Penegakan Hukum Lingkungan Administratif

22

C. Penegakan Hukum Lingkungan Administratif

Penegakan hukum administrasi dianggap sebagai upaya penegakan hukum terpenting karena melalui penegakan hukum administrasi lebih ditujukan kepada upaya mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan. Disamping itu, penegakan hukum administrasi juga bertujuan untuk menghukum pelaku pencemaran dan perusakan lingkungan. 11 Penegakan hukum lingkungan administratif bertujuan agar perbuatan atau pengabaian yang melanggar hukum tidak memenuhi persyaratan, berhenti dan megembalikan kepada keadaan semula sebelum adanya pelanggaran. 12 Hukum administrasi lebih menekankan pada perbuatan, berbeda dengan hukum pidana yang lebih menekankan pada subyek hukum dari pencemar atau perusak lingkungan. Disamping memberi ganjaran atau ganti kerugian retribution, juga merupakan nestapa bagi pembuat dan untuk memuaskan kepada korban individual maupun kolektif. 13 Sarana administratif dapat ditegakkan dengan kemudahan- kemudahan pengelolaan lingkungan, terutama di bidang keuangan, seperti keringanan bea masuk alat- alat pencegahan pencemaran dan kredit bank untuk biaya pengelolaan dan sebagainya. Sanksi administrasi terutama mempunyai fungsi instrumental yaitu pengendali perbuatan terlarang. Disamping itu sanksi administrasi ditujukan kepada perlindungan kepentingan yang dijaga oleh ketentuan yang dilanggar tersebut. 14 Undang Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UUPPLH menyatakan bahwa : Menteri, gubemur, atau bupatiwalikota menerapkan sanksi administratif kepada penanggung jawab usaha danatau kegiatan jika dalam pengawasan 11 Sukanda Husin, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Tahun 2009, hal 92. 12 Andi Hamzah, Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta, 2005, hal. 82. 13 Ibid. 14 Siti Sundari Rangkuti, Op. Cit., hal. 217. 23 ditemukan pelanggaran terhadap izin lingkungan. Sanksi admnistratif menurut Pasal 76 ayat 2 UUPPLH meliputi: a. teguran tertulis; b. paksaan pemerintah; c. pembekuan izin lingkungan; atau d. pencabutan izin lingkungan. Jadi sanksi- sanksi tersebut merupakan urutan dari pengenaan sanksi dari teguran tertulis sampai dengan pencabutan izin. Tetapi dalam Pasal 80 ayat 2 menyatakan bahwa pengenaan paksaan pemerintah dapat dijatuhkan tanpa didahului teguran apabila pelanggaran yang dilakukan menimbulkan: a. ancaman yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup; b. dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera dihentikan pencemaran danatau perusakannya; danatau c. kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup jika tidak segera dihentikan pencemaran danatau perusakannya. Sanksi Admnistratif menurut Pasal 151 ayat 2 UU No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara UU Minerba menyatakan sanksi administrasi berupa: a. peringatan tertulis; b. penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan eksplorasi atau operasi produksi; dan atau; c. pencabutan IUP, IPR dan SUPK. Jadi pada dasarnya pengenaan sanksi admnistratif di dalam UUPPLH dan UU Minerba adalah sama hanya saja dalam UUPPLH menambahkan aspek paksaan pemerintah yang berupa: 24 a. penghentian sementara kegiatan produksi; b. pemindahan sarana produksi; c. penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi; d. pembongkaran; e. penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan pelanggaran; f. penghentian sementara seluruh kegiatan; atau g. tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan tindakan memulihkan fungsi lingkungan hidup.

D. Penegakan Hukum Lingkungan Kepidanaan Menurut UUPPLH