Tentang Pengawasan HASIL DAN PEMBAHASAN

11

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tentang Pengawasan

Untuk menganalisis pengawasan dalam bidang pertambangan batuan di Kabupaten Karangasem digunakan pendekatan perundang-undangan statute approach, melalui aturan hukum sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844; 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059; 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang – undangan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah 12 KabupatenKota Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5142; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5172; 10. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 04 P M Pertamben 1977 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Terhadap Gangguan dan Pencemaran sebagai Akibat Urusan Pertambangan Umum; 11. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Minera Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 341; 12. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2009 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 15; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem No 13 tahun 2012 tentang Pengelolaan Usaha Pertambangan Batuan Lembaran Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2012 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Karangasem No. 13. 13 Pengawasan merupakan factor yang sangat penting dalam penegakan hukum lingkungan. Tanpa adanya pengawasan, hukum lingkungan materiil tidak akan berarti dalam pengelolaan lingkungan hidup. Menurut Siti Sundari Rangkuti bahwa penegakan hukum lingkungan berkait erat dengan kemampuan aparatur dan kepatuhan warga masyarakat terhadap peraturan yang berlaku antara lain bidang hukum administrasi, hukum pidana dan juga hukum perdata. Oleh karena itu penegakan hukum lingkungan merupakan upaya untuk mencapai ketaatan terhadap peraturan dan persyaratan yang berlaku melalui pengawasan dan penerapan sanksi administrasi, pidana dan sarana perdata. Penegakan hukum menjadi begitu penting atau sangat dibutuhkan mengingat kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun dan mengancam kelangsungan kehidupan manusia serta makhluk lainnya. 8 J.B.J.M. Ten Berge mengemukakan bahwa kewajiban yang muncul dari peraturan perundang-undangan tidak selalu ditaati oleh subyek hukum. Hal tersebut bukanlah kenyataan baru. Sepanjang ada hukum, maka ada ketidakpatuhan terhadap hukum. Oleh sebab itu penegakan hukum dilaksanakan untuk mengatasi ketidakpatuhan dimaksud. Penegakan hukum dapat dilakukan melalui pengawasan dan penerapan sanksi dengan menggunakan berbagai sarana baik sarana hukum administrasi, hukum pidana maupun sarana hukum perdata agar ketentuan hukum yang berlaku dapat ditaati. 9 Menurut Kusnadi Harjasoemantri, pandangan berbagai kalangan yang memandang penegakan hukum hanyalah melalui proses peradilan dan pertanggungjawaban penegakan 8 Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional, Airlangga University Press, Surabaya, 1996, hal 190. 9 J.B.J.M. ten Berge, …… 14 hukum semata-mata adalah tanggung jawab aparat penegak hukum adalah sesuatu yang keliru. Penegakan hukum adalah merupakan kewajiban dari seluruh elemen masyarakat. 10 Dalam konsep hukum administrasi, pengawasan adalah bagian dari penegakan hukum. Pengawasan dimaksudkan sebagai langkah preventif untuk memaksakan agar orang mematuhi ketentuan yang ada, sedangkan sanksi merupakan langkah refresif untuk memaksakan kepatuhan warga masyarakat terhadap hukum. Dalam hal pengelolaan usaha pertambangan, pengawasan adalah hal yang harus menjadi perhatian utama, oleh karena usaha pertambangan potensial dengan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pengawasan adalah sarana penegakan hukum lingkungan yang sifatnya preventif, guna untuk memastikan peraturan perundang-undangan telah ditaati. Pengawasan ini ditujukan kepada pemberian penerangan dan saran serta upaya untuk meyakinkan seseorang dengan bijaksana agar beralih dari suasana pelanggaran ke tahap pemenuhan aturan. Menurut Moestaji pengawasan yang dilakukan pada kegiatan pertambangan meliputi: 1. Izin, apakah izin yang diterbitkan sudah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan juga sudah dirumuskan dengan jelas tentang persyaratan dan kewajiban yang harus dipenuhi. 2. Pelaksanaan ketentuan izin, untuk mengetahui apakah pemegang izin mematuhi ketentuan yang terdapat dalam izin. Pengawasan terletak pada pejabat pemberi izin di bidang pertambangan sesuai dengan kewenangannya. Kewenangan di bidang pertambangan diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah Tahun 2007 tentang Pembagian Kewenangan antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah dan juga berdasarkan UU No. 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara. Adapun kewenangan tersebut adalah: 10 Koesnadi Hardjasoemantri,……. 15 PP 38 tahun 2007 UU No. 4 Tahun 2009 No Kewenangan Pemerintah KabupatenKota Kewenangan Pemerintah kabupatenKota 1 Pembuatan Peraturan Daerah Kabupaten Kota tentang Mineral dan Batubara Pembuatan Peraturan Daerah Kabupaten Kota tentang Mineral dan Batubara 2 Penyusunan data dan informasi wilayah kerja usaha pertambangan mineral dan batubara skala KabupatenKota Pemberian IUP dan IPR, pembinaan, penyelesaian konflik masyarakat, dan pengawasan wilayah pertambangan di wilayah kabupatenKota. 3 Pemberian izin usaha pertambangan mineral dan batubara pada wilayahlintas kabupatenkota Pemberian IUP dan IPR pembinaan, penyelesaian konflik masyarakat dan pengawasan usaha pertambangan usaha operasi produksi yang kegiatannya berada di wilayah KabupatenKota. 4 Pemberian izin usaha pertambangan mineral, dan batubara untuk operasi produksi lintas kabupatenkota Penginventarisasian, penyelidikan dan penelitian, serta eksplorasi dalam rangka memperoleh data dan informasi mineral dan batubara 5 Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha pertambangan mineral dan batubara pada wilayah lintas kabupatenkota Pengelolaan informasi geologi, informasi potensi mineral dan batubara, serta informasi pertambangan pada wilayah KabupatenKota. 6 Pemberian izin badan usaha jasa pertambangan mineral dan batubara dalam rangka PMA dan PMDN lintas kabupatenkota Penyusunan neraca sumber daya mineral dan batubara pada wilayah kabupatenKota. 7 Pengelolaan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha jasa pertambangan mineral dan batubara dalam rangka penanaman modal lintas kabupatenkota Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat dalam usaha pertambangan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. 8 Pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan Pengembangan dan peningkatan nilai tambah dan manfaat kegiatan usaha 16 pertambangan terhadap usaha pertambangan mineral dan batubara lintas kabkota yang berdampak regional pertambangan secara optimal 9 Pembinaan dan pengawasan pengusahaan KP lintas kabupatenkota Penyampaian informasi hasil inventarisasi, penyelidikan umum, dan penelitian, serta eksplorasi dan eksploitasi kepada Menteri dan Gubernur 10 Pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan pertambangan terhadap KP lintas kabkota Penyampaian informasi hasil produksi, penjualan dalam negeri, serta ekspor kepada Menteri dan Gubernur 11 Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha pertambangan mineral, dan batubara untuk operasi produksi lintas kabkota Pembinaan dan pengawasan terhadap reklamasi lahan pascatambang

B. Pengawasan menurut UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.