Dengan membuat periodisasi maka dapat di lihat terjadi pergeseran
perekembanganperubahan peraturan
kelembagaan perusahaan pembiayaan leasing dari tahun ke tahun. Dengan hal ini
akan terjawab rumusan masalah perkembangan apa yang terjadi dalam kelembagaan leasing dari sebelum tahun 1973 sampai sekarang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan 2 dua manfaat: 1.
Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu hukum khususnya
hukum bisnis salah satunya kegiatan sewa guna usaha leasing
dalam kaitannya
dengan perkembangan
peraturan leasing.
Penelitian ini
berfokus pada
perkembangan peraturan leasing yang menurut penulis dinilai memiliki nilai yang menjadi dasar terjadinya
perubahan dari peraturan yang lama ke yang baru, sehingga penelitian ini dapat memberikan tambahan
pengetahuan secara akademisi dalam pengembangan ilmu hukum.
2. Manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran dan evaluasi bagi pembuat peraturan untuk lebih cermat dalam merancang dan
mengeluarkan suatu produk peraturan agar senantiasa tidak bermasalah dalam penerapannya.
E. Landasan Teori
Teori dalam penelitian ini adalah Teori perkembangan hukum.
Sebagaimana dikemukakan oleh Lawrence M. Friedman bahwa
perubahan hukum akan mengikuti perkembangan dan bergantung pada perubahan sosial.
6
Demikian bahwa hukum berkembang sejalan dengan
perkembangan kondisi di masyarakat juga. Selanjutnya Friedman
menjelaskan bahwa secara teoritis perubahan hukum dapat dilihat dari empat tipe perubahan, menurut titik awal perubahannya dan titik
dampak akhirnya. 1.
Perubahan yang berawal dari luar sistem hukum, yakni, dari masyarakat, tetapi mempengaruhi sistem hukum saja dan
berakhir di sana seperti sebuah peluru yang ditembakkan dan sampai ke sasarannya.
2. Perubahan yang berawal dari luar sistem hukum dan
melewati sistem hukum tersebut dengan atau tanpa proses internal tertentu kemudian sampai ke titik dampak di luar
sistem hukum, yakni, di masyarakat. 3.
Perubahan yang berawal dari sistem hukum dengan menghasilkan dampak di dalam sistem hukum juga.
4. Perubahan yang berawal dari dalam sistem hukum,
kemudian menebus sistem hukum tersebut dengan dampak akhir di luarnya, yakni, di masyarakat.
7
Kelembagaan berasal dari kata lembaga
8
, yang berarti aturan dalam organisasi atau kelompok masyarakat untuk membantu
6
Lawrence M. Friedman, Terjemahan oleh M. Khozim, Nusa Media, 2009, h. 353.
7
Ibid., h. 353-354.
anggotanya agar dapat berinteraksi satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu lembaga juga dapat
diartikan sebagai aturan dalam sebuah kelompok social yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor social, politik dan ekonomi.
9
Kelembagaan, institusi, pada umumnya lebih di arahkan kepada organisasi, wadah atau pranata. Organisasi berfungsi sebagai wadah
atau tempat, sedangkan pengertian lembaga mencakup juga aturan main, etika, kode etik, sikap dan tingkah laku seseorang atau suatu
organisasi atau suatu sistem. Kelembagaan adalah sebagai aturan main rule of the game
dalam masyarakat. Aturan main tersebut mencakup regulasi yang memaparkan masyarakat untuk melakukan interaksi. Kelembagaan
dapat mengurangi ketidakpastian yang inheren dalam interaksi manusia melalui penciptaan pola prilaku.
10
Demikian bahwa lembaga hukum dapat diartikan sebagai aturan hukum atau hukum positif yang lahir
untuk mengatur perilaku tertentu dalam kehidupan masyarakat. Dalam setiap kehidupan, hukum menjadi pegangan setiap orang
agar hidup mereka aman dan nyaman tanpa gangguan dari orang lain, Oleh karena itu, lembaga-lembaga ekonomi juga harus di atur oleh
hukum atau ada lembaga hukum yang melindungi baik pelaku ekonomi
8
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “lembaga” antara lain diartikan sebagai 1 ‘asal mula yang akan menjadi sesuatu’; bakal binatang, manusia,
tumbuhan’; 2 ‘bentuk rupa, wujud yang asli’; 3 ‘acuan, ikatantentang mata cincin dsb’; 4 ‘badan organisasi yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan
keilmuan atau melakukan sesuatu usaha; dan 5 ‘pola perilaku manusia yang mapan, terdiri atas interaksi sosial berstruktur di suatu kerangka nilai yang relevan.
9
http:mardianpratama10.blogspot.co.id, di kunjungi pada tanggal 19 juli pukul 10. 29.
10
Ahmad Erani Yustika, Op. Cit., h. 26.
maupun kegiatan ekonomi itu sendiri agar pada prosesnya lembaga- lembaga tersebut dapat terlaksana dengan baik. Sehingga tuntutan yang
terjadi dalam bidang ekonomi akan menghasilkan perubahan di bidang lembaga hukum.
11
Pengertian lembaga hukum kelembagaan diberi predikat sebagai kerangka hukum atau hak-hak alamiah natural rights yang mengatur
tindakan individu. Kelembagaan dimengerti sebagai apapun yang berhubungan dengan “prilaku ekonomi” economic behavior.
Kelembagaan akan lebih akurat bila didefinisikan sebagai aturan- aturan. Kelembagaan sebagai aturan main rule of the game dalam
masyarakat. Kelembagaan bisa dipilah dalam dua klasifikasi. Pertama, bila berkaitan dengan proses, maka kelembagaan merujuk kepada
upaya untuk mendesain pola interaksi antara pelaku ekonomi sehingga mereka bisa melakukan kegiatan transaksi. Kedua, jika berhubungan
dengan tujuan, maka kelembagaan berkonsentrasi untuk menciptakan efisiensi ekonomi berdasarkan struktur kekuasaan ekonomi, politik, dan
sosial antara pelakunya.
12
Fiedman mengatakan bahwa: Peraturan-peraturan berubah ketika
latar belakang sosialnya berubah.
13
Dengan kata lain bahwa lembaga hukum akan mengalami perubahan seiring dengan terjadinya perubahan
dalam kelompok atau golongan masyarakat yang menjadi objek dari lembaga hukum tersebut yang dalam konteks penelitian ini yaitu para
11
Lawrence M. Fiedman, Op. Cit., h. 361.
12
Ibid., h. 23-24.
13
Ibid., h. 401.
pelaku usaha yang bergerak dalam bidang lembaga pembiayaan. Mereka naik dan turun seiring dengan naik dan turunnya kekuatan
sosial, seperti sebuah gelombang pasang yang patuh kepada pengaruh terhadap kekuatan yang tidak kasat mata.
14
Lembaga pembiayaan financing institution adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana
atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Lembaga pembiayaan financing institution dalam
kegiatan usahanya lebih menekankan pada fungsi pembiayaan. Kegiatan lembaga pembiayaan di atur dengan Keppres No. 61 Tahun
1988 tentang Lembaga Pembiayaan dan Keputusan Menteri Keuangan No. 1251 Tahun 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
Lembaga Pembiayaan. Berdasarkan kedua peraturan tersebut yang dapat melakukan kegiatan dalam lembaga pembiayaan adalah bank,
lembaga keuangan bukan bank, dan berbentuk badan Hukum Perseroan Terbatas.
15
Sewa guna usaha merupakan suatu equipment funding, yaitu kegiatan pembiayaan yang disediakan lessor dalam bentuk peralatan
atau barang modal yang diperlukan oleh lessee guna menjalankan usahanya. Di Indonesia, secara formal keberadaan sewa guna usaha di
Indonesia masih relative baru, yaitu dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan
14
Ibid., h. 401.
15
Sunaryo, Op. Cit., h. 12.
Menteri Peradangan No. 122, No. 32, No. 30 Tahun 1974 tentang Perizinan Usaha Leasing.
16
Pengertian leasing sebagai lembaga hukum sewa guna usaha leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal, baik secara finance lease maupun operating lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala. Sewa guna usaha merupakan suatu kontrak atau persetujuan sewa-menyewa antara lessor dengan
lessee. Objek sewa guna usaha adalah barang modal, dan pihak lessee mempunyai hak opsi dengan harga berdasarkan nilai sisa. Dengan hal
ini leasing merupakan lembaga privat dimana perubahan kelembagaan dianggap sebagai dampak dari perubahan kepentingankonfigurasi
pelaku ekonomi. Perubahan kelembagaan sengaja didesain untuk memengaruhi mengatur kegiatan ekonomi. Pada posisi ini,
kelembagaan ditempatkan secara aktif sebagai instrumen untuk mengatur kegiatan ekonomi.
17
Dengan demikian perkembangan lembaga hukum dalam bidang pembiayaan akan berubah mengikuti
gejolak pelaku usaha leasing.
F. Metode Penelitian