Proses Penyusunan Anggaran Landasan Teori

anggaran. Pihak legislatif sebagai pihak pemberi kewenangan atas pengelolaan anggaran kepada pihak eksekutif yang nantinya harus memberikan laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan anggaran tersebut. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterlibatan berbagai pihak dalam pembuatan keputusan dapat terjadi dalam penyusunan anggaran. Menyusun anggaran secara partisipatif diharapkan dapat meningkatkan kinerja para pimpinan dan bawahannya. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau standar yang dirancang secara partisipatif disetujui, maka bawahan akan bersungguh- sungguh pada tujuan atau standar yang ditetapkan, dan bawahan akan memiliki rasa tanggungjawab pribadi untuk mencapainya karena ikut serta terlibat dalam penyusunan Milani, 1975. Bawahan dituntut berpartisipasi dalam penganggaran supaya anggaran menjadi lebih realistik dan dengan adanya partisipasi, bawahan tahu benar apa yang harus dikerjakan berkaitan dengan pencapaian anggaran dengan menggunakan informasi terkini Suartana, 2010.

2.1.6 Proses Penyusunan Anggaran

Menurut Mardiasmo 2002 penyusunan dan pelaksanaan anggaran tahunan merupakan rangkaian proses anggaran. Ada empat siklus anggaran yang meliputi empat tahap sebagai berikut. 1 Tahap persiapan anggaran Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia. Terkait dengan masalah tersebut, yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran, hendaknya dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat. Perlu disadari adanya masalah yang cukup berbahaya jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat bersamaan dengan pembuatan keputusan tentang anggaran pengeluaran. 2 Tahap ratifikasi Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki manajerial skill, namun juga harus mempunyai political skill, salesman ship dan coalitian building yang memadai. Intergitas dan kesiapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap ini. Hak tersebut penting karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan dan bantahan dari pihak legislatif. 3 Tahap implementasi pelaksanaan anggaran Dalam tahap ini paling penting harus diperhatikan oleh manajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian manajemen. Manajer keuangan publik dalam hal ini betanggung jawab untuk menciptakan sistem informasi yang memadai dan handal untuk perencanaan dan pengendalian anggaran yang telah disepakati sehingga dapat diandalkan untuk tahap penyusunan anggaran periode berikutnya. Sistem informasi yang baik dapat dilihat dari sistem pengendalian intern yang memadai. 4 Tahap pelaporan dan evaluasi anggaran Tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Pada saat tahap implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajer yang baik, maka diharapkan tahap pelaporan dan evaluasi anggaran tidak akan menemukan banyak masalah. Proses penyusunan anggaran dimulai bulan Januari dengan mengadakan musyawarah pembangunan desa. Bulan Februari dilaksanakan musyawarah pembangunan kecamatan. Pada bulan Maret diadakan forum Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk menyusun rancangan kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah kabupatenkota, sehingga pada bulan Mei dapat dihasilkan penetapan rencana kerja pemerintah daerah. Bulan Juni diadakan pembahasan dan kesepakatan kebijakan umum anggaran antara kepala daerah dengan DPRD yang dilanjutkan dengan pembahasan dan kesepakatan priorotas dan plafon anggaran sementara. Untuk menyusun rencana kerja anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah dan RAPBD dilakukan antara bulan Juli sampai September. Pada bulan Oktober sampai bulan November dilaksanakan pembahasan dan persetujuan rancangan APBD dengan DPRD, penetapan perda APBD dan penyusunan daftar pelaksanaan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah. Proses terakhir pada bulan Januari tahun berikutnya APBD dapat dilaksanakan.

2.1.7 Senjangan Anggaran

Dokumen yang terkait

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN , KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 4 91

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN IDEOLOGI ETIS SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI.

0 4 18

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 2 13

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 13

PENDAHULUAN PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 6

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris

0 0 16

Pengaruh Keadilan Distributif dan Keadilan Prosedural terhadap Komitmen Organisasional.

3 12 18

KEADILAN PROSEDURAL DAN IKLIM KERJA ETIS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Tabanan).

0 1 12

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN DENGAN GROUP COHESIVENESS SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI.

0 0 11

Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Asimetri Informasi, Penekanan Anggaran dan Komitmen Organisasional sebagai Variabel Pemoderasi | Irfan | Jurnal Akuntansi dan Investasi 1434 6035 1 PB

0 2 18