2.6 Perekat Polivinil Asetat PVAc
Bahan perekat secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu bahan perekat alami dan bahan perekat sintetis. Bahan perekat alami berasal dari hewani, tumbuhan,
dan mineral. Berikut beberapa perekat alami : 1.
Beberapa bahan perekat yang berasal dari hewani adalah albumen, casein, shellac, lilin lebah dan kak Animal Glue.
2. Beberapa bahan perekat yang berasal dari tumbuhan adalah damar Alam,
arabic Gum, protein, starch atau kanji, dextrin, dan karet Alam. 3.
Beberapa bahan perekat yang berasal dari mineral adalah silicate, magnesia, litharge, bitemen, dan asphalt Hartomo, 1995.
Polivinil asetat PVAc atau biasa disebut juga lem putih biasa digunakansebagai lem kayu dan kertas. Lem putih merupakan salah satu produk
jenis polimer emulsi.Polimer emulsi adalah polimerisasi adisi terinisiasi radikal bebas dimana suatumonomer atau campuran monomer dipolimerisasikan di dalam
air denganperubahan surfaktan untuk membentuk suatu produk polimer emulsi yang bisadisebut lateks. Polimer emulsi digunakan sebagai perekat dalam industri
kayulapis dan pengerjaan furniture. Polivinil asetat adalah suatu polimerkaret sintesis. Polivinil asetat dibuat dari monomernya, vinil asetat vinyl acetate. Sifat
khusus dari kopolimer emulsi yang lengket terhadap aksi tekanan memungkinkan penggunaannya sebagai perekat.
2.7 Sifat Mekanik Material
Uji mekanik dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis suatu material. Sifat Mekanis yang umum diuji dalam karakterisasi bahan antaralain :
1. Kuat tarik tensile strength
2. Kuat lentur flexural strength
2.7.1 Kuat Tarik Tensile Strength
Uji kuat tarik merupakan pengujian statis dengan cara memberi gaya tarik pada kedua ujung sampel. Pengujian bertujuan untuk mengetahui gaya tarik maksimum
yang mampu ditahan oleh sampel agar tidak putus. Kekuatan tarik dapat diartikan sebagai ketahanan suatu bahan terhadap gaya yang bekerja paralel pada bahan
yang menyebabkan bahan tersebut putus tarik.Kuat tarik dapat dihitung dengan persamaan berikut :
σ =
F Ao
...............................................2.14 dengan :
σ =kekuatan tarik Nm
2
F = gaya tarik N A
o
= luas penampang awal yang tegak lurus gaya m
2
Berdasarkan ASTM D-638, panjang sampel untuk uji tarik adalah 115 mm. Panjang grips 65 mm dengan lebar 20 mm.Grip didesain khusus sebagai
pegangan dengan radius tertentu agar putus tarik terjadi pada area pengujian. Untuk itu, pegangan atau grip dibuat lebih lebar. Jika putus tarik terletak pada
daerah grip, maka besar gaya maksimum yang ditunjukkan tidak valid. Ukuran sampel dan skema untuk uji tarik dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Ukuran Spesimen Uji Tarik Berdasarkan ASTM D-638
A
O
2.7.2 Kuat LenturFlexural Strength
Kuat lentur flexural strength adalah sifat mekanis yang menunjukkan ukuran kekakuan dari suatu material. Flexural modulus dapat digantikan melalui
pengukuran top load yaitu dengan menekan sampel hingga membengkok. Dengan mengukur ketahanan material terhadap pembengkokan, flexural modulus akan
menjadi ukuran kekakuan material. Pada prinsipnya, semakin tinggi modulus lenturnya, maka material semakin kaku. Kuat lentur dapat dihitung dengan rumus:
UFS =
3 ��
2 ��
2
..................................................2.15 dengan
UFS = kuat lentur MPa P = beban atau gaya yang diberikan N
L = jarak anatara kedua penumpuh mm b = lebar sampel mm
d = ketebalan sampel mm
Pengujian kuat lentur dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan material terhadap pembebanan pada tiga titik lentur dan untuk mengetahui keelastisitasan
suatu bahan. Semakin besar kuat lentur, maka bahan akan semakin elastis. Skema pengujian kuat lentur dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Skema Pengujian Kuat Lentur
b Beban P
Sampel
L t
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian