Latar Belakang Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa SMP Kelas IX Husni Thamrin Medan tentang Bahaya Rokok terhadap timbulnya Penyakit Paru

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada zaman modern saat ini, rokok bukan benda asing lagi. Bagi mereka yang hidup di kota maupun di desa umumnya mereka sudah mengenal benda yang bernama rokok ini. Bahkan oleh sebagian orang, rokok sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa alasan yang jelas seseorang akan merokok, baik setelah makan, setelah minum kopi atau teh, bahkan sambil bekerja sering di selingi merokok Jaya, 2009. Rokok saat ini sudah menjadi budaya manusia. Hal ini dikuatkan dengan adanya laporan dari World Health Organisation WHO pada tahun 2008 bahwa jumlah perokok didunia mencapai 1,3 milyar orang. Menurut WHO dalam Report on Global Tobacco Epidemic Tahun 2008, Indonesia menduduki peringkat ke 3 sebagai negara dengan jumlah perokok terbesar 4,8. Urutan pertama ditempati Cina 30, selanjutnya India 11,2 , Rusia 4,8, Amerika 4,5, Jepang 2,8, Brazil 1,9, Jerman 1,8, dan Turki 1,7. Menurut Departemen Kesehatan RI mengenai prevalensi perokok di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 1995 sebanyak 26,9 menjadi 31,5 pada tahun 2001, dimana pada pria sebesar 62,2 dan wanita sebesar 1,3. Sebagian besar 68,8 perokok mulai merokok sebelum umur 19 tahun, saat masih anak-anak atau remaja. Berdasarkan survei yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey GYTS Indonesia tahun 2006 yang dilakukan terhadap remaja berusia 13-15 tahun, sebanyak 24,5 remaja laki-laki dan 2,3 remaja perempuan merupakan perokok, 3,2 diantaranya sudah kecanduan. Bahkan, yang lebih mengkhawatirkan 3 dari 10 pelajar mencoba merokok sejak mereka dibawah usia 10 tahun. Untuk daerah Medan tersendiri terdapat 34,9 murid sekolah usia SMP pernah merokok dan 20,9 saat ini masih merokok. Rokok mengandung lebih dari 4.000 jenis bahan kimia, dan 400 dari bahan- bahan tersebut dapat meracuni tubuh, sedangkan 40 dari bahan tersebut bisa mnyebabkan kanker Aula, 2010. Menurut WHO dalam World Health Report 2000 menunjukkan bahwa 5 penyakit paru utama yang merupakan sebagian dari Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara penyebab kematian di dunia, masing-masing adalah Kanker Paru, Penyakit Paru Obstruksi Kronik PPOK, Tuberkulosis Paru, Pneumonia, dan Asma. Berdasarkan penelitian Hamajima, Takeuchi, Morita, dan Naito 2010 menggunakan studi kohort yang dilakukan di Jepang, persentase kematian dari semua penyebab kematian terdapat 27,8 pria dan 6,7 wanita dari rokok. Berdasarkan laporan WHO 2008, kanker merupakan penyebab utama kematian didunia dan terdapat 7,6 juta kematian 13 dari semua kematian. Urutan pertama kanker paru sebanyak 1,4 juta kematian, diikuti dengan kanker lambung 740 ribu, kanker hati 700 ribu kematian, kanker kolorektal 610 ribu kematian, dan kanker payudara 460 ribu kematian. Berdasarkan Loeb, Ernster, et al 1984 merokok menyebabkan 30-40 kematian akibat kanker. Menurut data Yayasan Kanker Indonesia YKI, hampir 80 pengidap kanker paru mempunyai kebiasaan merokok Jaya, 2009. Penderita PPOK menurut WHO tahun 2004 sebanyak 64 juta dan 3 juta orang meninggal. Hal ini sama dengan 5 dari seluruh kematian di dunia tahun 2005. Menurut Hassmiller 2006 penyebab seperempat seluruh kematian yang tidak dapat dihindarkan, Tuberkulosis merupakan penyebab kedua terbesar kematian infeksi diseluruh dunia setelah HIV, dan diantara 10 penyebab kesakitan, hubungan kematian dan kelumpuhan secara keseluruhan. Kasus Tuberculosis Paru merupakan kasus terbesar di Asia Tenggara menurut WHO tahun 2008 sebesar 35 dari kejadian di seluruh dunia. Estimasi angka insidens TBC di Indonesia berdasarkan pemeriksaan sputum basil tahan asam BTA positif adalah 128 per 100.000 untuk tahun 2003, sedangkan untuk tahun yang sama estimasi prevalensi TBC adalah 295 per 100.000 WHO, 2005. Berdasarkan data WHO tahun 2005 terdapat 300 juta orang menderita asma dan 255 ribu orang meninggal karena asma. Menurut penelitian yang dilakukan Thomson, Chaudhuri, dan Livingstone 2004 menyatakan bahwa di Negara berkembang terdapat sekitar 25 remaja terkena asma karena merokok. Berdasarkan laporan Riskesdas Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2007 menunjukkan prevalensi pneumonia sebesar 2,13 rentang 0,8 - 5,6. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Masih tingginya prevalensi merokok pada remaja usia 13-15 tahun mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, sikap dan perilaku remaja tersebut tentang penyakit paru yang diakibatkan rokok. Dari data diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan, sikap dan prilaku Siswa SMP Kelas IX Husni Thamrin Medan tentang bahaya rokok terhadap timbulnya penyakit paru.

1.2. Rumusan Masalah