pilar silinder dengan diameter 1,0 liters, 1,5 liters dan 2,0 liters. Bahwa gerusan yang terjadi pada pilar silinder dengan debit 2,0 liters mengalami peningkatan
kedalaman gerusan yang pada awalnya besar kemudian semakin lama penambahan kedalaman gerusannya semakin mengecil hingga pada saat menit tertentu telah
mendekati kondisi kesetimbangan equilibrium scour depth. Pola gerusan yang terjadi pada masing-masing titik pengamatan hampir sama dengan pilar
lenticular dengan debit 1,0 liters dan 1,5 liters. Hal yang membedakan yaitu memiliki nilai gerusan yang lebih besar dibanding dengan keduanya.
Pada titik pengamatan 5 terjadi gerusan yang paling besar yaitu 96 mm. Dapat dilihat pada Gambar 4.3 bahwa gerusan terkecil terjadi pada titik pengamatan 1
dengan terjadinya gerusan sebesar 21,9 mm.
4.3.2. Perkembangan Kedalaman Gerusan Maksimum terhadap Waktu pada Pilar Silinder
Dari Gambar 4.2 sampai dengan Gambar 4.4 dapat diketahui besarnya kedalaman gerusan maksimum yang terjadi pada masing-masing sudut pilar seperti yang tersaji
pada Gambar 4.5 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Perkembangan kedalaman gerusan maksimum terhadap waktu pada pilar silinder
Sedangkan dari masing-masing perkembangan kedalaman gerusan maksimum yang ada pada berbagai sudut pilar, dapat diketahui tp t pada saat waktu puncak mulai
terjadi gerusan maksimum. Sehingga dapat diketahui perbedaan t puncak dari berbagai sudut pilar yang ada, seperti yang tersaji pada Gambar 4.6 berikut ini
Gambar 4.6 Perkembangan kedalaman gerusan maksimum pilar silinder
terhadap waktu pada saat t puncak
-3,6 -3,2
-2,8 -2,4
-2 -1,6
-1,2 -0,8
-0,4 1
3 5
7 9
1 5
2 5
3 5
5 7
1 1
3 1
6 1
9 2
2 2
5
z b
waktu menit
debit 1,0 lits debit 1,5 lits
debit 2,0 lits
-3,5 -3
-2,5 -2
-1,5 -1
-0,5 0,5
1 1,5
2 2,5
3 3,5
4 4,5
z b
ttp menit
Debit 1,0 liters
Debit 1,5 liters
Debit 2,0 liters
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Kedalaman gerusan pada saat waktu puncak
Debit liters Kedalaman Gerusan zb
Waktu Puncak tp 1,0
0,8333 60
1,5 1,7
115 2,0
3,2 190
Sumber: Hasil penelitian Keterangan : Waktu puncak berubah-ubah tergantung debit aliran
Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa gerusan yang terjadi pada semua pilar silinder di berbagai sudut terlihat mengalami peningkatan kedalaman gerusan yang
pada awalnya besar kemudian semakin lama penambahan kedalaman gerusannya mengecil hingga pada saat menit tertentu telah mendekati kondisi kesetimbangan
equilibrium scour depth. Hal ini ditunjukan oleh trend grafik yang dibentuk mendekati garis lurus seperti terlihat pada gambar hasil analisis.
Perkembangan kedalaman gerusan terhadap waktu pada pilar silinder dengan debit aliran untuk masing-masing pilar terlihat bahwa gerusan awal yang terjadi
pada umumnya dimulai dari sisi samping pilar bagian depan. Kedalaman gerusan awal maksimum terjadi pada sisi pilar bagian depan di titik pengamatan 5.
Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa dari berbagai sudut pilar yang ada terdapat perbedaan waktu puncak pada saat gerusan mulai mencapai
kedalaman maksimum. Waktu puncak mulai terjadinya gerusan maksimum pada masing-masing pilar silinder dengan debit 1,0 liters, 1,5 liters,dan 2,0 liters secara
berturut-turut adalah menit 60, 115, 190. Dari grafik ternyata untuk waktu yang sama terjadi perbedaan kedalaman
gerusan yang disebabkan oleh perbedaan debit. Perkembangan kedalaman gerusan terbesar terjadi pada pilar silinder dengan debit 2,0 liters. Perkembangan
kedalaman gerusan terkecil terjadi pada pilar silinder dengan debit 1,0 liters.
Universitas Sumatera Utara
Kedalaman gerusan yang terjadi semakin bertambah seiring dengan bertambahnya atau peningkatan sudut pilar. Hal ini dikarenakan sudut pilar dapat
mempengaruhi pola aliran yang terjadi disekitar pilar. Semakin besar debit aliran yang digunakan, maka kedalaman gerusan yang dihasilkan akan semakin besar.
4.3.3 Pola Gerusan di Sekitar Pilar Silinder