Analisis kebocoran di sub zona Kerjo PDAM Karanganyar 198

(1)

ANALISIS KEBOCORAN DI SUB ZONA KERJO PDAM KARANGANYAR

Diajukan Oleh :

NUR PUJI EKAWATI I 8706037

PROGRAM DIPLOMA III INFRASTRUKTUR PERKOTAAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2010


(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan sumber kehidupan, setiap makhluk hidup membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Manusia membutuhkan air untuk minum, mandi, mencuci dan keperluan lainnya. Begitu pentingnya peranan air bagi manusia, membuat pengadaannya harus memenuhi beberapa syarat yaitu sesuai dengan standart kualitas air bersih. Air dikatakan bersih bila memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Jernih/tidak berwarna. b. Tidak berbau.

c. Tidak berasa.

Standart kualitas air bersih tersebut merupakan standart mutlak yang harus dipenuhi bagi instansi penyedia jasa layanan air bersih seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Air yang cukup dan sehat dapat membantu terlaksananya program penyehatan masyarakat. Beberapa sumber air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal, sumur artesis, mata air, air permukaan dan air hujan. Akan tetapi tidak semua masyarakat mempunyai sumber air yang memenuhi syarat kesehatan, dan kemudian lebih memilih menggunakan air dari PDAM dengan harapan akan memperoleh air yang mempunyai kualitas lebih baik dan memenuhi syarat kesehatan. Seiring dengan bertambahnya penduduk, bertambah pula kebutuhan air dan berarti bertambah pula masyarakat yang membutuhkan air bersih untuk keperluan sehari-hari dengan menjadi pelanggan tetap PDAM.


(3)

Di lain pihak, PDAM memiliki kendala dalam melayani banyaknya pelanggan dengan sumber air yang jumlahnya terbatas. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang belum mendapatkan layanan PDAM, tetapi ada juga yang memang tidak menggunakan layanan PDAM karena mempunyai sumber air sendiri seperti sumur dangkal, atau menggunakan sumber lain untuk keperluan setiap harinya. Padahal belum tentu air yang digunakan tersebut layak untuk dikonsumsi dan memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

Dengan keterbatasan sumber-sumber air, sungguh keliru kalau orang mengeksploitasi air secara berlebih. Mereka memanfaatkan air seolah-olah air berlimpah dan merupakan "barang bebas". Padahal semakin terbatas jumlahnya, berlakulah hukum ekonomi, bahwa air merupakan benda ekonomis. Buktinya, kini orang rela bersusah payah dan berani membayar mahal untuk membeli air ketika terjadi krisis air. Masyarakat desa di negara tropis, seperti Indonesia, harus berjalan puluhan kilometer untuk mencari sumber air di musim kemarau. Sementara masyarakat perkotaan belum semuanya mendapatkan pelayanan air bersih, baik kualitas maupun kuantitas. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan industri yang melaju dengan pesat, kebutuhan air bersih terus meningkat di Indonesia.

Ketersediaan sumber daya air sekarang semakin terbatas, hal ini dapat dirasakan dari perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin sulit ketika memasuki musim kemarau, apabila kondisi ini terus berlangsung tanpa dilakukan upaya pengelolaan yang berkelanjutan dikhawatirkan pada masa mendatang terjadi defisit sumber daya air.


(4)

1.1.1 Kondisi Pelayanan Air Minum di Indonesia Saat Ini Jangkauan Pelayanan

1. Penyediaan air minum perpipaan diselenggarakan oleh ± 318 PDAM 2. Sistem tersebut hanya melayani 33 juta jiwa (39%) penduduk perkotaan

dan 9 juta jiwa (8%) penduduk pedesaan

3. Masyarakat lainnya (yang belum terlayani) memperoleh air minum dari mata air, sumur dalam, sumur dangkal, penampungan air hujan dan penjaja air (water vendor) yang tidak terjamin kualitasnya

4. Masyarakat miskin yang tidak terlayani dengan sistem perpipaan membeli air dengan harga yang jauh lebih mahal.

Kualitas Pelayanan

1. Air yang diterima masyarakat belum memenuhi standart kualitas air minum

2. Jumlah air yang dapat dikonsumsi masyarakat masih rendah yaitu 14 liter/ hari / rumah tangga dengan standart minimal konsumsi air sebesar 30 liter/hari/rumah tangga

3. Berkurangnya jumlah air yang dapat dikonsumsi masyarakat dikarenakan oleh tingkat kebocoran air yang terjadi cukup tinggi

Di Kabupaten Karanganyar terdapat 25 sumber air yang terdiri dari sumber air asli berupa mata air dan sumur dalam, yang nantinya menjadi potensi sumber air yang dapat mencukupi kebutuhan air dimasyarakat sekitar, agar penyaluran air bersih dapat memenuhi kebutuhan air standart nasional sebesar 80%.

Data produksi yang didapat dari PDAM Karanganyar Unit Kerjo dari tahun 2006-2009 adalah sebesar 2.679.517, data distribusi sebesar 2.655.137, sedangkan data air terjual sebesar 2.139.908


(5)

Dalam kenyataan, distribusi air ke sejumlah pelanggan belum terlaksana secara maksimal.Hal ini dikarenakan terjadi kendala dalam proses pendistr ibusian yaitu proses pendistribusian mengalami kebocoran.Tingkat kebocoran yang terjadi dari data kebocoran produksi dan kebocoran distribusi diperkirakan sebesar 23%. Pada penelitian ini penulis melakukan analisis tingkat kebocoran di PDAM Karanganyar Unit Kerjo.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat disusun suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1. Berapa besar tingkat kebocoran air PDAM Karanganyar unit Kerjo dan langkah apa saja yang mungkin dilakukan untuk mengurangi tingkat kebocoran di PDAM Unit Kerjo.

2. Berapa harga kerugian PDAM Karanganyar Unit Kerjo akibat kehilangan air dan keuntungan PDAM Karanganyar Unit Kerjo berdasarkan tarif progresif.

1.3. Batasan Masalah

Dalam penulisan Tugas Akhir ini masalah dan pembahasannya terbatas pada: 1. Produksi, distribusi, air terjual, tingkat kebocoran air PDAM Karanganyar

Unit Kerjo dan langkah-langkah yang dilakukan untuk mengurangi tingkat kebocoran tersebut.

2. Kerugian PDAM Karanganyar Unit Kerjo akibat kehilangan air dan keuntungan PDAM Karanganyar Unit Kerjo berdasarkan tarif progresif. 3. Penelitian dilakukan pada kurun waktu 2006-2009


(6)

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat produksi, distribusi dan tingkat kebocoran air di PDAM Kabupaten Karanganyar Unit Kerjo sehingga dapat menentukan langkah-langkah untuk menekan angka kebocoran air.

2. Mengetahui berapa besar kerugian akibat kehilangan air dan keuntungan PDAM Karanganyar Unit Kerjo berdasarkan tarif progresif.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperolah dari penelitian ini adalah: 1. Aspek teoritis

Menguasai penerapan teori hidrolika yang diperoleh di bangku kuliah untuk diterapkan dalam praktek dilapangan

2. Aspek praktis

Mengetahui permasalahan dalam praktek di lapangan tentang kebocoran air dan cara penyelesaiannya.


(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Air

Air adalah zat cair yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Semua air biasanya tidak bersih sempurna, selalu mengandung senyawa pencemar. Bahkan tetes air hujan mengandung debu dan karbondioksida waktu jatuh ke bumi. Keberadaan air berhubungan dengan siklus hidrologi. Air yang bergerak dengan siklus hidrologi akan bersentuhan dengan bahan baku atau senyawa lain, sehingga tidak ada air yang benar-benar murni.

Air tanah yang mengalir ke permukaan tanah membawa zat padat terlarut, air hujan yang mengalir melalui permukaan tanah membawa zat-zat penyebab kekeruhan dan zat organik, seperti juga bakteri patogen. Pada air permukaan partikel-partikel mineral air yang terlarut akan tetap tidak berubah, tetapi zat organik diuraikan secara kimia dan mikrobiologi, pengendapan di danau atau sungai-sungai yang mempunyai kecepatan rendah menyebabkan hilangnya zat padat yang melayang dan bakteri patogen akan mati karena kurangnya makanan, walaupun demikian kontaminasi baru terhadap air permukaan akan terjadi akibat adanya air buangan dan pertumbuhan alga yang menjadi sumber makanan untuk organisme.

Air permukaan terdiri dari air sungai dan air danau. Air sungai adalah air hujan yang jatuh ke permukaan bumi dan mengalir melewati daerah aliran sungai. Daerah aliran sungai merupakan daerah yang dianggap sebagai wilayah dari suatu titik tertentu pada suatu sungai dan dipisahkan dari daerah aliran sungai sebelahnya oleh suatu pembagi atau punggung bukit yang dapat ditelusuri pada peta topografi. Air danau adalah air permukaan berasal dari air hujan atau air tanah yang keluar ke permukaan tanah dan terkumpul pada suatu titik yang relatif


(8)

2.2. Kebutuhan Air

Kebutuhan air adalah banyaknya jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga, industri, dan lain-lain. Prioritas kebutuhan air meliputi kebutuhan air domestik, industri, pelayanan umum. (Moegijantor o, 1996)

Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memerlukan air. Kebutuhan air menentukan besaran sistem dan ditetapkan berdasarkan pemakaian air. (PERPAMSI, 1994)

Untuk merumuskan penggunaan air oleh masing-masing komponen (kelompok per Sambungan Rumah) secara pasti sulit dilakukan sehingga dalam perencanaan dan perhitungan digunakan asumsi-asumsi atau pendekatan-pendekatan berdasarkan kategori kota seperti pada Tabel 2.2

Kebutuhan air akan dikategorikan dalam kebutuhan air domestik dan non domestik. Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga yaitu untuk keperluan minum, memasak, mandi, mencuci pakaian serta keperluan lainnya, sedangkan kebutuhan air non domestik digunakan untuk kegiatan komersil seperti industri, perkantoran, maupun kegiatan sosial seperti sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, dan niaga. Unit konsumsi air rata-rata untuk sarana dan prasarana non domestik di Kabupaten Karanganyar dalam evaluasi disesuaikan dengan standart DPU Ditjen Cipta Karya, 1996 pada Tabel 2.1. dan juga sarana dan prasarana domestik terdapat pada Tabel 2.2. sebagai berikut:


(9)

Tabel 2.1. Kebutuhan Air Non Domestik

No. Sarana dan Prasarana Unit Kebutuhan Konsumsi Air (liter/hari)

1 Masjid 30 untuk 100 orang 2 Gereja 10 untuk 100 orang

3 Toko 10 untuk 20 orang

4 Pasar 10 untuk 20 orang

5 Hotel 25 untuk 300 tempat tidur 6 Rumah makan 2000 untuk 1 rumah makan 7 Industri 2000 untuk 1 industri 8 Rumah sakit 240 untuk 300 9 Puskesmas 25 untuk 10 orang 10 Apotik 10 untuk 20 orang 11 Sekolah 25 untuk 250 orang 12 Kantor 30 untuk 25 orang

13 Bioskop 25 untuk 200 tempat duduk Sumber : DPU Dir jen Cipta Kar ya, 1996


(10)

Tabel 2.2. Kebutuhan Air Domestik

No

. Uraian

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk ( ribuan jiwa) >1.000 Metro 500 s/d 1.000 Besar 100 s/d 500 Sedang 20 s/d 100 Kecil <20 Desa 1 Konsumsi unit sambungan rumah (liter/hari)

190 170 150 130 30

2 Konsumsi unit hidran

umum (liter/hari) 30 30 30 30 30

3 Konsumsi unit non

domestik (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30 4 Kehilangan air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20

5 Faktor maksimum day 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1

6 Faktor peak hour 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

7 Jumlah jiwa per SR 5 5 6 6 10

8 Jumlah jiwa per HU 100 100 100 100-200 200 9 Sisa tekan jaringan

distribusi (bar) 10 10 10 10 10

10 Jam operasi 24 24 24 24 24

11 Volume resevoir (%) 20 20 20 20 20

12 SR:HU 50:50 s/d

70:30

50:50 s/d

80:20 80:20 70 30

13 Cakupan pelayanan*) 90**) 90**) 90**) 90**) 70***) *) : tergantung survei sosial ekonomi

**) : 60% perpipaan, 30% non perpipaan ***) : 25% perpipaan, 45% non perpipaan


(11)

2.3. Sistem Distribusi Air Minum

Komponen sistem distribusi air terdiri atas berbagai komponen yaitu komponen sistem penyediaan air minum, sistem sumber air bersih, sistem distribusi air bersih dan tekanan air dalam sistem jaringan distribusi dijelaskan selengkapnya pada pernyataan dibawah ini:

1. Komponen sistem penyediaan air minum

Dilihat dari bentuk dan tekniknya, dapat dibedakan menjadi 2 macam sistem antara lain:

a. Penyediaan air minum individual (Individual Water Supply System) adalah sistem penggunaan individual dan untuk pelayanan terbatas. Sistem bentuk ini pada umumnya sangat sederhana mulai dari sistem yang hanya terdiri dari satu sumber saja sebagai sistem, seperti halnya sumur yang digunakan dalam rumah tangga.

b. Penyediaan air minum komunitas/perkotaan (Public Water Supply System) adalah suatu sistem komunitas, dan untuk pelayanan yang menyeluruh berikut keperluan domestik, perkotaan maupun industri.

Sistem pada umumnya merupakan sistem yang mempunyai kelengkapan komponen yang menyeluruh dan kadang sangat kompleks, baik dilihat dari sudut teknik maupun sifat pelayanannya, mungkin merupakan sistem yang mempergunakan satu atau lebih sumber dalam melayani satu atau beberapa komunitas dengan pelayanan yang berbeda pula.


(12)

2.4. Sistem Distribusi Air Bersih

Sistem distribusi air bersih terbagi atas reservoir dan sistem perpipaan distribusi dijelaskan selengkapnya pada pernyataan dibawah ini:

a. Reservoir

Reservoir adalah tangki yang terletak pada permukaan tanah maupun diatas permukaan tanah yang berupa tower air baik untuk sistem gravitasi ataupun pemompaan yang mempunyai 3 fungsi, yaitu:

1) Penyimpanan, berfungsi untuk:

a) Melayani fluktuasi pemakaian per jam b) Cadangan air untuk pemadam kebakaran

c) Pelayanan dalam keadaan darurat, diakibatkan oleh terputusnya sumber pada transmisi, ataupun terjadinya kerusakan atau gangguan pada suatu bangunan pengolahan air.

2) Pemerataan aliran dan tekanan akibat variasi pemakaian di dalam daerah distribusi.

3) Sebagai distributor pusat atau sumber pelayanan dalam daerah distribusi. Lokasi reservoir tergantung dari sumber topografi. Penempatan reservoir mempengaruhi system pengaliran distribusi, yaitu dengan gravitasi, pemompaan, atau kombinasi gravitasi pemompaan.


(13)

Gambar 2.1. dibawah ini memperlihatkan bak penampung air yang terletak diatas permukaan tanah yang kemudian didistribusikan kependuduk.

Gambar 2.1. Bak Penampung Air b. Sistem perpipaan distribusi

Adalah sistem yang mampu membagikan air pada setiap konsumen dengan berbagai cara, baik dalam bentuk sambungan langsung rumah (house connection) atau sambungan melalui kran (public tap). Pada zat cair ideal sewaktu mengalir di dalam pipa tidak ada tenaga yang hilang, tetapi pada zat cair biasa yang mempunyai kekentalan terjadi gesekan antara zat cair dengan dinding pipa dan/atau antara zat cair dengan zat cair itu sendiri, sehingga terjadi kehilangan tenaga. Gambar 2.2. dibawah ini memeperlihatkan sistem perpipaan yang sangat panjang dapat menghantarkan hubungkan distribusi air dari hulu ke hilir melewati dataran yang berliku-liku.


(14)

Perpipaan distribusi menyampaikan air ke masyarakat konsumen. Ada beberapa pola sistem jaringan distribusi, yaitu:

1. Sistem cabang (br anch),

Merupakan system sirip cabang pohon. Sistem perpipaan ada akhirnya (bagian ujung). Tapping untuk suplai ke bangunan dapat diperoleh dari cabang utama kecil (sub-mains) yang dihubungkan oleh pipa mains (secondar y feeder s). Pipa mains dihubungkan ke pipa utama (tr unk lines/pr imar y feeder s). Aliran dalam perpipaan cabang selalu sama.

Keuntungan:

a) Pendistribusian sangat sederhana b) Perencanaan pipa mudah

c) Ukuran pipa merupakan ukuran yang ekonomis

Kerugian:

a) Endapan dapat berkumpul karena aliran diam bila flushing tidak dilakukan, sehingga dapat menimbulkan bau dan rasa.

b) Bila ada bagian yang diperbaiki, bagian bawahnya tidak akan mendapat air. c) Tekanan berkurang bila area pelayanan bertambah.

2) Sistem loop/grid, tidak ada ujungnya. Air mengalir lebih dari satu arah. Keuntungan:

a) Air mengalir dengan arah bebas, tidak ada aliran diam.

b) Perbaikan pipa tidak akan menyebabkan daerah lain tidak kebagian air, karena ada aliran dari arah lain.

c) Pengaruh karena variasi/fluktuasi pemakaian air dapat dikurangi (minimal). Kerugian:

a) Perhitungan perpipaan lebih kompleks


(15)

Tekanan air dalam sistem jaringan distribusi

Tekanan air dalam suatu sistem jaringan distribusi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Kecepatan aliran b. Diameter pipa

c. Perbedaan ketinggian pipa d. Jenis dan umur pipa e. Panjang pipa

Dalam pendistribusian air bersih tekanan air juga bisa mengalami penurunan. Penyebab terjadinya penurunan tekanan adalah:

a. Terjadinya gesekan antara aliran air dengan dinding pipa b. Jangkauan pelayanan.

c. Kebocoran pipa

d. Konsumen menggunakan mesin hisap (pompa)

2.5. Debit Aliran

Debit aliran air pada pengaliran dalam pipa dianggap konstan karena air dianggap fluida yang tidak dimampatkan. Oleh sebab itu berlaku persamaan kontinuitas : Q = A.V = konstan

Q1 = Q2 = Q3 = Qn ...( 2.1.a )

Atau A1.V1 = A2.V2 = A3.V3 = An.Vn …………...( 2.1.b )

Dimana : Q = debit aliran (m3/det)

A = luas penampang aliran atau pipa (m2) V = kecepatan aliran (m/det)

Kecepatan aliran di dalam pipa pada suatu penampang adalah sama, sehingga berlaku persamaan:


(16)

Gambar 2.3. Penampang Aliran dalam Pipa

Pada fluida riil, kecepatan aliran dalam suatu penampang adalah tidak sama karena adanya gesekan dengan dinding pipa (lihat Gambar 2.3.). Oleh sebab itu anggapan penggunaan kecepatan rata-rata ini akan menyebabkan kesalahan dalam menghitung tinggi energi. Oleh sebab itu, untuk mengoreksi kesalahan ini perlu diberikan suatu koefisien koreksi energi yang biasa disimbolkan dengan  , sehingga tinggi energi pada persamaan Bernoulli menjadi

g V 2

2

. Koefisien ini dalam praktek diambil  = 1.

Alat ukur debit pada mata air Sumbergede, seluruh BPT dan Resevoir adalah alat ukur debit Thomson (lihat Gambar 2.4.).


(17)

Dari Gambar 2.4. lebar muka air adalah :

2 2h tg

b  ... ( 2.3 ) Keterangan:

b = lebar muka air (m) h = tinggi peluap (m) α = sudut peluap segitiga

Sedangkan untuk menghitung debit aliran melalui peluap menggunakan persamaan berikut:

2 5

2 2 15

8

H g tg

C

Q d    ...( 2.4 ) Keterangan:

Q = debit aliran (m3/det) Cd = koefisien debit

g = kecepatan gravitasi (m/det2 ) H = tinggi peluap ( m )

Apabila aliran α = 90o, Cd = 0,6 dan kecepatan grafitasi g = 9,81 m/det2, maka

debit aliran :

2 5

417 ,

1 H

Q ...( 2.5 )


(18)

Gambar 2.5. Meteran Air

2.6. Kehilangan Air

Masalah kehilangan air (Unaccounted For Water) masih merupakan salah satu masalah yang sangat besar bagi pengelola air minum di Indonesia. Tingkat kebocoran jaringan perpipaan sulit diukur secara teliti. Perusahaan Air Minum (PDAM) pada umumnya menggunakan selisih antara produksi dan penjualan untuk melukiskan efektivitas pelayanan air minum dan efisiensi upaya penurunan kehilangan air. Menurut prinsip analisis perimbangan air dari International Water Association, air yang terpakai tapi tidak terbayar dan air yang hilang dikategorikan sebagai air tak berekening (NRW - non revenue water). Menurut ketentuan yang berlaku, seluruh rumah tangga ataupun industri yang menggunakan jasa PDAM dalam penyediaan kebutuhan akan air harus dipasangi meter air, dan rekening air harus dibayar berdasarkan hasil bacaan meter air. Pemerintah kota diwajibkan memberikan kompensasi yang sewajarnya atas pemakaian air kelompok masyarakat tertentu. Maka apa yang disebut sebagai air tak berekening itu dapat dianggap tidak ada atau nihil dan air yang tak tertagih dimasukkan sebagai kehilangan air.


(19)

Kewajiban manajemen hanya mengontrol kehilangan air secara fisik Kehilangan air dibagi menjadi kehilangan air secara manajemen dan kehilangan air secara fisik. Golongan tersebut terakhir terjadi di sarana berupa sambungan-sambungan pipa, dan pipa distribusi dalam kondisi operasional yang normal. Kehilangan air secara manajemen atau secara komersial adalah kehilangan air yang disebabkan oleh hal-hal lain, dan ini bisa sangat berbeda. Tetapi kebanyakan penyebab itu sangat berkaitan dengan kesalahan prosedural manajemen atau kegagalan melaksanakan prosedur manajemen secara ketat.

Jenis-jenis penyebab kehilangan air secara manajemen pada umumnya:

1. Pendaftaran pengguna air terlambat atas sejumlah pelanggan baru, ataupun yang dikategorikan sebagai pelanggan yang berganti yang menyebabkan perusahaan air minum tak dapat menagih rekening tepat pada waktunya atau berdasarkan penggolongan tarif yang tepat

2. Jenis meter air tidak cocok, tingkat akurasinya rendah, atau kalibrasi, pemeliharaan dan pergantian meter air tidak terlaksana sebagaimana mestinya 3. Pembaca meter main taksir, atau pelanggan tidak membayar rekening tepat

waktu

4. Penggunaan air di perkantoran pemerintah lokal, penyiraman kebun atau industri pemadam kebakaran tidak ditakar dengan meter air, atau tidak dibayar sejalan dengan prosedur yang berlaku


(20)

Penyebab-penyebab kehilangan air secara fisik:

1. Kebocoran pada sambungan pipa, hidran dan valve karena penyambungan dan pemeliharaan yang sembarangan

2. Pipa atau tangki air bocor karena terbuat dari bahan yang tidak bermutu, pipa dan peralatan yang tua atau karena tekanan yang berlebihan

3. Penggunaan air pada penggelontoran pipa dengan prosedur yang tidak normal 4. Kebocoran karena tekanan yang terlalu tinggi pada jaringan perpipaan dan

tekanan yang muncul secara tak wajar.

Penanggulangan kehilangan air yang dilakukan ada yang bersifat penanggulangan darurat (emer gency) maupun mengarah ke sifat analisis untuk membentuk suatu metoda pemeliharaan yang berkesinambungan.

Tabel 2.3. Tingkat Kehilangan Air Di Indonesia ( dinyatakan dalam liter/ sambungan / hari )

Liter/samb/hari % PDAM

Volume Air ( m3/tahun)

Nilai Rp < 100 4 % 3,728,447 5,592,670,500 100 – 200 36 % 42,214,047 63,321,070,500 200 - 400 40 % 157,354,648 236,031,972,000 400 – 600 13 % 79,866,384 119,799,576,000 > 600 10 % 476,563,637 714,845,455,500 TOTAL 759,727,163 1,139,590,744,500


(21)

2.7. Identifikasi Kebocoran

Identifikasi Kebocoran harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Telah diketahui terjadinya kebocoran pipa

2. Kehilangan air dapat dihitung dengan rumus : %

100

  

d c d

V V V

KA ...( 2.6 ) Dimana: KA = Kehilangan air (%)

Vd = Jumlah volume air yang didistribusikan (l atau m3)

Vc = Jumlah volume air yang tercatat pada pelanggan (l atau m3)

2.8. Macam-Macam Kebocoran Air

1. Kebocoran Secara Teknis

Jumlah kehilangan air untuk suatu sistem penyediaan air bersih biasanya dinyatakan dalam persen total produksi air. Menurut lembaga afiliasi penelitian dan industri-industri Teknologi Bandung (2000), kehilangan air sebesar 12% diyakini sebagai kehilangan air teknis yang tidak mungkin bisa dikurangi karena kebocoran sebesar itu merupakan kebocoran akibat sambungan pipa, tetesan air pada kran, meter air, dan sebagainya.

Kehilangan air dapat terjadi karena kebocoran, baik karena kerusakan pipa maupun karena pencurian. Kerusakan pipa terjadi karena pipa sudah usang dan berkarat sehingga air merembes keluar. Di beberapa tempat masih ada pipa galvanis yang dipasang lebih dari sepuluh tahun yang lalu ketika air bersih di Batam masih dikelola otorita. Pipa-pipa baru saat ini tidak lagi menggunakan bahan galvanis yang mudah berkarat tetapi menggunakan pipa PE. Kerusakan pipa dapat juga terjadi karena pecahnya pipa akibat aktivitas disekitarnya,


(22)

Kebocoran pada pipa distribusi juga bisa terjadi karena pencurian air, malah biasa dikatakan sepertiga dari kehilangan air terjadi karena pencurian. Penyambungan secara illegal juga dilakukan oleh para pelanggan air dengan menyambungkan pipa sebelum meter agar pemakaian air tidak tercatat meter. Begitu juga dengan kasus-kasus pencurian air yang dilakukan pelanggan dengan cara memanipulasi meteran air, baik pelanggan kecil atau pelanggan besar.

Akibat dari kebocoran dan penyambungan illegal adalah berkurangnya tekanan air dalam pipa distribusi. Akibatnya aliran air yang mestinya berjalan lancar menjadi terganggu. Penyambungan liar yang dilakukan dengan melubangi pipa distribusi selain menyebabkan banyak air terbuang juga mempengaruhi kualitas air dalam pipa distribusi. Kerugian lainnya adalah meningkatnya beban biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan penyedia air bersih dan oleh para pelanggan resmi. Kehilangan air dalam sistem penyedia air bersih baik karena kebocoran atau penyambungan ilegal terus di pantau secara sistematis, akan tetapi peran serta masyarakat amat dibutuhkan. Laporan-laporan masyarakat tentang adanya kebocoran dan sambungan liar amat dibutuhkan.

2. Kebocoran Distribusi

Kebocoran distribusi adalah kebocoran dari reservoir ke pelanggan. 3. Kebocoran Produksi


(23)

Tabel 2.4. Diagram Kebocoran Air Air yang Ada dalam Sistem Konsumsi Resmi Konsumsi Air Resmi Tercatat

Konsumsi Tercatat (tagihan) Volumetrik (meter air)

Revenue Water Konsumsi Tercatat (tagihan) Non

Volumetrik

Konsumsi Air Resmi Tidak

Tercatat

Konsumsi Tidak Tercatat Volumetrik (meter air)

Non Revenue

Water (NRW) Konsumsi Tidak Tercatat (tagihan)

Non Volumetrik Kebocoran Air Kebocoran Terlihat Konsumsi "Liar"

Kesalahan Membaca Meteran Air Kebocoran

Terukur

Kebocoran Di Instalasi, Resevoar, Overflow, Operasional

Kebocoran di Pipa Transmisi, Distribusi

Kebocoran di Pipa Service

Sumber : IWA Standar d Water Balance

Ada beberapa prinsip kerja untuk mengetahui kebocoran pipa air bawah tanah (under gr ound) yang alatnya sudah tersedia di pasar, antara lain :

A. Ultrasonik

Metode ultrasonik dalam mendeteksi kebocoran pipa air yang paling sering digunakan. Seperti namanya, alat ultrasonik pendeteksi kebocoran mendeteksi suara ultrasonik suatu kebocoran. Selain kebocoran besar yang dapat terdengar, kebocoran kecil juga mengeluarkan suara, walaupun frekuensinya terlalu tinggi untuk telinga kita untuk mendeteksinya. Alat deteksi kebocoran ultrasonik merubah desis suara ultrasonik menjadi suara yang dapat didengar oleh manusia, yang dapat mengarahkan ke sumber kebocoran.

Informasi lainnya tentang alat deteksi kebocoran ultrasonik adalah: 1. Jarak dan arah

Beberapa kebocoran dapat didengarkan dari jarak beberapa meter, oleh karena itu arah dari kebocoran tidak selalu diperlukan. Sepanjang kebocorannya turbulen, akan ada cukup suara dapat dideteksi secara ultrasonik.


(24)

2. Tekanan

Tekanan tinggi dari kebocoran tidak diperlukan. Ultrasonik dapat mendekteksi kebocoran selubang jarum dengan tekanan serendah 1 Psi. Walaupun begitu, adanya tekanan yang lebih besar akan lebih memudahkan untuk mengetahui lokasi kebocoran.

3. Sensitivitas terhadap suara

Alat ultrasonik pendeteksi kebocoran sangat sensitif terhadap suara. Alat ultrasonik pendeteksi kebocoran yang baik dapat secara aktual memungkinkan manusia mendengar kedipan mata manusia. Tes kebocoran dapat juga dilakukan didalam ruang tertutup yang jenuh dengan bahan pendingin. Alat pendeteksi ultrasonik yang baik menggunakan proses elektronik yang disebut “heter odyning ” yang mengubah suara frekuensi tinggi kebocoran menjadi suara rendah dimana suara desis dari kebocoran dapat didengarkan melalui peralatan headphones, sehingga sumber suara dapat ditelusuri. Setiap gas yang turbulen akan mengeluarkan suara ultra bila terjadi kebocoran, sehingga tidak menjadi masalah untuk mengetes semua jenis bahan pendingin. Alat pendeteksi kebocoran, bahkan akan mendeteksi udara masuk kedalam sistem vakum.

4. Latar belakang suara

Karena alat pendeteksi ultrasonik difokuskan pada gelombang/frekuensi spesifik dari suara, sehingga tidak akan mendeteksi suara angin, suara-suara, suara lalulintas dan hampir semua suara-suara normal lainnya. Sistem yang lebih besar dengan klep regulasi untuk berbagai tekanan dan aliran kecepatan tinggi, dapat memproduksi suara desis pada frekuensi dimana alat deteksi ultrasonik paling sensitif. Pada kasus ini penting untuk menghentikan sistem, atau menggunakan metode lainnya, atau menggunakan alat pendeteksi kebocoran lainnya.


(25)

5. Pemilihan alat pendeteksi kebocoran

Sebaiknya dipertimbangkan kemampuan dan keterbatasan penggunaan metode pendeteksi kebocoran. Oleh karena itu sangat penting mempertimbangkan

Gambar 2.6. Alat Ultasonik Tipe Ultra Feat FD400

tidak hanya sensitivitasnya secara laboratorium atau kondisi tes bila memilih alat pendeteksi kebocoran. Sebagai contoh, alat pendeteksi kebocoran bermerk “sniffer”, jenis yang sangat sensitif untuk menpendeteksi sebuah kebocoran 0,25 oz dari refrigran pertahun di laboratorium yang dikontrol kondisinya, tetapi alat pendeteksi ini akan memberikanhasil yang berbeda ketika digunakan pada tempat berangin dan atap yang kotor.

Cara mengoperasikan alat pendeteksi kebocoran ultrasonik:

a. Di bagian upstream di injeksikan ultrasonic sound wave kedalam pipa (bisa dari luar pipa melalui clamping atau di masukkan kedalam pipa). Kemudian seseorang dengan portable device nya akan mengikuti jalur pipa dan mendeteksi suara ultrasonic yang di jalarkan sepanjang pipa. Jika ada kebocoran, akan terdeteksi 'spike signal'. Biasanya Alat ini bisa mendeteksi


(26)

b. Tanpa adanya injeksi sinyal ultrasonic di upstream. Tekanan fluida didalam pipa tentunya diharapkan relatif besar (>4 bar), sehingga jika terjadi kebocoran, maka pada titik lubang kebocoran tersebut akan timbul gelombamg suara. Semakin besar bocornya akan semakin tinggi amplitudo gelombangnya. Alat portable digunakan untuk mendeteksi gelombang suara yang timbul sepanjang pipa.

Gambar 2.7. Cara Kerja Alat Ultasonik B. Resistivity/Conductivity

Adanya kebocoran berarti akan ada liquid spill off ke tanah sekitar sehingga nilai resistivitas tanah di area tersebut akan berubah. Nilai Resistivity/Conductiovity ini yang di deteksi oleh alat portable.


(27)

Gambar 2.8. Conductivity Meter C. Kelembaban

Tanah sekitar titik bocor akan basah oleh liquid yang bocor yang akan meningkatkan level kelembaban di area tanah tersebut. Nilai kelembaban ini yang selanjutnya diukur dengan Water Cop Leak Detection Systems atau Grain Moisture Meter.


(28)

Gambar 2.10. Grain Moisture Meter D. Infra Red

Infra Red survey intinya mendeteksi temperatur tanah pada suatu area tertentu. Dengan digital foto imaging, tanah yang basah oleh kebocoran liquid akan terdeteksi mempunyai temperature berbeda (misal warna biru) dengan tanah lainnya yang kering (misal warna coklat). Tentunya tidak semua alat itu bisa digunakan untuk mendeteksi bocornya


(29)

Terkait dengan kebocoran pipa, setelah pekerjaan konstruksi pemasangan perpipaan distribusi, harus dilakukan test kebocoran. Jika pemasangan pipa dilakukan di daerah terpencil, kontraktor kerap mengeluh kesulitan dalam hal melakukan test tersebut karena ketiadaan alat (walaupun mungkin kontraktor memang belum pernah melakukan pekerjaan pengetesan kebocoran pipa).

Sebenarnya alatnya mudah dan bisa diadakan sendiri (bagi kontraktor yang memiliki unit alat pengetesan pipa tentu memberi nilai tambah tersendiri). Yang dibutuhkan adalah :

1. Tangki sesuai kebutuhan, 2 m3 sudah mencukupi, sehingga bisa dibawa-bawa dengan mobil pick-up

2. Kompressor kecil, biasanya suka digunakan oleh tukang perawatan AC 3. Alat Ukur Tekanan, bisa di beli di toko alat ukur, yang 10 bar (kg/cm2) itu

sudah cukup.

4. Kunci inggris, kuci pas, ember, dan juga penghitung waktu

Gambar 2.12. Alat Ukur Tekanan

Ada dua hal yang harus dilakukan dalam pengujian ini yaitu uji tekanan, dan uji kebocoran itu sendiri, keduanya bisa dilakukan bersamaan atau terpisah.


(30)

Adapun syarat yang harus dipenuhi sebelum dilakukan test adalah :

1. Semua katub (valve), sambungan (joint) sudah terpasang pada trhust blok yang sudah ”matang” alias sudah lebih dari 7 hari

2. Katub (valve), sumbat, harus dalam keadaan tertutup

3. Sebaiknya pengujian dilakukan perbagian pipa setiap panjang 500 meter (tidak seluruh panjang pipa)

4. Pipa yang akan diuji harus dibilas dengan air bersih, dan kemudian diisi air perlahan-lahan agar tidak meninggalkan udara.

5. Akan lebih mudah sebelum dilakuakan pengetesan, pipa tidak diurug terlebih dahulu (agar lebih mudah mencari sumber kebocorannya)

Gambar 2.13. Petugas yang Sedang Melakukan Test Kebocoran Prinsip dari pengujian ini adalah :

1. Uji tekanan : jaringan pipa dapat menerima tekanan sebesar 1.5 kali besarnya tekanan kerja, atau lebih besar lagi, asal tidak melebihi tekanan yang diijinkan untuk katub/valve, dan dilaksanakan sedikitnya 2 Jam.

2. Uji Kebocoran : seharusnya pipa yang ”lulus” uji ini adalah yang sama sekali tidak bocor, namun atas pertimbangan pipa baru, air mengisi sela-sela asesoris, dls, maka ditetapkan kriteria kebocoran yaitu : banyaknya air yang ditambahkan ke dalam jaringan perpipaan selama dilakukan test (biasanya


(31)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif analisis kehilangan air di mata air Sumbergede PDAM Karanganyar Unit Kerjo.

3.2.

Data yang Diperlukan

Data yang dimaksud disini adalah data sekunder di PDAM Karanganyar dan instansi terkait.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah debit produksi mata air Sumbergede, debit konsumsi pelanggan atau sambungan, dan jumlah pelanggan aktif PDAM Karanganyar Unit Kerjo.

3.3.

Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dimaksudkan untuk mempermudah jalannya penelitian, seperti pengumpulan data, analisis dan penyusunan laporan. Tahap persiapan tersebut adalah studi pustaka, yang dimaksud adalah membaca buku referensi yang berhubungan dengan tema tugas akhir untuk mendapatkan arahan dan wawasan sehingga mempermudah dalam pengumpulan data, analisis data maupun dalam penyusunan hasil penelitian.


(32)

3.3.2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur serta menggunakan data yang dimiliki oleh instansi-instansi terkait dalam hal ini adalah PDAM Karanganyar Unit Kerjo. Adapun data tersebut adalah:

1. Data debit produksi air PDAM Karanganyar Unit Kerjo dari tahun 2006-2009. 2. Data jumlah pemakaian air terjual PDAM Karanganyar Unit Kerjodari tahun

2006-2009.

3. Data jumlah pelanggan aktif PDAM Karanganyar Unit Kerjo dari tahun 2006-2009.

3.4.

Analisa Data

Pada tahap analisis data dilakukan hitungan data yang tersedia dari PDAM Karanganyar Unit Kerjo. Untuk mencari debit produksi mata air Sumbergede pertahun, data yang diperlukan adalah debit produksi mata air Sumbergede perbulan. Selanjutnya untuk menghitung debit inflow reservoir Sumbergede pertahun digunakan data debit inflow reservoir Sumbergede perbulan. Kemudian untuk menghitung air terjual PDAM Karanganyar Unit Kerjo diperlukan laporan bulanan PDAM Karanganyar Unit Kerjo. Setelah perhitungan selesai dilakukan dan data yang diperlukan sudah tersedia maka dilakukan analisis menggunakan rumus-rumus yang sudah dipaparkan dalam tinjauan pustaka. Berdasarkan analisis data akan didapat besarnya kebocoran air yang terjadi di PDAM Karanganyar Unit Kerjo baik kebocoran transmisi maupun kebocoran distribusi. Sedangkan untuk mengurangi kebocoran air diperlukan langkah-langkah penanggulangan yang kemudian dimasukkan dalam saran. Untuk mempermudah analisis digunakan diagram alir sebagai berikut:


(33)

3.5.

Analisa Data

Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian

Mulai

Laporan Produksi PDAM Karanganyar

Unit Kerjo

Laporan Distribusi PDAM Karanganyar

Unit Kerjo

Data laporan bulanan PDAM Karanganyar

Unit Kerjo

Data debit mata air Sumbergede

Data debit reservoir Sumbergede pertahun

Data air terjual PDAM Karanganyar Unit

Kerjo

Kebocoran Transmisi

Kebocoran Distribusi

Selisih Selisih

Kebocoran Total

Usulan

Penanggulangan


(34)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Jaringan Pipa Transmisi Sumbergede Sampai Reservoir Kerjo

Sebagai jaringan pipa transmisi yang mengalirkan air dari Sumbergede ke Reservoir Kerjo sangat menentukan bagi kelancaran air yang dikonsumsi masyarakat Kerjo dan sekitarnya, sehingga sepanjang jalur pipa ini tidak boleh ada kebocoran atau tapping di suatu tempat.Panjang jaringan transmisi total 10.400 m (10,4 km) dengan dilengkapi 3 buah BPT untuk mengurangi tekanan air. Pada sambungan antara pipa ke BPT dan Reservoir sering kali terjadi kebocoran yang dikarenakan sudah tuanya klem dan gate valve, selain itu meluapnya air pada masing-masing BPT yang dikarenakan kurang besarnya dimensi BPT atau kurang tepatnya penjaga dalam mengatur pintu air yang terpasang pada bangunan Sumbergede.

Jenis pipa yang digunakan untuk jaringan transmisi PDAM Karanganyar Unit Kejo ada 2 macam yaitu:

1. Dari Sumbergede ke BPT 1 memakai pipa galvanis medium dengan diameter 150 mm yang dipasang ke atas permukaan tanah dengan dilengkapi tiang-tiang penyangga dari beton bertulang dan klem pipa dari baja. Sistem sambungannya memakai plandes dengan mur baut dan packing.

2. Pipa transmisi dari BPT 1 sampai BPT 2, BPT 2 ke BPT 3 dan BPT 3 ke reservoir memakai pipa jenis PVC merek Wavin dengan standar bertekanan (S 10). Artinya batas kekuatan pipa tersebut hanya mampu menahan tekanan di bawah 10 atmosfir. Sistem sambungannya jenis lock memakai ring terbuat dari karet yang


(35)

elastis. Pipa ini dipasang tertanam di dalam tanah dengan kedalaman rata-rata 140 cm dari muka tanah asli.

Mata air Sumbergede terletak pada elevasi 996,751m sedangkan Reservoirnya direncanakan pada elevasi 383,950m sehingga jaringan pipa transmisi PDAM Karanganyar Unit Kerjo dibangun pada medan yang menurun dan termasuk jenis jaringan pipa transmisi yang tergantung seluruhnya pada gravitasi bumi dengan elevasi antara mata air Sumbergede ke BPT serta BPT ke Reservoir cukup besar, sehingga jaringan tidak perlu menggunakan pompa pada daerah tertentu. Selain itu karena jaringan pipa transmisi tersebut tidak menggunakan pompa maka dalam pembangunanya dapat efisien.

Tabel 4.1. Elevasi Permukaan Air

No Tempat yang diukur Ketinggian air dari dasar bak (m) Data Elevasi

1 Mata air Sumbergede Outlet = 0,465 996,751

2 BPT 1 Inlet = 2,190

Outlet = 2,190

795,942 795,942

3 BPT 2 Inlet = 1,35

Outlet = 0,93

667,904 667,484

4 BPT 3 Inlet = 1,30

Outlet = 0,82

521,159 520,679

5 Reservoir Inlet = 3,67 383,950


(36)

Gambar 4.1. Skema Jaringan Pipa Transmisi Mata Air Sumbergede

Gambar 4.2. Jaringan Distribusi ke Sambungan Rumah Keterangan:


(37)

4.2.

Pengadaan Air Bersih PDAM Karanganyar Unit Kerjo

4.2.1. Produksi Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo tahun 2006-2009

Pengambilan air yang dilakukan PDAM adalah untuk air bersih dan perlu sarana yang memenuhi syarat. Disamping debit air yang memenuhi kebutuhan pelanggan akan air bersih dan kualitas air yang terjaga, selain itu juga harus menjamin kelestarian lingkungan disekitar mata air. Hal itu sangat penting mengingat kebutuhan akan air bersih dari tahun ketahun semakin meningkat sehingga diharapkan debit mata air Sumbergede dapat memproduksi air bersih secara terus menerus dan tidak terjadi penurunan debit yang signifikan.

PDAM membangun bak penangkap mata air dengan perlengkapannya, diantaranya dipasang alat ukur debit Thomson sebagai alat kontrol debit air yang diambil PDAM. Prinsip kerja alat ukur ini sebagai peluap sempurna diambang tipis, bentuk segi tiga siku-siku tipis 900. Dimensi alat ukur yang terpasang di Sumbergede seperti ditunjukkan pada Gambar 4.3. Pada saat dilakukan pengukuran debit secara langsung di lapangan tanggal 27 Desember 2009, kedalaman air pada alat ukur debit Thomson adalah 0,2637 m.


(38)

Gambar 4.3. Alat Ukur Debit Thomson di Sumbergede

b = 2h Cd = 0,60 α = 900 g = 9,81 m/det2 h = 0,2637 m

Oleh sebab itu debit Sumbergede pada saat itu sebesar :

2 5

417 ,

1 h

Q

1,4170,263752

= 0,0506 m3/det = 50,6 l/det

Jadi hasil pengukuran debit pada Mata Air Sumbergede sebesar 50,6 l/dt

Hasil pengumpulan data di Subag Produksi PDAM Karanganyar ditemukan bahwa data produksi air PDAM Karanganyar Unit Kerjo dari tahun 2006-2009 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


(39)

Tabel 4.2. Produksi Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2006

Bulan Debit

(m3)

Debit s/d bulan

ini Bulan

Debit (m3)

Debit s/d bulan ini

Jan 44.194 44.194 Jul 45.533 314.488

Feb 43.062 87.256 Agt 57.586 372.074

Mar 42.854 130.110 Sep 55.728 427.802

Apr 47.952 178.062 Okt 64.282 492.084

Mei 45.533 223.595 Nov 67.392 559.476

Jun 45.360 268.955 Des 52.229 611.705

Tabel 4.3. Produksi Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2007

Bulan Debit

(m3)

Debit s/d bulan

ini Bulan

Debit (m3)

Debit s/d bulan ini

Jan 57.318 57.318 Jul 53.568 358.102

Feb 51.771 109.089 Agt 57.586 415.688

Mar 44.461 153.550 Sep 68.378 484.066

Apr 50.890 204.440 Okt 65.621 549.687

Mei 49.550 253.990 Nov 76.464 626.151

Jun 50.544 304.534 Des 57.586 683.737

Tabel 4.4. Produksi Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2008

Bulan Debit

(m3)

Debit s/d bulan

ini Bulan

Debit (m3)

Debit s/d bulan ini

Jan 57.586 57.586 Jul 61.068 395.004

Feb 53.870 111.456 Agt 68.567 463.571

Mar 50.890 162.346 Sep 66.355 529.926

Apr 54.432 216.778 Okt 83.030 612.956

Mei 56.246 273.024 Nov 68.947 681.903

Jun 60.912 333.936 Des 62.942 744.845

Tabel 4.5. Produksi Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2009

Bulan Debit

(m3)

Debit s/d bulan

ini Bulan

Debit (m3)

Debit s/d bulan ini

Jan 62.942 62.942 Jul 49.766 356.227

Feb 48.384 111.326 Agt 49.550 405.777

Mar 45.533 156.859 Sep 53.568 459.345

Apr 50.026 206.885 Okt 55.987 515.332

Mei 50.026 256.911 Nov 64.282 579.614

Jun 49.550 306.461 Des 59.616 639.230


(40)

30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 Dec-05 Apr-06 Jul-06 Oct-06 Jan-07 May-07 Aug-07 Nov-07 Mar-08 Jun-08 Sep-08 Dec-08 Apr-09 Jul-09 Oct-09 Feb-10 Bulan D e b it ( m ^ 3 )

Grafik 4.1. Produksi Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2006-2009 Jumlah total produksi air PDAM Karanganyar Unit Kerjo dari tahun 2006-2009 adalah 2.679.517 m3, sehingga dapat diketahui rata-rata produksinya adalah sebesar 669879,25 m3 .

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa tiap bulan dalam satu tahun produksi air PDAM Karanganyar Unit Kerjo mengalami naik turun tergantung dari musim dan sistem pengalirannya. Pada musim penghujan produksi air akan meningkat, akan tetapi pada BPT ataupun Reservoir akan meluap sehingga hal tersebut dapat dikatakan suatu kebocoran air. Untuk mengatasinya diperlukan sistem pengaliran yang tepat oleh petugas dalam mengatur pintu air yang terpasang pada bangunan Sumbergede.


(41)

4.2.2. Distribusi Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo tahun 2006-2009

Sistem distribusi air yang dilakukan PDAM Karanganyar Unit Kerjo pada dasarnya sama dengan sistem distribusi air pada PDAM di unit lain maupun PDAM di kota lain yaitu dengan menggunakan reservoir untuk mempertahankan debit pada jam-jam puncak pemakaian pelanggan. Reservoir akan menyimpan air pada saat air mengalami surplus di waktu pelanggan tidak mengkonsumsi air ataupun mengkonsumsi air dengan debit yang kecil, sehingga air yang surplus tidak terbuang percuma dan nilai kebocoran dari sistem distribusi air dapat diminimalisir.

Reservoir kemudian disalurkan kepada pelanggan dengan menggunakan pipa-pipa PVC yang dilengkapi dengan valve, klem dan accesor ies lainnya. Pada reservoir dipasang alat ukur debit Thomson untuk mencatat debit air yang disalurkan pada pelanggan.


(42)

Hasil pengumpulan data di Subag Distibusi PDAM Karanganyar ditemukan bahwa data air yang didistribusikan ke pelanggan oleh PDAM Karanganyar Unit Kerjo dari tahun 2006-2009 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6. Distribusi Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2006 Bulan Debit (m3) Debit s/d bulan

ini Bulan

Debit (m3)

Debit s/d bulan ini

Jan 43.751 43.751 Jul 44.953 311.267

Feb 42.755 86.506 Agt 56.883 368.150

Mar 42.372 128.878 Sep 55.069 423.219

Apr 47.603 176.481 Okt 63.829 487.048

Mei 44.923 221.404 Nov 67.104 554.152

Jun 44.910 266.314 Des 51.237 605.389

Tabel 4.7. Distribusi Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2007 Bulan Debit (m3) Debit s/d bulan

ini Bulan

Debit (m3)

Debit s/d bulan ini

Jan 56.641 56.641 Jul 53.169 354.597

Feb 51.308 107.949 Agt 56.926 411.523

Mar 44.064 152.013 Sep 67.528 479.051

Apr 50.193 202.206 Okt 65.180 544.231

Mei 49.174 251.380 Nov 75.676 619.907

Jun 50.048 301.428 Des 57.177 677.084

Tabel 4.8. Distribusi Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2008 Bulan Debit (m3) Debit s/d bulan

ini Bulan

Debit (m3)

Debit s/d bulan ini

Jan 57.074 57.074 Jul 60.532 391.457

Feb 53.396 110.470 Agt 68.289 459.746

Mar 50.517 160.987 Sep 65.806 525.552

Apr 53.803 214.790 Okt 82.485 608.037

Mei 55.744 270.534 Nov 68.384 676.421


(43)

Tabel 4.9. Distribusi Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2009 Bulan Debit (m3) Debit s/d bulan

ini Bulan

Debit (m3)

Debit s/d bulan ini

Jan 62.401 62.401 Jul 49.485 353.849

Feb 47.983 110.384 Agt 49.181 403.030

Mar 45.203 155.587 Sep 53.173 456.203

Apr 49.747 205.334 Okt 55.348 511.551

Mei 49.757 255.091 Nov 63.529 575.080

Jun 49.273 304.364 Des 58.901 633.981

Sumber : Bagian Distr ibusii PDAM Kar anganyar

35,000 45,000 55,000 65,000 75,000 85,000 Dec-05 Mar-06 Jul-06 Oct-06 Jan-07 Apr-07 Aug-07 Nov-07 Feb-08 Jun-08 Sep-08 Dec-08 Mar-09 Jul-09 Oct-09 Jan-10 Bulan D e b it ( m ^ 3 )

Grafik 4.2. Distribusi Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2006-2009 Jumlah total distribusi air PDAM Karanganyar Unit Kerjo dari tahun 2006-2009 adalah 2.655.137 m3, sehingga dapat diketahui rata-rata distribusinya adalah sebesar 663784,25 m3 .


(44)

4.2.3. Air Terjual PDAM Karanganyar Unit Kerjo tahun 2006-2009

Jaringan distribusi air PDAM Karanganyar Unit Kerjo dituntut agar pelanggan dapat mengkonsumsi air bersih dengan kualitas dan kuantitas yang baik. PDAM Karanganyar Subag Produksi yang menangani seluruhnya tentang produksi air bersih dan mengetes kualitasnya berdasarkan standar yang diijinkan. PDAM Karanganyar Subag Distribusi menangani seluruh masalah yang terkait dengan distribusi air bersih sehingga pelanggan dapat mengkonsumsi air bersih dengan kuantitas yang baik ditandai dengan debit air yang cukup besar pada saat jam-jam dimana seluruh pelanggan mengkonsumsi air bersih atau yang sering disebut dengan ”jam kering”. Setiap sambungan (rumah, industri, dan tempat sosial yang mengunakan jasa PDAM) dipasang dengan meteran air untuk mencatat banyaknya debit yang telah dikonsumsi oleh pelanggan. Biasanya meteran akan dicatat oleh petugas setiap bulan sekali dan setelah itu hasilnya akan diolah oleh Subag Pengolahan Data PDAM Karanganyar yang hasilnya berupa rekening air. Tiap bulan sekali pula pada awal bulan pelanggan harus membayar banyaknya debit yang telah dikonsumsi atau rekening air.

Hasil pengumpulan data di Subag Pelanggan PDAM Karanganyar ditemukan bahwa data air yang terjual ke pelanggan oleh PDAM Karanganyar Unit Kerjo dari tahun 2006-2009 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.10. Air Terjual PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2006 Bulan Debit (m3) Debit s/d bulan

ini Bulan

Debit (m3)

Debit s/d bulan ini

Jan 35.968 35.968 Jul 37.220 255.833

Feb 34.893 70.861 Agt 46.899 302.732

Mar 34.307 105.168 Sep 45.692 348.424

Apr 39.324 144.492 Okt 52.148 400.572


(45)

Tabel 4.11. Air Terjual PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2007 Bulan Debit (m3) Debit s/d bulan

ini Bulan

Debit (m3)

Debit s/d bulan ini

Jan 46.581 46.581 Jul 43.527 292.453

Feb 42.487 89.068 Agt 45.814 338.267

Mar 36.340 125.408 Sep 59.744 398.011

Apr 41.433 166.841 Okt 52.129 450.140

Mei 40.455 207.296 Nov 64.765 514.905

Jun 41.630 248.926 Des 45.147 560.052

Tabel 4.12. Air Terjual PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2008 Bulan Debit (m3) Debit s/d bulan

ini Bulan

Debit (m3)

Debit s/d bulan ini

Jan 45.067 45.067 Jul 46.988 308.356

Feb 42.528 87.595 Agt 52.790 361.146

Mar 39.625 127.220 Sep 51.245 412.391

Apr 42.934 170.154 Okt 66.725 479.116

Mei 43.842 213.996 Nov 52.556 531.672

Jun 47.372 261.368 Des 47.246 578.918

Tabel 4.13. Air Terjual PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2009 Bulan Debit (m3) Debit s/d bulan

ini Bulan

Debit (m3)

Debit s/d bulan ini

Jan 49.086 49.086 Jul 39.266 280.244

Feb 38.553 87.639 Agt 38.758 319.002

Mar 35.298 122.937 Sep 41.751 360.753

Apr 39.488 162.425 Okt 43.309 404.062

Mei 39.468 201.893 Nov 50.992 455.054

Jun 39.085 240.978 Des 48.427 503.481


(46)

30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 Dec-05 Mar-06 Jul-06 Oct-06 Jan-07 Apr-07 Aug-07 Nov-07 Feb-08 Jun-08 Sep-08 Dec-08 Mar-09 Jul-09 Oct-09 Jan-10 Bulan D e b it ( m ^ 3 )

Grafik 4.3. Air Terjual PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2006-2009 Jumlah total air terjual PDAM Karanganyar Unit Kerjo dari tahun 2006-2009 adalah 2.139.908 m3, sehingga dapat diketahui rata-rata distribusinya adalah sebesar

534.977 m3 .

4.3.

Kebocoran Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo

Tingkat kebocoran jaringan perpipaan sulit diukur secara teliti. Perusahaan Air Minum (PDAM) pada umumnya menggunakan selisih antara produksi dan penjualan untuk melukiskan efektivitas pelayanan air minum dan efisiensi upaya penurunan kehilangan air. Menurut prinsip analisis perimbangan air dari International Water Association, air yang terpakai tapi tidak terbayar dan air yang hilang dikategorikan sebagai air tak berekening (NRW = non revenue water). Menurut ketentuan yang berlaku, seluruh rumah tangga ataupun industri yang menggunakan jasa PDAM


(47)

harus dibayar berdasarkan hasil bacaan meter air. Pemerintah kota diwajibkan memberikan kompensasi yang sewajarnya atas pemakaian air kelompok masyarakat tertentu. Maka apa yang disebut sebagai air tak berekening itu dapat dianggap tidak ada alias nihil dan air yang tak tertagih dimasukkan sebagai kehilangan air.

Kewajiban manajemen hanya mengontrol kehilangan air secara fisik Kehilangan air dibagi menjadi kehilangan air secara manajemen dan kehilangan air secara fisik. Golongan tersebut terakhir terjadi di sarana berupa sambungan-sambungan pipa, dan pipa distribusi dalam kondisi operasional yang normal. Kehilangan air secara manajemen atau secara komersial adalah kehilangan air yang disebabkan oleh hal-hal lain, dan ini bisa sangat berbeda. Tetapi kebanyakan penyebab itu sangat berkaitan dengan kesalahan prosedural manajemen atau kegagalan melaksanakan prosedur manajemen secara ketat.

Jenis-jenis penyebab kehilangan air secara manajemen pada umumnya:

1. Pendaftaran pengguna air terlambat atas sejumlah pelanggan baru, ataupun yang dikategorikan sebagai pelanggan yang berganti yang menyebabkan perusahaan air minum tak dapat menagih rekening tepat pada waktunya atau berdasarkan penggolongan tarif yang tepat

2. Jenis meter air tidak cocok, tingkat akurasinya rendah, atau kalibrasi, pemeliharaan dan pergantian meter air tidak terlaksana sebagaimana mestinya 3. Pembaca meter main taksir, atau pelanggan tidak membayar rekening tepat waktu 4. Penggunaan air di perkantoran pemerintah lokal, penyiraman kebun atau industri pemadam kebakaran tidak ditakar dengan meter air, atau tidak dibayar sejalan dengan prosedur yang berlaku


(48)

Penyebab-penyebab kehilangan air secara fisik:

1. Kebocoran pada sambungan pipa, hidran dan valve karena penyambungan dan pemeliharaan yang sembarangan

2. Pipa atau tangki air bocor karena terbuat dari bahan yang tidak bermutu, pipa dan peralatan yang tua atau karena tekanan yang berlebihan

3. Penggunaan air pada penggelontoran pipa dengan prosedur yang tidak normal 4. Kebocoran karena tekanan yang terlalu tinggi pada jaringan perpipaan dan

tekanan yang muncul secara tak wajar.

4.3.1. Kebocoran Produksi PDAM Karanganyar Unit Kerjo

Tabel 4.14. Kebocoran Produksi PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2006 Bulan

Debit (m3)

% Kebocoran

Produksi Distribusi Kebocoran Kebocoran s/d

Bulan ini

Jan 44.194 43.751 443 443 1,002

Feb 43.062 42.755 307 750 0,713

Mar 42.854 42.372 482 1.232 1,125

Apr 47.952 47.603 349 1.581 0,728

Mei 45.533 44.923 610 2.191 1,340

Jun 45.360 44.910 450 2.641 0,992

Jul 45.533 44.953 580 3.221 1,274

Agt 57.586 56.883 703 3.924 1,221

Sep 55.728 55.069 659 4.583 1,183

Okt 64.282 63.829 453 5.036 0,705

Nov 67.392 67.104 288 5.324 0,427

Des 52.229 51.237 992 6.316 1,899


(49)

Tabel 4.15. Kebocoran Produksi PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2007 Bulan

Debit (m3)

% Kebocoran

Produksi Distribusi Kebocoran Kebocoran s/d

Bulan ini

Jan 57.318 56.641 677 677 1,181

Feb 51.771 51.308 463 1.140 0,894

Mar 44.461 44.064 397 1.537 0,893

Apr 50.890 50.193 697 2.234 1,370

Mei 49.550 49.174 376 2.610 0,759

Jun 50.544 50.048 496 3.106 0,981

Jul 53.568 53.169 399 3.505 0,745

Agt 57.586 56.926 660 4.165 1,146

Sep 68.378 67.528 850 5.015 1,243

Okt 65.621 65.180 441 5.456 0,672

Nov 76.464 75.676 788 6.244 1,031

Des 57.586 57.177 409 6.653 0,710

Total 683.737 677.084 6.653 - 0,973

Tabel 4.16. Kebocoran Produksi PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2008 Bulan

Debit (m3)

% Kebocoran

Produksi Distribusi Kebocoran Kebocoran s/d

Bulan ini

Jan 57.586 57.074 512 512 0,889

Feb 53.870 53.396 474 986 0,880

Mar 50.890 50.517 373 1.359 0,733

Apr 54.432 53.803 629 1.988 1,156

Mei 56.246 55.744 502 2.490 0,893

Jun 60.912 60.391 521 3.011 0,855

Jul 61.068 60.532 536 3.547 0,878

Agt 68.567 68.289 278 3.825 0,405

Sep 66.355 65.806 549 4.374 0,827

Okt 83.030 82.485 545 4.919 0,656

Nov 68.947 68.384 563 5.482 0,817

Des 62.942 62.262 680 6.162 1,080


(50)

Tabel 4.17. Kebocoran Produksi PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2009 Bulan

Debit (m3)

% Kebocoran Debit Produksi Debit Distribusi Debit Kebocoran Kebocoran s/d Bulan ini

Jan 62.942 62.401 541 541 0,860

Feb 48.384 47.983 401 942 0,829

Mar 45.533 45.203 330 1.272 0,725

Apr 50.026 49.747 279 1.551 0,558

Mei 50.026 49.747 279 1.830 0,558

Jun 49.550 49.273 277 2.107 0,559

Jul 49.766 49.485 281 2.388 0,565

Agt 49.550 49.181 369 2.757 0,745

Sep 53.568 53.173 395 3.152 0,737

Okt 55.987 55.348 639 3.791 1,141

Nov 64.282 63.529 753 4.544 1,171

Des 59.616 58.901 715 5.260 1,199

Total 639.230 633.970 5.260 - 0,823

4.3.2. Kebocoran Distribusi PDAM Karanganyar Unit Kerjo

Tabel 4.18. Kebocoran Distribusi PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2006 Bulan

Debit (m3)

% Kebocoran Distribusi Air Terjual Kebocoran

Kebocoran s/d Bulan ini

Jan 43.751 35.968 7.783 7.783 17,789

Feb 42.755 34.893 7.862 15.645 18,388

Mar 42.372 34.307 8.065 23.710 19,034

Apr 47.603 39.324 8.279 31.989 17,392

Mei 44.923 37.124 7.799 39.788 17,361

Jun 44.910 36.997 7.913 47.701 17,620

Jul 44.953 37.220 7.733 55.434 17,202

Agt 56.883 46.899 9.984 65.418 17,552

Sep 55.069 45.692 9.377 74.795 17,028

Okt 63.829 52.148 11.681 86.476 18,300

Nov 67.104 55.233 11.871 98.347 17,690

Des 51.237 41.652 9.585 107.932 18,707


(51)

Tabel 4.19. Kebocoran Distribusi PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2007 Bulan

Debit (m3)

% Kebocoran Distribusi Air Terjual Kebocoran

Kebocoran s/d Bulan ini

Jan 57.074 46.581 10.493 10.493 18,385

Feb 53.396 42.487 10.909 21.402 20,430

Mar 50.517 36.340 14.177 35.579 28,064

Apr 53.803 41.433 12.370 47.949 22,991

Mei 55.744 40.455 15.289 63.238 27,427

Jun 60.391 41.630 18.761 81.999 31,066

Jul 60.532 43.527 17.005 99.004 28,093

Agt 68.289 45.814 22.475 12.479 32,912

Sep 65.806 59.744 6.062 12.541 9,212

Okt 82.485 52.129 30.356 15.897 36,802

Nov 68.384 64.765 3.619 161.516 5,292

Des 62.262 45.147 17.115 178.631 2,489

Total 677.084 560.052 178.631 - 24,182

Tabel 4.20. Kebocoran Distribusi PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2008 Bulan

Debit (m3)

% Kebocoran Distribusi Air Terjual Kebocoran

Kebocoran s/d Bulan ini

Jan 57.074 45.067 12.007 12.007 21,038

Feb 53.396 42.528 10.868 22.875 20,354

Mar 50.517 39.625 10.892 33.767 21,561

Apr 53.803 42.934 10.869 44.636 20,201

Mei 55.744 43.842 11.902 56.538 21,351

Jun 60.391 47.372 13.019 69.557 21,558

Jul 60.532 46.988 13.544 83.101 22,375

Agt 68.289 52.790 15.499 98.600 22,696

Sep 65.806 51.245 14.561 113.161 22,127

Okt 82.485 66.725 15.760 128.921 19,107

Nov 68.384 52.556 15.828 144.749 23,146

Des 62.262 47.246 15.016 159.765 24,117


(52)

Tabel 4.21. Kebocoran Distribusi PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2009 Bulan

Debit (m3)

% Kebocoran Distribusi Air Terjual Kebocoran

Kebocoran s/d Bulan ini

Jan 62.401 49.086 13.315 13.315 21,338

Feb 47.983 38.553 9.430 22.745 19,653

Mar 45.203 35.298 9.905 32.650 21,912

Apr 49.747 39.488 10.259 42.909 20,622

Mei 49.747 39.488 10.259 53.168 20,622

Jun 49.273 39.085 10.188 63.356 20,677

Jul 49.485 39.266 10.219 73.575 20,651

Agt 49.181 38.758 10.423 83.998 21,193

Sep 53.173 41.751 11.422 95.420 21,481

Okt 55.348 43.309 12.039 107.459 21,751

Nov 63.529 50.992 12.537 119.996 19,734

Des 58.901 48.427 10.474 130.470 17,782


(53)

4.3.3. Kebocoran Total PDAM Karanganyar Unit Kerjo

Kebocoran Total PDAM Karanganyar Unit Kerjo merupakan penjumlahan dari kebocoran produksi dan kebocoran distribusi.

450,000 500,000 550,000 600,000 650,000 700,000 750,000 800,000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

D

e

b

it

(

m

^

3

)

Produksi Distribusi Terjual

Grafik 4.4. Kebocoran Produksi dan Distribusi PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2006-2009

Tabel 4.22. Hasil Analisis Kebocoran PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun

Total Debit (m3) Kebocoran

Produksi Distribusi Terjual

Produksi Distribusi Total

Debit

(m3) %

Debit

(m3) %

Debit

(m3) %

2006 611.705 605.389 497.457 6.316 1,033 107.932 17,644 114.248 18,677

2007 683.737 677.084 560.052 6.653 0,973 178.631 26,126 185.284 27,099

2008 744.845 738.683 578.918 6.162 0,827 159.765 21,449 165.927 22,277

2009 639.230 633.970 503.501 5.260 0,823 130.470 20,410 135.729 21,233


(54)

Dari Grafik 4.4 dan Tabel 4.22. dapat diketahui debit kebocoran produksi lebih kecil dibandingkan dengan debit kebocoran distribusi. Hal itu dikarenakan sistem jaringan pipa transmisi PDAM Karanganyar Unit Kerjo bisa dikatakan masih baru sehingga kualitas dari perlengkapan dari jaringan masih dalam kondisi yang baik, tidak banyak karat dan kebocoran pada sambungan. Selain itu jaringan pipa transmisi PDAM Karanganyar Unit Kerjo dapat dipantau oleh petugas dengan mudah sehingga jika terjadi suatu kebocoran dapat langsung ditangani. Sedangkan kebocoran distribusi sangat tinggi disebabkan jaringan pipa yang menyebar dan ditanam didalam tanah sehingga untuk mengetahui kebocoran sedini mungkin sulit untuk dilakukan.

Dengan angka kebocoran rata-rat sebesar 22,436% maka PDAM Karanganyar Unit Kerjo bisa dikatakan Unit yang kurang sehat karena standar kebocoran yang layak adalah maksimal 20 % (Dirjen Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum). Namun bila dibandingkan dengan Unit PDAM di kota lain yang angka kebocorannya mencapai 40% lebih maka kebocoran PDAM Karanganyar Unit Kerjo relatif kecil. Akan tetapi alangkah baiknya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, maka tingkat kebocoran yang sudah terjadi dapat diminimalisir lagi. Dengan minimnya tingkat kebocoran maka daerah pelayanan dapat diperluas lagi.

4.4. Kerugian PDAM Karanganyar Unit Kerjo Akibat Kebocoran

Air

Kerugian PDAM Karanganyar Unit Kerjo akibat kebocoran menyangkut banyak hal, antara lain nilai rupiah air yang hilang, biaya penggantian pipa dan accesor ies, biaya pengadaan alat untuk pendeteksian kebocoran dan penanganan kebocoran, dll. Dalam


(55)

Untuk mengetahui berapa rupiah kerugian PDAM akibat hilangnya air, terlebih dahulu harus mengetahui berapa m3 kebocoran produksi dan distribusi kemudian dikonversikan dalam rupiah berdasarkan tarif air per m3.

Harga air per m3 didasarkan pada golongan pelanggan Rumah Tangga 1 (R.1) atau Rumah Tangga A (R.A) dengan anggapan bahwa golongan tersebut mengkonsumsi air terbanyak. Sedangkan golongan dibawahnya yaitu golongan pelanggan sosial baik itu Sosial Umum 1 (S.1) dan Sosial Umum 2 (S.2) mendapatkan subsidi dari golongan diatasnya yaitu golongan Sekolah/Instansi Pemerintah (P), Niaga (N), dan Industri (I).

Hasil analisis kebocoran PDAM Karanganyar Unit Kerjo dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.23. Perhitungan Harga Kebocoran PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2006

No Bulan Kebocoran Produksi Kebocoran Distribusi Kebocoran Total

m3 Rp m3 Rp m3 Rp

1 Januari 443 354.400 7.783 6.226.400 8.226 6.580.800

2 Febuari 307 245.600 7.862 6.289.600 8.169 6.535.200

3 Maret 482 385.600 8.065 6.452.000 8.547 6.837.600

4 April 349 279.200 8.279 6.623.200 8.628 6.902.400

5 Mei 610 488.000 7.799 6.239.200 8.409 6.727.200

6 Juni 450 360.000 7.913 6.330.400 8.363 6.690.400

7 Juli 580 464.000 7.733 6.186.400 8.313 6.650.400

8 Agustus 703 562.400 9.984 7.987.200 10.687 8.549.600

9 September 659 527.200 9.377 7.501.600 10.036 8.028.800

10 Oktober 453 362.400 11.681 9.344.800 12.134 9.707.200

11 November 288 230.400 11.871 9.496.800 12.159 9.727.200

12 Desember 992 793.600 9.585 7.668.000 10.577 8.461.600

Jumlah 6.316 5.052.800 107.932 86.345.600 114.248 91.398.400


(56)

Tabel 4.24. Perhitungan Harga Kebocoran PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2007

No Bulan Kebocoran Produksi Kebocoran Distribusi Kebocoran Total

m3 Rp m3 Rp m3 Rp

1 Januari 677 609.300 10.493 9.443.700 11.170 10.053.000

2 Febuari 463 416.700 10.909 9.818.100 11.372 10.234.800

3 Maret 397 357.300 14.177 12.759.300 14.574 13.116.600

4 April 697 627.300 12.370 11.133.000 13.067 11.760.300

5 Mei 376 338.400 15.289 13.760.100 15.665 14.098.500

6 Juni 496 446.400 18.761 16.884.900 19.257 17.331.300

7 Juli 399 359.100 17.005 15.304.500 17.404 15.663.600

8 Agustus 660 594.000 22.475 20.227.500 23.135 20.821.500

9 September 850 765.000 6.062 5.455.800 6.912 6.220.800

10 Oktober 441 396.900 30.356 27.320.400 30.797 27.717.300

11 November 788 709.200 3.619 3.257.100 4.407 3.966.300

12 Desember 409 368.100 17.115 15.403.500 17.524 15.771.600

Jumlah 6.653 5.987.700 178.631 160.767.900 185.284 166.755.600

Catatan : Harga air per m3 = Rp 900,-

Tabel 4.25. Perhitungan Harga Kebocoran PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2008

No Bulan Kebocoran Produksi Kebocoran Distribusi Kebocoran Total

m3 Rp m3 Rp m3 Rp

1 Januari 512 512.000 12.007 12.007.000 12.519 12.519.000

2 Febuari 474 474.000 10.868 10.868.000 11.342 11.342.000

3 Maret 373 373.000 10.892 10.892.000 11.265 11.265.000

4 April 629 629.000 10.869 10.869.000 11.498 11.498.000

5 Mei 502 502.000 11.902 11.902.000 12.404 12.404.000

6 Juni 521 521.000 13.019 13.019.000 13.540 13.540.000

7 Juli 536 536.000 13.544 13.544.000 14.080 14.080.000

8 Agustus 278 278.000 15.499 15.499.000 15.777 15.777.000

9 September 549 549.000 14.561 14.561.000 15.110 15.110.000

10 Oktober 545 545.000 15.760 15.760.000 16.305 16.305.000

11 November 563 563.000 15.828 15.828.000 16.391 16.391.000

12 Desember 680 680.000 15.016 15.016.000 15.696 15.696.000

Jumlah 6.162 6.162.000 159.765 159.765.000 165.927 165.927.000


(57)

Tabel 4.26. Perhitungan Harga Kebocoran PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2009

No Bulan Kebocoran Produksi Kebocoran Distribusi Kebocoran Total

m3 Rp m3 Rp m3 Rp

1 Januari 541 595.100 13.315 14.646.500 13.856 15.241.600

2 Febuari 401 441.100 9.430 10.373.000 9.831 10.814.100

3 Maret 330 363.000 9.905 10.895.500 10.235 11.258.500

4 April 279 306.900 10.259 11.284.900 10.538 11.591.800

5 Mei 279 306.900 10.259 11.284.900 10.538 11.591.800

6 Juni 277 304.700 10.188 11.206.800 10.465 11.511.500

7 Juli 281 309.100 10.219 11.240.900 10.500 11.550.000

8 Agustus 369 405.900 10.423 11.465.300 10.792 11.871.200

9 September 395 434.500 11.422 12.564.200 11.817 12.998.700

10 Oktober 639 702.900 12.039 13.242.900 12.678 13.945.800

11 November 753 828.300 12.537 13.790.700 13.290 14.619.000

12 Desember 715 786.500 10.474 11.521.400 11.189 12.307.900

Jumlah 5.260 5.784.900 130.47 143.517.000 135.729 149.301.900

Catatan : Harga air per m3 = Rp 1.100,-

Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa PDAM Karanganyar Unit Kerjo mengalami kerugian karena kehilangan air sebagai berikut:

Tahun 2006: Rp. 91.398.400,- Tahun 2007: Rp. 166.755.600,- Tahun 2008: Rp. 165.927.000,- Tahun 2009: Rp. 149.301.900,- + Jumlah : Rp. 573.382.900,-

Jadi kerugian akibat kehilangan air PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2006-2009 sebesar Rp. 573.382.900,-


(58)

Untuk menutupi kerugian yang begitu besar, maka PDAM Karanganyar Unit Kerjo memberlakukan tarif air secara progresif berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 dan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 57 Tahun 2009. Pemberlakuan tarif tersebut didasarkan pada golongan pelanggan dan banyaknya debit air yang dikonsumsi dalam skala tertentu (lihat Tabel 4.27).

Tabel 4.27. Tarip Juli 2009 s/d Juni 2010 PDAM Karanganyar Unit Kerjo

No Golongan Pelanggan

Tarip Progresif Berdasarkan Klasifikasi Konsumsi Air/m3 (Rp)

0-10 11-20 21-30 >30

I.

1. 2.

Sosial (S)

Sosial Umum (S.1) Sosial Khusus (S.2

650 900 6.50 1.100 650 1.300 650 1.550 II. 1. 2. 3. Non Niaga

Rumah Tangga I (R.1) Rumah Tangga II (R.2) Rumah Tangga III (R.3)

1.100 1.300 1.650 1.800 2.100 2.200 1.900 2.300 2.650 2.100 2.650 2.900 III. 1. 2.

Sekolah/Instansi Pemerintah (P)

Sekolah (P.1)

Instansi Pemerintah (P.2)

1.450 2.200 2.000 3.100 2.400 3.500 2.850 4.200 IV. 1. 2. Niaga (N)

Niaga Kecil (N.1) Niaga Besar (N.2)

2.200 3.300 3.100 3.650 3.650 4.750 4.300 5.500 V. 1. 2. Industri (I)

Industri Kecil (I.1) Industri Besar (I.2)

3.500 3.750 3.750 4.100 4.950 5.200 5.500 6.100 Sumber : Bagian Pelanggan PDAM Kar anganyar


(59)

Berikut adalah perhitungan harga air terjual PDAM Karanganyar Unit Kerjo berdasarkan tarif progresif:

Tabel 4.28. Perhitungan Harga Air Terjual PDAM Karanganyar Unit Kerjo Januari 2006

No Jenis Layanan Jumlah

Rekening Data Tutup Jumlah Data Jumlah m3 (Rek)

Harga Air (Rp)

1 1A Sosial Umum 8 0 8 434 169.500

2 1B Sosial Khusus 84 0 84 2.279 1.984.600

3 2A Rumah Tangga A 2.922 21 2.943 30.297 38.188.600

4 2B Rumah Tangga B 108 0 108 2.251 2.741.700

5 2C Inst. Pemerintah 20 3 23 437 905.850

6 3A Niaga Kecil 6 1 7 218 538.750

7 3B Niaga Besar 1 0 1 52 157.600

Jumlah 3.149 25 3.174 35.968 44.686.600

Tabel 4.29. Perhitungan Harga Air Terjual PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2006

No Bulan Jumlah

Rekening

Data Tutup

Jumlah Data

Jumlah m3 (Rek)

Harga Air (Rp)

1 Januari 3.149 25 3.174 35.968 44.686.600

2 Febuari 3.159 26 3.185 34.893 44.243.550

3 Maret 3.169 26 3.195 34.307 43.537.750

4 April 3.178 25 3.201 39.324 47.324.975

5 Mei 3.186 25 3.211 37.124 46.062.225

6 Juni 3.195 26 3.221 36.997 44.601.175

7 Juli 3.207 25 3.232 37.220 45.571.300

8 Agustus 3.220 24 3.244 46.899 56.804.175

9 September 3.235 26 3.261 45.692 65.219.900

10 Oktober 3.260 26 3.289 52.148 74.117.575

11 November 3.281 25 3.306 55.233 79.128.500

12 Desember 3.302 26 3.328 41.652 62.144.300


(60)

Tabel 4.30. Perhitungan Harga Air Terjual PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2007

No Bulan Jumlah

Rekening

Data Tutup

Jumlah Data

Jumlah m3 (Rek)

Harga Air (Rp)

1 Januari 3.316 25 3.341 46.581 67.668.175

2 Febuari 3.345 25 3.37 42.487 60.033.100

3 Maret 3.352 27 3.379 36.340 53.377.600

4 April 3.368 27 3.395 41.433 60.864.900

5 Mei 3.376 27 3.403 40.455 58.761.750

6 Juni 3.393 27 3.42 41.630 59.605.925

7 Juli 3.399 28 3.427 43.527 63.521.150

8 Agustus 3.408 27 3.435 45.814 65.979.900

9 September 3.420 26 3.446 59.744 74.665.925

10 Oktober 3.432 26 3.458 52.129 86.564.358

11 November 3.456 26 3.482 64.765 93.568.850

12 Desember 3.464 26 2.49 45.147 71.902.175

Jumlah 40.729 317 40.046 560.052 816.513.808

Tabel 4.31. Perhitungan Harga Air Terjual PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2008

No Bulan Jumlah

Rekening

Data Tutup

Jumlah Data

Jumlah m3 (Rek)

Harga Air (Rp)

1 Januari 3.470 22 3.492 45.067 73.706.175

2 Febuari 3.476 21 3.497 42.528 68.745.700

3 Maret 3.491 21 3.512 39.625 66.641.150

4 April 3.505 19 3.524 42.934 70.231.325

5 Mei 3.521 19 3.54 43.842 73.455.475

6 Juni 3.532 20 3.552 47.372 76.312.400

7 Juli 3.544 21 3.565 46.988 76.439.550

8 Agustus 3.563 20 3.583 52.790 86.115.700

9 September 3.587 21 3.608 51.245 61.521.526

10 Oktober 3.607 20 3.677 66.725 101.291.975

11 November 3.631 20 3.651 52.556 83.135.775

12 Desember 3.641 20 3.661 47.246 77.486.725


(61)

Tabel 4.32. Perhitungan Harga Air Terjual PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2009

No Bulan Jumlah

Rekening

Data Tutup

Jumlah Data

Jumlah m3

(Rek) Harga Air (Rp)

1 Januari 3.653 20 3.673 49.086 79.520.650

2 Febuari 3.668 20 3.688 38.553 84.253.250

3 Maret 3.672 19 3.691 35.298 80.020.650

4 April 3.685 20 3.705 39.488 78.652.368

5 Mei 3.698 21 3.719 39.468 86.536.840

6 Juni 3.701 20 3.721 39.085 95.650.242

7 Juli 3.715 20 3.735 39.266 95.890.250

8 Agustus 3.729 19 3.748 38.758 102.568.564

9 September 3.736 19 3.755 41.751 92.685.320

10 Oktober 3.745 20 3.765 43.309 108.650.265

11 November 3.762 20 3.765 50.992 110.850.650

12 Desember 3.786 20 3.806 48.427 101.862.350

Jumlah 44.550 238 44.771 503.481 1.117.141.399

Jadi harga air terjual PDAM Karanganyar Unit Kerjo adalah sebagai berikut: Tahun 2006 : Rp. 653.442.025,-

Tahun 2007 : Rp. 816.513.808,- Tahun 2008 : Rp. 915.083.476,- Tahun 2009 : Rp.1.117.141.399,- + Total : Rp.3.502.180.708,-


(62)

Sedangkan keuntungan PDAM Karanganyar Unit Kerjo untuk menutupi kerugian akibat kebocoran air terlebih dahulu menghitung nilai rupiah produksi air, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.33. Perhitungan Harga Produksi Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2006-2007

No Bulan

Tahun

2006 2007

Jumlah m3 (Rek) Harga Air

(Rp) Jumlah m

3

(Rek) Harga Air (Rp)

1 Januari 44.194 35.355.200 57.318 51.586.200

2 Febuari 43.062 34.449.600 51.771 46.593.900

3 Maret 42.854 34.283.200 44.461 40.014.900

4 April 47.952 38.361.600 50.890 45.801.000

5 Mei 45.533 36.426.400 49.550 44.595.000

6 Juni 45.360 36.288.000 50.544 45.489.600

7 Juli 45.533 36.426.400 53.568 48.211.200

8 Agustus 57.586 46.068.800 57.586 51.827.400

9 September 55.728 44.582.400 68.378 61.540.200

10 Oktober 64.282 51.425.600 65.621 59.058.900

11 November 67.392 53.913.600 76.464 68.817.600

12 Desember 52.229 41.783.200 57.586 51.827.400

Jumlah 611.705 489.364.000 683.737 615.363.300


(63)

Tabel 4.34. Perhitungan Harga Produksi Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2008-2009

No Bulan

Tahun

2006 2007

Jumlah m3 (Rek) Harga Air (Rp) Jumlah m3 (Rek) Harga Air (Rp)

1 Januari 57.586 57,586.000 62.942 69.236.200

2 Febuari 53.870 53,870.000 48.384 53.222.400

3 Maret 50.890 50,890.000 45.533 50.086.300

4 April 54.432 54,432.000 50.026 55.028.600

5 Mei 56.246 56,246.000 50.026 55.028.600

6 Juni 60.912 60,912.000 49.550 54.505.000

7 Juli 61.068 61,068.000 49.766 54.742.600

8 Agustus 68.567 68,567.000 49.550 54.505.000

9 September 66.355 66,355.000 53.568 58.924.800

10 Oktober 83.030 83,030.000 55.987 61.585.700

11 November 68.947 68,947.000 64.282 70.710.200

12 Desember 62.942 62,942.000 59.616 65.577.600

Jumlah 744.845 744,845.000 639.230 703.153.000

Catatan : Harga air per m3 Tahun 2008 = Rp 1000,- ;Tahun 2009 = Rp 1.100,-

Jadi harga produksi air PDAM Karanganyar Unit Kerjo adalah sebagai berikut: Tahun 2006 : Rp. 489.364.000,-

Tahun 2007 : Rp. 615.363.300,- Tahun 2008 : Rp. 744,845.000,- Tahun 2009 : Rp. 703,153.000,- + Total : Rp.2.552.725.300,-


(64)

Keuntungan PDAM Karanganyar Unit KerjoTahun 2006-2009 berdasarkan tarif progresif adalah: Rp.3.502.180.708 - Rp.2.552.725.300 = Rp. 949.455.408,-

Sedangkan kerugian PDAM Karanganyar Unit Kerjo akibat kehilangan air Tahun 2006-2009 adalah Rp. 573.382.900,-

Maka kerugian akibat kehilangan air dapat tertutupi oleh air terjual berdasarkan tarif progresif dan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 949.455.408 - Rp. 573.382.900 = Rp. 376.072.508,-

4.5.

Usulan Penanggulangan Kebocoran Air PDAM Karanganyar

Unit Kerjo

1. Secara Manajemen

a. Petugas pencatat meteran air diwajibkan untuk membaca meteran air secara teliti dan diadakannya rotasi lokasi pembacaan meteran air secara acak.

b. Penggunaan air di perkantoran pemerintah lokal, penyiraman kebun atau industri pemadam kebakaran ditakar dengan meter air dan penggunaan air dibayar sejalan dengan prosedur yang berlaku.

c. Melakukan inspeksi mendadak dan kontiyu untuk menjerat sambungan liar atau penggunaan air tanpa meter air serta memberikan hukuman yang berat sehingga memberikan efek jera.


(65)

2. Secara Fisik

a. Mengganti pipa-pipa yang retak atau bocor dengan pipa yang baru berstandar mutu tinggi sehingga dapat menahan tekanan dalam pipa. b. Mengganti klem, valve, atau acessor ise yang sudah tua.

c. Mengganti meteran air secara bertahap dengan jenis meteran air yang mempunyai tingkat akurasi tinggi atau mengkalibrasi ulang meteran lama, selain itu juga dilakukan pemeliharaan rutin.

d. Membentuk sistem jaringan distribusi berdasarkan blok dengan induk meter per blok sehingga mudah dalam mengetahui kebocoran air serta dalam penanggulangannya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada buku Petunjuk Teknis Tata Cara Penaggulangan Kehilangan Air pada Sistem Transmisi dan Distribusi, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 1998.


(1)

Sedangkan keuntungan PDAM Karanganyar Unit Kerjo untuk menutupi kerugian akibat kebocoran air terlebih dahulu menghitung nilai rupiah produksi air, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.33. Perhitungan Harga Produksi Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2006-2007

No Bulan

Tahun

2006 2007

Jumlah m3 (Rek) Harga Air

(Rp) Jumlah m

3

(Rek) Harga Air (Rp)

1 Januari 44.194 35.355.200 57.318 51.586.200

2 Febuari 43.062 34.449.600 51.771 46.593.900

3 Maret 42.854 34.283.200 44.461 40.014.900

4 April 47.952 38.361.600 50.890 45.801.000

5 Mei 45.533 36.426.400 49.550 44.595.000

6 Juni 45.360 36.288.000 50.544 45.489.600

7 Juli 45.533 36.426.400 53.568 48.211.200

8 Agustus 57.586 46.068.800 57.586 51.827.400

9 September 55.728 44.582.400 68.378 61.540.200

10 Oktober 64.282 51.425.600 65.621 59.058.900

11 November 67.392 53.913.600 76.464 68.817.600

12 Desember 52.229 41.783.200 57.586 51.827.400

Jumlah 611.705 489.364.000 683.737 615.363.300


(2)

Tabel 4.34. Perhitungan Harga Produksi Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo Tahun 2008-2009

No Bulan

Tahun

2006 2007

Jumlah m3 (Rek) Harga Air (Rp) Jumlah m3 (Rek) Harga Air (Rp)

1 Januari 57.586 57,586.000 62.942 69.236.200

2 Febuari 53.870 53,870.000 48.384 53.222.400

3 Maret 50.890 50,890.000 45.533 50.086.300

4 April 54.432 54,432.000 50.026 55.028.600

5 Mei 56.246 56,246.000 50.026 55.028.600

6 Juni 60.912 60,912.000 49.550 54.505.000

7 Juli 61.068 61,068.000 49.766 54.742.600

8 Agustus 68.567 68,567.000 49.550 54.505.000

9 September 66.355 66,355.000 53.568 58.924.800

10 Oktober 83.030 83,030.000 55.987 61.585.700

11 November 68.947 68,947.000 64.282 70.710.200

12 Desember 62.942 62,942.000 59.616 65.577.600

Jumlah 744.845 744,845.000 639.230 703.153.000

Catatan : Harga air per m3 Tahun 2008 = Rp 1000,- ;Tahun 2009 = Rp 1.100,-

Jadi harga produksi air PDAM Karanganyar Unit Kerjo adalah sebagai berikut: Tahun 2006 : Rp. 489.364.000,-

Tahun 2007 : Rp.

615.363.300,-Tahun 2008 : Rp. 744,845.000,- Tahun 2009 : Rp. 703,153.000,- +


(3)

Keuntungan PDAM Karanganyar Unit KerjoTahun 2006-2009 berdasarkan tarif progresif adalah: Rp.3.502.180.708 - Rp.2.552.725.300 = Rp. 949.455.408,-

Sedangkan kerugian PDAM Karanganyar Unit Kerjo akibat kehilangan air Tahun 2006-2009 adalah Rp. 573.382.900,-

Maka kerugian akibat kehilangan air dapat tertutupi oleh air terjual berdasarkan tarif progresif dan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 949.455.408 - Rp. 573.382.900 = Rp. 376.072.508,-

4.5.

Usulan Penanggulangan Kebocoran Air PDAM Karanganyar

Unit Kerjo

1. Secara Manajemen

a. Petugas pencatat meteran air diwajibkan untuk membaca meteran air secara teliti dan diadakannya rotasi lokasi pembacaan meteran air secara acak.

b. Penggunaan air di perkantoran pemerintah lokal, penyiraman kebun atau industri pemadam kebakaran ditakar dengan meter air dan penggunaan air dibayar sejalan dengan prosedur yang berlaku.

c. Melakukan inspeksi mendadak dan kontiyu untuk menjerat sambungan liar atau penggunaan air tanpa meter air serta memberikan hukuman yang berat sehingga memberikan efek jera.


(4)

2. Secara Fisik

a. Mengganti pipa-pipa yang retak atau bocor dengan pipa yang baru berstandar mutu tinggi sehingga dapat menahan tekanan dalam pipa. b. Mengganti klem, valve, atau acessor ise yang sudah tua.

c. Mengganti meteran air secara bertahap dengan jenis meteran air yang mempunyai tingkat akurasi tinggi atau mengkalibrasi ulang meteran lama, selain itu juga dilakukan pemeliharaan rutin.

d. Membentuk sistem jaringan distribusi berdasarkan blok dengan induk meter per blok sehingga mudah dalam mengetahui kebocoran air serta dalam penanggulangannya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada buku Petunjuk Teknis Tata Cara Penaggulangan Kehilangan Air pada Sistem Transmisi dan Distribusi, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 1998.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1. Kebocoran Air PDAM Karanganyar Unit Kerjo

1. Tingkat produksi dan distribusi air di PDAM Karanganyar Unit Kerjo rata-rata Tahun 2006-2009 adalah 669879,25 m3 dan 663784,25 m3

2. Tingkat kebocoran rata-rata di PDAM Karanganyar Unit Kerjo rata-rata Tahun 2006-2009 adalah 22,436%.

3. Usulan penanggulangan kebocoran dilakukan secara teknis dan non teknis.

5.1.2. Kerugian PDAM Karanganyar Unit Kerjo Akibat Kebocoran

1. Kerugian PDAM Karanganyar Unit Kerjo akibat kehilangan air Tahun 2006-2009 adalah Rp. 573.382.900,-

2. Keuntungan PDAM Karanganyar Unit KerjoTahun 2006-2009 berdasarkan tarif progresif adalah Rp. 949.455.408,-


(6)

5.2. Saran

1. Untuk penelitian lebih lanjut diperlukan pemeriksaan data lapangan tentang kebocoran agar bisa dilakukan analisis dan dapat menentukan upaya-upaya penanggulangan kebocoran secara cepat dan tepat.

2. Perlu dilakukannya prosedur penanganan kebocoran air baik cara pendeteksian dengan sedini mungkin, penanganan kebocoran secepat mungkin, dan pemeliharaan jaringan. Selain itu perlu melakukan kerjasama dengan masyarakat sebagai pengguna jasa PDAM dalam hal pencurian air dan perawatan fasilitas PDAM.