PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK STANDING JUMPS DAN BOX JUMPS TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA TIM FUTSAL SMA KRISTEN 1 METRO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

(ABSTRACT)

THE EFFECT OF PLYOMETRIC TRAINING OF STANDING JUMPS AND BOX JUMPS TO INCREASE LEG MUSCLE POWER

ON FUTSAL TEAM OF SMA KRISTEN 1 METRO ACADEMIC YEARS

2011/2012

By :

ADE MICHAEL ATIP

The Purpose of this research was to prove the effect of plyometric training of standing jumps and box jumps to increase leg muscle power on futsal team of SMA Kristen 1 Metro Academic Years 2011/2012. The research method design was experiment and ordinal pairing pretest, post test design. The samples were 30 student divided into 3 group, standing jumps plyometric training group, box jumps plyometric training group and the control group. Training frequency was three times a weeks, total of set were 2-4, with 8 repetion per set and rest interval of 2 minutes. The program training was given for 8 weeks. The data analysis used is Analysis of Variant.

The data analysis showed standing jumps plyometric training group increase leg muscle power significantly (t.count3,48 > t.table2,04) also box jumps plyometric training group showed increase significantly (t.count7,18 > t.table2,04). Different effect showed box jumps plyometric more effective increasing leg muscle power than standing jumps plyometric training (t.count3,70 > t.table2,04).


(2)

PENGARUH LATIHANPLIOMETRIK STANDING JUMPSDANBOX JUMPSTERHADAP PENINGKATANPOWEROTOT TUNGKAI

PADA TIM FUTSAL SMA KRISTEN 1 METRO TAHUN PELAJARAN

2011/2012 (Skripsi)

Oleh :

ADE MICHAEL ATIP

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2012


(3)

PENGARUH LATIHANPLIOMETRIK STANDING JUMPSDANBOX JUMPSTERHADAP PENINGKATANPOWEROTOT TUNGKAI

PADA TIM FUTSAL SMA KRISTEN 1 METRO TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh

ADE MICHAEL ATIP

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

(ABSTRAK)

PENGARUH LATIHANPLIOMETRIK STANDING JUMPSDANBOX JUMPSTERHADAP PENINGKATANPOWEROTOT TUNGKAI

PADA TIM FUTSAL SMA KRISTEN 1 METRO TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh :

ADE MICHAEL ATIP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan pliometrik standing jumps dan box jumps dalam meningkatkan power otot tungkai pada tim futsal SMA Kristen 1 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012. Motode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperiment dengan desain penelitian ordinal pairing, Pre test, Post test Design. Sampel sebanyak 30 siswa yang dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu, kelompok eksperiment standing jumps, kelompok eksperiment box jumps dan kelompok kontrol. Frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu, sebanyak 2-4 set dengan repetisi 8 kali tiap set dan waktu istirahat 2 menit tiap set. Program latihan diberikan selama 8 minggu. Teknik Analisis data yang digunakan adalah Analisis Varians.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa latihan pliometrik standing jumps dapat meningkatkan power otot tungkai secara signifikan (t. hitung 3,48 > t. tabel 2,04) begitu pula latihan pliometrik box jumps menunjukkan peningkatan secara signifikan (t. hitung 7,18 > t. tabel 2,04). Perbedaan pengaruh menunjukkan bahwa latihanpliometrik box jumpslebih efektif dalam meningkatkan power otot tungkai dibandingkan dengan latihan pliometrik standing jumps(t.hitung3,70 > t.tabel2,04).


(5)

THE EFFECT OF PLYOMETRIC TRAINING OF STANDING JUMPS AND BOX JUMPS TO INCREASE LEG MUSCLE POWER

ON FUTSAL TEAM OF SMA KRISTEN 1 METRO ACADEMIC YEARS

2011/2012

By :

ADE MICHAEL ATIP

The Purpose of this research was to prove the effect of plyometric training of standing jumps and box jumps to increase leg muscle power on futsal team of SMA Kristen 1 Metro Academic Years 2011/2012. The research method design was experiment and ordinal pairing pretest, post test design. The samples were 30 student divided into 3 group, standing jumps plyometric training group, box jumps plyometric training group and the control group. Training frequency was three times a weeks, total of set were 2-4, with 8 repetion per set and rest interval of 2 minutes. The program training was given for 8 weeks. The data analysis used is Analysis of Variant.

The data analysis showed standing jumps plyometric training group increase leg muscle power significantly (t.count3,48 > t.table2,04) also box jumps plyometric training group showed increase significantly (t.count7,18 > t.table2,04). Different effect showed box jumps plyometric more effective increasing leg muscle power than standing jumps plyometric training (t.count3,70 > t.table2,04).

Judul Skripsi : PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK STANDING JUMPS DAN BOX JUMPS TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA TIM FUTSAL SMAK 1 METRO


(6)

TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Nama Mahasiswa : ADE MICHAEL ATIP

No. Pokok Mahasiswa : 0513051001

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Sudirman Husin, M. Pd. Drs. Usman Adam, M. Pd.

NIP 19581021 198503 1 003 NIP 19520229 198303 1 004

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharudin Risyak, M. Pd NIP. 19510507 198103 1 002

MENGESAHKAN


(7)

Ketua : Drs. Sudirman Husin, M. Pd.

Sekretaris : Drs. Usman Adam, M. Pd. . ..

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Rahmat Hermawan, M. Kes. .. .

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si.

NIP. 19600315 198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 2 Agustus 2012


(8)

Bahwa yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Ade Michael Atip

NPM : 0513051001

Tempat tanggal lahir : Metro, 29 April 1987

Pliometrik Standing Jumps dan Box Jumps Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai Pada Tim Futsal SMAK 1 Metro Tahun Pelajaran

orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Apabila dikemudian hari terjadi sesuatu yang tidak benar, maka saya bersedia mengikuti aturan hukum yang berlaku.

Bandar Lampung, Agustus 2012

Ade Michael Atip

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro, pada tanggal 29 April 1987, anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Mathan Atip dan Ibu Susiani.


(9)

Pendidikan secara formal yang pernah ditempuh penulis antara lain: TK. Tunas Harapan Tempuran Kec. Trimurjo, Sekolah Dasar Negeri 2 Dwi Warga Tunggal Jaya Kab. Tulang Bawang, SMP Kristen 1 Metro dan dilanjutkan ke SMA Kristen 1 Metro lulus tahun 2005.

Melalui jalur Penyelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat tahun 2005, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan seluruh karyaku untuk

Mama, Papa, Icha, Ester dan Mbah Ami, atas doa, usaha, dan dukungan yang tidak pernah putus dari kalian membuatku bertahan


(10)

MOTTO

TERJADI SUATU (Exelent Servent Camp)


(11)

SANWACANA

Segala puji syukur dan kemulian hanya bagi Tuhan Yesus Kristus karena kasih dan berkatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

peningkatan power otot tungkai pada tim futsal SMAK 1 Metro tahun


(12)

Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak penulisan skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Wiyono, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP, Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Sudirman Husin, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Utama atas kesedian untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Usman Adam, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Kedua atas kesedian untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Rahmat Hermawan, M. Kes. selaku Pembahas atas

kesedian untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Drs. Dwi Priyono, M. Pd. selaku Pembimbing Akademik yang telah menginspirasi penulis.

8. Bapak-bapak dosen Penjaskes yang telah membantu proses perkuliahan dan bimbingan sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga besar baithani tampuran yang tidak pernah berhenti mendoakan dan menguatkan dalam masa-masa yang sulit.


(13)

10. Chelsen nan jauh di Phills tapi setia mengajari dan menemani, de java, maigthy penabur, HUIOS, P3MI, POMK FKIP, PMKL-Perkantas dan teman-teman veteran Penjas 2005, tidak ada yang tidak bisa

digapai bersama kalian.

Bandar Lampung, Agustus 2012 Penulis


(14)

DAFTAR GAMBAR Gambar

Halaman

1. Ilustrasistretch reflexpadapliometrik... 12

2. Standing Jumps... 13

3. Box Jumps... 14

4. Otot-otot Tungkai... 20

5. Rancangan Penelitian ... 24

6. Vertical Jumps Test... 31

7. Tempat PelaksanaanPre Test Vertical Jump... 66

8. PelaksanaanPre Test Vertical Jump... 66

9.Perenggangan sebelum latihan ... 67

10. Pendinginan setelah latihan... 67

11. Latihan Pliometrik standing jumps ... 68

12. Latihan Pliometrik standing jumps ... 68

13. Latihan Pliometrik box jumps... 69

14. Latihan Pliometrik box jumps... 69


(15)

DAFTAR ISI H a l a m a n

DAFTAR TABEL ... xiii DAFT

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Ruang Lingkup Penelitian... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Latihan... 6

1. Tujuan Latihan ... 6

2. Prinsip dan Asas Latihan... 8

3. Latihan Pliometrik... 11

B. Pengertian Power Otot Tungkai ... 17

C. Otot Tungkai Bawah... 19

D. Kontraksi Otot ... 21

E. Kerangka Berpikir ... 23

F. Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 26

1. Desain Penelitian... 26

B. Variabel Penelitian, Data dan Definisi Operasional Variabel ... 28


(16)

2. Data ... 28

3. Definisi Operasional Variabel ... 29

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

1. Populasi ... 29

2. Sampel Penelitian ... 30

D. Prosedur Penelitian ... 28

E. Beban Latihan ... 30

1. Repetisi ... 31

2. Set ... 31

3. Interval Istirahat ... 31

4. Intensitas ... 32

5. Frekuensi ... 32

6. Lama Latihan ... 32

F. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

G. Teknik Pengumpulan Data ... 33

H. Instrumen Penelitian ... 33

I. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

1. Deskripsi Data ... 37

2. Analisis Data ... 37 3. Penguj 1. Hipotesis 1 ... 38

2. Hipotesis 2 ... 39

3. Hipotesis 3 ... 40

B. Pembahasan... 40

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43

B. Saran... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 45


(17)

(18)

DAFTAR PUSTAKA

A. Chu Donald. 2010.Plyometrics for Youth.http://www.donchu.com/articles/ article7/

Diakses 7 Oktober 2008, 14.30 WIB.

Arikunto, Suharsimi. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Brandon, Raphael. 2006.Resistance Training The Next Level.London:Peak Performance

.

Cayoto. 2007.Pengaruh Latihan Knee Tuck Jump dan Barrier Hops Terhadap Hasil Tendangan Bola Lambung Jauh Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Sepakbola SMP NEGERI 3 Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. PKLO. Universitas Negeri Semarang.

Cholik, M. Toho, dkk. 2008.UU Sistem Keolahragaan NasionalSecerah Harapan Buat Olahragawan. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.

Harsono. 2001.Latihan Kondisi Fisik. FPOK-UPI. Bandung.

---.2004.Perencanaan Program Latihan. FPOK-UPI. Bandung.

Hermawan, Rahmat. 2002.Ilmu Faal. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Hidayat, Imam. 1999.Biomekanika. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Bandung.

Husin, Sudriman. 1999.Pengaruh Pelatihan Daya Ledak Otot Tungkai Bawah Terhadap Prestasi Olahraga. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Lampung, Universitas. 2007.Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung:

Universitas Lampung.

Lubis, Johansyah.Mengenal Latihan Pliometrik.http : // www.koni.or.id / files / documents / journal/4.%20Mengenal%20Latihan%20Pliometrik.pdf. Diakses 7 Oktober 2008, 15.32 WIB.

M. Sajoto. 1988.Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga.Jakarta: Depdikbud.

Masyhuri dan Zainudin, M. 2009.Metode Penelian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama Bandung.


(19)

Muhajir. 2007.Konsep Dasar Penjas. Bandung: Erlangga.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2002.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurhasan. 1986.Tes dan Pengukuran. Jakarta: Karunika.

Plyometric Training. http://www.sport-fitnes-advisor.com/plyometric.html. Diakses 7 Oktober 2009, 15.32 WIB

Sandler, David.Latihan Kekuatan untuk Atlet Ketahanan

training journal.www.nsca-lift.org. volume 7 issue 2. Diakses 7 Oktober 2008, 15.32 WIB.

Sejarah Futsal.2008. http://id.wikipedia.org/wiki/futsal. Diakses 18 Juli 2011, 18. 20 WIB.

Suharjana. 2004.Kebugaran Jasmani. FIK-UNY. Yogyakarta

Supangat, Awal. 2007.Hubungan Antara Daya Ledak Otot Tungkai, Kelentukan Pergelangan Tangan, Dan Tinggi Badan Terhadap Hasil Tembakan Lay Up Kanan Dalam Permainan Bola Basket Pada Mahasiswa Semester IV Jurusan Ilmu Keolahragaan (IKOR) FIK UNNES Tahun 2007.Skripsi. PKLO. Universitas Negeri Semarang.


(20)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Persamaan Beban Latihan ... 28 2. Ringkasan ANAVA Tunggal ... 33 3. Hasil PengukuranPowerTungkai Bawah Menggunakan

Vertical Jump Test... 36 4. Ringkasan ANAVA ... 36 5. Program Latihan... 45


(21)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Futsal merupakan olahraga yang sedang popular dan banyak diminati oleh masyarakat di berbagai kalangan, anak-anak, remaja maupun orang dewasa terlibat dalam olahraga ini, baik sekedar untuk hiburan supaya menyehatkan maupun untuk mencapai prestasi. Hal ini dapat dilihat melalui animo masyarakat yang begitu besar dalam mengikuti kompetisi futsal yang diadakan di berbagai instansi, organisasi dan daerah. Demikian pula di sekolah-sekolah, futsal telah menjadi satu dari ekstrakurikuler terfavorit yang banyak dipilih oleh siswa.

Dalam mempersiapkan siswa untuk meraih prestasi futsal, ada beberapa teknik dasar yang perlu dikuasai dengan baik oleh siswa, yaitu : operan (passing), kontrol (controlling), menggiring (dribbling), menyundul (heading) dan menembak (shooting). Cara yang paling sering digunakan oleh pemain futsal untuk memasukkan bola ke gawang lawan adalah dengan menendang bola sekeras dan akurat mungkin ke arah gawang lawan yang disebut denganshooting.

Shootingatau menembak adalah salah satu teknik yang harus dikuasai oleh pemain futsal karena tujuan utama permainan futsal adalah memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya. Tanpa memiliki ketrampilan shooting yang baik tujuan utama dari permaianan futsal tidak dapat dicapai secara maksimal. Untuk memiliki ketrampilan shooting yang baik, selain melatih akurasi


(22)

tendangannya, pemain futsal harus melatih otot tungkainya sehingga memiliki poweratau daya ledak yang tinggi.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di lapangan, penguasaan teknik dasar futsal pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMA Kristen 1 Metro masih sangat kurang, secara khusus adalah teknik dasarshooting. Pada waktu pertandingan ataupun latihan,shootingyang dilakukan oleh siswa walaupun arahnya sudah baik tetapi masih mudah ditangkap oleh penjaga

gawang. Hal ini dikarenakan pembinaan oleh pelatih atau pembina ekstrakurikuler yang tidak memberikan latihan-latihan yang dapat meningkatkanpowerotot tungkai pada siswa sehinggapowerotot tungkai pada siswa menjadi lemah. Latihanpliometrikadalah salah satu metode latihan yang dapat dipilih untuk meningkatkan daya ledak otot (muscle spindle).Pliometrikadalah suatu metode latihan yang dapat meningkatkan kemampuan alami otot agar berkontraksi lebih kuat dan cepat. Ada berbagai bentuk latihanpliometrikuntuk melatih otot tungkai, antara lain adalah:standing jump, box jump, lateral jump, multiple hop jump, jump in place, tuck jumpdan lain-lain. Latihanpliometrik standing jumpsadalah latihanpliometrikdengan menggunakan bantuancones(kerucut) untuk melompat ke depan secara berulang-ulang. Sedangkan latihanpliometrik box jumpsadalah latihanpliometrikdengan menggunakan bantuanbox(kotak) untuk melompat ke depan secara berulang-ulang.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk Pengaruh latihanpliometrik standing jumps danbox jumpsterhadap peningkatanpowerotot tungkai pada tim futsal SMA Kristen 1 Metro tahun pelajaran 2011/2012


(23)

B. Identifikasi Masalah

Memperhatikan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Kurangnya kekuatan dan daya ledak (power)otot tungkai pada siswa tim futsal SMA Kristen 1 Metro.

2. Kemampuanshootingyang dimiliki oleh siswa tim futsal SMA Kristen 1 Metro hasilnya kurang baik.

3. Belum pernah diberikan latihanpoweratau daya ledak tungkai bawah yang diberikan oleh pelatih kepada siswa tim futsal SMA Kristen 1 Metro.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah latihanpliometrik standing jumpsdapat memberi pengaruh terhadap peningkatanpowerotot tungkai pada siswa tim futsal SMA Kristen 1 Metro tahun pelajaran 2011/2012?

2. Apakah latihanpliometrik box jumpsdapat memberi pengaruh terhadap peningkatan powerotot tungkai pada siswa tim futsal SMA Kristen 1 Metro tahun pelajaran 2011/2012?

3. Manakah yang lebih efektif pengaruhnya antara latihanpliometrik standing jumpsdanbox jumpsuntuk meningkatkanpowerotot tungkai pada siswa tim futsal SMA Kristen 1 Metro?

D. Tujuan Penelitian


(24)

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh latihanpliometrik standing jumps terhadap peningkatanpowerotot tungkai pada tim futsal SMA Kristen 1 Metro tahun pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh latihanpliometrik box jumps terhadap peningkatanpowerotot tungkai pada tim futsal SMA Kristen 1 Metro tahun pelajaran 2011/2012.

3. Untuk mengetahui metode latihanpliometrikyang paling efektif antara standing jumpsdanbox jumpsuntuk meningkatkanpowerotot tungkai pada tim futsal SMA Kristen 1 Metro tahun pelajaran 2011/2012.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Siswa

Meningkatkan kekuatan dan power pada otot tungkai. 2. Pelatih

Memberikan pengetahuan dan masukan untuk memilih metode latihanpower otot tungkai yang efektif.

3. Peneliti

Memberikan pengetahuan secara jelas tentang metode latihanpoweryang lebih baik antara metodepliometrik standing jumpsdenganbox jumps terhadap peningkatanpowerotot tungkai.

4. Program studi

Sebagai bahan refrensi kepada mahasiswa untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan latihanpower.


(25)

F. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Kristen 1 Metro.

2. Objek penelitian yang diamati adalahpowerotot tungkai melalui latihan pliometrik standing jumpsdan latihanpliometik box jumps.

3. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa tim futsal di SMA Kristen 1 Metro.


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Latihan

1. Pengertian Latihan

Latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan (Pate, Rotella dan Mcclenaghan 1993:317). Menurut Nossek (1982) latihan adalah proses untuk pengembangan penampilan olahraga yang komplek dengan memakai isi latihan, metode latihan, tindakan organisasional yang sesuai dengan tujuan. Sedangkan menurut Bompa (1994), latihan merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif dan individual mengarah kepada ciri-ciri fungsi pedagogis dan fisiologis manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa latihan adalah aktivitas yang dilakukan secara berkelanjutan dan terorganisir dengan tujuan meningkatkan penampilan olahraga.

2. Tujuan Latihan

Tujuan umum latihan menurut Bompa dalam Suharjana (2004) adalah : 1. Untuk mencapai dan memperluas perkembangan fisik secara menyeluruh.

Tujuan ini penting karena perkembangan fisik pada suatu tingkat yang tinggi merupakan dasar-dasar latihan.

2. Untuk menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khusus sebagai suatu kebutuhan yang telah ditentukan dalam aktivitas olahraga.


(27)

Pemenuhan tujuan ini seperti pengembangan kekuatan, memperbaiki waktu reaksi, daya tahan otot dan fleksebilitas.

3. Untuk mengenal gerak olahraga yang telah dipilih sehingga bisa mengembangkan kapasitas penampilan lebih lanjut.

4. Untuk meningkatkan kualitas kemauan melalui latihan yang memadai dan kebiasaan yang disiplin, semangat, bersungguh-sungguh dan

mengembangkan kepercayaan diri.

5. Untuk mempertahankan kesehatan yang dimiliki. Untuk melengkapi tujuan ini sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan secara periodic. 6. Untuk mencegah dan mengambil tindakan pencegahan terhadap

kemungkinan terjadinya cedera.

7. Untuk memperkaya pengetahuan secara teori dengan memperhatikan dasar secara fisiologi, psikologi latihan dan perencanaan gizi.

Selain tujuan umum, latihan juga memiliki tujuan khusus, yaitu sesuai dengan keinginan untuk mengembangkan komponen kebugaran tiap-tiap individu. Sedangakan menurut Harre dalam Sudirman Husin (1999:7), tujuan latihan adalah:

1. Mengembangkan kepribadian 2. Mempertahankan kondisi fisik

3. Meningkatkan teknik dan koordinasi gerak 4. Meningkatkan taktik dan

5. Meningkatkan mental

Berdasarkan pendapat tentang tujuan latihan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan latihan adalah untuk meningkatkan, memperbaiki dan mempertahankan kondisi fisik seseorang melalui program latihan yang dilakukan secara berkelanjutan.

3. Prinsip dan Asas Latihan a. Prinsip Latihan

Menurut Bomba dalam Harsono (2004) beberapa prinsip latihan yang penting difahami oleh pelatih ialah:


(28)

a. Prinsip beban berlebih (overload)

Prinsip ini mengatakan bahwa beban latihan yang diberikan kepada atlet haruslah secara periodik dan progresif ditingkatkan. Beban latihan

berfungsi sebagai suatu stimulus dan mendatangkan suatu respon dari tubuh atlet. Jika pembebanan dilakukan secara optimal (tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat) maka setelah pemulihan penuh, tingakat kebugaran akan meningakat lebih tinggi dari pada tingkat sebelumnya.

b. Prinsip Individualisasi

Tidak ada dua orang atlet yang rupa serta karakteristik fisiologis dan psikologisnya persis sama. Selalu akan ada perbedaan kemampuan, potrensi, adaptasi dan karakteristik dalam latihannya. Sehingga program latihan harus dirancang berdasarkan perbedaan individu atas kemampuan (abilities), kebutuhan (needs) dan potensi (potencial).

c. Densitas Latihan

Densitas atau kekerapan latihan mengacu kepada hubungan yang dinyatakan antara kerja dan istirahat dalam latihan. Atau dapat pula diartikan sebagai kepadatan atau frekuensi atlet dalam melakukan suatu rangkaian (seri) rangsangan per satuan waktu.

d. Prinsip kembali asal (reversibility)

Prinsip ini mengatakan bahwa, kalau kita berhenti berlatih, tubuh kita akan kembali ke keadaan semula atau kondisinya tidak akan meningkat. Karena itu atlet dianjurkan untuk berlatih secara teratur dan berkesinambungan dengan frekuensi yang cukup tinggi.

e. Prinsip Spesifik

Prinsip ini mengatakan bahwa manfaat maksimal yang diperoleh dari rangsangan latihan hanya akan terjadi manakala rangsangan tersebut mirip atau merupakan replikasi dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut.

f. Perkembangan Multilateral

Prinsip ini mengajurkan agar anak usia dini jangan terlalu cepat di

spesialisasikan pada satu cabang olahraga tertentu. Pengembangan secara menyeluruh ini berkaitan dengan ketrampilan gerak secara umum (general motor ability) dan pengembangan kebugaran sebagai tujuan utama yang terjadi pada bagian awal dari perencanaan latihan tahunan.

g. Prinsip pulih asal (recovery)

Perkembangan atlet bergantung pada pemberian istirahat yang cukup seusai latihan agar regenerasi tubuh dan dampak latihan bisa dimaksimalkan. Masa istirahat sama pentingnya dengan latihan. Latihan yang berat atau latihan dengan intensitas yang tinggi maka harus diikuti dengan proses pemulihan yang cukup lama, jika latihan dilakukan dengan intensitas yang rendah maka pemulihan berlangsung cukup singkat.

h. Variasi latihan

Kompleksnya latihan dan tingginya tingkat pembebanan dalam latihan membutuhkan variasi bentuk latihan dan metode latihan untuk mencegah kejenuhan/kebosan (boredom) berlatih. Kebosanan akan menjadi kritis apabila kurang bervariasi.


(29)

Intensitas latihan adalah kualitas atau kesulitan beban latihan. Untuk mengukur intensitas tergantung pada atribut khusus yang dikembangkan atau diteskan. Misalnya kecepatan berlari diukur dalam meter per detik (m/dtk), kekuatan diukur dalam pound, kilogram atau ton. Lompat dan lempar diukur oleh tinggi, jarak atau sejumlah usaha.

j. Volume latihan.

Volume latihan yaitu jumlah seluruh latihan dalam istilah waktu, jarak, akumulasi berat dan sebagainya ketika durasi beban adalah porsi beban yang disediakan untuk satu unit atau tipe latihan. Contoh : seorang pelari menyelesaikan program latihannya untuk satu unit selama 60 menit, maka volume latihannya adalah 60 menit.

b. Asas Latihan

Sedangkan menurut Bomba dalam Harsono (2004) asas latihan yang harus difahami oleh pelatih ialah:

Efek latihan pada tubuh adalah semua yang terjadi dalam latihan. Jika pembebanan terlalu ringan, efek latihan setelah pemulihan akan menjadi kurang dari yang diharapkan. Jika pembebanan terlalu besar/berat maka kondisi akan kembali seperti semula. Asas ini menganjurkan agar atlet pada waktu pertandingan berada pada tahap overkompensasi, karena pada tahap inilah atlet memiliki energi/kinerja yang paling tinggi.

B. LatihanPliometrik

1. PengertianPliometrik

Radcliffe dan Farentinos menyatakan latihanpliometrikadalah suatu latihan yang memilki ciri khusus, yaitu kontraksi otot yang sangat kuat yang merupakan respon dari pembebanan dinamik atau perenggangan yang cepat dari otot-otot yang terlibat.Pliometrikdisebut juga dengan reflek renggangan atau reflek miotik atau reflek pilanin otot

(Radcliffe:1985). Chu (1992) mengatakan bahwa latihanpliometrikadalah latihan yang memungkinkan otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin.


(30)

Sedangkan menurut Johansyah (www.koni.or.id) latihanpliometrikadalah latihan untuk meningkatkan daya ledak otot dengan bentuk kombinasi latihan isometrik dan isotonik (eksentrik-kosentrik) yang mempergunakan pembebanan dinamik. Renggangan yang terjadi secara mendadak sebelum otot berkontraksi kembali atau suatu latihan yang memungkinkan otot-otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa latihanpliometrikadalah latihan kekuatan yang bertujuan untuk

meningkatkan daya ledak otot sehingga dapat mengoptimalkan kinerja otot dalam penampilan olahraga.

2. Pembagian dan Intensitas latihanpliometrik

Radclifffe dan Farentinos (1999) membagi tiga kelompok latihan pliometrik, yaitu: (1) latihan untuk anggota gerakan bawah (pinggul dan tungkai), (2) latihan untuk batang tubuh, dan (3) latihan untuk anggota gerak atas.

Intensitas latihan pada metodepliometrikadalah pengontrolan dari tipe latihan yang ditampilkan, gerakpliometriknya mulai jarak dari yang sederhana ke gerakan yang kompleks dan tekanan yang lebih tinggi.

3. Konsep dan Bentuk-Bentuk LatihanPliometrik

a. Konseppliometrikberbunyi bahwa cara yang paling baik untuk mengembangkanpowermaksimal pada kelompok otot tertentu ialah dengan merenggangkan (memanjangkan) dahulu otot-otot tersebut sebelum mengkontraksi (memendekkan) otot-otot itu secara eksplosif.


(31)

Dengan kata lain, kita dapat mengerahkan lebih banyak tenaga pada suatu kelompok otot kalau kita terlebih dahulu menggerakkan otot tersebut ke arah yang berlawanan (Harsono, 2001:29).

Menurut A. Chu (2010), ada dua faktor yang terpenting dalam pliometrik yaitu;

1) elatisitas komponen otot, diantara tendon dan karakteristik jembatan silang pada actin dan myosin yang menutupi serabut otot.

2) sensor kumparan otot (muscles spindle)dalam peranannya saat sebelum terjadi regangan otot dan masukan oleh sensory dan dihubungkan ke

stretch reflex Elatisitas otot adalah salah satu faktor penting dalam pengertian

bagaimana siklus peregangan pendek dapat lebih menghasilkan daya ledak dari sebuah kosentrik sederhana kontraksi otot. Seperti diilustrasikan di dalam gambaran pada saat melompat, otot dapat dengan cepat menyimpan tegangan yang dihasilkan pada peregangan cepat, sehingga otot memiliki sebuah bentuk energi elastis potensial.stretch reflexatau reflek renggang adalah respon diluar kemauan tubuh terhadap rangsangan dari luar yang merenggangkan otot tersebut. Sebuah contoh padastretch reflexadalah ketika terjadi hentakan lutut dimana ototquadricepdiketuk dengan palu karet. Peregangan dapat dirasakan saat ototquadriceps, yang mana memendek dalam respon.

Kumparan otot (muscles spindle)adalah bagian dalam otot yang sangat sensitif terhadap laju dan besarnya perenggangan, ketika sebuah


(32)

b. Bentuk-bentuk Latihan Pliometrik

Bentuk-bentuk latihanpliometrikbegitu beragam di antaranya adalah dengan menggunakan satu kaki atau dua kaki sebagai tumpuan. Bentuk-bentuk latihanpliometrikpada penelitian ini adalah:

a. Standing jumps

Standing jumpsyang digunakan dalam penelitian ini adalahstanding jumps over barrier. Pelaksanaannya dimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu, kemudian melakukan lompatan ke depan dengan melewati penghalang ataucones(kerucut) dengan kaki ditekuk dan mendarat pada dua kaki, badan harus tetap pada garis lurus.

✁✂✄ ☎✂ ✆✝ ✞✟✠✡☛☞✆✂☛✌stretch reflexpadapliometrik ✍✡✄ ☎✎ ✆✏Plyometric training


(33)

Standing jumpsmerupakan latihan untuk meningkatkanpowerotot tungkai dan pinggung. Latihan ini merupakan bagian dari latihan hooping pada metodepliometrikyang mana pelaksanaannya memerlukan ketinggian dan kecepatan maksimal. Otot-otot yang dikembangkan pada latihanstanding jumpsantara lain flexors pinggul dan paha, gastronemius, gluteals, quadriceps dan hamstrings.

b. Box Jump

Latihanbox jumpsdimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu, kemudian melakukan lompatan ke depan dengan mendarat di atas kotak setinggi 40-50 cm , kemudian lompat ke bawah lagi dan lompat ke kotak dan seterusnya.

✑✒ ✓✔✒ ✕✖ ✗Standing jumps ✘ ✙✓✔✚✕✛✜✜✜✗✢✣✤✥✗✣✕✗✥ ✦


(34)

Box jumpsmerupakan latihan khusus untuk meningkatkanpowerotot tungkai. Latihan ini merupakan bagian dari latihan depth jumps. Otot-otot yang dikembangkan pada latihanbox jumps antara lain flexi paha, ekstensi lutut, aduksi dan abduksi yang melibatkan otot-otot gluteus medius dan minimus, adductor longus, brevis, magnus, minimus dan halucis.

Menurut Harsono (2001:29) yang penting ketika melakukan latihan pliometrikialah:

1) Gerakan harus dilakukan secara eksplosif.

2) Kekerapan (rate) melakukan lompatan lebih penting dari pada jauhnya lompatan.

3) Prinsipoverloaddan intensitas harus diterapkan untuk menjamin perkembangan daya ledak (power).

4. Pedoman Pelaksanaan LatihanPliometrik

Dalam latihanpliometrikada pedoman khusus yang harus diikuti agar latihan yang dilakukan lebih tepat dan efektif. Menurut JC. Radclife dan Robert C. Farentinos diterjemahkan oleh M. Fukron H dan Muchsin Doewes dalam Cayoto (2007) menyebutkan pedoman latihanpliometrik antara lain:


(35)

LatihanPliometrikmembutuhkan kelenturan dan kelincahan, maka semua latihan harus didahului dengan pemanasan dan pendinginan yang tepat dan memadai kurang lebih selama 15 menit. Pemanasan yang digunakan pada latihan ini adalah jogging selama 10 menit dan dilanjutkan dengan perenggangan selama 5 menit. Sedangakan pendinginan, dilakukan dengan berjalan selama 5 menit kemudian perenggangan selama 5 menit.

Pedoman 2 : Intensitas Tinggi

Kecepatan pelaksanaan dengan kerja maksimal sangat penting untuk memperoleh efek latihan yang optimal. Kecepatan perenggangan otot lebih penting dari pada besarnya perenggangan. Respon reflek yang dicapai makin besar jika otot diberi beban yang cepat. Karena latihan-latihan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh (intensif).

Pedoman 3 : Beban Lebih yang Progresif

Pemberian beban yang tidak tepat dapat menggangu keefektifan latihan bahkan menyebabkan cedera, jadi pemberian beban harus dilakukan secara progresif. Beban yang digunakan pada latihan ini berupa berat badan siswa dari kemampuan maksimal selama enam puluh detik.


(36)

Gaya maupun kecepatan gerak sangat penting dalampliometrikdalam berbagai hal, titik beratnya adalah kecepatan dimana suatu aksi tertentu dapat dilakukan.

Pedoman 5 : Melakukan sejumlah Ulangan

Banyaknya ulangan atau repetisi berkisar antara 8-10 kali dengan semakin sedikit ulangan untuk rangkaian yang lebih berat dan lebih banyak ulangan untuk latihan-latihan yang lebih ringan. Verkhosansky (1966) menyarankan 3 sampai 6 set, terutama untuk latihan-latihan lompat yang lebih berat.

Pedoman 6 : Istirahat yang Cukup

Periode istirahat 1 2 menit disela-sela set biasanya sudah memadai untuk sistem neuromuskuleryang mendapat tekanan karena latihan pliometrikuntuk pulih kembali. Latihanpliometrik2 3 kali perminggu dapat memberikan hasil optimal.

Pedoman 7 : Membangun Landasan yang Kuat.

Landasan kekuatan penting dan bermanfaat dalampliometrik, maka suatu program latihan beban harus dirancang untuk mendukung bukannya menghambat pengembangan eksplosive power.


(37)

Untuk menghasilkan hasil yang terbaik, program latihanpliometrikdapat diindividualisasikan, sehingga kita tahu seberapa banyak latihan yang dilakukan membawa manfaat.

Menurut Potach dan Chu (2000) latihanpliometrikyang dilakukan selama 4 10 minggu dapat memberikan hasil yang optimal.

C. PengertianPower Otot Tungkai 1. PengertianPower

Poweratau daya ledak merupakan hasil perpaduan dari kekuatan dan kecepatan. Daya ledak adalah salah satu unsur dari komponen kondisi fisik yaitu kemampuan biomotorik manusia yang dapat ditingkatkan sampai batas-batas tertentu dengan melakukan latihan-latihan yang sesuai.

Daya ledak adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat (Harsono, 2001:13). Daya ledak adalah suatu kemampuan seorang atlet untuk mengatasi suatu hambatan dengan kecepatan kontraksi yang tinggi. Daya ledak ini diperlukan di beberapa gerakan asiklis, misalnya pada atlet seperti melempar, lompat tinggi atau lompat jauh (Harre dalam cayoto (2007)). Lebih lanjut dikatakan bahwa daya ledak adalah kemampuan

olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi tinggi.

Daya ledak ialah kombinasi antara kekuatan dan kecepatan yang merupakan dasar dari setiap melakukan aktivitas (Suhajana, 2004:9).


(38)

Daya ledak atauexplosive poweradalah kemampuan otot atau

sekelompok otot seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya atau sesingkat-singkatnya. Untuk kerja kekuatan maksimal yang dilakukan dalam waktu singkat ini tercermin seperti dalam aktivitas tendangan yang kuat, tolak peluru, serta gerak lain yang bersifat eksplosif.

Daya ledak merupakan hasil perpaduan dari kekuatan dan kecepatan pada kontraksi otot (Bompa dalam Suharjana (2004)). Daya ledak merupakan salah satu dari komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan aktivitas yang sangat berat karena dapat menentukan seberapa kuat orang memukul, seberapa jauh seseorang dapat melempar, seberapa cepat seseorang dapat berlari dan lainnya. Radcliffe dan Farentinos dalam cayoto (2007) menyatakan bahwa daya ledak adalah faktor utama dalam pelaksanaan segala macam ketrampilan gerak dalam berbagai cabang olahraga. Berdasarkan pada definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa dua unsur penting yang menentukan kualitas daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan.

Daya ledak penggunaannya terbagi menjadi dua golongan, yaitu: (1) Siklik adalah penggunaanpoweryang dilakukan secara berulang-ulang dan sama. Contohnya: berlari dan bersepeda. (2) Asiklik adalah

penggunaanpoweryang dilakuka dalam satu gerakan saja. Contohnya: meloncat dan melempar.


(39)

Otot menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 632) adalah urat yang besar atau jaringan kenyal di tubuh manusia untuk menggerakkan organ tubuh. Sedang tungkai adalah bagian tubuh di bawah pinggang (KBBI, 1990: 676). Dalam latihanpliometrik, otot-otot yang dilatih adalah otot tungkai yang bisa merenggang, antara lain adalah:

1. Musculus Gastronemius 2. Musculus Peroneus Longus 3. Musculus Soleus

4. Musculus Peroneus Brevis 5. Musculus Pectineus

6. Musculus Adductor longus 7. Musculus Adductor Magnus 8. Musculus Rectus Femoris 9. Musculus Vastus Lateralis 10. Musculus Vastus Medialis


(40)

Secara anatomi gerakanstanding jumpsdanbox jumpsmelibatkan otot tungkai bagian atas dan otot tungkai bagian bawah sehingga semua otot yang ada pada bagian tersebut bekerja menerima beban latihan. Latihan ini melatih kekuatan dan kecepatan otot tungkai atau sering disebutpowerotot tungkai.

Gerakan fleksi pada paha (menekuk paha), otot-otot yang berperan adalah ototsartorius, illiacus dan gracialis. Pada gerakan ekstensi paha

(meluruskan paha), otot-otot yang terlibat yaitubisep femoris, semitedinosus (kelompokhamstring), dan jugagleuteus maksimusdanminimus. Pada gerakan fleksi lutut dan kaki (menekuk lutut dan kaki), otot yang berperan yaitugastronimus. Pada gerakan ekstensi lutut (meluruskan kedua lutut bersamaan), otot yang berperan yaitu ototrectus femoris, vastus lateralis, vastus medialisdanintermedialis(kelompokquadriceps).

D. Kontraksi otot

Kontraksi otot terjadi setelah otot menerima pesan dari system syaraf pusat (CNS) yaitu otak atau sumsum tulang belakang, melalui saraf efferent. Pesan dipindahkan dari sinap ke sinap, akhirnya mencapaineuromuscular junction


(41)

(sambungan saraf otot) atau motor end plate (ujung lempeng motorik). Potensial aksi tersebut akan segera menyebar ke seluruh sarkolema (dinding sel otot) kemudian diteruskan ke tubulus memalui system triad atau sarco tubular system dan akhirnya rangsang ini mencapai sisterna (sarcoplasmic reticulum).

Rangsangan listrik yang sampai ke sisterna menyebabkan terjadinya

pelepasan ion kalsium, sehingga konsentrasinya meningkat. Ion kalsium yang dilepaskan oleh sisterna akan berkaitan dengan troponin yang mempunyai afinitas sangat besar terhadap ion kalsium. Ketika ion kalsium berikatan dengan troponin, maka molekul tropomiosin akan bergeser masuk kedalam helix (celah untaian filament aktin). Dengan demikian tempat perikatan (binding site atau active site) pada aktin yang sebelumnya tertutup tropomiosin menjadi terbuka. Begitu active site terbuka, kepala jembatan penyeberang (head cross brige) myosin segera melekat pada tempat ini. Pada waktu kepala jembatan penyebrang mengadakan kontak dengan active site pada aktin maka di dalam kepala jembatan penyeberang tersebut berlangsung proses pembuatan energy (energy bukan dari pemecahan ATP seketika tetapi berasal dari energy yang sudah ada sebelumnya). Energi ini digunakan untuk menarik filament aktin kearah sentral, setelah itu kepala jembatan

penyeberang mengikat ATP yang segera akan dipecah untuk menghasilkan energy. Enzim yang digunakan untuk memecah ATP menjadi ADP dan Pi ini disebut ATP ase myosin atau aseaktomiosin (E).


(42)

Energi yang dihasilkan ini, sebagian untuk mengembalikan jembatan

penyeberang ke posisi semula dalam rangka menarik aktin kearah tengah dan sebagian lagi disimpan untuk digunakan dalam proses power

Pelekatan kepala jembatan penyeberang pada active site ini akan menginduksi proses lebih lanjut yang menyebabkan kepala jembatan penyeberang melejit ke arah sental filament myosin dan menarik filamin aktin bersamanya, peristiwa ini disebutpowerstroke. Segera setelah lejitan ini kepala penyeberang akan kembali ke posisi semula dan mengadakan kontak lagi dengan berikutnya. Proses ini berlangsung berulang-ulang dan sampai akhirnya filament actin terdorong ke arah sentral filament myosin. Teori ini disebut teori konduksi roda pasak (ratchet theory of contraction), dalam Rahmat Hermawan (2002).

E. Kerangka Berpikir

Futsal merupakan salah satu olahraga yang dominan menggunakan kaki dalam permainannya. Salah satu teknik dasar futsal adalahshooting. Shooting merupakan usaha dari seorang pemain untuk menendang bola sekeras dan akurat mungkin untuk memasukkan bola ke gawang lawan. Untuk memiliki kemampuanshootingyang baik, pemain futsal harus memilikipowerotot kaki yang kuat. Oleh karena itu latihanpowerharus menjadi salah satu menu latihan yang tidak boleh diabaikan oleh pelatih atau pun pembina


(43)

powerotot kaki yang dapat diberikan kepada siswa, maka harus lebih cermat dan tepat dalam memilih metode latihan mana yang baik dan efektif untuk meningkatkanpowerotot kaki siswa.

Latihanpliometrik standing jumpsdanbox jumpsadalah metode latihan yang dapat diberikan kepada siswa untuk meningkatkanpowerotot kaki dalam waktu yang relatif singkat. Kedua metode latihan ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari metode latihanstanding jumpsadalah dapat meningkatkanpowerotot kaki dan pinggul, peralatan yang digunakan mudah di dapatkan dan gerakan latihan mudah untuk dilakukan. Sedangkan metode latihanbox jumpskelebihannya adalah meningkatkanpowerotot kaki, meningkatkan kebugaran dan daya tahan. Sedangkan kelemahannya antara lain: peralatan yang digunakan tidak mudah untuk didapatkan, cepat melelahkan dan jika tidak dilakukan dengan cermat dapat menyebabkan cedera.

Pada latihanstanding jumps,menggunakan alat bantu kerucut (cones) sebanyak 8 buah dan lompatan yang dilakukan sebanyak delapan kali tiap setnya sedangkan pada latihanbox jumps,menggunakan alat bantu kotak (box) sebanyak 8 buah dan total lompatan yang dilakukan sebanyak 16 kali tiap setnya sehingga lompatan yang dilakukan lebih banyak dan beban yang diterima oleh otot-otot kaki lebih besar dari pada latihanstanding jumps. F. Hipotesis Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 :71) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasaahan penelitian sampai terbukti melalui data yang


(44)

dan hipotesis nol. Adapun hipotesis yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah :

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara latihanpliometrik standing jumps terhadap peningkatanpowerotot tungkai pada siswa tim futsal SMA Kristen 1 Metro.

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara latihanpliometrik standing jumpsterhadap peningkatanpowerotot tungkai pada siswa tim futsal SMA Kristen 1 Metro.

H2 : Ada pengaruh yang signifikan antara latihanpliometrik box jumps terhadap peningkatanpowerotot tungkai pada siswa tim futsal SMA Kristen 1 Metro.

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara latihanpliometrik box jumps terhadap peningkatanpowerotot tungkai pada siswa tim futsal SMA Kristen 1 Metro.

H3 : Latihanpliometrik box jumpslebih berpengaruh dari pada latihan

pliometrik standing jumpsterhadap peningkatanpowerotot tungkai pada siswa tim futsal SMA Kristen 1 Metro.

H0 : Latihanpliometrik standing jumps lebih berpengaruh daripada latihan pliometrik box jumps terhadap peningkatanpowerotot tungkai pada siswa tim futsal SMA Kristen 1 Metro.


(45)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah dengan

menggunakan dasar metode ilmiah (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:19). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen.

1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinal pairing Pre-test, Post-test Design(Suharsimi Arikunto, 2006:112)

Pola yang digunakan pada desain prosedur ini sebagai berikut :

P S Pre test

Gambar 5. Rancangan Penelitian

✧★

✧✩

✪ ✫✬✭✮✯✭✰

✱✲✳ ✴✵(X1)

Post test (Y1)

OP Box

Jumps (X2) Post test (Y2) KK Post test (Y3)


(46)

Keterangan :

P : Populasi S : Sampel

OP :Ordinal pairing K1 :Standing jumps

K2 :Box jumps KK : Kelompok Kontrol

Prosedur desian :

1. Melakukan pretes kepada seluruh populasi yaitu 30 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal.

2. Membagi subjek secara berurutan (ordinal pairing) berdasarkan ranking pretes menjadi tiga kelompok, kemudian perwakilan setiap kelompok mengambil undian untuk menentukan dua kelompok eksperimen (kelompok dengan perlakuan) dan satu kelompok kontrol.

3. Pada kedua kelompok eksperimen diberikan perlakuan/treatment (3 kali dalam seminggu, senin, rabu dan jumat) selama 8 minggu.

4. Melakukan posttest kepada ketiga kelompok untuk mengukur variabel terikat, lalu hitung meannya untuk masing-masing kelompok.

5. Menghitung perbedaan antara hasil pretest dan posttest untuk masing-masing kelompok.

6. Membandingkan perbedaan antara pretest dan posttest, apakah penerapan perlakuan (treatment) itu berkaitan dengan perubahan yang lebih besar pada kelompok eksperimen.

7. Melakukan tes statistik untuk menentukan apakah perbedaan skor yang dihitung signifikan atau perbedaan itu hanya terjadi secara kebetulan.


(47)

1. Variabel Penelitian

Soekidjo Notoadmodjo ( 2002:70) mendefinisikan variabel sebagai ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang

berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Ada tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu:

a. Variabel bebas I (X1) adalah latihanpliometrikstanding jumps. b. Variabel bebas II (X2) adalah latihanpliometrik box jumps. c. Variabel terikat (Y) adalahpowerotot tungkai.

2. Data

Menurut sumber pengambilannya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data skunder.

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer.

3. Definisi Operasional Variabel

a. latihanpliometrikstanding jumps danbox jumpsdalam menyamakan persepsi mengenai variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini, maka perlu dipaparkan dalam definisi operasional sebagai berikut : Latihanpliometrik standing jumpsadalah latihanpliometrikdengan menggunakan bantuancones(kerucut) untuk melompat ke depan secara berulang-ulang.

Latihanpliometrik box jumpslatihanpliometrikdengan menggunakan bantuanbox(kotak) untuk melompat kedepan secara berulang-ulang.


(48)

b. powerotot tungkai adalah daya ledak yang dimiliki oleh otot-otot pada bagian tungkai.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Masyhuri dan Zainudin, 2009:151). Populasi menurut Suharsimi Arikunto (2006:130), adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti ekstra kurikuler futsal SMA Kristen 1 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012 sebanyak 30 orang.

2. Sampel

Karena jumlah subjek dalam penelitian ini tidak mencapai seratus maka penelitian ini adalah penelitian populasi dengan 30 orang siswa yang mengikuti ekstra kurikuler futsal SMA Kristen 1 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012 sebagai subjeknya.

D. Prosedur Penelitian


(49)

a. Mengurus surat izin penelitian

b. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan c. Mempersiapkan tenaga pembantu

d. Menyusun dan mengkoordinasikan jadwal latihan.

E. Beban Latihan

Persamaan beban latihan antara standing jump danbox jumpsadalah sebagai berikut:

Tabel 1. Persamaan Beban Latihan

Standing jumps Box jumps

Repetisi 8 X 8 X

Set 3 X 3 X

Interval istirahat 2 menit 2 menit

Intensitas Sedang Sedang

Frekuensi 3 X per minggu 3 X per minggu

Lama latihan 8 minggu 8 minggu

1. Repetisi

Repetisi adalah banyaknya ulangan latihan yang dilakukan dalam satu set. Dalam penelitian ini banyaknya repetisi dalam satu set adalah 8 kali, seperti yang disarankan oleh Radclief dan Farentinos dalam cayoto (2007) bahwaulangan atau repetisi berkisar antara 8-10 kali dengan semakin sedikit ulangan untuk rangkaian yang lebih berat dan lebih banyak ulangan untuk latihan-latihan yang lebih ringan.


(50)

2. Set

Set adalah beberapa repetisi dari suatu bentuk latihan kemudian disusul dengan istirahat, kemudian mengulangi lagi repetisi seperti semula. Jumlah set dalam penelitian ini adalah 3 set dalam setiap latihan, sesuai dengan pernyataanVerkhosansky (1966) yang menyarankan 3 sampai 6 set, terutama untuk latihan-latihan lompat yang lebih berat.

3. Interval istirahat

Interval istirahat adalah waktu istirahat pada setiap set. Waktu istirahat pada setiap set dalam penelitian ini adalah 2 menit. Diambil dari

pernyataan Brandon (2006:23), waktu istirahat 2 3 menit pada setiap set bagian penting dari perkembangan kekuatan.

4. Intensitas

Intensitas adalah kualitas atau tingkat kesulitan beban latihan. Tingkat

5. Frekuensi

Frekuensi adalah jumlah latihan yang dilakukan per minggunya. Frekuensi 3 kali per

dalam cayoto (2007)). 6. Lama latihan

Lama latihan atau panjang latihan adalah lamanya treatmen/perlakuan yang diberikan kepada siswa dalam bentuk latihanpliometrik. Latihan ini dilakukan selama 8 minggu. Sesuai dengan pernyataan Potach dan Chu (2000): latihanpliometrikyang dilakukan 4 10 minggu dapat


(51)

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kristen 1 Metro, selama 8 minggu. Sesuai dengan pernyataan Potach dan Chu (2000): latihanpliometrikyang dilakukan 4 10 minggu dapat memberikan hasil yang optimal.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka digunakan vertical jump tes (sargent :1924). Adapun kofesien reliabilitas 0. 93 dan validitas 0. 78.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk

mengumpulkan data oleh peneliti agar mempermudah pekerjaannya dengan hasil yang lebih baik sehingga data yang diperoleh mudah untuk diolah (Suharsimi Arikunto, 2006:160). Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur komponenpowerotot tungkai adalah tes vertical jump(sargent chalk jump), Sargent dalam Nurhasan (1986).


(52)

Pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

Pertama peserta tes ditimbang massa tubuhnya, kemudian tangannya diolesi dengan bubuk kapur lalu berdiri di samping tembok yang sudah di beri papan ukuran dengan tangan diluruskan ke atas, jari tangan di

tempelkan pada papan dan tangan satunya disilangkan ke belakang. Catat angka yang dijangkau oleh jari. Selanjutnya teste mengambil ancang-ancang untuk melakukan tolakan dengan sedikit jongkok dan melakukan tolakan setinggi mungkin dengan ujung jari menempel pada papan ukuran kemudian mendaran dengan kedua kaki. Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali. Tester mencatat tinggi raihan pada waktu berdiri dan pada waktu meloncat. Cara menghitung skornya dengan mencatat selisih yang terbesar antara tinggi jangkauan sesudah melompat dengan tinggi jangkauan sebelum melompat, dari tiga kali percobaan. Tinggi jangakauan diukur dalam satuan centimeter.

I. Teknik Analisis Data

Gambar 6. Vertical jumps test


(53)

Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir.

Menghitung hasil tes awal dan akhir latihanpliometrik standing jumps danbox jumpsuntuk meningkatkanpowerotot tungkai bawah

menggunakan teknik analisa varians tunggal (analisis of variant/ one ways anova). Tahap-tahap analisisnya menurut Arikunto (2006:323-325) adalah sebagai berikut :

1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKT) dengan rumus :

JK

T

= X

2T

-( )

2. Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok (JKk), dengan rumus:

JK

k

=

( )

-

( )

3. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam (JKd), dengan rumus:

JK

d

= JK

T

- JK

k

4. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Total (dbT), dengan rumus:

db

T

= N-1

5. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Kelompok(dbK), dengan rumus:

db

K

= K -1

6. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Dalam (dbd), dengan rumus:

db

d

= N

K


(54)

MK

k

= JK

k

: db

k

8. Menghitung Jumlah Mean Kuadrat Dalam (MKd), dengan rumus:

MK

d

= JK

d

: db

d

9. Mencari

F

hitung,dengan rumus :

F

0

=

dengan db

F =

db

k

lawan db

d

10. Mencari

F

tabelmasing-masing kelompok dengan menggunakan

11. Menyusun Tabel Ringkasan Anava Satu Jalur untuk dasar penarikan kesimpulan analisis.

12. Uji hipotesis (to)dengan menggunakan rumus :

t

o

=

.

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperiment standing jumpsdan kelompok eksperimentbox jumpsadalah bila

hitung

F < Ftabel tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimenstanding jumps, kelompok eksperimenbox jumpsdan kelompok kontrol sebaliknya bila Fhitung> Ftabel berarti

terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimenstanding jumps, kelompok eksperimenbox jumpsdan kelompok kontrol.


(55)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Latihanpliometrik standing jumpsdapat meningkatkanpowerotot tungkai pada siswa tim futsal SMA Kristen 1 Metro.

2. Latihanpliometrik box jumpsdapat meningkatkanpowerotot tungkai pada siswa tim futsal SMA Kristen 1 Metro.

3. Latihanpliometrik box jumpslebih efektif dibandingkan dengan latihanpliometrik standing jumpsdalam meningkatkanpowerotot tungkai pada siswa tim futsal SMA Kristen 1 Metro.

B. Saran

1. Bagi para guru pendidikan jasmani, pelatih dan pembina

ekstrakurikuler disarankan agar menggunakan latihanpliometrik box jumpsuntuk meningkatkan daya ledak otot tungkai (power) dalam olahraga yang dominan menggunakanpowerkaki, seperti lompat jauh dan lompat tinggi.

2. Untuk Program studi penjaskes diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam program dan pembelajaran dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai (power).


(56)

3. Bagi peneliti yang tertarik dengan permasalahan ini disarankan untuk meneliti kembali dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada.


(57)

MOTTO

(Exelent Servent Camp)


(58)

Judul Skripsi : PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK STANDING JUMPS DAN BOX JUMPS TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA TIM FUTSAL SMAK 1 METRO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : ADE MICHAEL ATIP No. Pokok Mahasiswa : 0513051001

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Sudirman Husin, M. Pd. Drs. Usman Adam, M. Pd.

NIP 19581021 198503 1 003 NIP 19520229 198303 1 004

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharudin Risyak, M. Pd NIP. 19510507 198103 1 002


(59)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Sudirman Husin, M. Pd.

Sekretaris : Drs. Usman Adam, M. Pd. . ..

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Rahmat Hermawan, M. Kes. .. .

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si.

NIP. 19600315 198503 1 003


(60)

PERNYATAAN

Bahwa yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Ade Michael Atip

NPM : 0513051001

Tempat tanggal lahir : Metro, 29 April 1987

Pliometrik Standing Jumps dan Box Jumps Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai Pada Tim Futsal SMAK 1 Metro Tahun Pelajaran

orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Apabila dikemudian hari terjadi sesuatu yang tidak benar, maka saya bersedia mengikuti aturan hukum yang berlaku.

Bandar Lampung, Agustus 2012


(61)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan seluruh karyaku untuk

Mama, Papa, Icha, Ester dan Mbah Ami, atas doa, usaha, dan dukungan yang tidak pernah putus dari kalian membuatku bertahan


(62)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro, pada tanggal 29 April 1987, anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Mathan Atip dan Ibu Susiani.

Pendidikan secara formal yang pernah ditempuh penulis antara lain: TK. Tunas Harapan Tempuran Kec. Trimurjo, Sekolah Dasar Negeri 2 Dwi Warga Tunggal Jaya Kab. Tulang Bawang, SMP Kristen 1 Metro dan dilanjutkan ke SMA Kristen 1 Metro lulus tahun 2005.

Melalui jalur Penyelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat tahun 2005, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(63)

SANWACANA

Segala puji syukur dan kemulian hanya bagi Tuhan Yesus Kristus karena kasih dan berkatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

peningkatan power otot tungkai pada tim futsal SMAK 1 Metro tahun

Pendidikan di Universitas Lampung.

Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak penulisan skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Wiyono, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP, Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Sudirman Husin, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Utama atas kesedian untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Usman Adam, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Kedua atas kesedian untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(64)

6. Bapak Drs. Rahmat Hermawan, M. Kes. selaku Pembahas atas

kesedian untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Drs. Dwi Priyono, M. Pd. selaku Pembimbing Akademik yang telah menginspirasi penulis.

8. Bapak-bapak dosen Penjaskes yang telah membantu proses perkuliahan dan bimbingan sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga besar baithani tampuran yang tidak pernah berhenti mendoakan dan menguatkan dalam masa-masa yang sulit.

10. Chelsen nan jauh di Phills tapi setia mengajari dan menemani, de java, maigthy penabur, HUIOS, P3MI, POMK FKIP, PMKL-Perkantas dan teman-teman veteran Penjas 2005, tidak ada yang tidak bisa

digapai bersama kalian.

Bandar Lampung, Agustus 2012 Penulis


(1)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Sudirman Husin, M. Pd.

Sekretaris : Drs. Usman Adam, M. Pd. . ..

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Rahmat Hermawan, M. Kes. .. .

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si.

NIP. 19600315 198503 1 003


(2)

PERNYATAAN

Bahwa yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Ade Michael Atip

NPM : 0513051001

Tempat tanggal lahir : Metro, 29 April 1987

Pliometrik Standing Jumps dan Box Jumps Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai Pada Tim Futsal SMAK 1 Metro Tahun Pelajaran

orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Apabila dikemudian hari terjadi sesuatu yang tidak benar, maka saya bersedia mengikuti aturan hukum yang berlaku.

Bandar Lampung, Agustus 2012


(3)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan seluruh karyaku untuk

Mama, Papa, Icha, Ester dan Mbah Ami, atas doa, usaha, dan dukungan yang tidak pernah putus dari kalian membuatku bertahan


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro, pada tanggal 29 April 1987, anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Mathan Atip dan Ibu Susiani.

Pendidikan secara formal yang pernah ditempuh penulis antara lain: TK. Tunas Harapan Tempuran Kec. Trimurjo, Sekolah Dasar Negeri 2 Dwi Warga Tunggal Jaya Kab. Tulang Bawang, SMP Kristen 1 Metro dan dilanjutkan ke SMA Kristen 1 Metro lulus tahun 2005.

Melalui jalur Penyelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat tahun 2005, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(5)

SANWACANA

Segala puji syukur dan kemulian hanya bagi Tuhan Yesus Kristus karena kasih dan berkatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

peningkatan power otot tungkai pada tim futsal SMAK 1 Metro tahun

Pendidikan di Universitas Lampung.

Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak penulisan skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Wiyono, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP, Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Sudirman Husin, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Utama atas kesedian untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Usman Adam, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Kedua atas kesedian untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(6)

6. Bapak Drs. Rahmat Hermawan, M. Kes. selaku Pembahas atas

kesedian untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Drs. Dwi Priyono, M. Pd. selaku Pembimbing Akademik yang telah menginspirasi penulis.

8. Bapak-bapak dosen Penjaskes yang telah membantu proses perkuliahan dan bimbingan sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga besar baithani tampuran yang tidak pernah berhenti mendoakan dan menguatkan dalam masa-masa yang sulit.

10. Chelsen nan jauh di Phills tapi setia mengajari dan menemani, de java, maigthy penabur, HUIOS, P3MI, POMK FKIP, PMKL-Perkantas dan teman-teman veteran Penjas 2005, tidak ada yang tidak bisa

digapai bersama kalian.

Bandar Lampung, Agustus 2012 Penulis