Berdasarkan Convention on the Rights of the Child Konvensi Berdasarkan Kitab undang-undang Hukum Perdata

umur, tindak kekerasan terhadap anak, perdagangan anak, adopsi illegal, dan eksploitasi seksual. A.3 Pengaturan tentang Akta Kelahiran a. Berdasarkan Uudang-undang 1945 Bagian Undang-Undang dasar 1945 yang mengatur tentang akta kelahiran yaitu UUD 1945 sendiri mengakui dengan jelas bagaimana hak asasi manusia itu harus dihargai, dijunjung tinggi, dihormati dan negara menjadi pemangku kewajiban dari pemenuhan hak-hak asasi tersebut. Dasar hukum bagi pelaksanaan HAM di negara ini pun sudah cukup jelas dicantumkan dalam setiap hukum positif yang berlaku, UUD 1945 pasal 28D , UU Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM, UU Nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM, dan berbagai ratifikasai penegakkan HAM yang sudah diundangkan. Hal itu berarti,dalam undang-undang tersebut secara eksplisit juga menerapkan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia termasuk anak sebagai warga negara masyarakat. Hak ini kemudian dijabarkan lagi dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 5, 27 dan 28; Undang-Undang No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan pada pasal 27; serta Undang-Undang No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan pasal 5. 7

b. Berdasarkan Convention on the Rights of the Child Konvensi

Hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pada tanggal 20 November 1989 dan diratifikasi Indonesia ada tahun 1990 8 7 Davit Setyawan,http: http:www.kpai.go.idartikelpemenuhan-hak-anak-atas-akta- kelahiran-merupakan-bagian-dari-hak-sipil-yang-harus-dilindungi-konstitusi, 15 Febuari 2014. Diakses pada tanggal 9 Juli 2016 8 Ibid. Pasal 9 konvensi PBB mengenai hak-hak anak menentukan bahwa semua anak harus didaftarkan segera setelah kelahirannya dan juga harus mempunyai nama serta kewarganegaraan. Dalam kerangka hukum Hak Asasi Manusia HAM internasional, hak atas kewarganegaraan merupakan hak asasi setiap manusia. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia DUHAM dalam Pasal 15 huruf a menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh suatu kewarganegaraan. Kemudian Kovenan Hak-Hak Sipil dan Politik, hak atas kewarganegaraan diatur dalam Pasal 24 ayat 3. Karena setiap anak yang lahir harus didaftarkan sebagai bukti awal kewarganegaraannya, maka Convention on the Rights of the Child CRC yang secara spesifik mengatur kebutuhan anak menjadi acuan yuridis untuk menganalisis persoalan ini. Pasal 7 C menyatakan anak akan didaftarkan segera setelah kelahiran dan berhak memperoleh kewarganegaraan. Selanjutnya Pasal 8 menegaskan bahwa negara menghormati hak anak atas kewarganegaraannya . Konvensi ini menghimbau agar dilaksanakan pendaftaran kelahiran gratis bagi semua anak dan merupakan tujuan yang dapat dicapai oleh semua negara

c. Berdasarkan Kitab undang-undang Hukum Perdata

Pencatatan kelahiran adalah akta atau catatan otentik yang dibuat oleh pegawai catatan sipil berupa catatan resmi tentang tempat dan waktu kelahiran anak, nama anak, dan nama orang tua anak secara lengkap dan jelas, serta status kewarganegaraan anak. 9 Pada dasarnya aspek hukum pencatatan kelahiran dalam usaha perlindungan anak merupakan suatu wujud dari kekuatan suatu 9 http:www.landasanteori.com201509pencatatan-kelahiran-menurut-kuh-perdata.html, September 2015 , diakses pada tanggal 30 April 2016 pembuktian tentang status seorang anak yang baru dilahirkan.Dimana dengan status tersebut maka diketahui siapa orang tuanya yang memiliki kewajiban untuk memelihara dan mendidiknya. Dengan demikian maka aspek hukum pelaksanaan pencatatan dalam usaha perlindungan anak memberikan suatu keadaan bahwa pencatatan tersebut akanmemberikan bukti kedudukan anak baik itu statusnya, maupun juga orang tua dankeluarganya. Sehingga pelaksanaan pencatatan tersebut dituangkan dalam suatu bentuk akta yaitu akta kelahiran. 10 Sebagaimana disebutkan oleh Sudikno Mertokusumo, bahwa fungsi terpenting dari pada akta adalah sebagai alat bukti yaitu : 11 1. Kekuataan pembuktian lahir. Yang dimaksudkan dengan kekuataan pembuktian lahir, ialah kekuataan pembuktian yang didasarkan atas keadaan lahir, apa yang tampak pada lahirnya, yaitu bahwa surat yang tampaknya dari lahir seperti akta, dianggap mempunyai kekuataan seperti akta sepanjang tidak terbukti sebaliknya. 2. Kekuatan pembuktian formil. Kekuataan pembuktian formil didasarkan atas ada tidaknya pernyataan oleh yang bertanda tangan di bawah itu.Kekuataan pembuktian formil ini memberi tentang peristiwa bahwa pejabat dan para pihak menyatakan dan melakukan apa yang dimuat dalam akta. 3. Kekuataan pembuktian materiil. Kekuatan pembuktian materiil ini memberi kepastian tentang materi suatu akta, kepastian tentang peristiwa 10 Muhammad Fauzi Syareyza, Op.Cit, h. 29-30. 11 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1982, hal. 122 bahwa pejabat atau para pihak menyatakan dan melakukan seperti yang dimuat dalam akta.

d. Berdasarkan Undang-undang Nomer 1 Tahun 1974 Tentang

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggung Jawab terhadap Anak Didik dalam Perspektif Hukum Perlindungan Anak T1 312012078 BAB II

0 0 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Akta Kelahiran sebagai Hak Konstitusional Anak: Perspektif Hukum Perlindungan Anak T1 312012080 BAB I

0 1 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Akta Kelahiran sebagai Hak Konstitusional Anak: Perspektif Hukum Perlindungan Anak

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Hak Anak Putus Sekolah Atas Pendidikan T1 312011020 BAB I

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Hak Anak Putus Sekolah Atas Pendidikan T1 312011020 BAB II

0 0 46

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Hak Anak Putus Sekolah Atas Pendidikan T1 312011020 BAB VI

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum Terhadap Folklore dalam Hukum Hak Kekayaan Intelektual Indonesia dan Hukum Internasional T1 312006046 BAB II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Standar Perlindungan Hak – Hak Tersangka atau Terdakwa Menurut Hukum Nasional dan Hukum Internasional T1 312008059 BAB II

0 0 37

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hak Atas Air Bersih dan Aman sebagai Hak Asasi Manusia T1 BAB II

0 0 15

BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Korban Bencana Alam sebagai Hak Asasi Manusia

0 0 32