Profil Keluarga Dampingan Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Katung - Kecamatan Kintamani - Kabupaten Batung.

Ibu Ni Wayan Srianisbertempat tinggal di Banjar Katung Desa Katung Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Keluarga Ni Wayan Srianis merupakan keluarga sederhana dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Usia Ibu Srianis yang masih cukup muda 35 tahun harus bertanggung jawab mengurus kedua anaknya Dodi 19 tahun dan Doni 13 tahun dengan tidak didampingi seorang suami.Suami bu Srianis sudah meninggal sejak 13 tahun yang lalu akibat kecelakaan tabrakan truk yang dialami. Sehingga bu Srianis harus bekerja keras seorang diri sebagai kepala keluarga untuk menghidupi kedua anaknya dan dirinya.Namun di tahun 2016 beban ibu Srianis sedikit berkurang karena anak pertamanya Dodi telah menikah dua bulan yang lalu bersama seorang perempuan bernama Putri 21 tahun yang berasal dari Gianyar. Akan tetapi Dodi tinggal bersama istrinya di rumah istrinya yang dalam istilah Bali disebut Nyentana. Beberapa kali dalam seminggu Dodi menyempatkan diri untuk mengunjungi Ibu dan adiknya. Sayangnya Dodi belum memiliki pekerjaan tetap yang memberikan penghasilan baginya sehingga belum bisa membiayai keluarga kecilnya. Hal ini dikarenakan pendidikan terakhir Dodi kurang mendukung untuk mencari pekerjaan yakni belum menamatkan SMP, ditambah lagi kemampuan dalam keterampilannya sangat minim menyulitkan Dodi dalam mencari pekerjaan.Sementara itu, istri Dodi adalah seorang sarjana teknik yang juga belum mendapatkan satu pekerjaan pun. Sehingga bisa dikatakan bahwa mereka masih menumpang hidup bersama orangtua dari istri Dodi. Sehari-harinya, Ibu Srianis bekerja sebagai buruh pasir di Desa Katung. Alasan memilih pekerjaan sebagai buruh pasir dikarenakan Ibu Srianis tidak memiliki sama sekali lahan perkebunan yang cukup untuk dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan berpenghasilan.Selain itu, Ibu Srianis memilih sebagai buruh pasir karena pekerjaannya tidak menyita banyak waktu, kapan saja ketika telah selesai bekerja dapat kembali kerumah untuk mengurus hal-hal lainnya. Ibu Srianis tidak memilih pekerja sebagai petani pada lahan orang karena banyak menyita waktu dan hampir seharian penuh berada di ladang tanpa harus kembali. Jarak tempuh dari rumah hingga tempat kerja tidak begitu jauh sehingga apabila tidak ada yang dilakukan di tempat kerja sebelum jam pulang. Bu Srianis dapat kembali kerumah sembari mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak makan siang ataupun malam dan membersihkan rumah.Sementara Doni anak kedua Ibu Srianis setelah pulang sekolah selalu pergi bermain hingga malam tiba, oleh karena itu di rumah bu Srianis selalu setiap siang hingga sore. Rumah mereka hanya di tempati pada saat malam dan pagi hari saja karena untuk saat ini Ibu Srianis hanya tinggal berdua bersama Doni. Berikut merupakan tabel anggota keluarga Ibu Ni Wayan Sriyanis: No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket 1 Alm Nengah Sardika Kepala Keluarga 40 th SD Sopir Sopir truk Pasir Alm 2 Ni Wayan Srianis Istri 35 th SD Buruh Pasir Kepala Rumah Tangga Mengurus keluarga 3 Wayan Dodi Pratama Anak 19 th Tidak Tamat SMP Tidak Bekerja Sudah Menikah 4 Nengah Doniarta Anak 13 th SMP Pelajar Duduk dibangku kelas 1 SMP Keluarga IbuNi Wayan Srianis menempati lahan dengan luas sekitar 2 are, dimana lahan tersebut diberikan oleh orangtua Alm Suami bu Srianis untuk keluarga kecil mereka yang hingga dengan saat ini bangunan yang ditempati masih baik dan utuh. Bu Srianis tinggal dalam sebuah bangunan sederhana seluas 3x3 m. Rumah yang ditempatinya berupa bangunan permanen dimana terdapat duabangunan terpisah masing- masing adalah kamar bu Srianis dan kamar Doni, satu bangunan semi permanen dapur, dan WC gawat darurat. masih menggunakan tungku dan kayu bakar dalam memasak makanan. Tidak terdapat ventilasi dan jendela yang mencukupi di bangunan Ibu Ni Wayan Srianis yang tampak rapuh tersebut. Sirkulasi udara dan jalur masuk cahaya matahari hanya mengandalkan sebuah pintu yang dibuka saat siang hari dan selalu ditutup saat malam hari. Sehari-harinya Ibu Ni Wayan Srianis mandi di kamar mandi WC darurat yang terletak di bangunan yang berbeda. Rumah Ibu Ni Wayan Srianis sudah teraliri listrik yang biasanya digunakan Ibu Ni Wayan Srianis hanya untuk peneranganrumah. Untuk air, Ibu Ni Wayan Srianis menggunakan air PAM swadaya masyarakat Desa Katung yang iurannya dibayarkan oleh anggota keluarganya yang lain. Secara umum, kondisi rumah Ibu Ni Wayan Srianis layak untuk ditempati.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Ibu Srianis bekerja sebagai buruh pasir dengan penghasilan yang tidak menentu dalam sebulan Ibu Ni Wayan Srianis mendapat penghasilan yang tidak menentu dalam sehari Ibu Ni Wayan Srianis menghasilkan antara 30 ribu rupiah sampai 50 ribu rupiah. Penghasilan itu belum juga termasuk pembagian untuk kebutuhan sehari-hari,iuran banjar dan juga kebutuhan untuk keperluan sekolah Doni yang sehari-hari hampir menghabiskan uang 20 ribu dikarenakan uang transport dan lain-lain.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

Keluarga Ibu Ni Wayan Srianisyang berpenghasilan sekitar 500 ribu rupiah tergolong ke dalam keluarga yang hanya memfokuskan pemenuhan kebutuhannya hanya pada pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari, seperti untuk konsumsi, kesehatan, social, pendidikan Doni dan kerohanian.

1.2.2.1 Kebutuhan Sehari - Hari

Dalam pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari, terutama dalam hal pangan, Ibu Ni Wayan Srianis membeli bahan makanan dan memasaknya sendiri. Sehari-harinya keluarga Ibu Ni Wayan Srianis bisa menghabiskan dana sebesar ± Rp. 50.000,- untuk menghidupkan asap dapur membeli sembako dan bahan makanan dan mengolah makanannya sendiri. Bahan makanan tersebut biasa dibeli di pasar terdekat maupun di toko-toko sekitar rumah. Sedangkan untuk papan, keluarga Ibu Ni Wayan Srianis tidak memiliki utang maupun cicilan rumah, sebab bangungan yang ditempatinya saat ini merupakan milik pribadi Ibu Ni Wayan Srianis itu sendiri. Untuk masalah sandang, keluarga Ibu Ni Wayan Srianisuntuk masalah berpakian keluarga Ibu Ni Wayan Srianis tidak mempermasalahkan soal pakian,pakian yang sederhana saja sudah cukup ituk di kenakan keluarga Ibu Ni Wayan Srianis mereka beranggapan bahwasanya pakaian yang sederhana saja sudah cukup untuk melindungi tubuh mereka dari dingginya udara di desa katung ini . Jika memiliki sisa uang belanja ataupu dari pemenuhan kebutuhan lainnya, keluarga Ibu Ni Wayan Srianis biasanya menyimpannya di rumah dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu untuk membeli barang kebutuhan lain.

1.2.2.2 Pendidikan

Meskipun Ibu Ni Wayan Srianis hanya tamanan SD namun beliau mengginkan anak tidak seperti beliau,beliau menginginkan hal yang lebih maju untuk anaknya dapat bersekolah setinggi-tingginya sehingga dapat merubah nasib keluarga, namun semenjak adanya BOS Bantuan Oprasional Sekilah Ibu Ni Wayan Srianis lebih ringan mengeluarkan biaya pendidikan, biaya yang sering di keluarkan oleh Ibu Ni Wayan Srianis adalah membiayai Doni untuk dalam bersekolah sehari-harinya. Hingga saat ini Ibu Srianis sangat berantusias untuk menyekolahkan Doni sampai maksimal agar tidak mengikuti jejak kakaknya Dodi.

1.2.2.3 Kesehatan

Masalah kesehatan keluarga Ibu Ni Wayan Srianis tidak begitu banyak mengalami masalah dalam keluarganya. Masalah kesehatan yang paling menonjol dalam kesehatan keluarga Ibu Ni Wayan Srianis antara lain adalah maag,untuk masalah jaminan kesehatan keluarga Ibu Ni Wayan Srianis tidak memiliki jaminan kesehatan seperti JKBM, BPJS dan jaminan kesehatan lainnya. Untuk berobat keluarga Ibu Ni Wayan Srianis sering berobat ke PUSKESMAS dan juga ke perawat untuk berobat Ibu Ni Wayan Srianis sering diantar oleh anak ataupun cucunya, untuk biaya berobat biasanya.