5
BAB II. IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Identifikasi masalah yang dialami keluarga Bapak Kadek Somenada dilakukan melalui beberapa kali kunjungan dan perbincangan dengan Ibu Kadek
karena Bapak Somenada biasanya hanya berada di rumah pada malam hari. Permasalahan yang telah diidentifikasi akan dikelompokkan dalam beberapa
masalah pokok untuk memudahkan penentuan prioritas masalah keluarga.
2.1 Permasalahan Keluarga
Identifikasi masalah pada keluarga Bapak Somenada dilakukan dalam 15 kali kunjungan pada periode 5 minggu kegiatan KKN. Berdasarkan
perbincangan dengan Ibu Kadek, permasalahan yang dihadapi keluarga terdiri dari masalah ekonomi, kesehatan keluarga, kesehatan tempat tinggal dan akses
air bersih. 2.1.1 Ekonomi Keluarga
Sebagai keluarga yang tergolong kurang mampu, keluarga Bapak Somenada seringkali mengalami kesulitan dan membiayai kebutuhan
keluarga sehari-hari. Setiap hari, keluarga bergantung pada penghasilan Bapak Somenada sebagai buruh pengayah tukang. Uang yang dihasilkan
digunakan untuk membeli beras dan lauk serta susu untuk anaknya. Belum lagi ditambah kebutuhan tidak terduga seperti kebutuhan sekolah anaknya
maupun biaya sosial lainnya. Sedangkan Ibu Kadek sendiri baru mendapat penghasilan Rp 1.500.000,00 dalam 3 atau 4 bulan setelah kain tenunnya
jadi. Untuk itulah, penghasilan Ibu Kadek disisihkan sebagiannya sehingga dapat menutupi kekurangan biaya untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya
sekolah anaknya. Ibu Kadek sangat berharap anak-anaknya bisa bersekolah walaupun keadaan ekonomi keluarga yang sulit sehingga biaya pangan
sehari-hari diusahakan secukupnya saja. 2.1.2 Kesehatan Keluarga
Masalah kesehatan keluarga umumnya lebih disebabkan oleh akses air bersih yang sulit sehingga air minum masih menggunakan air di saluran
irigasi. Air irigasi yang digunakan juga telah tercemar limbah sabun,
6
detergen dan lainnya karena banyak digunakan oleh masyarakat sekitar untuk mandi juga. Oleh karena itu, penggunaan air irigasi tersebut untuk
minum dalam jangka panjang akan berbahaya terhadap kesehatan. Permasalahan kesehatan lainnya yaitu Ibu Kadek beserta anaknya
yang masih bayi setiap hari tidur di bawah beralaskan karpet dan Kasur tipis saja. Padahal kondisi tubuh bayi umumnya masih sangat rentan sehingga
bayi rentan mengalami flu maupun demam. Apalagi Bapak Somenada juga belum memiliki Jaminan Kesehatan sampai saat ini sehingga selalu
membatasi diri untuk berobat ke dokter apabila ada anggota keluarga yang sakit dan lebih memilih diatasi sendiri di rumah terlebih dahulu.
Kebutuhan pangan keluarga juga sedapat mungkin dibatasi agar dapat digunakan untuk biaya kebutuhan lainnya. Akibatnya, menu makanan
sehari-hari keluarga seringkali tidak seimbang terutama untuk kebutuhan anak-anaknya yang masih memerlukan protein untuk pertumbuhan tubuh.
2.1.3 Kesehatan Tempat Tinggal Tempat tinggal keluarga Bapak Somenada berukuran sekitar 2 x 4 m
yang terdiri dari kamar tidur dan ruang tengah sedangkan dapurnya terpisah dan berdinding seng. Keluarga Bapak Somenada tidak memiliki kamar
mandi sehingga untuk mandi disediakan petak berukuran 1,5 x 1 meter dan hanya ditutup kain. Air untuk mandi ditampung di drum dan diambil dari
saluran irigasi di belakang rumah beliau. Sedangkan untuk Buang Air Besar BAB biasanya dilakukan di saluran irigasi langsung di belakang rumah
beliau. Tidak ada penerangan di belakang rumah Beliau sehingga apabila ingin BAB pada malam hari harus menggunakan senter dan menempuh
jalan yang sedikit licin. Ibu Kadek juga mengaku bahwa Beliau dan anak- anak pernah tergelincir di sana namun karena tidak ada pilihan lain, Beliau
terpaksa tetap BAB di saluran irigasi di belakang rumah. Lantai rumah keluarga Bapak Somenada berbahan semen dan
terlihat jarang dibersihkan. Apalagi anak Beliau yang masih bayi tidur di bawah hanya beralaskan kasur tipis sehingga rentan mengalami gangguan
pernapasan seperti sesak napas.
7
2.1.4 Akses Air Bersih Keluarga Bapak Kadek Somenada belum memiliki akses air bersih
hingga saat ini. Untuk mandi dan minum setiap hari biasanya mengambil air dari saluran irigasi dan ditampung dalam wadah tertentu. Sedangkan untuk
mencuci dilakukan langsung di saluran irigasi di belakang rumah Beliau. Akses air desa sulit masuk disebabkan karena biaya pemasangan pipa yang
sangat mahal mencapai Rp 1.500.000,00 dan tidak bisa dijangkau oleh keluarga Bapak Somenada. Akibatnya Beliau terpaksa menggunakan
sumber air yang ada untuk keperluan sehari-hari.
2.2 Masalah Prioritas