Perusahaan harus
mengupayakan semaksimal
mungkin untuk
memformulasikan hal-hal tersebut guna mewujudkan kepuasan kerja karyawannya tanpa harus merugikan pihak perusahaan.
PT. Sugih Alamanugroho sebagai sebuah perusahaan yang telah beroperasi sejak tahun 1992 paham benar dengan apa yang harus
dilakukan untuk memuaskan karyawannya. Namun, bila dilihat dari data absensi karyawan pada bulan Januari sampai dengan Nopember 2015
masih menunjukkan tingginya tingkat absensi karyawan yang mana hal tersebut mengindikasikan rendahnya kepuasan kerja dan komitmen
organisasional karyawan. Walaupun bila dilihat dari hasil wawancara terhadap beberapa orang karyawan menunjukkan bahwa sebagian
karyawan sudah merasa puas dengan apa yang diberikan perusahaan selama ini. Dengan demikian, hal ini perlu menjadi bahan evaluasi
perusahaan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan guna terciptanya peningkatan komitmen organisasional karyawan terhadap
perusahaan.
3. Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Komitmen
Organisasional Karyawan
Motivasi kerja dan kepuasan kerja yang tinggi pada karyawan akan sangat mempengaruhi komitmen organisasional karyawan. Semangat
bekerja karyawan yang tinggi dan ditunjang dengan kepuasan kerja yang diterima karyawan akan memberikan kenyamanan bagi karyawan untuk
tetap dapat bertahan di perusahaan. Ketika karyawan telah nyaman berada di perusahaan maka akan mempermudah perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Karena begitu pentingnya makna komitmen organisasional bagi keberlangsungan perusahaan, maka perusahaan perlu memperhatikan
hal-hal yang mempengaruhi komitmen organisasional tersebut. Dalam hal ini, faktor motivasi kerja dan kepuasan kerja menjadi
faktor dominan yang mempengaruhi komitmen organisasional karyawan yang bekerja di PT. Sugih Alamanugroho. Motivasi kerja sebagai faktor
yang muncul dari individu karyawan membutuhkan dorongan drives dan rangsangan incentives untuk memaksimalkannya sehingga mampu
meningkatkan rasa keterikatan dan rasa nyaman antara karyawan dan perusahaan. Di sisi lain, kepuasan kerja sebagai faktor yang muncul
akibat dari sesuatu yang diberikan perusahaan kepada karyawan juga harus dimaksimalkan oleh perusahaan agar karyawan merasa terpuaskan
sehingga muncul keinginan untuk tetap bertahan di perusahaan. Pada akhirnya, sinergitas antara motivasi kerja pada diri karyawan dan
kepuasan kerja yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang semakin baik akan meningkatkan komitmen organisasional karyawan
terhadap perusahaan. Hal ini sebagaimana yang tergambar dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tania dan Susanto 2013 tentang
“Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasional Karyawan PT. DAI Knife di Surabaya” yang
menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional dengan
tingkat signifikansi 0,00.
D. Paradigma Penelitian
Berdasar kerangka pemikiran di atas, maka paradigma penelitian tentang hubungan Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Komitmen
Organisasional Karyawan dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.
Keterangan : H
1
: Pengaruh Motivasi Kerja X
1
terhadap Komitmen Organisasional Karyawan Y.
H
2
: Pengaruh Kepuasan Kerja X
2
terhadap Komitmen Organisasional Karyawan Y.
H
3
: Pengaruh Motivasi Kerja X
1
dan Kepuasan Kerja X
2
terhadap Komitmen Organisasional Karyawan Y.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teori serta penelitain sebelumnya, maka peneliti mengajukan hipotesis untuk penelitian ini sebagai
berikut: H
1
: Motivasi Kerja X
1
berpengaruh positif terhadap Komitmen Organisasional Karyawan Y.
H
2
: Kepuasan Kerja X
2
berpengaruh positif terhadap Komitmen Organisasional Karyawan Y.
H
3
: Motivasi Kerja X
1
dan Kepuasan Kerja X
2
secara simultan berpengaruh
positif terhadap
Komitmen Organisasional
Karyawan Y.