Hz disebut frekuensi infrasonik. Sedangkan frekuensi diatas ambang batas pendengaran manusia 20 kHz disebut frekuensi ultrasonik Mediastika, 2009.
2.1.1 Perambatan dan Kecepatan Bunyi
Rambatan gelombang bunyi disebabkan oleh lapisan perapatan dan pergangan partikel-partikel udara yang bergerak ke arah luar, yaitu karena penyimpangan
tekanan. Partikel-partikel udara yang meneruskan gelombang bunyi tidak berubah posisi normalnya; mereka hanya bergetar sekitar posisi kesetimbangannya, yaitu
posisi partikel bila tidak ada gelombang bunyi yang diteruskan. Penyimpangan tekanan ditambahkan pada tekanan atmosfir yang kira-kira tunak dan ditangkap
oleh telinga. Kecepatan bunyi yang relatif rendah menyebabkan cacat akustik seperti gaung pemantulan yang berkepanjangan, gema, dan dengung yang
berlebihan Doelle, 1993. Kecepatan rambat bunyi yang umum digunakan adalah 340 ms, yaitu
kecepatan rambat bunyi pada medium udara pada suhu berkisar 16
o
C. Kecepatan ini sangat bergantung pada jenissusunan medium perambatan sumber bunyi serta
suhu medium tersebut. Pada dasarnya bunyi merambat lebih cepat pada medium yang molekulnya lebih stabil dan pada suhu yang lebih tinggi. Kecepatan rambat
bunyi merupakan hasil kali frekuensi dengan panjang gelombangnya yang secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
v = f λ .................................................. 2.1 dengan :
v adalah kecepatan rambat bunyi ms f adalah frekuensi bunyi Hz
λ adalah panjang gelombang bunyi m Oleh karena pada suatu daerah tertentu digunakan nilai v yang tetap, maka
hal itu menunjukkan bahwa ketika suatu sumber bunyi memiliki frekuensi rendah maka panjang gelombangnya akan besar. Sebaliknya bila frekuensi tinggi, maka
panjang gelombangnya menjadi kecil Mediastika, 2009.
2.1.2 Intensitas dan Energi Bunyi
Menurut Sears 2003, Intensitas bunyi adalahjumlah rata-rata energi yang dibawa persatuan waktu oleh gelombang bunyi persatuan luas permukaan yang tegak
lurus pada arah rambatan. Dengan kata lain, intensitas meupakan daya rata-rata persatuan luas. Intensitas bunyi dapat ditentukan dengan:
� =
� �
................................................... 2.2 dengan:
I adalah intensitas bunyi Wm
2
W adalah daya akustik Watt A adalah luas area permukaan m
2
Kuat lemahnya bunyi bergantung pada amplitudo. Semakin besar amplitudo, maka akan semakin keras bunyinya. Hubungan intensitas dengan
amplitudo dan tekanan dapat dilihat pada persamaan berikut : � =
1 2
����
2
=
��
��� 2
2 ��
=
�
��� 2
2 ��
.............................2.3 dengan:
Badalah modulus Bulk Pa �adalah kecepatan sudut rads
A adalah amplitudo pergeseran m
k adalah bilangan gelombang radm v adalah kecepatan rambat bunyi ms
� adalah kerapatan udara kgm
3
P adalah amplitudo tekanan Pa Dari persamaan 2.3 jelas terlihat bahwa semakin besar energi bunyi yang
dibawa oleh gelombang maka akan semakin besar intensitasnya. Energi bunyi memiliki bentuk yang sama dengan energi benda bergetar. Energi bunyi
sebanding dengan kuadrat frekuensi dan amplitudo sumber bunyi. � ≈ �
� 2
�
2
..........................................2.4 dengan :
E adalah energi bunyi J A adalah amplitudo sumber bunyi m
f adalah frekuensi gelombang bunyi Hz
2.1.3 Pemantulan dan Penyerapan Bunyi