Identifikasi Kebocoran Macam-Macam Kebocoran Air

20

2.7. Identifikasi Kebocoran

Identifikasi Kebocoran harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Telah diketahui terjadinya kebocoran pipa 2. Kehilangan air dapat dihitung dengan rumus : 100    d c d V V V KA ........................................................................... 2.6 Dimana: KA = Kehilangan air V d = Jumlah volume air yang didistribusikan l atau m 3 V c = Jumlah volume air yang tercatat pada pelanggan l atau m 3

2.8. Macam-Macam Kebocoran Air

1. Kebocoran Secara Teknis Jumlah kehilangan air untuk suatu sistem penyediaan air bersih biasanya dinyatakan dalam persen total produksi air. Menurut lembaga afiliasi penelitian dan industri-industri Teknologi Bandung 2000, kehilangan air sebesar 12 diyakini sebagai kehilangan air teknis yang tidak mungkin bisa dikurangi karena kebocoran sebesar itu merupakan kebocoran akibat sambungan pipa, tetesan air pada kran, meter air, dan sebagainya. Kehilangan air dapat terjadi karena kebocoran, baik karena kerusakan pipa maupun karena pencurian. Kerusakan pipa terjadi karena pipa sudah usang dan berkarat sehingga air merembes keluar. Di beberapa tempat masih ada pipa galvanis yang dipasang lebih dari sepuluh tahun yang lalu ketika air bersih di Batam masih dikelola otorita. Pipa-pipa baru saat ini tidak lagi menggunakan bahan galvanis yang mudah berkarat tetapi menggunakan pipa PE. Kerusakan pipa dapat juga terjadi karena pecahnya pipa akibat aktivitas disekitarnya, misalnya pipa pecah karena penggalian lahan untuk suatu proyek. 21 Kebocoran pada pipa distribusi juga bisa terjadi karena pencurian air, malah biasa dikatakan sepertiga dari kehilangan air terjadi karena pencurian. Penyambungan secara illegal juga dilakukan oleh para pelanggan air dengan menyambungkan pipa sebelum meter agar pemakaian air tidak tercatat meter. Begitu juga dengan kasus-kasus pencurian air yang dilakukan pelanggan dengan cara memanipulasi meteran air, baik pelanggan kecil atau pelanggan besar. Akibat dari kebocoran dan penyambungan illegal adalah berkurangnya tekanan air dalam pipa distribusi. Akibatnya aliran air yang mestinya berjalan lancar menjadi terganggu. Penyambungan liar yang dilakukan dengan melubangi pipa distribusi selain menyebabkan banyak air terbuang juga mempengaruhi kualitas air dalam pipa distribusi. Kerugian lainnya adalah meningkatnya beban biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan penyedia air bersih dan oleh para pelanggan resmi. Kehilangan air dalam sistem penyedia air bersih baik karena kebocoran atau penyambungan ilegal terus di pantau secara sistematis, akan tetapi peran serta masyarakat amat dibutuhkan. Laporan-laporan masyarakat tentang adanya kebocoran dan sambungan liar amat dibutuhkan. 2. Kebocoran Distribusi Kebocoran distribusi adalah kebocoran dari reservoir ke pelanggan. 3. Kebocoran Produksi Kebocoran produksi adalah kebocoran dari mata air Sumbergede ke reservoir. 22 Tabel 2.4. Diagram Kebocoran Air Air yang Ada dalam Sistem Konsumsi Resmi Konsumsi Air Resmi Tercatat Konsumsi Tercatat tagihan Volumetrik meter air Revenue Water Konsumsi Tercatat tagihan Non Volumetrik Konsumsi Air Resmi Tidak Tercatat Konsumsi Tidak Tercatat Volumetrik meter air Non Revenue Water NRW Konsumsi Tidak Tercatat tagihan Non Volumetrik Kebocoran Air Kebocoran Terlihat Konsumsi Liar Kesalahan Membaca Meteran Air Kebocoran Terukur Kebocoran Di Instalasi, Resevoar, Overflow, Operasional Kebocoran di Pipa Transmisi, Distribusi Kebocoran di Pipa Service Sumber : IWA Standar d Water Balance Ada beberapa prinsip kerja untuk mengetahui kebocoran pipa air bawah tanah under gr ound yang alatnya sudah tersedia di pasar, antara lain : A. Ultrasonik Metode ultrasonik dalam mendeteksi kebocoran pipa air yang paling sering digunakan. Seperti namanya, alat ultrasonik pendeteksi kebocoran mendeteksi suara ultrasonik suatu kebocoran. Selain kebocoran besar yang dapat terdengar, kebocoran kecil juga mengeluarkan suara, walaupun frekuensinya terlalu tinggi untuk telinga kita untuk mendeteksinya. Alat deteksi kebocoran ultrasonik merubah desis suara ultrasonik menjadi suara yang dapat didengar oleh manusia, yang dapat mengarahkan ke sumber kebocoran. Informasi lainnya tentang alat deteksi kebocoran ultrasonik adalah: 1. Jarak dan arah Beberapa kebocoran dapat didengarkan dari jarak beberapa meter, oleh karena itu arah dari kebocoran tidak selalu diperlukan. Sepanjang kebocorannya turbulen, akan ada cukup suara dapat dideteksi secara ultrasonik. 23 2. Tekanan Tekanan tinggi dari kebocoran tidak diperlukan. Ultrasonik dapat mendekteksi kebocoran selubang jarum dengan tekanan serendah 1 Psi. Walaupun begitu, adanya tekanan yang lebih besar akan lebih memudahkan untuk mengetahui lokasi kebocoran. 3. Sensitivitas terhadap suara Alat ultrasonik pendeteksi kebocoran sangat sensitif terhadap suara. Alat ultrasonik pendeteksi kebocoran yang baik dapat secara aktual memungkinkan manusia mendengar kedipan mata manusia. Tes kebocoran dapat juga dilakukan didalam ruang tertutup yang jenuh dengan bahan pendingin. Alat pendeteksi ultrasonik yang baik menggunakan proses elektronik yang disebut “ heter odyning ” yang mengubah suara frekuensi tinggi kebocoran menjadi suara rendah dimana suara desis dari kebocoran dapat didengarkan melalui peralatan headphones , sehingga sumber suara dapat ditelusuri. Setiap gas yang turbulen akan mengeluarkan suara ultra bila terjadi kebocoran, sehingga tidak menjadi masalah untuk mengetes semua jenis bahan pendingin. Alat pendeteksi kebocoran, bahkan akan mendeteksi udara masuk kedalam sistem vakum. 4. Latar belakang suara Karena alat pendeteksi ultrasonik difokuskan pada gelombangfrekuensi spesifik dari suara, sehingga tidak akan mendeteksi suara angin, suara-suara, suara lalulintas dan hampir semua suara-suara normal lainnya. Sistem yang lebih besar dengan klep regulasi untuk berbagai tekanan dan aliran kecepatan tinggi, dapat memproduksi suara desis pada frekuensi dimana alat deteksi ultrasonik paling sensitif. Pada kasus ini penting untuk menghentikan sistem, atau menggunakan metode lainnya, atau menggunakan alat pendeteksi kebocoran lainnya. 24 5. Pemilihan alat pendeteksi kebocoran Sebaiknya dipertimbangkan kemampuan dan keterbatasan penggunaan metode pendeteksi kebocoran. Oleh karena itu sangat penting mempertimbangkan Gambar 2.6. Alat Ultasonik Tipe Ultra Feat FD400 tidak hanya sensitivitasnya secara laboratorium atau kondisi tes bila memilih alat pendeteksi kebocoran. Sebagai contoh, alat pendeteksi kebocoran bermerk “sniffer”, jenis yang sangat sensitif untuk menpendeteksi sebuah kebocoran 0,25 oz dari refrigran pertahun di laboratorium yang dikontrol kondisinya, tetapi alat pendeteksi ini akan memberikanhasil yang berbeda ketika digunakan pada tempat berangin dan atap yang kotor. Cara mengoperasikan alat pendeteksi kebocoran ultrasonik: a. Di bagian upstream di injeksikan ultrasonic sound wave kedalam pipa bisa dari luar pipa melalui clamping atau di masukkan kedalam pipa. Kemudian seseorang dengan portable device nya akan mengikuti jalur pipa dan mendeteksi suara ultrasonic yang di jalarkan sepanjang pipa. Jika ada kebocoran, akan terdeteksi spike signal. Biasanya Alat ini bisa mendeteksi kebocoran sampai diameter bocor terkecil 0.2 mm. 25 b. Tanpa adanya injeksi sinyal ultrasonic di upstream. Tekanan fluida didalam pipa tentunya diharapkan relatif besar 4 bar, sehingga jika terjadi kebocoran, maka pada titik lubang kebocoran tersebut akan timbul gelombamg suara. Semakin besar bocornya akan semakin tinggi amplitudo gelombangnya. Alat portable digunakan untuk mendeteksi gelombang suara yang timbul sepanjang pipa. Gambar 2.7. Cara Kerja Alat Ultasonik B. ResistivityConductivity Adanya kebocoran berarti akan ada liquid spill off ke tanah sekitar sehingga nilai resistivitas tanah di area tersebut akan berubah. Nilai ResistivityConductiovity ini yang di deteksi oleh alat portable. 26 Gambar 2.8. Conductivity Meter C. Kelembaban Tanah sekitar titik bocor akan basah oleh liquid yang bocor yang akan meningkatkan level kelembaban di area tanah tersebut. Nilai kelembaban ini yang selanjutnya diukur dengan Water Cop Leak Detection Systems atau Grain Moisture Meter. Gambar 2.9. Water Cop Leak Detection Systems 27 Gambar 2.10. Grain Moisture Meter D. Infra Red Infra Red survey intinya mendeteksi temperatur tanah pada suatu area tertentu. Dengan digital foto imaging, tanah yang basah oleh kebocoran liquid akan terdeteksi mempunyai temperature berbeda misal warna biru dengan tanah lainnya yang kering misal warna coklat. Tentunya tidak semua alat itu bisa digunakan untuk mendeteksi bocornya Gambar 2.11. Infrared Thermometers 28 Terkait dengan kebocoran pipa, setelah pekerjaan konstruksi pemasangan perpipaan distribusi, harus dilakukan test kebocoran. Jika pemasangan pipa dilakukan di daerah terpencil, kontraktor kerap mengeluh kesulitan dalam hal melakukan test tersebut karena ketiadaan alat walaupun mungkin kontraktor memang belum pernah melakukan pekerjaan pengetesan kebocoran pipa. Sebenarnya alatnya mudah dan bisa diadakan sendiri bagi kontraktor yang memiliki unit alat pengetesan pipa tentu memberi nilai tambah tersendiri. Yang dibutuhkan adalah : 1. Tangki sesuai kebutuhan, 2 m 3 sudah mencukupi, sehingga bisa dibawa- bawa dengan mobil pick-up 2. Kompressor kecil, biasanya suka digunakan oleh tukang perawatan AC 3. Alat Ukur Tekanan, bisa di beli di toko alat ukur, yang 10 bar kgcm 2 itu sudah cukup. 4. Kunci inggris, kuci pas, ember, dan juga penghitung waktu Gambar 2.12. Alat Ukur Tekanan Ada dua hal yang harus dilakukan dalam pengujian ini yaitu uji tekanan, dan uji kebocoran itu sendiri, keduanya bisa dilakukan bersamaan atau terpisah. 29 Adapun syarat yang harus dipenuhi sebelum dilakukan test adalah : 1. Semua katub valve, sambungan joint sudah terpasang pada trhust blok yang sudah ”matang” alias sudah lebih dari 7 hari 2. Katub valve, sumbat, harus dalam keadaan tertutup 3. Sebaiknya pengujian dilakukan perbagian pipa setiap panjang 500 meter tidak seluruh panjang pipa 4. Pipa yang akan diuji harus dibilas dengan air bersih, dan kemudian diisi air perlahan-lahan agar tidak meninggalkan udara. 5. Akan lebih mudah sebelum dilakuakan pengetesan, pipa tidak diurug terlebih dahulu agar lebih mudah mencari sumber kebocorannya Gambar 2.13. Petugas yang Sedang Melakukan Test Kebocoran Prinsip dari pengujian ini adalah : 1. Uji tekanan : jaringan pipa dapat menerima tekanan sebesar 1.5 kali besarnya tekanan kerja, atau lebih besar lagi, asal tidak melebihi tekanan yang diijinkan untuk katubvalve, dan dilaksanakan sedikitnya 2 Jam. 2. Uji Kebocoran : seharusnya pipa yang ”lulus” uji ini adalah yang sama sekali tidak bocor, namun atas pertimbangan pipa baru, air mengisi sela-sela asesoris, dls, maka ditetapkan kriteria kebocoran yaitu : banyaknya air yang ditambahkan ke dalam jaringan perpipaan selama dilakukan test biasanya dalam satu jam. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian