Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD

Anggaran mempunyai dampak langsung terhadap prilaku manusia, terutama bagi individu yang langsung terlibat dalam penyusunan anggaran.

2.1.4 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai instrumen hukum untuk mendukung reformasi penganggaran daerah. Kementrian Dalam Negeri telah mengeluarkan UU No.322004 tentang pemerintah daerah, Permendagri No.132006, Peraturan Pemerintah No.582005 dan Permendagri No.372012 sebagai pedoman penyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Lembaga- lembaga yang berperan penting dalam perencanaan dan penganggaran berdasarkan UU. No.172003 tentang Keuangan Negara dan UU. No.252004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional SPPN adalah Badan Perencanaan Daerah Bappeda, Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD, Badan Pengelola Keuangan Daerah BPKD, Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD. Pelaksanaan otonomi daerah menimbulkan praktek- praktek penyimpangan pengelolaan keuangaan Negara. Salah satu penanggulangan yang dilakukan pemerintah pusat adalah memperbaiki sistem keuangan Negara dengan menerapkan sistem penganggaran yang disebut dengan Anggaran Berbasis Kinerja ABK. Anggaran Berbasis Kinerja ABK merupakan proses penyusunan APBD di organisasi sektor publik untuk tata kelola pemerintahan, yakni proses pembangunan yang efisien dan partisipatif, serta terjadi reformasi anggaran, yaitu penggunaan sistem anggaran berbasis kinerja performance budget system untuk menggantikan sistem anggaran tradisional traditional budget system. Proses pembangunan ini melibatkan pengambilan kebijakan pemerintahan, pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan dalam tahap tertentu melibatkan masyarakat sebagai penerima manfaat dari kegiatan pelayanan publik. Salah satu kunci utama penyusunan anggaran berbasis kinerja adalah penentuan kinerja, adanya ukuran kinerja yang jelas dan dapat diverifikasi terhadap outcome, output maupun kewajaran dana yang dikeluarkan dengan output yang dicapai Mahsun, 2007 dalam Ardianti 2015

2.1.5 Partisipasi Penganggaran

Dokumen yang terkait

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN , KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 4 91

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN IDEOLOGI ETIS SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI.

0 4 18

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 2 13

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 13

PENDAHULUAN PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 6

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris

0 0 16

Pengaruh Keadilan Distributif dan Keadilan Prosedural terhadap Komitmen Organisasional.

3 12 18

KEADILAN PROSEDURAL DAN IKLIM KERJA ETIS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Tabanan).

0 1 12

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN DENGAN GROUP COHESIVENESS SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI.

0 0 11

Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Asimetri Informasi, Penekanan Anggaran dan Komitmen Organisasional sebagai Variabel Pemoderasi | Irfan | Jurnal Akuntansi dan Investasi 1434 6035 1 PB

0 2 18