menggantikan sistem anggaran tradisional traditional budget system. Proses pembangunan ini melibatkan pengambilan kebijakan pemerintahan, pelaksanaan
kegiatan pemerintahan dan dalam tahap tertentu melibatkan masyarakat sebagai penerima manfaat dari kegiatan pelayanan publik. Salah satu kunci utama
penyusunan anggaran berbasis kinerja adalah penentuan kinerja, adanya ukuran kinerja yang jelas dan dapat diverifikasi terhadap outcome, output maupun
kewajaran dana yang dikeluarkan dengan output yang dicapai Mahsun, 2007 dalam Ardianti 2015
2.1.5 Partisipasi Penganggaran
Menurut Brownell 1982 partisipasi penganggaran sebagai suatu proses dalam suatu organisasi yang melibatkan manajer dalam penentuan tujuan
anggaran yang menjadi tanggujawabnya. Dalam organisasi sektor publik para manajer yang dimaksud adalah kepala dinas, kepala subdinas dan kepala bagian.
Kenis 1979 mendefinisikan partisipasi dalam menyiapkan anggaran dan mempengaruhi sasaran anggaran dari masing- masing pusat pertanggungjawaban.
Setiap pusat pertanggungjawaban ikut berperan serta dalam proses perencanaan tersebut. Anthony dan Govindarajan 2001 menyatakan partisipasi dalam
penyusunan anggaran juga merupakan suatu pendekatan efektif untuk meningkatkan motivasi manajer. Partisipasi yang tinggi cenderung mendorong
manajer untuk lebih aktif dalam memahami anggaran. Partisipasi penganggaran dalam sektor publik terjadi antara pihak
eksekutif, legislatif dan masyarakat yang bekerjasama dalam penyusunan
anggaran. Pihak legislatif sebagai pihak pemberi kewenangan atas pengelolaan anggaran kepada pihak eksekutif yang nantinya harus memberikan laporan
pertanggungjawaban atas pengelolaan anggaran tersebut. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterlibatan berbagai pihak dalam pembuatan keputusan
dapat terjadi dalam penyusunan anggaran. Menyusun anggaran secara partisipatif diharapkan dapat meningkatkan kinerja para pimpinan dan bawahannya. Hal ini
didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau standar yang dirancang secara partisipatif disetujui, maka bawahan akan bersungguh- sungguh pada
tujuan atau standar yang ditetapkan, dan bawahan akan memiliki rasa tanggungjawab pribadi untuk mencapainya karena ikut serta terlibat dalam
penyusunan Milani, 1975. Bawahan dituntut berpartisipasi dalam penganggaran supaya anggaran menjadi lebih realistik dan dengan adanya partisipasi, bawahan
tahu benar apa yang harus dikerjakan berkaitan dengan pencapaian anggaran dengan menggunakan informasi terkini Suartana, 2010.
2.1.6 Proses Penyusunan Anggaran