Latar Belakang Layanan Mediasi Bimbingan Dan Konseling Di Madrasah Tsanawiyah Muhamadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah sebagai lembaga menyelenggarakan pendidikan merupakan tempat berkumpul peserta didik dari berbagai latar belakang kondisi sosial, budaya, suku bangsa, dan agama. 1 Dengan kondisi yang heterogen tersebut, akan menimbulkan munculnya berbagai permasalahan di . antara peserta didik. Ada peserta didik yang mampu mengatasi permasalahan, tetapi juga ada yang tidak mampu mengatasi permasalahan dan perlu dibantu pihak lain. 2 Dalam kontek orang yang berkompeten memberikan bantuan adalah tenaga dari Bimbingan dan Konseling. Bimbingan dan Konseling memiliki andil penting membantu peserta didik dalam mengetaskan permasalahannya. Hal ini merujuk kepada pengertian dari Bimbingan dan Konseling, bahwa bimbingan merupakan helping yang merupakan aiding berarti bantuan atau pertolongan. 3 Konseling merupakan pemberian bantuan kepada individu untuk mengatasi permasalahannya. 4 Sejalan dengan salah satu misi dari Bimbingan dan Konseling, yakni memfasilitasi pengetasan masalah 1 Hellen. A, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Quantum Teaching, 2005, h. 24 2 Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling Studi dan Karir, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010, h. 10 3 Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, h. 6 4 Farid Mashudi, Psikologi Konseling, Yogyakarta: IRCiSod, 2013, h. 18 2 bagi peserta didik. 5 Maka, wujud dari bantuan kepada peserta didik di . dalam lembaga pendidikan adalah berupa pemberian layanan, yang salah satunya adalah layanan mediasi. Layanan mediasi merupakan layanan baru hasil dari pengembangan BK pola 17 plus, yang merupakan bentuk perwujudan bantuan dalam hal menengahi, mengantarai, dan menghubungkan antara peserta didik yang dalam keadaan tidak harmonis. Dalam layanan mediasi terdiri dari beberapa pihak, yakni konselor yang merupakan perencana, dan penyelenggara, menghadapi klien yang terdiri dari dua pihak atau lebih, dua kelompok atau lebih, dan kombinasi sejumlah individu, dan kelompok. 6 Dalam layanan mediasi konselor berperan sebagai pihak yang menjadi penengah, pengantara, dan penghubung antara dua pihak klien atau lebih. Seperti dinyatakan oleh Rahmawati bahwa proses mediasi suatu prosedur yang menggunakan orang ketiga sebagai media untuk berkomunikasi pada kedua pihak yang terlibat konflik. Hal ini dipertegas oleh Deutsch yang dikutip Rahmawati bahwa: Mediasi adalah pemecahan masalah atau konflik yang dipasilitasi oleh pihak ketiga yang disepakati kedua belah pihak Acceptable Third Party , yang mana pihak ketiga membantu pihak-pihak yang berkonflik mencapai kesepakatan bersama secara kolaboratif, dan menghindari pemecahan konflik yang bertendensi win-lose . 7 5 Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Bandung: Yrama Widya, 2012, h. 36 6 Abu Bakar M. Luddin, Dasar-Dasar Konseling, Bandung: Cita Pustaka Media, 2010, h. 74 7 Eka Wahyuni Rahmawati, et.al., “Penerapan Layanan Mediasi untuk Membantu Menyelesaikan Konflik Interpersonal Siswa Kelas VIII-2 Smp Negeri 1 Larangan Pamekasa n”, http:ejournal.unesa.ac.id2013073op.htmltop. 3 Pelaksanaan layanan mediasi tidak perlu adanya pertikaian yang cukup besar antara dua pihak atau lebih, pertikaian sekecil apapun hendaknya sudah menjadi alasan untuk diselenggarakannya layanan mediasi. 8 Dalam pelaksanaan layanan mediasi, konselorlah yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan, dengan menggunakan berbagai pendekatan, dan teknik konseling. Hal yang terpenting dalam pelaksanaan layanan mediasi adalah penegakkan prinsip, dan asas-asas konseling harus mewarnai di . dalam proses mediasi, karena penegakkan asas-asas konseling dapat menunjang pencapaian tujuan yang hendak dicapai dalam layanan mediasi. Berdasarkan studi pendahuluan di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin, diperoleh informasi dari penuturan guru BK bahwa di madrasah tersebut telah menjalankan layanan mediasi. Dan guru BK sering menghadapi permasalahan perkelahian antar siswa, mengingat peserta didiknya yang cukup banyak dengan jumlah 823 siswa yang terdiri dari 511 siswa dan 312 siswi. Dengan banyak jumlah siswa, akan memicu timbulnya permasalahan perkelahian antar siswa sehingga dalam penyelesaian melalui layanan mediasi. Berdasarkan permasalahan di . atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Layanan Mediasi Bimbingan dan Konseling di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin ”.

B. Fokus Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS NILAI-NILAI ISLAMI DI MADRASAH TSANAWIYAH (STUDI Pengelolaan Bimbingan dan Konseling Berbasis Nilai-Nilai Islami di Madrasah Tsanawiyah Studi Situs Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Sragen.

0 2 14

Peran Guru Bimbingan dan Konseling Membantu Mengatasi Masalah Hubungan Sosial Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin.

0 0 8

Peran Guru Bimbingan dan Konseling Membantu Mengatasi Masalah Hubungan Sosial Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin.

0 3 83

Peran Guru Bimbingan dan Konseling Membantu Mengatasi Masalah Hubungan Sosial Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin.

0 0 7

Layanan Mediasi Bimbingan Dan Konseling Di Madrasah Tsanawiyah Muhamadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin.

0 0 3

Layanan Mediasi Bimbingan Dan Konseling Di Madrasah Tsanawiyah Muhamadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin.

0 0 2

Layanan Mediasi Bimbingan Dan Konseling Di Madrasah Tsanawiyah Muhamadiyah 3 Al-Furqan Banjarmasin.

0 1 2

PERANAN KONSELOR DALAM PELAYANAN PENDEKATAN KHUSUS BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PEMBINAAN TINGKAH LAKU SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH MUALLIMAT YAPEWI BANJARMASIN

0 0 9

MANAJEMEN PONDOK PESANTREN MODERN AL-FURQAN MUHAMMADIYAH 3 BANJARMASIN

0 0 15

PEMBINAAN NILAI DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB PADA PESERTA DIDIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MULAWARMAN, MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN DAN MADRASAH TSANAWIYAH SITI MARYAM KOTA BANJARMASIN TESIS

0 0 23