HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM BADMINTON PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

ii

DENGAN KETERAMPILANSMASHDALAMBADMINTONPADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI KOTA METRO

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

OLEH WILLY BAHTIAR

Penelitian ini bertujuan seberapa besar hubungan antara kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa

ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Dengan populasi penelitian yaitu siswa SMPN di Kota Metro yang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis sejumlah 30 orang, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 1 dan SMPN 3, dengan jumlah 30 orang yang terdiri dari 15 orang SMPN 1 dan 15 orang SMPN 3.Teknik sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Hasil penelitian menunjukan kekuatan otot lengan memiliki hubungan sebesar 0,638 dan kontribusi sebesar40, 66%. Dan pada kekuatan otot tungkai memiliki hubungan sebesar 0,627 dan kontribusi sebesar 39,31 %.

Hasil kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa ; 1) Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan keterampilansmashdalam

badminton. 2) Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan keterampilansmashdalambadminton. 3) Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan keterampilansmashdalam badmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014

Berdasarkan hasil penelitian, dapat penulis simpulkan bahwa antara ketiga variable penelitian terdapat hubungan yang signifikan.


(2)

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI DENGAN KETERAMPILANSMASHDALAMBADMINTONPADA SISWA

EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(Skripsi)

Oleh

WILLY BAHTIAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

vii

Penulis di lahirkan di Kota Metro Kec. Metro Pusat, Provinsi Lampung yang bernama Willly Bahtiar, lahir pada tanggal 14 oktober 1989, anak ke tiga dari empat bersaudara, keluarga Bapak Basuki Rahmat dan Ibu Misnati.

Pendidikan yang ditempuh adalah, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Metro, yang selesai pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Metro, yang selesai pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Metro, yang selesai pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, melalui jalur Penelusuran Akademik Dan Bakat Kemampuan (PKAB).


(8)

viii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbilalamin

Segala puji bagi ALLAH

yang telah memberikan rahmatnya

Ku persembahkan karya kecilku ini

Teruntuk, Ibunda dan Ayahanda tercinta

Yang selalu memberikan kasih sayang dan tak pernah berhenti

mendoakanku dalam keberhasilan

Kakaku yang telah memberikan

mativasi dan dukungannya serta bimbingannya

Keluarga besarku


(9)

ix

“Ilmu dapat membuat orang lebih bijaksana, mencegah berbuat aniaya, dan membuat orang yang tak tau arah menjadi terarah”

(Anies Baswedan)

“Janganlah berbuat seperti sebatang lidi yang meninggalkan ikatannya, sebatang tidak akan berarti apa-apa, tetap sebatang lidi. Dalam ikatan dapat menyapu

segalanya” (Jendral Sudirman)


(10)

x

SANWACANA

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Puji syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dan Otot Tungkai Dengan Keterampilan Smash Dalam Badminton Pada Siswa Ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

(IP) FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd, selaku Kaprodi Penjaskesrek Universitas Lampung

4. Bapak Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan , motivasi dan kepercayaan kepada penulis.

5. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd selaku Pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, saran serta kritikan kepada penulis agar sempurnanya karya ku ini.


(11)

xi

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menjalani studi.

8. Kepala SMPN Se-kota Metro yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian, serta siswa SMP N Se-kota Metro tahun pelajaran 2013-2014.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Bandar Lampung,15 Desember 2014 Penulis


(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Penjelasan Judul……… 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... A. Keterampilan Motorik ... 10

B. Kekuatan Otot ... 12

C. Otot Lengan... 15

D. Otot Tungkai ... 17

E. Permainan Bulutangkis ... 18

F. Keterampilan Smash ... 20

G. Penelitian Relevan... 25

H. Kerangka Pikir ... 25

I. Hipotesis... 28

III. METODOLOGI PENELITIAN... A. Metode Penelitian... 30

B. Variabel Dan Data Penelitian... 32

C. Populasi dan Sampel ... 35

D. Instrumen Penelitian... 36

E. Teknik Analisis Data... 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... A. Hasil Penelitian ... 46

B. Pengujian Hipotesis……….. 50

C. Pembahasan... 51

V. SIMPULAN DAN DARAN ... A. Simpulan ... 53


(13)

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Norma Tes Kekuatan Lengan Putra ... 37

2. Norma Tes Kekuatan Lengan Putri... 38

3. Norma Tes Kekuatan Tungkai Putra... 39

4. Norma Tes Kekuatan Tungkai Putri ... 39

5. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 43

6. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Lengan Putra ... 46

7. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Lengan Putri ... 47

8. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Tungkai Putra ... 48

9. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Tungkai Putri... 49

10. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Tungkai (Total) ... 43

11. Distribusi Frekuensi Keterampilan SmashBadminton... 44

12. Hasil Uji Validitas... 45


(15)

xiv

Lampiran Halaman

1. Blanko Ujicoba Tes Pertama... 54

2. Blanko Ujicoba Kedua ... 55

3. Pengolahan Data Ujicoba... 56

4. Hasil Penelitian ... 60

5. Uji Normalitas Data Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan... 61

6. Uji Normalitas Data Hasil Tes Kekuatan Otot Tungkai ... 62

7. Uji Normalitas Data Hasil Tes Keterampilan Smash... 63

8. Hubungan Kekuatan Otot Lengan dengan Keterampilan Smash... 64

9. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai dengan Keterampilan Smash ... 66

10. Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Kekuatan Otot Tungkai ... 68

11. Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Kekuatan Otot Tungkai dengan Keterampilan Smash... 69

12. Tabel Z ... 70

13. Tabel L Liliefors ... 71

14. Tabel r Product Moment ... 72

15. Tabel Uji t ... 73

16. Tabel F ... 74 17. Foto Kegiatan ...

18. Surat Keterangan... Izin Penelitian


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Otot Lengan... 16

2. Otot Tungkai ... 16

3. Lapangan Bulutangkis... 19

4. Shuttle Cock dan Raket Bulutangkis... 19

5. Pukulan Smash ... 21

6. Fase PersiapanSmash………... 22

7. Fase PelaksanaanSmash………. 23

8. Fase Follow Trrough………. 24

9. Desain Penelitian... 32

10. Alat Push and Pull Dynamometer ... 37

11. Alat Back and Leg Dynamometer... 38


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan prestasi olahraga sebenarnya merupakan suatu hal yang akan selalu diperbincangkan dan dipermasalahkan sepanjang masa, selama olahraga itu dijadikan sebagai kebutuhan hidup manusia. Peningkatan dan perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada bidang olahraga adalah suatu bentuk usaha yang diperoleh berdasarkan metode ilmiah yakni prosedur penelitian. Oleh sebab itu penulis akan melakukan penelitian pada salah satu cabang olahraga yang digemari oleh masyarakat umum yaitubadminton.

Badmintonmerupakan salah satu olahraga yang terkenal di dunia yang menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Permainanbadminton

merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara melakukan satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang.


(18)

2

Permainanbadmintonmenggunakan raket sebagai alat pemukul danshuttle cocksebagai objek pukul, lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh net untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan. Tujuan permainanbadmintonadalah berusaha untuk menjatuhkanshuttle cockdi daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukulshuttle cock.Shuttle cocktidak dipantulkan dan harus dimainkan di udara, sehingga permainan ini merupakan permainan cepat yang membutuhkan gerak reflek dan tingkat kebugaran yang baik. Beberapa teknik dasarbadmintonyang dipelajari siswa SMP seperti memegang raket, pukulan servis, pukulanforehand, pukulanbackhand, pukulandropshot,smashdan juga pola gerakan dominan yang dibutuhkan saat bermainbadminton, seperti melangkah, menjangkau, melompat dan merubah ke segala arah dan tempatshuttle cock akan jatuh. Teknik-teknik dasar tersebut merupakan dasar untuk dapat bermainbadmintondengan baik. Untuk itulah dalam program kegiatan ekstrakurikuler siswa akan lebih diajarkan mengenai teknik-teknik dasar bermainbadmintonagar mencapai performa yang optimal, salah satunya dengan berlatih teknik menyerang lawan dengan pukulansmash.

Pukulan smashmerupakan pukulan yang keras dan tajam dengan

menggunakan tenaga penuh yang bertujuan untuk mematikan lawan secepat-cepatnya. Arti penting dari pukulansmashadalah pukulan ini hanya

memberikan sedikit waktu pada lawan untuk bersiap-siap atau


(19)

secepat mungkin. Gerakansmashdalam permainan membutuhkan energi yang sangat banyak itu artinya kemampuan fisik harus prima.

Dengan demikian akan sangat diperlukan latihan kondisi fisik dalam menunjang penguasaan keterampilan bermainbadminton, terutama pada keterampilansmashyang menjadi objek penelitian.

Faktor-faktor kondisi fisik yang dibutuhkan dalam bermainbadmintonialah kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan,

koordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan reaksi. Namun Herman Subardjah (2000: 46) menjelaskan bahwa pada pukulansmashlebih mengandalkan unsur kekuatan dan kecepatan. Kondisi fisik berupa kekuatan dan kecepatan lengan serta pergelangan tangan bahkan kekuatan loncatan tungkai saat melakukan gerakansmashakan dapat menghasilkan pukulansmashyang sangat tajam.

Dalam penelitian ini, penulis akan memfokuskan penelitian pada unsur kondisi fisik dominansmashdalambadmintonyaitu kekuatan yang

melibatkan otot lengan maupun otot tungkai. Kekuatan merupakan komponen fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistemneuromuskuleryaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf

mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut untuk memperoleh hasil pukulan atausmashyang akurat dalam permainanbadminton.


(20)

4

Menurut hasil observasi peneliti di SMP Negeri Kota Metro pada siswa ekstrakurikulerbadmintondiketahui bahwa sebagian besar siswa masih belum mampu melakukan gerakansmashdengan baik dan benar. Letak kesulitan siswa melakukansmashadalah kurangnya lecutan lengan dan pergelangan tangan sehingga raket yang mengenaishuttle cocklemah dan hasil pukulan tentu tidaklah cepat sehingga dengan mudah dikembalikan oleh lawan. Selain itu, kurangnya loncatan atau bahkan tidak meloncat sama sekali yang dilakukan oleh siswa. Padahal loncatan akan memberikan tambahan tenaga dimana siswa bisa melihat pergerakan lawan dan mengarahkan shuttle cockke daerah yang sulit dijangkau lawan dengan cepat dan tajam.

Penulis melihat bahwa belum mampunya siswa melakukan gerakansmash yang baik karena kurangnya kemampuan otot lengan maupun otot tungkainya untuk berkontraksi dengan maksimal, sehingga menyebabkan kurang kuat, cepat dan terarahnyashuttle cockyang dipukul. Maka dengan itu dalam kajian ini faktor kondisi fisik yang akan dikaji adalah kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai, karena untuk meningkatkan kemampuan bermain badmintonperlu diketahui seberapa besar hubungan faktor-faktor tersebut ikut berpengaruh terhadap hasil permainanbadmintonkhususnya dalam pelaksanaan pukulansmash.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memandang perlu untuk

mengadakan penelitian yang berjudul ” Hubungan kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014”.


(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut:

1. Sebagian besar siswa yang mengikuti ekstrakurikuler di SMP Negeri Kota Metro masih belum baik pada fase sikap awal gerakansmash. 2. Sebagian besar siswa yang mengikuti ekstrakurikuler di SMP Negeri

Kota Metro masih belum baik pada fase gerakan pelaksanaansmash. 3. Sebagian besar siswa yang mengikuti ekstrakurikuler di SMP Negeri

Kota Metro masih belum baik pada fase gerakanfollow throughsmash. C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi danbatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.

2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.


(22)

6

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan :

1. Tujuan umum

Untuk membuktikan adakah hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan keterampilansmashdalam

badmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara kekuatan otot lengan dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa

ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014. b. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara kekuatan otot tungkai

dengan keterampilansmash dalam badmintonpada siswa

ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014. c. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara kekuatan otot lengan

dan otot tungkai dengan keterampilansmash dalam badmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.

E. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, peneliti mengharapkan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis yang akan diperoleh diantaranya :


(23)

1. Manfaat teoritis

a. Melengkapi dan memperkaya khasanah keilmuan serta teori yang sudah diperoleh melalui penelitian sebelumnya.

b. Memberikan sajian wawasan khusus tentang kajian-kajian sikap siswa dalam bidang olahraga tertentu.

2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti

Sebagai acuan untuk penempatan ke dalam cabang olahraga yang lebih spesifik mengenai keterampilansmashdalambadminton. b. Bagi masyarakat

Menambah wawasan olahragabadmintonkhususnya dan masyarakat pencinta olahraga pada umumnya, guna meningkatkan pengetahuan dalam rangka mengembangkan potensi dan kemampuan melatih di sekolah maupun tempat latihan di masa mendatang.

c. Bagi guru/ pendidik

Memberikan masukan bagi guru (pendidik) dan pelatih dalam memberikan pengarahan guna meningkatkan keterampilansmash dalambadminton.

d. Bagi siswa

Dapat meningkatkan keterampilansmashsiswa.

Sebagai bahan informasi peneliti untuk kepentingan penelitian berikutnya.


(24)

8

F. Penjelasan Judul

1. Pengertian Hubungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:849 ialah bersangkutan, ada sangkut pautnya, bertalian, berkaitan.

2. Kekuatan menurut Sajoto (1988 : 58) adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlet pada saat

mempergunakan otot, menerima beban dalam waktu kerja tertentu. 3. Otot merupakan suatu organ/alat yang penting sekali memungkinkan

tubuh dapat bergerak.

4. Tungkai adalah seluruh tungkai, dari pangkal paha ke bawah

(Poerwadarminto, 1996: 107). Pate Rotella (1993: 166) bahwa tungkai merupakan anggota badan bawah yang dibentuk oleh tulang tungkai atas paha (os femoris/femur), tulang tungkai bawah yang terdiri dari tulang kering (os tibia) dan tulang betis (os fibula) dan tulang tungkai (os pedis/foot bones).

5. Otot lengan adalah anggota tubuh penggerak bagian atas yang terdiri dari tulang-tulang, sendi penggerak dan otot-otot yang melindunginya. Pate Rotella (1993: 164)

6. Otot tungkai adalah seluruh tungkai, dari pangkal paha ke bawah (Poerwadarminto, 1996: 107). Pate Rotella (1993: 166) bahwa tungkai merupakan anggota badan bawah yang dibentuk oleh tulang tungkai atas paha (os femoris/femur), tulang tungkai bawah yang terdiri dari tulang kering (os tibia) dan tulang betis (os fibula) dan tulang tungkai (os pedis/foot bones).


(25)

7. Pengertian ekstrakurikuler menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2005:291) yaitu suatu kegiatan yang berada diluar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa 8. Syahri Alhusin (2007: 43) menjelaskan bahwasmashyakni pukulan

overhead (atas) yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan tenaga penuh. Pukulan ini identik sebagai pukulan menyerang, dengan. tujuan utamanya adalah mematikan lawan. Karakter pukulan ini adalah keras dan lajushuttle cockcepat menuju lantai lapangan


(26)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Keterampilan Motorik

Kemampuan gerak adalah kesanggupan yang dimiliki seseorang untuk dapat melakukan gerakan yang terorganisir dengan baik. Kemampuan gerak seseorang bersifat relatif, sebagai contoh kemampuan yang tertinggi yang dimiliki oleh pemain sepak bola akan berbeda dengan kemampuan yang tertinggi yang dimiliki oleh pemainbadminton. Kemampuan mencakup kemampuan gerakan berkaitan dengan penampilan individu dan untuk

mengoptimalkan kemampuan individu diperlukan tahapan belajar atau berlatih secara sistematis dan terkontrol.

Pengertian belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumnya. Belajar gerak merupakan bagian belajar. Belajar yang menekankan pada aktivitas gerak tubu disebut belajar gerak. Dalam proses belajar keterampilan motorik tidak hanya perubahan psikomotorik yang dicapai, tetapi juga bersifar kognitif dan afektif. Seperti yang diungkapkan Schmidt yang dikutip oleh Lutan (1988: 102) bahwa belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengarahkan ke arah perubahan permanen dalam perilaku terampil.


(27)

Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri peserta didik berupa perubahan perilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan. Juga dalam proses pembelajaran peserta didik harus

menunjukkan kegairahan yang tinggi, semangat yang besar dan percaya diri. Didasarkan hal tersebut, maka guru mempunyai peran untuk menciptakan dan mempertahankan kelangsungan proses pembelajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini menurut Winkel (1997: 11) pembelajaran keterampilan gerak melalui tiga tahapan, yaitu :

1. Tahap Kognitif

Siswa belajar keterampilan baru mengetahui lebih dahulu keterampilan apa yang akan dipelajari, urutan gerakan yang tepat dan mengkoordinasikan keterampilan gerak terhadap anggota badan (penyesuaian).

2. Tahap Fiksasi

Masa latihanuntuk memperkenalkan kegiatan menurut urutan gerakan yang tepat dan mengkoordinasikan keterampilan gerak tersebut kepada anggota badan.

3. Tahap Otomatis

Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis hal ini dapat diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan.


(28)

12

B. Kekuatan Otot

Kekuatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam unjuk kerja dan sangat menentukan kualitas kondisi fisik seseorang. Dalam seluruh aktivitas, kekuatan merupakan unsur penting dalam program latihan kondisi fisik yang turut mempengaruhi aspek-aspek biomotor lainnya. Alasannya karena kekuatan merupakan daya gerak sekaligus pencegah cedera. Disamping itu kekuatan juga merupakan faktor utama untuk mencapai prestasi yang optimal.

Menurut Harsono (1988: 36) menyatakan bahwa kekuatan ataustrength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.Hal ini disebabkan karena 1) kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik; 2) kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cidera; dan 3) kekuatan dapat mendukung kemampuan kondisi fisik yang lebih efisien. Meskipun banyak aktivitas olahraga yang lebih memerlukankelincahan, kelentukan atau fleksibilitas, kecepatan, daya ledak dan sebagainya, namun faktor-faktor tersebut tetap dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar diperoleh hasil yang baik.

Menurut Boosey dalam Suharjana (2004: 29) bahwa kekuatan adalah kapasitas sebuah otot yang mempergunakan tenaga (force) untuk melawan tahanan. Kekuatan otot dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti : ukuran otot, jenis kelamin, dan umur menurut Suharjana (2004: 30). Sedangkan definisi kekuatan menurut Sajoto (1988 : 58) adalah komponen kondisi fisik yang


(29)

menyangkut masalah kemampuan seseorang atlet pada saat mempergunakan otot, menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Kekuatan otot selalu digunakan oleh manusia dalam beraktivitas.

Berdasarkan pengertian di atas, kekuatan otot ialah kemampuan otot menahan beban baik berupa beban eksternal maupun beban internal. Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut untuk memperoleh hasil pukulan atausmashyang akurat dalam permainanbadminton, kekuatan merupakan unsur penunjang yang paling penting untuk mencapai prestasi yang tinggi. Bompa dalam Suharjana (2004: 29) membagi kekuatan menjadi beberapa macam, yaitu :

a. Kekuatan umum

Kekuatan umum adalah kekuatan yang berkaitan dengan kekuatan seluruh otot. Kekuatan ini dikembangkan untuk menyiapkan atlet selama fase persiapan dari keseluruhan program latihan.

b. Kekuatan khusus

Kekuatan khusus adalah kekuatan yang berkaitan dengan otot yang

dipergunakan untuk aktivitas yang sesuai, misalnya khusus otot perut, otot dada, atau otot punggung.


(30)

14

c. Kekuatan maksimal

Kekuatan maksimal adalah kekuatan tertinggi yang dapat ditampilkan oleh system saraf selama otot berkontraksi maksimal. Keadaan ini dapat

ditampilkan dengan beban tertinggi yang dapat diangkat dalam satu kali angkatan.

Dan untuk mendapatkan kekuatan otot yang baik seorang atlet harus melakukan latihan kekuatan otot secara rutin dengan prinsip-prinsip : a. Prinsip urutan pengaturan suatu latihan

Latihan beban hendaknya diatur sehingga kelompok otot besar mendapat giliran terlebih dahulu sebelum otot yang lebih kecil. Ini dimaksudkan agar tidak mengalami kelelahan lebih dahulu sebelum otot besar mendapat latihan.

b. Prinsip peningkatan beban terus menerus (progresif)

Prinsip progresif dapat dilakukan dengan meningkatkan beban secara bertahap dalam suatu program latihan. Progresif artinya adalah kenaikan beban latihan dibandingkan dengan latihan yang dijalankan sebelumnya. Peningkatan beban dapat dilakukan dengan penambahan set, repetisi, frekuensi atau lama latihan.

c. Prinsip penambahan beban (overload)

Otot yang menerima beban latihan berlebihan atau overload kekuatannya akan bertambah dan apabila kekuatannya akan bertambah maka program latihan berikutnya harus ada penambahan beban. Penambahan beban itu dilakukan sedikit demi sedikit dalam setiap latihan.


(31)

d. Prinsip kekhususan program latihan

Latihan beban untuk meningkatkan kekuatan yang dipilih harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai pada cabang olahraga tersebut. Prinsip ini mengatakan bahwa manfaat maksimal yang bisa diperoleh dari

rangsangan latihan hanya akan terjadi manakala rangsangan tersebut mirip atau merupakan replika dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut.

C. Otot Lengan

Menurut Poerwadarminto (1996: 82) otot merupakan suatu organ/alat yang penting sekali memungkinkan tubuh dapat bergerak. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk, dimana pada sel-sel sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebutmiofibril. Kalau sel otot yang mendapatkan ransangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke arah tertentu/berkontraksi, seperti hal nya bila kita berolahraga, kita menggerakkan otot-otot. Jadi untuk menggerakkan sebuah benda, otot harus mengerahkan kontraksi dalam dengan kecepatan maksimal. Kontraksi menyebabkan gerakan pada anggota tubuh. Kedudukan otot menentukan efek kontraksi otot.

Smashtermasuk salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh atlet, dimana gerakansmashmerupakan kombinasi gerak otot lengan yang memungkinkan terjadinya pergerakan pada raket. Gerak merupakan unsur utama pada


(32)

16

tenaga yang bekerja pada benda tersebut. Untuk dapat digerakkan maka tenaga yang bekerja pada benda harus lebih besar dari tenaga yang dimiliki oleh benda tersebut. Seperti halnya ketika melakukan pukulansmashmaka otot-otot lengan dan bahu perlu dilatih karena sangat dibutuhkan untuk melakukan pukulan yang tepat dan cepat.

Maka tidak salah jika penulis berasumsi bahwa otot lengan merupakan salah satu komponen fisik yang harus dikembangkan kekuatannya agar dapat mengarahkan raket untuk memukulshuttle cockdengan kuat dan akurat sehingga menghasilkansmashyang baik. Besar kecilnya kekuatan dipengaruhi oleh otot yang melekat dan membungkus lengan tersebut. Lengan adalah anggota badan dari pergelangan sampai ke bahu

(Poerwadarminto, 1996: 85).Lengan adalah anggota tubuh penggerak bagian atas yang terdiri dari tulang-tulang, sendi penggerak dan otot-otot yang melindunginya. Pate Rotella (1993: 164) adapun otot-otot lengan terdiri dari: deltoid(otot segi tiga),musculus subskapularis(otot depan tulang belikat), musculus Suprasuspinatus(otot atas tulang belikat),musculus Infraspinatus (otot bawah tulang belikat),musculus Teresmayor(otot lengan bulat besar), musculus Teres minor(otot lengan belikat kecil).


(33)

D. Otot Tungkai

Tungkai adalah seluruh tungkai, dari pangkal paha ke bawah

(Poerwadarminto, 1996: 107). Pate Rotella (1993: 166) bahwa tungkai

merupakan anggota badan bawah yang dibentuk oleh tulang tungkai atas paha (os femoris/femur), tulang tungkai bawah yang terdiri dari tulang kering (os tibia) dan tulang betis (os fibula) dan tulang tungkai (os pedis/foot bones).

Gambar 2. Otot Tungkai.

Kekuatan otot dari tungkai, lutut serta pinggul berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya gravitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh. Kecepatan dan keseimbangan erat dengan gerakan tungkai yang merupakan fondasi bagi semua keahlian dasar dalambadmintondan juga untuk membentuk gerakan tungkai yang efektif sehingga mampu menjangkau hasil loncatan yang maksimal.Tungkai memiliki peranan yang penting karena tungkai


(34)

18

memberikan keseimbangan pada tubuh saat akan melakukan loncatan, juga memberikan dorongan yang besar pada saat melaksanakan loncatan. Latihan kekuatan otot tungkai adalah latihan yang ditujukan untuk

meningkatkan kemampuan otot tungkai, menyangkut memberikan kekuatan pada loncatan, kecepatan melayang, kelentukan anggota gerak bawah

melakukansmashyang lurus dan koordinasi antara mata, tangan dan tungkai untuk melakukansmashyang mematikan bagi lawan. Latihan yang rutin dan sesuai dengan prinsip-prinsip kepelatihan akan sangat diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa. Latihan ini harus dilakukan secara teratur sesuai dengan prinsip-prinsip latihan yang telah dijelaskan sebelumnya.

E. Permainan Bulutangkis

Tony Grice (1999: 1) mengatakan bahwa bulutangkis merupakan olahraga yang dimainkan dengan menggunakan net, raket dan bola dengan teknik pemukulan yang bervariasi mulai dari yang relatif lambat hingga yang sangat cepat disertai dengan gerakan tipuan. Permainan ini merupakan permainan cepat yang membutuhkan gerak reflek yang baik dan tingkat kebugaran yang tinggi.

Herman Subardjah (2000: 13) permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara melakukan satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Tujuan permainan bulutangkis adalah berusaha untuk menjatuhkanshuttle cockdi daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukulshuttle


(35)

cockdan menjatuhkan didaerah permainan sendiri. Pada saat bermain berlangsung masing-masing pemain harus berusaha agarshuttle cocktidak menyentuh lantai di daerah permainan sendiri. Apabilashuttle cockjatuh di lantai atau menyangkut di net maka permainan berhenti. Dan bola menjadi pihak lawan. Permainan berakhir bila salah satu pemain/pasangan telah meraih sejumlah poin tertentu.

Lapangan bulutangkis memiliki ukuran 13,40 meter dan 6,10 meter dengan garis-garis yang ada mempunyai ketebalan 40 mm dan harus berwarna kontras terhadap warna lapangan. Warna yang disarankan untuk garis adalah putih atau kuning. Permukaan lapangan disarankan terbuat dari kayu atau bahan sintetis yg lunak agar tidak dapat mengakibatkan cedera pada pemain. Net setinggi 1,55 m berada tepat di tengah lapangan. Net berwarna gelap kecuali bibir net yang mempunyai ketebalan 75 mm harus berwarna putih ( Tarigan, 2013 : 2 ).. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan shuttle cocksebagai objek pukul. Raket berkomposisikan komposit serat karbon (plastik bertulang grafit). Memiliki panjang berukuran 67,5 cm, kepala raket memiliki panjang 29,21 cm, lebarnya 22,86 cm . Sedangkan kok terbuat dari rangkaian bulu angsa disusun kerucut terbuka dengan pangkal berbentuk setengah bola yang terbuat dari gabus yang telah memiliki standar yang ditentukan IBF. Beratkoksekitar 5,67 gram, dengan banyak bulu angsa berjumlah 14-16 buah.


(36)

20

Gambar 3. Lapangan Bulutangkis. Sumber : PBSI (2005)

Gambar 4. Shuttle Cock dan Raket Bulutangkis. Sumber : PBSI (2005)

F. KeterampilanSmash

Berkaitan dengan kecakapan bermain bulutangkis ini Herman Subarjah (2000: 21) mengemukan bahwa untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik maka terlebih dahulu harus menguasai beberapa teknik atau keterampilan dasar permainan bulutangkis.


(37)

Lebih lanjut Herman Subardjah (2000: 47) menjelaskan pukulansmash merupakan pukulan yang keras dan tajam, bertujuan untuk mematikan lawan secepat-cepatnya. Untuk mendapatkan hasil pukulan yang sangat tajam, maka usahakan shuttle cock dipukul di depan badan dalam posisi raket condong ke depan dan merupakan hasil maksimal dari koordinasi antara gerakan badan, lengan dan pergelangan tangan.

Syahri Alhusin (2007: 43) menjelaskan bahwasmashyakni pukulanoverhead (atas) yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan tenaga penuh. Pukulan ini identik sebagai pukulan menyerang, dengan. tujuan utamanya adalah mematikan lawan. Karakter pukulan ini adalah keras dan lajushuttle cock cepat menuju lantai lapangan. Lebih lanjut Syahri Alhusin (2007: 44) menjelaskan bahwa pukulan ini membutuhkan kekuatan otot tungkai, bahu, lengan, kelentukan pergelangan tangan serta koordinasi gerak tubuh yang harmonis. Dalam praktik permainan, pukulan smash dapat dilakukan dalam sikap diam berdiri atau sambil loncat (jumping smash).


(38)

22

Demikian halnya menurut Tony Grice (2007: 85) pukulansmashadalah pukulan yang cepat, diarahkan ke bawah dengan kuat dan tajam untuk

mengembalikan bola pendek yang telah dipukul ke atas. Pukulansmashadalah pukulan ini hanya memberikan sedikit waktu pada lawan untuk bersiap-siap atau mengembalikan setiap bola pendek yang telah mereka pukul ke atas dengan secepat mungkin ( Icuk,Furqon, dan Kuntan, 2004 : 48). Semakin tajam sudut yang dibuat, semakin sedikit waktu yang dimiliki lawan untuk bereaksi. Selain itu semakin akuratsmashnya, semakin luas lapangan yang harus ditutupi lawan. Beberapa karakteristik darismashjuga menimbulkan masalah bagi pemain yang melakukannya. Jika smash dikembalikan hanya akan memiliki sedikit waktu untuk kembali ke tempat semula. Gerakansmash dalam permainan membutuhkan energi yang sangat banyak dan dapat

melelahkan dengan cepat,dengan demikian penting bagi atlet untuk memilih waktu yang tepat untuk menggunakansmashdengan efektif.

Untuk melakukan sebuahsmashbukan suatu hal yang mudah dan perlu adanya latihan. Menurut Tony Grice (2007: 86) ada tiga tahapan dalam melakukan gerakansmashantara lain:

a. Fase persiapan

1) Grip handshake atau pistol

2) Kembali ke posisi menunggu atau menerima

3) Memutar bahu dengan tungkai yang diangkat di bagian belakang

4) Menggerakkan tangan yang memegang raket ke atas dengan kepala raket mengarah ke atas


(39)

5) Membagikanberat badan secara seimbang pada bagian depan telapak kaki

Gambar 6. Fase Persiapan

Sumber :Tony Grice (2007: 86)

b. Fase persiapan

1) Grip handshake atau pistol

2) Kembali ke posisi menunggu atau menerima

3) Memutar bahu dengan tungkai yang diangkat di bagian belakang

4) Menggerakkan tangan yang memegang raket ke atas dengan kepala raket mengarah ke atas

5) Membagikanberat badan secara seimbang pada bagian depan telapak kaki

Gambar 7. Fase Pelaksanaan Sumber :Tony Grice (2007: 86)


(40)

24

c. Fasefollow-through

1) Tangan mengayun ke depan melintas tubuh

2) Gunakan gerakan menggunting dan dorong tubuh dengan menggunakan kedua tungkai

3) Gunakan momentum gerakan mengayun untuk kembali ke bagian tengah lapangan.

Gambar 8. Fase Follow Trrough Sumber :Tony Grice (2007: 86)

Kesimpulan yang dapat dikutip dari para pendapat ahli di atas, smashialah pukulan atas yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan tenaga yang penuh serta di dukung dengan teknik yang baik. Tujuan utamanya ialah menyerang daerah petahanan lawan.

G. Penelitian Relevan

Pukulansmashmerupakan pukulan yang keras dan tajam, bertujuan untuk mematikan lawan secepat-cepatnya. Arti penting dari pukulansmashadalah pukulan ini hanya memberikan sedikit waktu pada lawan untuk bersiap-siap atau mengembalikan setiap bola pendek yang telah mereka pukul ke atas


(41)

dengan secepat mungkin. Gerakansmashdalam permainanmembutuhkan energi yang sangat banyak itu artinya kemampuan fisik harus prima.

Faktor-faktor kondisi fisik yang dibutuhkan dalam bermainbadmintonialah kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan,

koordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan reaksi.

Dengan itu dalam kajian ini faktor kondisi fisik yang akan dikaji adalah kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai, karena untuk meningkatkan kemampuan bermainbadmintonperlu diketahui seberapa besar hubungan faktor-faktor tersebut ikut berpengaruh terhadap hasil permainanbadminton khususnya dalam pelaksanaan pukulansmash.

H. Kerangka Berfikir

1. Hubungan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Keterampilan Smash Dalam Badminton.

Kekuatan ataustrengthkomponen kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja tertentu (M. Sajoto, 1988: 58).

Kekuatan otot lengan merupakan salah satu komponen fisik yang harus dikembangkan kekuatannya agar dapat mengarahkan raket untuk memukul shuttle cockdengan kuat dan akurat sehingga menghasilkansmashyang baik. Besar kecilnya kekuatan dipengaruhi oleh otot yang melekat dan membungkus lengan tersebut.


(42)

26

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot lengan dan otot tungkai mempunyai hubungan yang positif terhadap keterampilansmashdalambadminton.

2. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Keterampilan Smash Dalam Badminton.

Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya gravitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh. Kecepatan dan keseimbangan erat dengan gerakan tungkai yang merupakan fondasi bagi semua keahlian dasar dalambadmintondan juga untuk membentuk gerakan tungkai yang efektif sehingga mampu menjangkau hasil loncatan yang maksimal. Tungkai memiliki peranan yang penting karena tungkai memberikan keseimbangan pada tubuh saat akan melakukan loncatan, juga memberikan dorongan yang besar pada saat melaksanakan loncatan. Latihan kondisi fisik yang bertujuan untuk mencapai dan mengembangkan komponen-komponen kebugaran secara terpadu, terutama kekuatan otot lengan dan tungkai kiranya dapat juga meningkatkan pukulan smash. Kemampuansmashyang baik tidak terlepas dari dukungan gerakan yang

dihasilkan oleh kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai , hal ini dapat kita lihat pada hasilsmashyang dilakukan oleh lengan dengan kekuatan otot tungkai akan menghasilkan kecepatan yang optimal. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot lengan dan otot tungkai mempunyai hubungan yang positif terhadap keterampilansmashdalambadminton.


(43)

3. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Keterampilan Smash Dalam Badminton.

Bertolak dari uraian di atas, maka disini akan diuraikan mengenai keterkaitan antara kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.

Usaha mencapai prestasi di dalam olahraga tentunya terdapat faktor penunjang sekaligus mempunyai peranan penting seperti faktor teknik, fisik, mental yang matang selain harus ada kemampuan dari dalam diri sendiri, tekun berlatih, disiplin, tidak mudah putus asa, adanya sarana prasarana yang memadai bahkan sampai makanan yang dikomsumsi seorang atlet haruslah bergizi tinggi serta melihat dan meninggikan selalu petunjuk dari seorang pelatih. Disamping itu seorang atlet harus

meningkatkan kondisi fisik dasar yang harus diberikan sebelum program khusus. Latihan dasar yang sangat pokok meliputi latihan peningkatan kekuatan, kecepatan, daya ledak, kelenturan dan daya tahan khusus serta umum (Sajoto, 1995).

PBSI (1985 : 103) bahwa agar bola di pukul pada titik kulminasi tertinggi maka ayunan raket harus dilakukan dengan tangan lurus ke atas, apalagi ditambah dengan lompatan. Oleh sebab itulah, maka penulis ingin membuktikan data secara empiris bagaimana hubungan kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengansmashdalambadminton.


(44)

28

I. Hipotesis

Menurut Arikunto (2002:67) hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Menurut Sutrisno Hadi (1983: 257) bahwa hipotesis adalah suatu pernyataan yang lemah kebenarannya, oleh karena itu perlu diuji kebenarannya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah suatu konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah

penelitian, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah:

H1 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan

keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.

H1: Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan

keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.

H2 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai

dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa

ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metrotahun pelajaran 2013/2014. H2 : Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan

keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.


(45)

H3 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan

otot tungkai dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014. H3 : Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan otot

tungkai dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.


(46)

30

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan metode atau alat bantu yang tepat penelitian yang dilaksanakan akan lebih terarah dan dapat memperoleh hasil yang baik sesuai dengan tujuan yang diharapakan. Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Sedangkan menurut Sukardi (2003) metodologi penelitian adalah ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mencari, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2008: 131) Penelitian deskriptif korelasi adalah penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih dan untuk mengetahui berapa besarnya

sumbangan (kontribusi) variabel bebasnya atau X terhadap variabel terikat atau Y.


(47)

Berdasarkan kutipan di atas yang dimaksud dengan metode penelitian adalah ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mengumpulkan data penelitian untuk di uji kebenarannya.

Menurut Riduwan (2005 : 207) metode deskriptif korelasional yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya. Menurut Riduwan (2005:141) analisis korelasi ganda untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y).

Menurut Arikunto (2002) Penelitian deskriptif korelasional atau penelitian korelasional yaitu untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara kedua variabel atau lebih. Tujuan penelitian korelasional untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu. Sedangkan menurut Riduwan (2005: 49)

penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan dan seberapa jauh hubungan antara dua variabel atau lebih.

Untuk mengetahui hubungan kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional.


(48)

32

B. Variabel Dan Data Penelitian

1. Variabel

Menurut Margono (2005: 133) bahwa variabel adalah pengelompokkan yang logis dari dua atribut atau lebih. Variabel adalah suatu gejala yang bervariasi yang menjadi obyek penelitian (Arikunto, 2002: 118). Dalam hal ini terdapat dua macam variabel, yaitu : Menurut Suharsimi Arikunto variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian, dalam hal ini terdapat dua macam variabel, yaitu :

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya yang berguna untuk meramalkan dan

menerangkan nilai variabel yang simbolkan dengan (X). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai. Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung pada varibel lainnya yang berguna untuk meramalkan dan menerangkan nilainya. Variabel ini disimbolkan dengan (X) . Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah kekuatan otot lengan (X1) dan

kekuatan otot tungkai (X2).

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainnya bergantung pada variabel lainnya dan merupakan variabel yang diterangkan nilai dan dilambangkan dengan (Y). Variabel ini dilambangkang dengan (Y). Variabel terikatnya adalah keterampilansmashdalambadminton(Y).


(49)

Hubungan antara dua variabel bebas (kekuatan otot lengan dan otot tungkai) dengan variabel terikat (keterampilansmashdalambadminton) dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 9. Desain Penelitian. Keterangan :

X1 : Kekuatan otot lengan

X2 : Kekuatan otot tungkai

Y : Keterampilansmashdalambadminton 2. Data Penelitian

Data merupakan keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang dikumpulkandari suatu populasi atau bagian populasi yang akan digunakan untuk menerangkanciri-ciri populasi yang bersangkutan (Lungan, 2006: 13). Menurut Hasan (2009:16) data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupasesuatu yang diketahui atau dianggap. Dari pendapat para ahli tersebut, dapat

X1

X2


(50)

34

disimpulkan bahwa data merupakan fakta atau keterangan yang dikumpulkan dari suatu populasi untuk menjelaskan karakteristik

populasi tersebut. Agar data dapat menerangkan ciri-ciri populasi dengan benar, maka menurut Lungan (2006: 14) data tersebut harus memenuhi kriteria. Menurut Surisman (2010: 84) data hadil pengukuran melalui alat penilaian tertentu, misalnya tes, baik tes objektif maupun tes esai, berupa data kuantitatif, yakni angka-angka atau bilangan numerik.

Menurut Lungan (2006: 9), data dibedakan atas beberapa bagian sebagai berikut:

a. Menurut Sifatnya

1.) Data kualitatif data kualitatif disajikan bukan dalam bentuk bilangan-bilangan (non-numerik) seperti suku bangsa, jenis kelamin, agama, dan kualitas barang.

2.) Data kuantitatif data kuantitatif disajikan dalam bentuk bilangan-bilangan seperti jumlah mahasiswa menurut jurusan.

b. Menurut Cara Memperolehnya

1.) Data primer data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari lapangan melalui percobaan, survei dan observasi.

2.) Data sekunder data sekunder diperoleh dari data primer, biasanya dalam publikasi.

3) Data berkala data berkala merupakan data yang dikumpulkan setiap periode tertentu.


(51)

c. Menurut Sumber

1) Data internal data internal merupakan data yang dikumpulkan oleh unit kerja tertentu dalam lingkungannya untuk keperluan sendiri.

2) Data eksternal Data eksternal merupakan data yang diambil dari unit lain.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Arikunto (2002: 130) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut Sudjana (2002) populasi adalah totalitas nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran kualitatif atau kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sedangkan menurut Riduwan (2005: 10) populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.

Dari ketiga pendapat di atas dapat penulis simpulkan populasi adalah keseluruhan subyek yang diteliti dan yang akan diketahui hasil totalitas yang mungkin baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Berdasarkan pendapat di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa ekstrakurikulerbadmintonSMP Negeri di Kota Metro (SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 3 sebanyak 30 siswa).


(52)

36

2. Sampel

Sampel penelitian adalah suatu objek yang akan menjadi bahan penelitian. Dalam suatu proses penelitian, akan tetapi dapat dilakukan terhadap sebagian dari jumlah populasi tersebut. Suharsimi Arikunto (2002:72) di dalam bukunya menjelaskan sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sudjana (2006:6) sampel adalah

sebagian dari populasi yang dimiliki staf dan karakter yang sama sehingga betul-betul dapat mewakili populasi. Adapun besarnya sampel yang akan diteliti, Suharsimi Arikunto menjelaskan, untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih baik di ambil semua, sehingga penilitian ini disebut penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat di ambil antara 10–15% atau 20–25%.

Teknik sempel yang di gunakan pada penelitian ini adalah total sampling atau populasi sampel yaitu seluruh siswa yang mengikuti ekstrakulikuler badmintonmenjadi sampel dalam penelitian inib .

D. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2002: 112) instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Keberhasilan suatu penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji melalui instrumen tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


(53)

1. Tes Kekuatan Otot Lengan

Kemenpora (2005 : 25) bahwa tes untuk mengukur kekuatan otot lengan menggunakanpush dynamometer.Satuan dalam instrumen push

dynamometerini adalah kilogram. Memiliki indeks validitas sebesar 0,63 dan reliabilitas 0,63 (lampiran 8 : 67).

Tujuan : Untuk mengukur kekuatan otot lengan dalam mendorong Alat : Push dynamometer

Petugas : Pemandu tes dan pencatat skor

Pelaksanaan : Peserta tes berdiri tegak dengan kaki terbuka selebar bahu dan pandangan lurus ke depan. Tangan memegang push dynamometer dengan kedua tangan di depan dada. Posisi lengan dan tangan lurus dengan bahu. Dorong alat tersebut sekuat tenaga. Pada saat mendorong, alat tidak boleh menempel pada dada, sedangkan tangan dan siku tetap sejajar bahu. Tes dilakukan sebanyak tiga kali.

Penilaian : Skor kekuatan dorong terbaik dari tiga kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan kg, dengan tingkat ketelitian 0,5 kg. Tabel 1. Norma Penilaian Kekuatan Otot Lengan Putra.

No Klasifikasi Skor

1 Sangat baik > 44

2 Baik 3543,50

3 Sedang 2634,50

4 Kurang 1825,50

5 Kurang sekali < 17,50


(54)

38

Tabel 2. Norma Penilaian Kekuatan Otot Lengan Putri.

No Klasifikasi Skor

1 Sangat baik > 39

2 Baik 30-38

3 Sedang 22-29

4 Kurang 15-21

5 Kurang sekali <14

Sumber : PBSI. 2001.Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis.

Gambar 10. TesPush Dynamometer.

2. Tes Kekuatan Otot Tungkai

Kemenpora (2005 : 22) bahwa tes untuk mengukur kekuatan otot tungkai adalah dengan menggunakan alatLeg Dynamometer.Validitas tes adalah face validity,alat ini valid karena sudah ditera oleh BMG dan terdapat di laboratorium Penjaskes FKIP Universitas Lampung. Dan tingkat

reliabilitas dengan tesretestadalah 0,872.

Tujuan : Untuk pengukuran kekuatan otot tungkai. Fasilitas : Blangko hasil pengukuran


(55)

Pelaksanaan : Berdiri di atas papan dinamometer kaki. Tapak kaki selebar ± 15 cm. Kedua tapak tangan berpegangan pada pegangan dinamometer kaki/tapak tangan hadap ke belakang. Kedua lutut bengkok, sedangkan punggung tegak. Testee dengan kepala tegak dan punggung tetap lurus berusaha meluruskan kedua lutut semaksimal mungkin sebagai

pertanda/upaya mendapatkan kekuatan otot-otot kaki maksimal, seperti terlihat pada jarum penempatan terakhir.

Penilaian : Angka yang ditunjukkan pada dynamometer saat melakukan pelurusan kedua lutut.

Tabel 3. Norma Penilaian Kekuatan Otot Tungkai Putra.

No Klasifikasi Standar Nilai

1 Sangat baik > 54,50

2 Baik 44,5054

3 Sedang 33,5044

4 Kurang 24,5033

5 Kurang sekali < 24,00

Sumber : PBSI. 2001.Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis. Tabel 4. Norma Penilaian Kekuatan Otot Tungkai Putri.

No Klasifikasi Standar Nilai

1 Sangat baik > 37

2 Baik 2736,50

3 Sedang 1926,50

4 Kurang 1318,50

5 Kurang sekali < 13,50


(56)

40

Gambar 11. TesLeg Dynamometer.

3. Tes KeterampilanSmashdalamBadminton

Tujuan tes ketepatan smash adalah untuk mengukur ketepatansmash serangan kesasaran dengan tetap dan akurasi. Alat yang digunakan, lapangan bulutangkis,netdan tiang net, shuttlecock, 4 tabung, raket 2 buah, alat tulis, petugas pelambungshuttlecock, petugas pencatat dan pengawas pelaksanaan tes.

Pelaksanaan tes :

• Kedua tanda X menunjukkan tempat dimanasmasherberdiri untuk melakukan pukulansmash,

• Tastee melakukansmashdengan kekuatan penuh. • Tastee melakukansmashdengan kekuatan penuh.

• Shuttlecock dilambungkan atau diumpan ke atas ke arah peserta tes. Dengan atau tanpa menggunakan awalan, subjek melompat dan


(57)

memukulshuttlecock dengansmashke lapangan lawan dimana terdapat sasaran dengan angka-angka.

• Bola yang menyentuh batas sasaran dihitung telah masuk dengan angka tersebut, Skor 0 jika shuttlecock tidak melewati net atau jatuh keluar sasaran yang telah ditentukan.

• Kesempatan melakukansmashsebanyak sepuluh kali kesempatan. Untuk sasaransmashdapat dilihat pada gambar lapangan (daerah yang tidak berwarna hijau adalah daerah sasaransmash) di bawah ini :

1 2 3 4 x

x 1 2 3 4

Gambar 12. Lapangan Tes SmashBadmiton.

Sumber : PBSI. 2001.Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis. E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis dan mengolah data dari hasil tes kekuatan otot lengan (X1), kekuatan otot tungkai

(X2), dan hasil keterampilansmashdalambadminton(Y). Analisis data


(58)

42

penelitian. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik korelasiproduct momentdan korelasi ganda (multiple corelation). 1. Uji KorelasiProduct Moment

a. Mencari Koefisien Korelasi

Menurut Riduwan (2005 : 98) untuk menguji hipotesis antara Xi

dengan Y digunakan korelasiproduct momentdengan rumus :

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

X.Y

ΣY

-ΣY

n

X

Σ

-X

Σ

n

ΣY

X

Σ

-X.Y

Σ

n

r

=

Keterangan :

rxy : Koefesien korelasi

n : Jumlah sampel X : Skor variabel X Y : Skor variabel Y

∑ X : Jumlah skor variabel X ∑ Y : Jumlah skor variabel Y

∑ X2 :Jumlah kuadrat skor variabel X Y2 : Jumlah kuadrat skor variabel Y

Dalam Sugiyono (2008: 226) Kuatnya hubungan antar variabel

dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan antara dua variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi = 1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna. Jika didapat r = -1 maka terdapat korelasi negatif sempurna, artinya setiap peningkatan pada variabel tertentu maka terjadi


(59)

diperoleh korelasi positif sempurna. Artinya ada hubungan yang positif antara variabel, dan kuat atau tidaknya hubungan ditunjukkan oleh besarnya nilai koefisien korelasi. Dan koefisien korelasi adalah 0 maka tidak terdapat hubungan.

Tabel 5. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r. Interval Koefisien Korelasi Interpretasi Hubungan

0,80 - 1,00 0,60 - 0,79 0,40 - 0,59 0,20 - 0,39 0,00 - 0,19

Sangat kuat Kuat Cukup kuat

Rendah Sangat rendah b. Mencari Kontribusi

Untuk mengetahui kontribusi variabel X terhadap Y dicari dengan menggunakan rumus koefisien determinasi (Riduwan, 2005: 139): KP = r2 x 100 %

Keterangan :

KP = Nilai koefisien determinasi r2 = Koefisien korelasi dikuadratkan c. Uji Signifikansi

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi, menggunakan rumus uji-t:

2

r

1

2

n

r

t

=

Keterangan : t : Nilai thitung

r : Koefisien korelasi hasil rhitung


(60)

44

Distribusi tabel t untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n-2 dengan uji satu pihak. Kaidah pengujian jika thitung> dari ttabelberarti

maka tolak Ho, artinya ada hubungan yang signifikan. 2. Uji Korelasi Ganda

a. Mencari Koefsien Korelasi Ganda

Untuk mengetahui hubungan kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan keterampilansmashdalambadminton, maka digunakan rumus:

( )( )( )

2 X X X X Y X Y X 2 Y X 2 Y X Y X X 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 r 1 r r r 2 r r R − − + = Keterangan : Y X X1 2

R

: Koefisien korelasi ganda Υ

X1

r

: Koefisien korelasi X1terhadap Y

Υ

X2

r

: Koefisien korelasi X2terhadap Y

2 1x

x

r

: Koefisien korelasi X1terhadap X2

b. Mencari Kontribusi

Selanjutnya untuk mengetahui kontribusi variabel X1dan X2secara

bersama-sama terhadap Y dicari dengan menggunakan rumus : KP = R2 x 100 %

Keterangan :

KP = Nilai koefisien determinasi


(61)

c. Uji Signifikansi

Selanjutnya dilakukan pengujian signifikan dengan rumus :

(

)

1 k n 2 R 1

k 2 R F

− − −

=

Keterangan :

F : Uji keberartian korelasi ganda R : Koefisien korelasi ganda k : Jumlah variabel bebas n : Jumlah sampel

Jika Fhitung>Ftabeltolak Ho, artinya signifikan. Jika Fhitung< Ftabel maka

terima Ho, artinya tidak signifikan. Dimana distribusi dk pembilang (k=2) dan dk penyebut (n-k-1) dengan mengambil taraf ujiα= 0,05.


(62)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.

2. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.

3. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi siswa dalam usaha meningkatkan keterampilan smash-nya maka

perlu memiliki atau meningkatkan terlebih dahulu unsur-unsur kondisi fisik seperti kekuatan otot terutama pada otot lengan dan otot tungkai agar dapat hasil yang optimal.


(63)

2. Guru Pendidikan Jasmani dalam usaha meningkatkan keterampilan smash siswa perlu melatih unsur kondisi fisik siswa terlebih dahulu guna

pencapaian prestasi yang maksimal.

3. Bagi peneliti lain bahwa masih ada unsur lain yang mempengaruhi hasil keterampilan smash, hal ini dapat diteliti guna mengetahui unsur-unsur lain yang dapat meningkatkan penguasaan keterampilan smash.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Alhusin, Syahri. 2007.Gemar Bermain Bulutangkis. CV Seti-Aji. Surakarta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Bompa, Tudor. 1990. Theory and Methodology of Training. Toronto: York University.

Depdiknas. 2004.Belajar Gerak (Makalah). Kemenpora. Jakarta.

Emzir. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Grice, Tony. 1999.Bulutangkis : Petunjuk Praktis Untuk Pemula dan Lanjut. Alih Bahasa Oleh Eri Desmarini Nasution. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hadi, Sutrisno. 1983.Metodologi Research. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Harsono 1998.Coaching dan Aspek Psikologi dalam Coaching.Penerbit Tambak Kusuma. Jakarta.

Icuk, Furqon, dan Kunta. 2004.Total Badminton. Cv Styaki Eka Anugrah. Solo Kemenpora RI. 2005.Panduan Penetapan Parameter Tes Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan. Jakarta.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Lungan R. 2006.Aplikasi Statistik Hitung Peluang. Bandung

Nurhasan. 1986.Tes dan Pengukuran. Universitas Terbuka. Jakarta. PBSI. 1985. Pola Pembinaan Bulutangkis Nasional. PBSI. Jakarta.

Poerwadarminto. 1996.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.

Margono, S. 2005.Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. McClenaghan, Pate Rotella. 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan.Alih Bahasa


(65)

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula.Penerbit: Alfabeta. Bandung.

Rotella, Pate. 1993.Anatomi Tubuh Manusia. Balai Pustaka. Jakarta

Sajoto, Mochamad. 1988.Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Subardjah, Herman. 2000. Bulutangkis. Depdiknas. Dirjen Pend. Dasar dan Menengah. Jakarta.

Sudjana. 2002.Metoda Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung. Sugiyono. 2008.Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. Suharjana. 2004.Kebugaran Jasmani. FIK UNY. Yogyakarta.

Sukardi. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Surisman.2008. Statistik. Bahan ajar. Unila.

Srisman. 208. Evaluasi . Bahan ajar. Unila.

Tarigan, Herman. 2013. Peraturan Permainan Bulutangkis dan Rekomendasi Untuk Pejabat Teknik lapangan. Bahan Ajar. Unila.

Unila. 2009.Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2008.Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara. Jakarta.

Winkel, W. S. 1997.Teacher Affectifeness Training.Houghton Mifflin Company. New Jersey.


(66)

(1)

45

c. Uji Signifikansi

Selanjutnya dilakukan pengujian signifikan dengan rumus :

(

)

1 k n 2 R 1 k 2 R F − − − =

Keterangan :

F : Uji keberartian korelasi ganda R : Koefisien korelasi ganda k : Jumlah variabel bebas n : Jumlah sampel

Jika Fhitung>Ftabeltolak Ho, artinya signifikan. Jika Fhitung< Ftabel maka

terima Ho, artinya tidak signifikan. Dimana distribusi dk pembilang (k=2) dan dk penyebut (n-k-1) dengan mengambil taraf ujiα= 0,05.


(2)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.

2. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.

3. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan keterampilansmashdalambadmintonpada siswa ekstrakurikuler SMP Negeri Kota Metro tahun pelajaran 2013/2014.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi siswa dalam usaha meningkatkan keterampilan smash-nya maka

perlu memiliki atau meningkatkan terlebih dahulu unsur-unsur kondisi fisik seperti kekuatan otot terutama pada otot lengan dan otot tungkai agar dapat hasil yang optimal.


(3)

54

2. Guru Pendidikan Jasmani dalam usaha meningkatkan keterampilan smash siswa perlu melatih unsur kondisi fisik siswa terlebih dahulu guna

pencapaian prestasi yang maksimal.

3. Bagi peneliti lain bahwa masih ada unsur lain yang mempengaruhi hasil keterampilan smash, hal ini dapat diteliti guna mengetahui unsur-unsur lain yang dapat meningkatkan penguasaan keterampilan smash.


(4)

Alhusin, Syahri. 2007.Gemar Bermain Bulutangkis. CV Seti-Aji. Surakarta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Bompa, Tudor. 1990. Theory and Methodology of Training. Toronto: York University.

Depdiknas. 2004.Belajar Gerak (Makalah). Kemenpora. Jakarta.

Emzir. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Grice, Tony. 1999.Bulutangkis : Petunjuk Praktis Untuk Pemula dan Lanjut. Alih Bahasa Oleh Eri Desmarini Nasution. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hadi, Sutrisno. 1983.Metodologi Research. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Harsono 1998.Coaching dan Aspek Psikologi dalam Coaching.Penerbit Tambak Kusuma. Jakarta.

Icuk, Furqon, dan Kunta. 2004.Total Badminton. Cv Styaki Eka Anugrah. Solo Kemenpora RI. 2005.Panduan Penetapan Parameter Tes Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan. Jakarta.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Lungan R. 2006.Aplikasi Statistik Hitung Peluang. Bandung

Nurhasan. 1986.Tes dan Pengukuran. Universitas Terbuka. Jakarta. PBSI. 1985. Pola Pembinaan Bulutangkis Nasional. PBSI. Jakarta.

Poerwadarminto. 1996.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.

Margono, S. 2005.Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. McClenaghan, Pate Rotella. 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan.Alih Bahasa


(5)

56

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula.Penerbit: Alfabeta. Bandung.

Rotella, Pate. 1993.Anatomi Tubuh Manusia. Balai Pustaka. Jakarta

Sajoto, Mochamad. 1988.Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Subardjah, Herman. 2000. Bulutangkis. Depdiknas. Dirjen Pend. Dasar dan Menengah. Jakarta.

Sudjana. 2002.Metoda Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung. Sugiyono. 2008.Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. Suharjana. 2004.Kebugaran Jasmani. FIK UNY. Yogyakarta.

Sukardi. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Surisman.2008. Statistik. Bahan ajar. Unila.

Srisman. 208. Evaluasi . Bahan ajar. Unila.

Tarigan, Herman. 2013. Peraturan Permainan Bulutangkis dan Rekomendasi Untuk Pejabat Teknik lapangan. Bahan Ajar. Unila.

Unila. 2009.Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2008.Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara. Jakarta.

Winkel, W. S. 1997.Teacher Affectifeness Training.Houghton Mifflin Company. New Jersey.


(6)

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN LATIHAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING PADA SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DI SMA MUHAMMADIYAH GISTING

2 53 66

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KETERAMPILAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA SMP NEGERI 3 KALI PASIR LAMPUNG TIMUR

0 2 1

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN PRESTASI RENANG 25 METER GAYA BEBAS PADA MAHASISWA PENJASKES ANGKATAN 2012 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 47

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN OTOT LENGAN TERHADAP TEKNIK DASAR TIGER SPRONG PADA SISWA KELAS IX B SMP NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 7 49

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN MENDORONG DAN OTOT LENGAN MENARIK TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013/2014

0 10 46

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP BACKHAND PADA PERMAINAN BULU TANGKIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 20 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 50

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG PADA SISWA KELAS X SMK YAGSMI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 19 67

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI DENGAN KETERAMPILAN SMASH DALAM BADMINTON PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 40 66

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 33 73

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER PADA SISWA SMK GUNA DHARMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

0 8 59