model STAD memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi manusia.

Berdasarkan uraian diatas maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Kartu Bergambar dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Aktivitas belajar dan Penguasaan Materi oleh Siswa Pada Materi Pokok Virus”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan media kartu bergambar dengan model STAD terhadap penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Virus di SMA N 15 Bandar Lampung?

2. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan media kartu bergambar dengan model STAD terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Virus di SMA N 15 Bandar Lampung?


(22)

7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan media kartu bergambar dengan model STAD terhadap penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Virus di SMA N 15 Bandar Lampung.

2. Pengaruh penggunaan media kartu bergambar dengan model STAD terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Virus di SMA N 15 Bandar

Lampung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, yaitu untuk menambah pengalaman sebagai calon guru dalam penggunaan media kartu bergambar dengan model pembelajaran STAD untuk meningkatkan penguasaan materi oleh siswa dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi.

2. Bagi siswa, yaitu mendapat pengalaman belajar yang berbeda pada materi pokok Virus dan untuk meningkatkan penguasaan materi oleh siswa dan aktivitas belajar siswa.

3. Bagi guru, yaitu sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan penguasaan materi oleh siswa dan aktivitas belajar siswa.


(23)

4. Bagi Sekolah, yaitu memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mata pelajaran biologi.

E.Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahan penafsiran pada permasalahan yang dibahas, maka dikemukakan beberapa batasan masalah yaitu :

1. Media kartu bergambar yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu set kartu

berukuran 10x7 cm yang berisi gambar dan keterangan mengenai materi pokok Virus.

2. Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas langkah- langkah: penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, persentasi dari guru, kerja tim, evaluasi, dan penghargaan tim. 3. Aktivitas belajar siswa yang diamati adalah kemampuan mengemukakan

pendapat/ ide, kemampuan bertanya, dan bekerjasama dengan teman. 4. Materi dalam penelitian ini adalah materi pokok Virus dengan kompetensi

dasar mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan (KD 2.1).

5. Penguasaan materi diperoleh dari hasil rata-rata pretes, postes dan N-gain pada materi pokok virus dan aktivitas diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar siswa.

6. Siswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas X4 dan X5 semester ganjil di SMA N 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.


(24)

9

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran biologi merupakan kegiatan atau proses menggunakan pikiran dalam memahami gejala-gejala alam. Tercapainya tujuan pembelajaran sangat

dipengaruhi oleh strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran, oleh karena itu salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah memadukan media dengan model pembelajaran sehingga tercipta variasi dalam pembelajaran.

Materi pokok Virus dalam pembelajaran biologi diharapkan dapat dipahami dan dikuasai oleh siswa, sehingga siswa dapat menggambarkan atau mendeskripsikan dengan jelas materi pokok Virus. Ukuran virus yang mikroskopik menuntut guru untuk lebih kreatif dalam menemukan media pembelajaran yang tepat untuk materi pokok Virus, sehingga dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran.

Penggunaan media kartu bergambar diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran khususnya materi pokok Virus, siswa diharapkan lebih aktif dan dapat lebih memahami materi pokok Virus yang terdapat pada media kartu bergambar tersebut. Kartu bergambar ini disusun dari sumber belajar dan dengan bahasa yang sederhana yang mudah dimengerti oleh siswa serta menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran karena siswa diajak belajar sambil bermain. Selain itu, penggunaan media kartu bergambar ini dirasa sangat tepat apabila dikombinasikan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan langkah-langkah yaitu penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan


(25)

penghargaan kelompok. Kombinasi antara media kartu bergambar dengan model pembelajaran STAD diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi pada siswa karena siswa dihadapkan pada suatu pembelajaran yang membuat mereka aktif berfikir sehingga materi yang sudah dipelajari dapat dikuasai siswa serta tidak mudah terlupakan.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penggunaan media kartu bergambar dengan model pembelajaran STAD(Student Teams Achievement Divisions). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dan penguasaan materi oleh siswa.

Keterangan: X : Kombinasi media kartu bergambar; dengan model STAD.

Y1 : Penguasaan materi oleh siswa

Y2 : Aktivitas belajar siswa (Margono, 2005: 139). Gambar 1. hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

X

Y1


(26)

11

G. Hipotesis Penelitian

H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media kartu bergambar dengan model STAD terhadap penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Virus di SMA N 15 Bandar Lampung.

H1 = Ada Pengaruh yang signifikan dari penggunaan media kartu bergambar dengan model STAD terhadap penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Virus di SMA N 15 Bandar Lampung.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif TipeSTAD

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model dimana para siswa

dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan suatu masalah, menyelesaikan tugas-tugas, dan mencapai tujuan bersama. Kelompok belajar

kooperatif berbeda dengan kelompok belajar tradisional, karena dalam kelompok belajar kooperatif semua anggota harus saling membantu dan memberikan motivasi, sedangkan dalam kelompok belajar tradisional hal ini sering terlupakan dan tak menjadi keharusan ( Abdurahman, 1999 : 123).

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model

pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok-kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok (Trianto, 2009:68).

Slavin (dalam Rusman, 2010:213) mengemukakan bahwa model STAD merupakan variasi pembelajaran yang paling banyak diteliti. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan


(28)

13

sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu menguasai pelajaran tersebut. Menurut Trianto ( 2009:69) pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga

membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. persiapan-persiapan tersebut antara lain:

a. Perangkat pembelajaran

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pembelajaran (RP), buku siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS) berserta lembar jawabannya.

b. Membentuk kelompok kooperatif

Membentuk anggota kelompok diusahakan agar kemampuan siswa dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya relatif homogen.

c. Menentukan skor awal

Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya.

d. Pengaturan tempat duduk

Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang

menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif, e. Kerja kelompok


(29)

terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif model STAD menurut Rusman (2010:215-216), yaitu:

a) Penyampian tujuan dan motivasi

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar,

b) Pembagian kelompok

Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keagamaan) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.

c) Persentasi dari guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari.

d) Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk, guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi.

e) Kuis (evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pembelajarn kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap pertasi hasil kerja masing-masing kelompok.


(30)

15

f) Penghargaan prestasi tim

Setelah pelaksnaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100.

Menurut Trianto (2009:71) penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Menghitung skor individu

Menurut Slavin (dalam Trianto, 2009: 71) untuk memberikan skor perkembangan individu dihitung seperti pada tabel di bawah ini :

Nilai tes Skor

perkembangan Lebih dari 10 poin dibawah skor awal....

10 poin dibawah sampai 1 poin dibawah skor awal... Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal....

Lebih dari 10 poin diatas skor awal...

Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor awal)

0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin

2. Menghitung skor kelompok

Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh skor kelompok sebagaimana dalam tabel berikut:


(31)

No Interval Kualifikasi 1.

2. 3. 4.

0 ≤ X ≤ 5 5 ≤ X≤ 15 15≤ Nk ≤ 25 25 ≤ Nk ≤ 30

Tim kurang baik Tim baik Tim hebat Tim super

3. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan

hadiah/penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan predikatnya.

Adapun kelebihan dan kelemahan STAD menurut Mas’adah ( 2011 : 26-31) 1. Kelebihan model STAD :

- Melatih siswa untuk dapat bekerja sama. - Saling menghargai.

- Saling ketergantungan untuk mencapai tujuan kelompok. - Meningkatkan motivasi.

- Membantu mengumpulkan keterangan dari berbagai sumber informasi. 2. Kelemahan model STAD :

- Adanya ketergantungan siswa yang lambat berpikir , sehingga tidak dapat berlatih mandiri.

- Memerlukan waktu yang lama. - Penjelasan guru terlalu cepat.

- Pemberian penghargaan kadang masih menyulitkan guru. - Ramai saat diskusi.


(32)

17

B. Media Kartu Bergambar

Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi. Proses komunikasi (proses penyampaian pesan) harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan peserta didik. Yang dimaksud pesan atau informasi berupa pengetahuan, keahlian( skill), ide, pengalaman, dan sebagainya. Agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yang disebut media (Rohani, 1997: 1).

Menurut Briggs ( dalam Asyhar, 2011: 7) media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim pesan kepada peserta didik untuk belajar. Sedangkan Danim ( 1994 : 7) menyatakan bahwa media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.

Tujuan penggunaan media menurut Hamalik (1994 :18 – 19) antara lain: 1. membangkitkan keinginan dan minat baru. Melalui alat / media siswa akan

memperoleh pengalaman lebih luas dan lebih kaya. Dengan demikian persepsinya akan menjadi lebih tajam dan pengertiannya lebih tepat, sehingga akan

menimbulkan keinginan dan minat belajar yang baru.

2. membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar. Media pendidikan memberikan pengaruh psikologis terhadap siswa.


(33)

3. memberikan pengalaman yang menyeluruh, pengalaman yang konkrit berintegrasi menjadi pengertian atau kesimpulan yang abstrak.

Media berbasis visual ( image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi (Arsyad, 1996 : 91).

Salah satu media pembelajaran adalah media kartu bergambar. Gambar merupakan salah satu media visual dua dimensi. Media berbasis visual memegang peranan penting dalam proses belajar. Stimulus visual memberikan hasil yang lebih baik untuk tugas- tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubungkan fakta dan konsep. (Aryad, 2011: 9)

Media kartu bergambar merupakan modifikasi dari media gambar. Media kartu atau flash card diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelpia, Pennsylvania. Flash card adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi oleh kata-kata (Herlina, 2011:8). Sedangkan Prapita (2009:4) menyatakan bahwa media kartu bergambar adalah sebuah alat atau media belajar yang dirancang untuk membantu mempermudah dalam belajar. Media kartu bergambar ini terbuat dari


(34)

19

kertas tebal atau karton berukuran 17×22 cm yang tengahnya terdapat gambar materi yang sesuai dengan pokok bahasan.

Karakteristik kartu bergambar menurut Yani (2011:43) adalah: a. Berisi gambar dan kata-kata

Pesan dituangkan dalam bentuk tulisan dan gambar yang mengandung makna tertentu.

b. Media visual diam

Gambar yang ditampilkan bukan gambar yang bisa bergerak melainkan gambar yang diam tanpa animasi.

c. Bahan ajar cetak

Kartu bergambar ini merupakan bahan ajar cetak yang pembuatannya melalui proses pencetakan atau printing.

d. Menekankan pada persepsi indera penglihatan

Kartu bergambar ini lebih ditekankan pada indera penglihatan. Oleh karena itu, kartu bergambar ini termasuk ke dalam media grafis.

Sedangkan beberapa kelebihan dan kelemahan media bergambar menurut Sadiman, dkk (2008:29-31) adalah:

Kelebihan:

1. Sifatnya konkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.


(35)

2. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek, atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu dapat siswa dibawa ke objek atau peristiwa tersebut.

3. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan.

4. Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah kesalahpahaman.

5. Harganya murah, mudah diperoleh dan digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.

Kelemahan:

1. Hanya menekankan persepsi indera mata.

2. Benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. 3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

C. Aktivitas Belajar Siswa

Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati, di mana siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan asas keaktifan (aktivitas) dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Hamalik, 2008 : 90).

Rohani (2004:5) mengungkap bahwa : pengajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Suatu pengajaran akan bisa


(36)

21

disebut berjalan dengan baik dan berhasil secara baik, manakala ia mampu mengubah diri peserta didik dalam arti yang luas serta mampu menumbuhkembangkan

kesadaran peserta didik untuk belajar, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama ini terlibat didalam proses pengajaran itu dapat dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan pribadinya.

Menurut Slameto (2003 : 2) aktivitas adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Aspek tingkah laku tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan social, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Jika seseorang telah belajar maka akan terlihat terjadinya salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut.

Diedrich (Rohani 2004:9) setelah mengadakan penyelidikan menyimpulkan bahwa terdapat berbagai macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa yang dikelompokkan menjadi 8 kelompok. Pengelompokan aaktivitas menurut diedrich :

1. Visual : membaca, memperhatikan (gambar, demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain)

2. Oral: menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening: mendengarkan (uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato) 4. Writing: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.


(37)

5. Drawing: menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola

6. Motor: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang.

7. Mental: menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan

8. Emotional: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tengang, gugup.

Menurut Mulyono ( dalam Saripah , 2011: 42) Faktor- faktor aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:

1. Faktor eksternal

Faktor eksternal berkenaan dengan karakterisitik tujuan instruksional dan karakteristik bahan pengajaran, yang keduanya mendasari stimulasi guru dalam mempelajari siswa. Faktor eksternal dalam konteks ini adalah kualitas program pembelajaran. Variabel yang berkenaan dengan karakteristik tujuan instruksional adalah kemampuan yang harus dicapai siswa. Kemampuan ini tercermin dalam aspek kognitif seperti hafalan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesisi dan evaluasi. Karakteristik bahan pengajaran yang berpengaruh terhadap aktivitas pembelajaran yang berkenaan dengan sifat materi yang harus dipelajari siswa seperti fakta, konsep, prinsip, prosedur dan generalisasi. Stimulasi guru berkenaan dengan apa yang dilakukan oleh guru dalam upayanya membelajarkan siswa. Faktor ini sangat menentukan kadar aktivitas belajar siswa. Stimulasi tersebut dapat bersifat


(38)

23

Semakin tinggi aktivitas mental, semakin berbobot aktivitas belajar siswa dan semakin kompleks usaha guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Ini berarti perlu adanya keseimbangan tugas antara aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru mengajar. Dengan kata lain guru dan siswa sama-sama aktif dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas belajar tidak akan terwujud tanpa adanya stimulasi guru, karena aktivitas belajar siswa merupakan produk dari stimulasi guru dalam tujuannya sebagai fasilitator dalam pembelajaran. 2. Faktor internal

Faktor internal yang berpengrauh terhadap kadar aktivitas belajar siswa tidak terlepas dari kemampuan, minat dan motivasi belajar siswa itu sendiri. Faktor kemampuan siswa sekalipun berbeda satu sama lain, melalui optimalisasi kegiatan belajar dapat dikembangkan untuk menunjang optimalisasi aktivitas belajar. Kemampuan tersebut adalah intelektual, emosional, sosial dan motorik.

Kemammpuan intelektual tampak dalam daya nalar siswa pada saat memecahkan masalah. Kemammpuan emosional terlihat dalam sikap , toleransi dan tegangan rasa sesama siswa dalam melaksanakan tugas-tugas belajarnya. Kemampuan sosial tampak dalam interaksi sosial, tanggung jawab bersama dan partisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

D. Penguasaan Materi

Penguasaan materi siswa merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Menurut Anderson, dkk (2000: 67-68), ranah kognitip terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut :


(39)

1. Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Penguasaan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip dan metode.

2. Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.

3. Apply mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4. Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya : mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.

5. Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

6. Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau bertingkat-tingkat. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah : (1) informasi nonverbal; (2) informasi fakta dan pengetahuan verbal; (3) konsep dan prinsip; (4) pemecahan masalah dan kreativitas. Informasi non verbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian


(40)

25

prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 1991: 131).

Menurut Sukmadinata (dalam Triningsih, 2012: 19) menyatakan efektivitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

1. Faktor yang berasal dari diri individu

a. Faktor fisik meliputi kondisi, kesehatan dan kelengkapan panca indera. Kelengkapan panca indera akan mempengaruhi proses belajar karena belajar akan efektif jika menggunakan seluruh alat indera.

b. Faktor rohani meliputi kesehatan psikis, kemampuan intelektual, sosial, psikomotor, motivasi, kondisi afektif dan kognitif.

2. Faktor lingkungan

a. Lingkungan keluarga meliputi keadaan fisik rumah seperti adanya ruangan tempat belajar, sarana dan prasarana belajar yang ada di rumah serta suasana di sekitar rumah. Keadaan sosio- psikologis juga mempengaruhi proses belajar di rumah seperti kebutuhan keluarga, hubungan antar anggota keluarga serta iklim belajar.

b. Lingkungan sekolah meliputi keadaan fisik sekolah seperti sarana dan prasarana, sumber belajar, dan media belajar. Keadaan sosial psikologis seperti hubungan siswa dengan siswa, guru, staf sekolah, suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar serta kegiatan ekstrakurikuler juga mempengaruhi hasil belajar.


(41)

c. Lingkungan masyarakat meliputi keadaan fisik seperti adanya lembaga pendidikan dan sumber- sumber belajar didalamnya serta keadaan sosial psikologis yaitu masyarakat memiliki latar belakang pendidikan yang cukup.


(42)

51

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan media kartu bergambar dengan model pembelajaran STAD berpengaruh signifikan terhadap penguasaan materi pokok virus oleh siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung.

2. Penggunaan media kartu bergambar dengan model pembelajaran STAD berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung pada materi pokok Virus.

B. Saran

Penelitian ini terdapat kekurangan-kekurangan sehingga peneliti menyarankan sebaiknya:

a. Penyusunan media kartu bergambar ini sebaiknya meningkatkan kualitas, kesesuain gambar dengan penjelasan dan kelengkapan materi sehingga tampilannya lebih menarik lagi.


(43)

b. Penggunaan media kartu bergambar memerlukan waktu yang lama, sehingga guru hendaknya sebelum melaksanakan proses pembelajaran sebaiknya terlebih dahulu merancang kesesuaian waktu dengan materi pokok sehingga pembelajaran berjalan efektif dan efisien.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 1999. Pembelajaran Kooperatif. Rineka Cipta. Jakarta

Anderson, L., David, K., Peter, A., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan W. Merlin. 2000. A taxonomy for learning, Teaching, ans assesing ( A revition of bloom’s taxonomy of educational Objective, Abridge Edition). Longman. New York

Anastasia. 2011. Penggunaan Media Kartu Bergambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman. ( Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi= 9941. (20 Juni 2012;13:00 WIB).

Arsyad, A. 1996. Media pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

. 2000. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. .2011. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Asyhar. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada (GP). Jakarta.

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh Model Silabus SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Danim, S. 1994. Media Komunikasi Pendidikan. Bumi aksara. Jakarta.

Darmayanti, E. 2012. Pengaruh Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Pokok Keanekaragaman Hayati. (Skripsi) Universitas Lampung. Lampung Hadjar, I. 1995. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Kwantitatif dalam

Pendidikan. Raja Grasindo. Jakarta

Hake, R. R. 1999. Analizing Change/Gain Scores. Indiana University. USA. http://physics. Indiana.edu/~sdi/AnalizingChange_Gain.pdf (21 Desember 2011; 09:05 WIB).


(45)

. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Herlina. 2011. Penggunaan Kartu Kata dan Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa kelas 1 SDN Banjarimbo02 Kecamatan Lumbang Kabupaten Pasuruan .(Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Http://repository.upi.edu/operator/upload/s a0651 0810414 chapter2.pdf. (19 juni 2012; 09.30 WIB.

Mas’adah. 2011. Kajian Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan STAD Dalam Rangka Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Pada Konsep Sistem Ekskresi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi= 8140. (20 Juni 2012;11:30 WIB).

Margono, S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Prapita, E. D. 2009. Efektivitas Media Kartu Bergambar Terhadap Prestasi

Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Ekosistem. (Skripsi) Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

http://etd.eprints.ums.ac.id/4258/2/A420050019.pdf. (28 Oktober 2011; 21.04 WIB).

Prajayanti, S, S, R. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division ( STAD) Terhadap Hasil Belajar dan Pola Interaksi Siswa SMA Pada Materi Sistem Ekskresi . Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=7012. ( 20 Juni 2012; 10:00 WIB).

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik Dan Rancangan Percobaan Dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta

Rahayu, S. P. 2010. Deskripsi Sikap Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Value Clarification Approach) Pada Kelas VII MTS Gruppi Natar. (Skripsi) Universitas Lampung. Lampung

Riyanto, Y. 2010. Pardigma Baru Pembelajaran. Kencana. Jakarta Rohani, A. 1997. Media Intruksional Edukatif. PT Rineka Cipta. Jakarta


(46)

55

. .. 2004. Pengelolaan Pengajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Sadiman, Dkk. 2008. Media Pendidikan:Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogyakarta

Slameto.1991. Proses Belajar mengajar dalam sistem kredit semester. Bumi aksara: Jakarta

. 2003. Belajar Dan Faktor- factor yang mempengaruhinya. Rineka cipta. Jakarta

Saripah, C. 2011. Upaya Meningkatkan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Sistem Politik Di Indonesia Dengan Menggunakan Kooperatif Learning Jigsaw. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=11774. ( 20 juni 2012; 11:00 WIB).

Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi Keenam. PT Tarsito. Bandung.

Susanti, D. 2012. Pengaruh Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Pokok Keanekaragaman Hayati. (Skripsi) Universitas Lampung. Lampung

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.

_____. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

_____ . 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana. Jakarta.

Triningsih, Y. 2012. Pengaruh Penggunaan Mind Mapp Terhadap Hasil Belajar siswa SMA Kelas X Pada Pembelajaran Konsep Jamur (Fungi).

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=12048. (20 juni 2012; 10:07 WIB).

Yani, R. F. 2011. Pengaruh Penggunaan Multimedia Berbentuk Kartu Bergambar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (Tik) di Sekolah Menengah Pertama. (Skripsi).


(47)

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=3322. (1 November 2011; 04:07 WIB).

Yanti, W. F. 2010. Efektivitas Permainan Mencocokkan Kartu Bergambar dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jerman untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=1331. (1 November 2011; 05.30 WIB).


(48)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 di SMA N 15 Bandar Lampung

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 SMA N 15 Bandar Lampung. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X5 yang berjumlah 36 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa- siswi kelas X4 yang berjumlah 37 siswa sebagai kelas kontrol yang diambil dengan tekhnik cluster random sampling.

C. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan quasi eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretest post test tak equivalen. Struktur desainnya adalah sebagai berikut :

Kelompok Pretes Perlakuan Postes I O1 X O2

II O1 C O2

Keterangan: I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol;

O1 = Pretes; O2 = Postes; C= Model STAD

X = Perlakuan media kartu bergambar melalui model STAD (dimodifikasi dari Hadjar, 1999:335).


(49)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah. b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. d. Membuat media pembelajaran berupa kartu bergambar. Cara membuat

media kartu bergambar adalah sebagai berikut:

1. Membagi materi pokok Virus ke dalam 4 tema yaitu ciri-ciri virus, klasifikasi virus, replikasi virus, dan peran virus bagi kehidupan manusia.

2. Menentukan gambar dan keterangan yang akan disajikan dalam kartu untuk tiap-tiap tema.

3. Mendesain kartu dengan menggunakan program microsoft office word. 4. Mendesain logo belakang kartu dengan menggunakan program Corel

DRAW.

5. Mencetak kartu dengan menggunakan printer di atas kertas bc berwarna putih polos.


(50)

29

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK) untuk setiap pertemuan.

f. Membuat instrumen penilaian yaitu soal pretes/postes berupa soal uraian yang akan diuji ahli.

g. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk kelas eksperimen dan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk kelas kontrol. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali pertemuan.

Pertemuan I membahas ciri-ciri, struktur, dan klasifikasi virus. Pertemuan II membahas replikasi dan peran virus dalam kehidupan. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :

1) Kelas eksperimen a. Pendahuluan

 Melaksanakan pretest  Apersepsi

Pertemuan I : Banyak sekali penyakit yang disebabkan oleh virus, “apakah yang kalian ketahui tentang virus?”

Pertemuan II : Kita harus waspada terhadap serangan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, “ sebutkan penyakit yang disebabkan oleh virus?”


(51)

 Motivasi:

Pertemuan I “ Hari ini kita akan mempelajari tentang virus, dengan mempelajari materi tentang virus kalian dapat mengetahui cirri-ciri, struktur, dan klasifikasi virus”

Pertemuan II “Pada pertemuan ini kita akan melanjutkan sub materi replikasi dan peran virus, dalam kehidupan sehari-hari tentunya kalian pernah mendengar penyakit yang disebakan oleh virus. Dengan mempelajari materi virus kalian akan mengetahui bagaimana replikasi virus, penyakit serta cara pencegahan penyakit yang diakibatkan oleh virus ”

b. Kegiatan Inti

 Membagi siswa ke dalam kelompok, masing- masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa.

 Memberikan arahan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari dengan menggunakan media kartu bergambar.

 Membagikan.

 Membagikan LKS dan kartu bergambar kepada masing-masing kelompok yang berisi materi yang akan dipelajari dan meminta siswa untuk membacanya.

 Siswa berdiskusi dan menjawab LKK dengan membaca dan mengkaji sumber belajar yang relevan.

 Perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.


(52)

31

 Siswa diberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang dipresentasikan oleh masing-masing kelompok.

 Memberi penguatan terhadap jawaban hasil diskusi siswa dan meluruskan miskonsepsi yang mungkin masih dimiliki siswa.

c. Penutup

 Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dibahas.

 Memberikan Penghargaan kelompok seperti ”Super Team”, ”Great Team”, dan ”Good Team”. Penilaian ini berdasarkan prestasi belajar yang dicapai anggota kelompoknya. Penilaian ini akan menjadi motivator siswa untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.

 Melaksanakan tes akhir yang sama dengan tes awal pada pertemuan sebelumnya.

 Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

2) Kelas kontrol a.Pendahuluan

 Melaksanakan pretest  Apersepsi

Pertemuan I : Banyak sekali penyakit yang disebabkan oleh virus, “apakah yang kalian ketahui tentang virus?”


(53)

Pertemuan II : Virus tidak hanya merugikan bagi kehidupan

manusia, tetapi dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari, “ sebutkan manfaat virus dalam kehidupan?

 Motivasi:

Pertemuan I “Hari ini kita akan mempelajari tentang virus, dengan mempelajari materi tentang virus kalian dapat mengetahui cirri-ciri, struktur, dan klasifikasi virus”

Pertemuan II “Pada pertemuan ini kita akan melanjutkan sub materi replikasi dan peran virus, dalam kehidupan sehari-hari tentunya kalian pernah mendengar penyakit yang disebakan oleh virus. Dengan mempelajari materi virus kalian akan mengetahui

bagaimana replikasi virus, penyakit serta cara pencegahan penyakit yang diakibatkan oleh virus ”

b. Kegiatan Inti

 Membagi siswa ke dalam kelompok, masing- masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa.

 Menjelaskan materi pelajaran secara garis besar dengan menggunakan sumber buku yang relevan.

 Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.  Siswa berdiskusi dan menjawab LKS dengan membaca dan

mengkaji sumber belajar yang relevan.

 Perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.


(54)

33

 Siswa diberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang dipresentasikan oleh masing-masing kelompok.

 Memberi penguatan terhadap jawaban hasil diskusi siswa dan meluruskan miskonsepsi yang mungkin masih dimiliki siswa.

c. Penutup

 Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dibahas.

 Memberikan Penghargaan kelompok seperti ”Super Team”, ”Great Team”, dan ”Good Team”. Penilaian ini berdasarkan prestasi belajar yang dicapai anggota kelompoknya. Penilaian ini akan menjadi motivator siswa untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.

 Melaksanakan tes akhir yang sama dengan tes awal pada pertemuan sebelumnya.

 Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1) Jenis Data

a) Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data penguasaan materi siswa pada materi pokok Virus yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes dalam bentuk N-gain.


(55)

b)Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran STAD.

2). Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: a. Pretes dan Postes

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tes. Untuk mengukur penguasaan materi siswa digunakan tes berupa soal esay. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:

S =R

N× 100

Keterangan: S = nilai yang diharapkan (dicari);

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut

(Purwanto, 2008:112). b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.


(56)

35

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi semua pendapat siswa mengenai penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran STAD dalam

pembelajaran yang dilakukan. Angket berisi enam pernyataan, berupa empat pernyataan positif dan dua pernyataan negatif, dimana siswa diberikan empat pilihan jawaban yang terdiri dari setuju dan tidak setuju.

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain. Untuk mendapatkan skor N-Gain menggunakan rumus Hake (1999:1) yaitu:

� − ����= Sf−Si

Sx−Si Keterangan: Sf = nilai rata-rata postes; Si = nilai rata-rata pretes Sx = Skor maksimal

Nilai pretes, postes, dan skor N-gain pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan bantuan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

1) Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS

versi 17. a) Hipotesis

H0: Sampel berdistribusi normal H1: Sampel tidak berdistribusi normal


(57)

b) Kriteria Uji

Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).

2) Uji Homogenitas Data

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a) Hipotesis

H0: Kedua sampel mempunyai varian sama H1: Kedua sampel mempunyai varian berbeda b) Kriteria Uji

Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05, maka H0 diterima Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:13).

3) Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

1) Uji Kesamaan Dua Rata-rata a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama b) Kriteria Uji

Jika -t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:13).

2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata a) Hipotesis


(58)

37

kelompok kontrol.

H1 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol

b) Kriteria Uji

Jika -t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:10).

3. Uji hipotesis dengan uji U

a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

b) Kriteria Uji

- Jika –Ztabel < Zhitung < Ztabel atau p-value > 0,05, maka Ho diterima

- Jika Zhitung < -Ztabel atau Zhitung > Ztabel atau p-value < 0,05, maka Ho ditolak

(Martono, 2010:158).

G. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis menggunakan persentase

aktivitas siswa. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

1) Menghitung persentase aktivitas menggunakan rumus:

X= Xi

n × 100%

Keterangan: X

= Persentase aktivitas siswa; ΣXi= Jumlah skor yang diperoleh;

N = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002:69).

Menafsirkan atau menentukan kategori indeks aktivitas siswa sesuai klasifikasi pada tabel berikut:


(59)

Tabel 1. Klasifikasi persentase aktivitas siswa

Kategori persentase aktivitas siswa (%) Interprestasi 90,00-100,00 Sangat Tinggi

75,00-89,99 Tinggi

55,00-74,99 Sedang

30,00-54,99 Rendah

0,00-29,99 Sangat Rendah

Dimodifikasi dari Hake (1999:1).

Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Keterangan : X

= Persentase aktivitas siswa; ΣXi= Jumlah skor yang diperoleh;

N = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002:69). a. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide

1. Tidak mengemukakan pendapat /ide (diam saja)

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok Virus

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada materi pokok Virus

b. Kemampuan Bertanya

1. Tidak mengajukan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok Virus

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok Virus

c. Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok 1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja)

2. Bekerjasama dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan pada LKS materi pokok Virus

No Nam a

Aspek yang diamati

Skor maks (N)

Xi

ket

A B C

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 dst Jumlah


(60)

39

3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan permasalahan pada LKS materi pokok Virus

2. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran STAD

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan media kartu bergambar dengan model STAD yang dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket ini berisi pendapat siswa tentang penggunaan media kartu bergambar dengan model STAD yang telah dilaksanakan. Angket ini berupa 6 pernyataan, terdiri dari 4 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif dengan 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju. Item pernyataan dan teknik pengolahan data pada angket disajikan sebagai berikut:

1. Angket

Tabel 3. Item pernyataan pada angket.

No Pernyataan- Pernyataan S TS

1 Saya senang mempelajari materi pokok virus dengan penggunaan media kartu bergambar dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2 Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui penggunaan media kartu bergambar dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

3 Media kartu bergambar yang digunakan menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelompok dan kelas.

4 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

5 Saya termotivasi untuk mencari data/informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dan sebagainya) untuk menjawab pertanyaan dalam LKS.

6 Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKS dengan media kartu bergambar dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru.


(61)

2. Skor angket

Tabel 4. Skor perjawaban angket.

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif S TS

Negatif TS S

Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010:29). 3. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai

berikut: % 100  

ma ks in S S X

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor

jawaban; Smaks= Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002: 69)

2. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 5. Data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar dengan model STAD.

No. Responden (siswa) Pilihan Jawaban Nomor soal Persentase

1 2 3 dst.

1 S

TS

2 S

TS

dst. S

TS

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 31).

3. Menafsirkan atau menentukan persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar dengan model STAD sesuai kriteria Hendro (Hastriani, 2006:43) pada Tabel 6.


(62)

41

Tabel 6. Kriteria persentase tanggapan siswa penggunaan media kartu bergambar dengan model STAD.

No Rentang skor Interval Kriteria 1 16 - 23 76< % ≤ 100% Tinggi 2 8 - 15 51< % ≤ 75% Sedang 3 0 - 7 25< % ≤ 50% Rendah


(63)

(64)

(65)

(66)

(1)

40

2. Skor angket

Tabel 4. Skor perjawaban angket.

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif S TS

Negatif TS S

Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010:29). 3. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai

berikut: % 100  

ma ks in S S X

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor

jawaban; Smaks= Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002: 69)

2. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 5. Data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar dengan model STAD.

No. Responden (siswa) Pilihan Jawaban Nomor soal Persentase

1 2 3 dst.

1 S

TS

2 S

TS

dst. S

TS

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 31).

3. Menafsirkan atau menentukan persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar dengan model STAD sesuai kriteria Hendro (Hastriani, 2006:43) pada Tabel 6.


(2)

41

Tabel 6. Kriteria persentase tanggapan siswa penggunaan media kartu bergambar dengan model STAD.

No Rentang skor Interval Kriteria

1 16 - 23 76< % ≤ 100% Tinggi

2 8 - 15 51< % ≤ 75% Sedang


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri

1 14 63

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Student Teams Achievement Divisions (STAD) MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH SISWA (Studi Eksperimen Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Bandar Lampung

0 19 43

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK VIRUS

0 4 67

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK VIRUS OLEH SISWA

0 6 66

EFEKTIVITAS ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH OLEH SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester

0 10 53

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK DUNIA TUMBUHAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Neger

0 20 129

Penerapan Model Pembelajaran Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Pokok Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan

0 5 63

Eksperimentasi Pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) disertai Problem Posing pada Materi Pokok Pecahan Ditinjau dari aktivitas Belajar Siswa

0 3 95