INFO LAPAN SEBAGAI MEDIA INFORMASI DIRGANTARA
INFO LAPAN SEBAGAI MEDIA INFORMASI
DIRGANTARA
Oleh:
Nama : Chandra Kusuma Adjie NIM : D 1606011
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Bidang Komunikasi Terapan
PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(2)
commit to user
PERSETUJUAN
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Tugas Akhir Program D3 Komunikasi
Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
dengan judul :
“INFO LAPAN” SEBAGAI MEDIA INFORMASI DIRGANTARA
Disusun Oleh :
Nama
: CHANDRA
KUSUMA
ADJIE
Nomor Induk Mahasiswa
:
D1606011
Jurusan : PUBLIC
RELATIONS
Surakarta , Januari 2011
Menyetujui,
Pembimbing KKM 2009
Nora Nailul Amal, S.Sos, M.L. M.Ed. Hons
NIP. 19810429 200501 2 002
(3)
commit to user
PENGESAHAN
Tugas akhir ini telah diuji dan disetujui oleh Panitia Ujian Tugas Akhir Program D3 Komunikasi
Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, pada :
Hari
:
…
Tanggal :
…
Panitia Ujian Tugas Akhir :
Tim Penguji I
Dra. Christina Tri Hendriyani, M.Si
( ………. )
NIP. 19620117 198601 2 001
Tim Penguji II
Nora Nailul Amal, S.Sos, M.L. M.Ed. Hons
(
...
)
NIP. 19810429 200501 2 002
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dekan
Drs. H. Supriyadi, SN, SU
NIP. 19530128 198103 1 001
(4)
commit to user
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan teristimewa untuk :
☺
My JESUS CHRIST, yang telah memberkatiku dengan memberikan mereka sebagai
hadiah yang paling indah dalam hidupku.
☺
My Family : Bapak dan Ibu, Mbak Ade dan Mbak Ian dan seluruh keluarga
(5)
commit to user
MOTTO
Di dalam usaha keras penyatuan rasional
atas hal yang bermacam-macam inilah ia
mengalami keberhasilan terbesarnya,
meskipun usaha ini jugalah yang
menyebabkan ia menanggung risiko menjadi
mangsa bagi ilusi-ilusi.
(Albert Einstein)
Dalam sebuah kalimat yang kau anggap
sampah yang diberikan kepadamu.
Terdapat satu patah kata yang akan dapat
merubah hidupmu kelak.
“Positif Thingking to Your Life”
(6)
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat
yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kulia Kerja
Media (KKM) pada Bagian Humas Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
KKM yang dilaksanakan guna memenuhi sebagian dari prasyarat kelulusan program DIII
Komunikasi Terapan Jurusan Public Relations., Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa Laporan KKM ini jauh dari sempurna
karena adanya keterbatasan pengetahuan, kemapuan, pengalaman, waktu dan data yang dimiliki
oleh penulis dalam pembuatan Laporan Magang pada Instansi LAPAN. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yangbersifat membangun guna menyempurnakan Laporan KKM
ini.
Dalam melakukan kegiatan KKM di LAPAN selama dua bulan dan dalam Proses
menyelesaikan laporan ini, penulis memperoleh dukungan, bimbingan dan bantuan dari beberapa
pihak terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.untuk itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.
Tuhan Yesus Yang Maha Kuasa. Yang telah memberikan kelancaran pada diriku dan jalan
hidupku ini.
2.
Bapak Supriyadi Dekan FISIP UNS dan Bapak Priyanto PD I.
(7)
commit to user
4.
Drs. A. Eko Setyanto, M.Si selaku Ketua Program DIII Komunikasi Terapan FISIP UNS. Ibu
Christina sebagai dosen penguji
dan dosen FISIP UNS, staf serta pegawai DIII Komunikasi
terapan, terima kasih atas seluruh ilmu yang telah diberikan.
5.
Ibu Elly , selaku kepala bagian humas LAPAN terima kasih banyak atas bimbingan dan ilmu
yang telah diberikan.
6.
Bapak Triyadi yang sudah memberi ilmu-ilmu tentang humas, Shita teman magang saat di
Jakarta, Bunda Elly, Pak Suryadi, Pak da’John, Mbak Andru yang sudah mau menampung
saya selama di Jakarta dan mentransfer ilmu-ilmu Humas, Mas Addhi, Mas Fahmi, Mas
Awang, Mbak Mega, Pak Sudi, Pak Muharom, Billy dan Doni serta seluruh karyawan
LAPAN yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
7.
Teman-teman yang di FISIP UNS, PMK, HMD, MAHAFISIPPA, teman-teman kuliah
Public Relation 2006 FISIP UNS dan teman-teman Panitia KKM, juga teman-teman dari
Kompa GKJ Kerten dan semua teman-teman karena mereka juga selalu memberikan nasehat
dan masukan yang berarti kepadaku selama ini.
8.
Teman-teman perumahan Klodran Indah dan Kerten yang di solo dan teman dari Jakarta
terima kasih.
9.
Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan sati persatu. Sekali lagi penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan KKM ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya.oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membengun sangat
diharapkan demi mencapai hasil yang terbaik.
(8)
commit to user
Akhirnya, penulis berharap Laporan Kuliah Kerja Media ini dapat menjadi laporan
kepada yang bersangkutan dan memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Januari 2011
(9)
commit to user
DAFTAR ISI
JUDUL
...
I
PERSETUJUAN
...
Ii
PENGESAHAN
...
Iii
PERSEMBAHAN
...
Iv
MOTTO
...
V
KATA PENGANTAR
...
Vi
DAFTAR ISI
...
Ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...
1
B. Tujuan ...
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan Public Relations ...
B. Definisi Public Relation ...
5
8
C. Fungsi Public Relation...
10
D. Tugas dan Tujuan Public Relation………..
11
(10)
commit to user
a. Kegiatan Public Relation………
b. Promosi Public Relation……….
15
16
F. Proses Public Relation...
17
G. Humas di pemerintahan ...
18
H. Media PR ...
a. Media Visual ...
b. Media Lisan ...
c. Media Cetak ...
18
19
21
21
BAB III
DESKRIPSI LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA
NASIONAL (LAPAN)
A.
Sejarah
LAPAN ...
25
B. Visi dan Misi LAPAN ...
29
C. Struktur Organisasi LAPAN...
30
D. Bagian Humas di dalam LAPAN ...
32
BAB IV
E. Visi dan Misi Humas ...
F. Tugas Pokok Humas dalam LAPAN ...
PELAKSANAAN MAGANG
32
33
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...
46
(11)
commit to user
B.
Diskripsi
Pekerjaan...
C. Tugas-tugas yang dilaksanakan ...
D. info LAPAN sebagai media informasi dirgantara ...
46
53
54
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan ...
59
2. Saran ...
61
DAFTAR PUSTAKA ...
64
(12)
commit to user
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Public Relations atau yang sering disingkat PR ini merupakan bagian dalam suatu departemen/instansi yang bertanggung jawab mendengarkan dan menampung segala kritik, keluhan dan saran yang berasal dari pihak luar maupun masyarakat luas terhadap departemen/instansi. PR bukan hanya bertugas sebagai alat promosi saja, tapi harus dapat menyesuaikan organisasi dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.
Kebutuhan akan tenaga seorang Public Relation sangat dibutuhkan oleh beberapa perusahaan/instansi baik pemerintahan maupun swasta yang ada di Negara Indonesia ini. Kemampuan secara praktis sangat diperlukan dalam era modern yang semuanya serba menggunakan teknologi canggih. Tenaga-tenaga terampil yang tidak hanya berbekal kemampuan teoritis akan semakin diperhitungkan dalam dunia kerja. Untuk itulah, setiap mahasiswa dilatih untuk bisa mempraktekkan kemampuannya kedalam praktek dan salah satunya adalah dengan Kuliah Kerja Media, sebagai mata kuliah yang harus dipenuhi dan ditempuh oleh mahasiswa. Kuliah Kerja Media ini juga dipersiapkan agar setelah lulus nantinya mahasiswa dapat langsung terjun ke dunia kerja yang sebenarnya.
Sehingga pada era globalisasi telah berkembang dengan cepat di berbagai bidang, terutama dibidang teknologi komunikasi. Hal ini bisa menjadi konsekuensi manusia untuk senantiasa meningkatkan kualitas dirinya. Bagi para
(13)
commit to user
Mahasiswa, kesempatan ini bisa menjadi wadah untuk menerapkan ilmunya baik secara teori maupun praktek. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang industri komunikasi semakin dibutuhkan, maka mendorong manusia untuk dapat memproduksi, mengelola dan mendistribusikan berbagai informasi kepada masyarakat dalam segala cara.
Hal tersebut menjadikan institusi pendidikan untuk berusaha mempersiapkan tenaga kerja profesional. Program Diploma III Komunikasi Terapan di FISIP UNS merupakan salah satu institusi akademis yang turut serta mempersiapkan tenaga informasi yang profesional khususnya di bidang Hubungan Masyarakat atau yang akrab di sebut Public Relations.
Sistem pendidikan ini diwujudkan untuk membekali mahasiswa melalui pengetahuan teori dan praktek. Namun demikian, dalam hal praktek lembaga pendidikan belum dapat memenuhi secara maksimal, maka Program Diploma III Komunikasi Terapan Jurusan Public Relation membutuhkan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait (Institusi Mitra), dengan harapan dapat memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengembangkan wawasan teoritis dan wawasan kerja atau praktek secara seimbang dalam dunia kerja.
Untuk itu penulis mempunyai pandangan bahwa, Ilmu Komunikasi adalah bidang yang penulis pandang memiliki prospek lingkup kerja yang sangat luas. Alasan lain penulis memilih Komunikasi ini karena di perkembangan jaman ini, seorang Public Relation akan sangat dibutuhkan di Indonesia sehingga banyak
(14)
commit to user
hal-hal yang dapat penulis jadikan bahan refrensi dan acuhan untuk menambah ilmu.
Salah satu Humas Pemerintah yang dapat memberi pengajaran serta praktek untuk kegiatan Kuliah Kerja Media ini adalah Humas Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
Dalam kerjanya, kegiatan Humas menyebarkan serta menyampaikan informasi dan komunikasi diperlukan banyak cara yang dapat ditempuh. Saolah satunya adalah media, karena media merupakan jembatan informasi yang dapat digunakan
Dalam kesempatan ini penulis akan memahami dan mengetahui bagaimana peran dan tugas seorang PR dalam menjalankan tugas kesehariannya. Beban yang diemban oleh seorang PR tidaklah ringan karena sebagai ujung tombak sebuah perusahaan ataupun instansi pemerintahan yang sudah dikenal banyak orang pastilah memiliki berbagai macam masalah.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulis membuat laporan tugas akhir ini adalah : Tujuan khusus dari Kuliah Kerja Media (KKM) adalah :
a. Dapat mengamati dan melakukan berbagai macam kegiatan, yang berhubungan dengan kehumasan dalam lingkungan pemerintah non-departement yang dimiliki di Indonesia.
b. Mengetahui sejauh mana fungsi, peran, dan kerja Humas dalam setiap kegiatan di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
(15)
commit to user
c. Melatih kemampuan dalam menjalankan kinerja seorang Humas profesional.
d. Mempraktekkan teori yang diperoleh di bangku perkuliahan secara langsung yang berkaitan dengan humas.
Tujuan umum :
a. Sebagai syarat kelulusan program Diploma 3 Public Relations FISIP UNS Surakarta. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan KKM (Kuliah Kerja Media) dan membuat laporan Tugas Akhir juga sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya.
(16)
commit to user
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan Public Relation
Public Relation - yang biasa ditulis dengan singkatan PR – juga lazim disebut Purel atau Hubungan Masyarakat, telah dikenal banyak pihak di Indonsia tapi masih sedikit yang memaksimalkan peran dari PR sesungguhnya.
Perkembangan Public Relation mempunyai hubungan yang erat sekali dengan kemajuan-kemajuan dalam masyarakat diberbagai bidang.
Lahirnya Public Relation seperti yang dipraktekkan sekarang, misalnya di Amerika Serikat, ialah karena adanya kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang itu. Kemajuan yang sekaligus merupakan juga kekuatan-kekuatan dalam masyarakat, memisahkan manusia kedalam berbagai kelompok atau golongan, yang masing-masing mempunyai tujuan sendiri dan berusaha untuk mencapai tujuan itu dengan sebaik-baiknya. Atas dasar kepentingan itu, ialah tercapainya tujuan, maka baik golongan yang bergerak bidang industri, maupun teknik, politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan membutuhkan adanya kerja sama demi kepentingan bersama. Kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang tadi ternyata telah menimbulkan masalah-masalah baru yang dapat menghalangi tercapainya tujuan mereka masing-masing.
Dalam bidang pendidikan contohnya, dapat membuat manusia semakin dinamis dan kritis, ingin mempertahankan pendapatnya dan berbuat menurut
(17)
pendiriannya dan sebagainya, baik secara individual maupun secara kelompok. Hal ini dapat menimbulkan pertentangan-pertentangan dan seluruh keadaan dapat dikacaukan.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka untuk menciptakan kerja sama, Public Relations merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini, yang sangat dibutuhkan didalam berbagai bidang.
Kapan Public Relations mulai dipraktekkan? ada yang mengatakan bahwa kegiatan Public Relations telah dilakukan semenjak berabad-abad yang lalu. Mungkin Public Relations sama tuanya dengan peradaban manusia, hanya pada waktu itu orang tidak menamakan kegiatannya Public Relation.
Asal Mula
Istilah “Public Relations” dalam pengertian sekarang lahir di Amerika Serikat. Thomas Jefferson telah menggunakan istilah ini dalam pesannya yang disampaikan pada Kongres ke-X dalam tahun 1807. Tapi apa yang dimaksud oleh Thomas Jefferson pada waktu itu dengan istilah “Public Relations” adalah dihubungkan dengan “Foreign Relations” dari Amerika Serikat.
Pada tahun 1882, dalam suatu sambutan yang diucapkan pada hari sarjana di Yale Law School, istilah “Public Relations” itu telah digunakan juga. Sambutan yang digunakan itu berjudul : “The Public Relations and Duties of the Legal Proffesional”. Kemudian istilah ini dicantumkan didalam the Yearbook of Railway Literature tahun 1897 yang penggunaannya dihubungkan dengan perkereta-apian Amerika (Amerika railway).
(18)
Seorang ahli dalam bidang Public Relations, Edward L. Bernays, ketika ia berkunjung ke London pada akhir tahun 1966, telah mengemukakan pada suatu wawancara, bahwa ia berhak untuk mendapat julukan “the father of public relations” dan ia dapat mengklaim hak ini, karena ia telah berjasa mempopulerkan istilah itu dengan bukunya Crystalizing Public Opinion, yang di terbitkan dalam tahun 1923.
Tetapi sebagian orang menganggap, bahwa penemu public relations modern adalah Ivy Lee, karena pada tahun 1921 ia sudah mulai dengan secara regular menerbitkan sebuah buletin yang berjudul Public Relations di New York. Sebelum nama Ivy Lee sudah terkenal juga dalam kalangan luas, karena jasa-jasanya yang diberikan pada suatu perusahaan Kereta Api, yaitu Pennsylvania Railroad.
Berikut gambaran kronologis PR di dunia:
Abad ke-19 : PR di Amerika dan Eropa merupakan program studi yang mandiri didasarkan pada perkembangan Ilmu
pengetahuan dan teknologi. 1865-1900 : Publik masih dianggap bodoh 1900-1918 : Publik diberi informasi dan dilayani 1918-1945 : Publik diberi pendidikan dan dihargai
1925 : Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi 1928 : Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal di fakultas sebagai mata kuliah wajib. Disamping itu banyak diadakan kursus-kursus yang bermutu
(19)
1945-1968 : Publik mulai terbuka dan banyak mengetahui
1968 : Di Belanda mengalami perkembangan pesat. Ke arah ilmiah karena penelitian yang rutin dan kontinyu. Di Amerika perkembangannya lebih ke arah bisnis. 1968-1979 : Publik dikembangkan di berbagai bidang,
pendekatan tidak hanya satu aspek saja
1979-1990 : Profesional/internasional memasuki globalisasi dalam perubahan mental dan kualitas
1990-sekarang : a. perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang, sikap dan pola perilaku secara nasioal/internasional
b. membangun kerjasama secara lokal, nasional, internasional c. saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, Iptek, sesuai dengan kebutuhan era global/informasi
B. Definisi Public Relations
Definisi Public Relations menurut Frank Jenskins adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar, antara satu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Secara garis besar peran humas adalah komunikator sebuah organisasi/lembaga/perusahaan, baik kepada dan dari publik internal maupun publik eksternal. Karena itu, humas merupakan salah satu ujung tombak dari organisasi/lembaga/perusahaan untuk bersaing dalam era globalisasi.
(20)
Public Relations atau sering juga disebut PR merupakan suatu profesi yang menghubungkan antara lembaga atau organisasi dengan publik yang ikut menentukan kelangsungan hidup lembaga tersebut. Karena itu PR berfungsi menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen, memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. PR pada dasarnya menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan baik dengan publik. Dalam PR dibedakan dua macam publik yang menjadi sasaran yakni publik internal dan eksternal.
Menurut Dozier (1992) peranan praktisi humas dalam organisasi merupakan salah satu kunci penting untuk pemahaman akan fungsi public relations dan komunikasi organisasi disamping sebagai sarana pengembangan pencapaian profesionalitas dari praktisi humas.
Secara sederhana tugas praktisi kehumasan adalah menjadi penghubung antara lembaga publik dengan masyarakat luas, agar tercapai saling pengertian, kerjasama dan sinergi yang positif antara berbagai pihak yang ada. Dalam konteks lembaga lembaga publik seperti pemerintah, sejatinya peran melayani dan mengembangkan dukungan publik guna mencapai tujuan organisasi-lah yang sangat penting dimainkan oleh praktisi kehumasan.
Pada konteks ini, maka praktisi humas harus bisa membentuk nilai-nilai, pemahaman, sikap-sikap, sampai perilaku dari publik agar sejalan dengan kebutuhan organisasi. Melalui pengemasan pesan-pesan komunikasi publik yang lebih banyak berisikan tentang apa dan siapa serta apa manfaat keberadaan
(21)
organisasi. Pesan-pesan ini dapat dikomunikasikan melalui media massa atau media lain yang dipilih sesuai dengan target sasaran.
Menurut Scoot M. Cutlip dan Allen H. Center, Public Relations merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau orang demi kepentingan publik serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman dan dukungandari publiknya. (Rosadi Ruslan, 2005).
C. Fungsi Public Relations
Fungsi Public Relation menurut Prof Drs. Onong Uchjana Effendi (Onong, 1992, hal 36) adalah :
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi
2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik Internal dan eksternal
3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari oganisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini public kepada organisasi 4. Melayani Publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan
umum
5. Operasionalisasi dan organisasi Public Relations adalah bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun pihak publiknya
(22)
D. Tugas dan Tujuan Public Relations
Bagi sebagian orang, Public Relations Officer, Public Relations Specialist–yang biasa dikenal dengan nama PR, cenderung disamakan dengan profesi Hubungan Masyarakat (Humas). Anggapan ini memang tidak sepenuhnya keliru, walaupun tidak juga tepat sekali. Hal ini tergantung dari sudut pandang dan opini publik yang sudah terlanjur menancap di masyarakat, bahwa humas pada dasarnya “hanya” bertindak sebagai “tukang siar”, yang jalinan kerjanya biasanya erat berkaitan dengan media massa. PR, pada kenyataannya, lingkup kerjanya tidak hanya terbatas pada menjalin hubungan dengan media massa.
“Public Relations itu sangat luas artinya,” ujar sumber CyberJob, Siska Widyawati, yang pernah mengecap pengalaman 5 tahun sebagai seorang PR di sebuah agensi periklanan besar di Jakarta Pusat. Di Amerika hampir di setiap perusahaan memiliki seorang PR, karena mereka sudah mengerti betul seluk beluk tugas seorang PR. Tapi di Indonesia, PR biasanya hanya dimaknai sebagai tenaga marketing, atau sebagai “juru siar”.
Tugas-tugas inti seorang PR
1. Reputasi, keberuntungan, bahkan eksistensi lanjutan dari sebuah perusahaan, dapat bergantung dari keberhasilan PR menafsirkan target publik untuk mendukung tujuan dan kebijakan dari perusahaan yang bersangkutan. Seorang PR specialiast menyajikan hal tersebut sebagaimana halnya seorang penasihat dalam bidang bisnis, asosiasi non-profit, universitas, rumah sakit dan organisasi lain.
(23)
Selain itu, mereka juga membangun dan memelihara hubungan positif dengan publik.
2. Seorang PR mengurus fungsi-fungsi organisasi, seperti menghadapi media, komunitas dan konsumen. Dalam hubungannya dengan pemerintah, mereka mengurus kampanye politik, representasi para interest-group, sebagai conflict-mediation, atau mengurus hubungan antara perusahaan tempat mereka bekerja dengan para investor. Seorang PR tidak hanya berfungsi untuk “mengatakan sejarah organisasi”, tapi mereka juga dituntut untuk mengerti tingkah-laku dan memperhatikan konsumen, karyawan dan kelompok lain yang juga merupakan bagian dari deskripsi kerjanya. Untuk meningkatkan komunikasi, seorang PR juga membangun dan memelihara hubungan yang koperatif dengan wakil-wakil komunitas, konsumen, karyawan dan public interest group, juga dengan perwalian dari media cetak dan broadcast.
3. Seorang PR menyampaikan informasi pada publik, interest group, pemegang saham, mengenai kebijakan, aktivitas dan prestasi dari sebuah organisasi. Tugas tersebut juga berhubungan dengan mengupayakan pihak manajemen untuk supaya tetap sadar terhadap tingkah laku publik dan menaruh perhatian terhadap grup-grup dan organisasi, dengan siapa mereka biasa berhubungan.
4. Seorang PR menyiapkan pers rilis dan menghubungi orang-orang di media, yang sekiranya dapat menerbitkan atau menyiarkan material mereka. Banyak laporan khusus di radio atau televisi, berita di koran dan artikel di majalah, bermula dari meja seorang PR.
(24)
5. Seorang PR juga mengatur dan mengumpulkan program-program untuk memelihara dan mempertahankan kontak antara perwalian organisasi dan publik. Mereka mengatur speaking engagement, pidato untuk kepentingan sebuah perusahaan, membuat film, slide, atau presentasi visual lain dalam meeting dan merencanakan konvensi. Sebagai tambahan, mereka juga bertanggung jawab menyiapkan annual reports dan menulis proposal untuk proyek-proyek yang beragam.
6. Dalam pemerintahan, seorang PR–yang kemungkinan akan disebut sebagai “sekretaris pers”, “information officer”, “public affair specialist” atau “communications specialist”, bertugas menginformasikan pada publik mengenai aktivitas yang dilakukan agen-agen pemerintah dan pegawai-pegawai resminya.
PR yang berurusan dengan publisitas untuk individual, atau mereka yang menangani public relations untuk organisasi kecil, kemungkinan akan berurusan dengan semua aspek pekerjaan. Mereka akan menghubungi orang-orang, merencanakan dan melakukan penelitian dan menyiapkan material untuk distribusi. Mereka juga mengurusi pekerjaan advertising atau sales promotion untuk mendukung kegiatan marketing.
Tujuan dari Public Relations adalah ”membentuk goodwill, toleransi (tolerance), saling kerjasama (mutual understanding) dan saling menghargai (mutual appreciation) serta memperoleh opini public yang favorable, image yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang haronis baik hubungan kedalam (internal relations) maupun hubungan keluar (external relations)” (Ruslan, 1999:31).
(25)
Tujuan PR adalah :
1. Public understanding (pengertian publik)
2. Public confidence ( kepercayaan publik)
3. Public support (dukungan publik)
4. Public cooperation (kerjasama publik)
E. Kegiatan Public Relations a. Kegiatan Public Relations
Terhadap dua macam kegiatan Public Relations dalam perusahaan, yaitu kegiatan Public relations internal dan eksternal. (Oemi abdurahman, 1968, h. 34)
1. kegiatan internal public relations
a. Mengandakan analisa tentang kebijakan kepegawaian dan menciptakan iklim serta suasana kerja yang saling menguntungkan antara karyawan, perusahaan maupun pemegang saham (employee relation dan stakeholders)
b. Melakukan training internal.
c. Menganalisa dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan di internal PR berikut dengan sasaran pencapaiannya.
d. Menghilangkan kesenjangan komunikasi antara karyawan dan pihak menajemem perusahaan perusahaan serta mumbutukan rasa tanggung jawab akan hak dan kewajiban mereka terhadap perusahaan.
(26)
2. Kegiatan eksternal Public Relations a. Research public relations. b. Media relations.
Public Relations merupakan penghubung antara oragnisasi / Perusahaan dengan media massa (cetak dan elektronik) serta menjaga hubungan baik dengan media. Sehingga diharapkan perusahaan mendapatkan publikasi yang diperlukan atas suatu berita sesuai dengan kepentingan organisasi / perusahaan itu sendiri.
c. Special Events, seperti konferensi pers, open house, grand opening, peringatan ulang tahun perusahaan, kegiatan sosial, pameran, kegiatan pencairan dana, lomba, pemberian penghargaan, dll.
d. Press Release Publisitas.
e. Menjaga hubungan gengan para pelanggan (government relation).
Beberapa kegiatan dan sasaran Public Relations adalah :
1) Membangun Identitas dan citra Perusahaan ( Building Corporate Identity and Image)
Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif, serta mendukung kegiatan timbal balik dengan berbagai pihak.
2) Menghadapi Krisis (Facing of Crisis)
Menangani komplain, membentuk manajemen krisis dan Public Relations recovery image, memperbaiki lost image and damage.
(27)
Pada prinsipnya, fungsi dan tugas serta kegiatan Public Relations bertujuan untuk membentuk, memelihara dan meningkatkan citra positif perusahaan yang diwakilinya. (Ruslan, 2003, h.23)
b. Promosi Public Relation
Usaha pemasaran produk atau jasa tidak hanya berorientasi pada bidang pemasaran semata-mata, akan tetapi menumbuhkan peluang yang profesional dalam melakukan kegiatan komunikasi dan public relations untuk mempromosikan tercapainya tujuan sosial-ekonomi dan sosial-budaya yang dikenal dengan social-selling, untuk sampai ke tangan konsumen terakhir dalam menawarkan produk dan jasa dengan melaksanakan aktivitas promosi public relations.
Untuk lebih membatasi ruang lingkup dari promosi public relations, alangkah baiknya diberikan definisi yang lebih memunculkan abstraksi dari promosi public relations yang operasional. Promosi public relations merupakan kegiatan penelitian, perencanaan, pemberian motif dan pengevaluasian program-program yang merangsang pembelian produk (jasa) untuk kepuasan konsumen melalui komunikasi informatif, edukatif dan persuasif sehingga dapat menimbulkan kepercayaan, simpatik dan empatik dengan mengunakan media yang menimbulkan kesan produk (jasa) sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan kepentingan konsumen dalam arti luasnya masyarakat.
(28)
F. Proses Humas
Ada empat langkah pokok yang biasa dilakukan dalam proses Humas menurut M. Cutlip dan Allen Center yang dikutip Rosady Ruslan :
1. Mendefinisikan Permasalahan
Humas perlu mengenal pokok dan penyebab permasalahan. Maka perlu untuk melibatkan diri dalam penelitian dan pengumpulan fakta pada tahap ini ditentukan “what’s happening now?”
2. Perencanaan dan program
Pada tahap ini sudah ditemukan penyebab permasalahan dan sudah siap dengan langkah-langkah pemecahan atau pencegahan. Langkah-langkah ini dirumuskan dalam bentuk rencana dan program. Tahap ini memberi jawaban atas pertanyaan “what should do and why?”
3. Aksi dan komunikasi
Humas sering melupakan kedua proses diatas dan langsung pada tahap ini berdasarkan asumsi probadi. Aksi dan komunikasi ini harus dikaitkan dengan objective dan goals yang spesifik. Tahap ini menjawab pertanyaan “how do we do it and say it”
4. Evaluasi dan program
Proses Humas selalu dimulai dari pengumpulan fakta dan diakhiri dengan pengumpulan fakta. Untuk mengetahui apakah prosesnya sudah selesai atau belum maka perlu dilakukan evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil. Maka tahap ini melibatkan pengukuran atas hasil tindakan di
(29)
masa lalu. Pengukuran ini menjawab pertanyaan “how did we do?” (Renald Kasali, 1994 : 84-85)
G. Humas di pemerintahan
Humas yang dilakukan instansi pemerintah berbeda dengan instansi non pemerintah. Humas pemerintah tidak punya sesuatu untuk diperjual-belikan demikian juga Humas dalam LAPAN pusat. Tetapi Humas pada instansi pemerintah juga menggunakan tehnik periklanan dan publisitas untuk menyadarkan masyarakat atau khalayak dengan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan instansi yang bersangkutan.
Peranan Humas pemerintah dapat merupakan bagian dari suatu alat atau selang instansi pemerintah untuk memperlancar proses interaksi positif dan menyebarluaskan informasi mengenai publikasi segala hal-hal yang telah diteliti dan atau segala hal tentang dirgantara dan juga ilmu-ilmu yang dimiliki oleh Lembaga kepada masyarakat umum.
H. Media Public Relations
Untuk menyampaikan sesuatu ide dan informasi dapat dilakukan dengan berbagai jalan dengan menggunakan berbagai media yang ada. Seperti Personal contact yang dilakukan dengan secara “face to face” (berhadapan langsung), dengan menggunakan telephone, dengan surat-menurat dan lainya. Dalam berkomunikasi dengan pihak lain/ publik, suatu badan pasti akan memerlukan sebuah media yang efektif dan komunikator yang capable. Bagaimana hasil usaha
(30)
menghubungi dan mempengaruhi publik tergantung pula pada kecakapan komunikator.
Definisi dan Fungsi Media Relations
Mengutip definisi PRSSA, Stanley J Baran (2004, 361) mendefinisikan Media Relations sebagai “…the public relations professional maintain good relations with professionals in the media, understand their deadlines and other restraints, and earn their trust”.
Philip Lesly (1991:7) memberikan definisi Media Relations sebagai hubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap kepentingan organisasi.
Yosal Iriantara (2005:32) mengartikan Media Relations merupakan bagian dari Public Relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi.
a. Media Visual
Media berarti wadah atau sarana. Dalam bidang komunikasi, istilah media yang sering kita sebut sebenarnya adalah penyebutan singkat dari media komunikasi. Media komunikasi sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. Televisi dan radio adalah contoh media yang paling sukses menjadi pendorong perubahan. Audio-visual juga dapat menjadi media komunikasi. Penyebutan audio-visual sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut. Media audiovisual mengandalkan
(31)
pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran (penonton). Produk audio-visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat juga menjadi media komunikasi. Sebagai media dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah mendapatkan fakta dari suatu peristiwa. Sedangkan sebagai media komunikasi, sebuah produk audio-visual melibatkan lebih banyak elemen media dan lebih membutuhkan perencanaan agar dapat mengkomunikasikan sesuatu. Film cerita, iklan, media pembelajaran adalah contoh media audio-visual yang lebih menonjolkan fungsi komunikasi. Media dokumentasi sering menjadi salah satu elemen dari media komunikasi. Karena melibatkan banyak elemen media, maka produk audio-visual yang diperuntukkan sebagai media komunikasi kini sering disebut sebagai multimedia.
Pada masyarakat yang masih terbelakang (belum berbudaya baca-tulis) elemen-elemen multimedia tidak seluruhnya secara optimal menunjang komunikasi. Masyarakat terbelakang hanya mengenal gambar dan suara. Pada masyarakat modern seluruh elemen multimedia menjadi sangat vital dalam membangun kesatuan dan memperkaya informasi. Suara, teks, gambar statis, animasi dan video harus diperhitungkan sedemikian rupa penampilannya, sehingga dapat menyajikan informasi yang sesuai dengan ciri khas masyarakat modern yakni efektif dan efisien. Untuk kepentingan efektifitas dan efisiensi inilah kemudian muncul istilah multimedia yang bersifat infotainment (informatif sekaligus menghibur) dan multilayer (beberapa lapis tampil pada saat yang sama).
(32)
b. Media Lisan
Media lisan yang sering ditemui dalam pekerjaan Humas yaitu Rapat-rapat, Pertemuan-pertemuan, konferensi-konferensi dan sebagainya. Dengan menggunakan media ini orang-orang dapat berkomunikasi dengan berhadapan muka dan selain daripada itu orang-orang yang berkumpul merupakan audience yang telah dipilih (selected)
Keuntungan dengan melalui pertemuan dan rapat-rapat ialah ada kesempatan untuk mengadakan tanya-jawab, pertukaran pendapat dapat dilangsungkan dengan teratur, sehingga soal-soal yang dianggap penting.
c. Media Tercetak
Media cetak adalah salah satu cara yang digunakan oleh seorang PR untuk menyampaikan maksud dan tujuan perusahaan itu kepada masyarakat luas.
Produk-produk media cetak yang sering digunakan oleh seorang Public Relations adalah:
a. Siaran pers ( dalam bahasa Inggris: news release, media release, press release atau press statement) yaitu informasi yang mengandung nilai berita dan disampaikan oleh publik melalui media massa. Siaran Pers adalah sebuah tulisan ataupun rekaman yang ditujukan langsung pada media massa dengan tujuan untuk mengumumkan sesuatu yang memiliki nilai berita agar dipublikasikan di media massa.
Dalam strukturnya, pada bagian akhir siaran pers biasanya terdapat latar belakang (bahasa Inggris:backgrounder), dimana di bagian ini berisi
(33)
uraian singkat informasi yang bermanfaat sebagai penopang bagi tulisan wartawan.
Pada umumnya siaran pers dikirimkan via pos, via fax, ataupun dikirimkan melalui surat elektronik kepada para editor dari semua surat kabar, majalah, stasiun-stasiun radio; televisi dan jaringannya. Terkadang siaran pers tunda dikirimkan dalam rangka undangan untuk menghadiri "Konferensi pers".
b. Media internal adalah publikasi menggunakan media yang secara khusus dibuat oleh organisasi untuk kalangan lingkungan dalam (internal). Media ini biasanya memiliki format sebagai majalah, tabloid, dan lainnya. Bentuk yang digunakan untuk media internal tergantung dari besar-kecilnya organisasi dan anggaran yang tersedia.
Manfaat media internal
Sebagai media penyebarluasan informasi tentang operasional perusahaan, mensosialisasikan kebijakan perusahaan dan mengangkat isu umum masalah-masalah perusahaan. Saat dimanfaatkan dengan baik, media internal mampu mendekatkan karyawan dan perusahaan. Pengukuran keberhasilan media internal adalah saat karyawan merasa menjadi bagian dari organisasi melalui media internal. Dapat membantu saling pengertian antar karyawan. Menanamkan budaya organisasi, mempertahankan dan mensosialisasikan perubahan.
(34)
Bentuk-bentuk media internal Ada lima bentuk media internal:
• Buletin - biasanya digunakan sebagai komunikasi reguler antara karyawan dan atasannya.
Buletin adalah publikasi organisasi yang mengangkat perkembangan suatu topik atau aspek tertentu dan diterbitkan/ dipublikasikan secara teratur (berkala) dalam waktu yang relatif singkat (harian hingga bulanan). Buletin ditujukan kepada khalayak yang lebih sempit, yang berkaitan dengan bidang tertentu saja. Tulisan dalam buletin umumnya singkat dan padat (mirip berita) dimana digunakan bahasa yang formal dan banyak istilah teknis berkaitan dengan bidang tersebut.
Disain, serta foto-foto atau ilustrasi dalam buletin umumnya formal. Pilihan ukuran penerbitan buletin biasanya adalah A4 (210 x 297 mm) atau eksekutif (7¼ x 10½ inci).
Untuk buletin yang terbit secara berkala dalam jangka waktu sedang (1-2 bulan), biasanya diterbitkan dengan jumlah halaman agak tebal (36-120 halaman).
• Nawala - berisi pokok-pokok berita untuk pembaca yang sibuk. Formatnya biasanya memiliki 2-8 halaman, berukuran A4, dengan tulisan-tulisan ringkas tanpa gambar.
• Majalah - berisi karangan khas, tulisan artikel, gambar atau foto, dan biasanya terbit secara berkala. Formatnya biasanya berukuran A4.
(35)
• Tabloid atau koran tabloid - mirip surat kabar umum dengan pokok-pokok penting, artikel pendek, dan ilustrasi.
• Majalah dinding - media komunikasi yang ada di titik-titik tertentu lokasi suatu organisasi. Formatnya biasanya berisi poster-poster kecil.
c. Laporan tahunan d. Advetorial e. Profil perusahaan
f. Lembaran berita (Newsletter) g. Prospektus
h. Penulisan komentar pembaca i. Penulisah naskah pidato j. Iklan layanan masyarakat
(36)
commit to user
BAB III
DISKRIPSI LEMBAGA PENERBANGAN dan ANTARIKSA
NASIONAL
A. Sejarah dan Perkembangan
1) Sejarah LAPAN
Lahirnya LAPAN tidak dapat dipisahkan dari “Panitya Astronautika Dewan Penerbangan” (yang kemudian berubah menjadi DEPANRI), proyek “PRIMA” yang telah menghasilkan sebuah roket “Karitka-I” dan proyek Roket Ionosfir/Angkasa Luar yang juga disebut proyek “S”.
Untuk dapat memahami keadaan disekitar lahirnya LAPAN, kita harus kembali lagi pada tahun 1957-1958 yang merupakan Tahun Geofisika (International Geophysical Year, disingkat IGY), dimana untuk pertama kali negara-negara sedunia melakukan penyelidikan lingkungan alam secara serentak dan terkordinir. Hasil program IGY tersebut adalah sangat spektakuler, oleh karena di dalam rangka itu berhasil satelit-2 pertama Sputik, Explorer dan lain-lain di dalam sejarah yang mengantarkan Ummat Manusia ke dalam abad Antariksa.
Keberhasilan-keberhasilan teknologi antariksa tersebut, yang kemudian bahkan disusul oleh pengorbitan para kosmonaut dan astronaut yang pertama begitu memukau dan merangsang imajinasi, sehingga seluruh lapisan masyarakat dengan tiba-tiba bukan hanya menjadi cinta antariksa, melainkan dijangkit demam antariksa.
(37)
Bangsa Indonesia pada waktu itu juga tidak terkecuali dari demam antariksa yang melanda dunia, hal mana terbukti dari tuimbulnya “gandrung peroketan” yang menyebabkan munculnya kelompok-kelompok yang mencoba membuat roket baik di kalangan mahasiswa maupun ABRI.
Suasana masyarakat yang demikian itu mendapat perhatian khusus Dewan Penerbangan yang diketuai Bapak Menteri Pertama Ir. H. Djuanda (alm). Meskipun keantariksaan merupakan sesuatu yang baru pada waktu itu, bagi anggota Dewan sudah menjadi hal yang sudah tidak asing lagi karena dalam buku karangan sarjana Austria Dr. Desiderius von Papp tentang bintang, planet, peroketan.
Ketua Dewan Penerbangan Bapak Menteri Pertama Ir. H. Djuanda (alm) juga dikenang sebagai seorang pemimpin nasional yang tetap berkepala dingin dalam menghadapi krisis yang bagaimanapun, rasional dan disegani. Sebagai tanggapan terhadap perkembangan zaman dan untuk mencari jalan dimulainya aktivis keantariksaan yang sistematis dan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka atas saran Bapak Ir. H. Djuanda (alm) kemudian membentuk “Panitya Astronautika” sebagai salah satu Panitia Teknis dari Dewan Penerbangan pada tanggal 31 Mei 1962. Adapun tugas-tugas dari “Panitya Astronautika” pada saat itu adalah :
1. Memantau perkembangan astronautika internasional.
2. Meneliti aspek-aspek yang mempengaruhi kepentingan nasional. 3. Memikirkan persiapan langkah-langkah pertama di bidang
(38)
4. Mempelajari dampak perkembangan astronautika bagi penerapan praktis di bidang lain-lain.
5. Menunaikan tugas lain-lain yang ditetapkan oleh Dewan.
“Panitya Astronautika” yang susunannya disahkan tanggal 14 Desember 1962, mulai aktif sejak awal tahun berikutnya dan terdiri dari para wakil dari Departemen-departemen : Angkatan Udara (Letkol-Ud Imam Sukotjo dan May-Ud dr. Kirono), Perhubungan May-Udara (Ir. Karno Barkah dan Drs. M. Sukanto) urusan Reseach Nasional (Dr. The Pik Sin), Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (Prof. Dr. Sutardi Mangundojo) dan Luar Negeri (Mr. Nugroho).
Dari pambahasan-pembahasan di “Panitya Astronautika” terungkap adanya kesenjangan-kesenjangan yang memprihatinkan atau bahkan memalukan. Yaitu ternyata bahwa sumbangan negara kita kepada Program Tahun Geofisika Internasional selama 1957-1958 begitu mengecewakan, sehingga negara Indonesia dimasukkanj ke dalam ketegori “Black Area” atau daerah hitam.
Disamping itu dikonstantir bahwa negara-negara berkembang lainya sudah ada yang lebih dulu mengayunkan langkah-langkah pertama di bidang antariksa, seperti India dan Pakistan. Mereka meluncurkan roket-roket ilmiah Nike Apache (dinamakan “Rehbar” oleh Pakistan) dalam rangka kerjasama dengan NASA. Mesir bahkan sudah mulai memperkembangkan rudal-rudal balistik dengan bantuan para sarjana Jerman dan merencanakan pengorbitan satelit “al-Negma” yang bahkan akan disusul dengan pengorbitan astronautnya.
Perkembangan-perkembangan tersebut merupakan kenyataan pahit yang harus kita telan. Namun hal itu justru telah memacu Panitya Astronautika untuk
(39)
segera mempersiapkan langkah-langkah pertama negara kita di bidang keatariksaan supaya jangan semakin jauh ketinggalan. Jadi motivasi utama kearah keantariksaan adalah adanya kebulatan tekad untuk menghapus noda sebagai daerah hitam yang merendahkan martabat bangsa, diperlu untuk mengadakan gebrakan dengan jalan melancarkan program ilmiah yang paling modern yaitu dengan memakai roket-roket ionosfir. Di dalam rangka tersebut semula dicari keterangan tentang roket Kappa-8 buatan Jepang yang harganya US $100.000,-.
Kronologi singkat pembentukan LAPAN pusat yang berada di Jl. Pemuda Persil No. 1 Jakarta Timur sebagai berikut :
31 Mei 1962 dibentuk Panitia Astronautika oleh Menteri Pertama RI, Ir. H. Djuanda (alm) dan R.J Salatun selaku Sekretaris Dewan Penerbangan RI.
22 September 1962 dibentuk Projek Ilmiah dan Militer Awal (PRIMA) afiliasi AURI dan ITB. Projek PRIMA berhasil membuat dan meluncurkan dua roket seri Kartika berikut telemetrinya pada tahun 1964.
27 November 1963 dibentuk Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) dengan keputusan Presiden (keppres) Nomor 236 Tahun 1963 tentang LAPAN, untuk melembagakan penyelenggaraan program-program pembangunan kedirgantaraan nasional.
Penyempurnaan organisasi LAPAN telah dilaksanakan melalui beberapa Keppres yang terakhir dengan Keppres Nomor 9 Tahun 2004.
(40)
B. Visi dan Misi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 1) Visi
“Meningkatkan peran ilmu pengetahuan dan teknologi kedirgantaraan dalam mewujudkan kesejahteraan berkelanjutan”
2) Misi
o Meningkatkan penguasaan teknologi wahana dirgantara dan sistem antariksa untuk mencapai kemandirian dalam rangka mendukung kesinambungan pemanfaatan dan pendayagunaannya, serta menjaga keutuhan NKRI.
o Meningkatkan partisipasi dalam pembangunan ekonomi melalui upaya pemanfaatan teknologi dirgantara dalam mendukung pembangunan nasional berkelanjutan.
o Meningkatkan pengusaan sains atmosfer dan antariksa dalam rangka menguasai pengetahuan tentang sistem bumi dan sistem matahari-bumi untuk pemanfaatannya di Indonesia dan kontribusinya pada perkembangan ilmu pengetahuan.
Kewenangan
o Punyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
o Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;
o Penetapan sistem informasi di bidangnya;
o Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:
(41)
Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya;
Penginderaan/pemotretan jarak jauh dan pemberian rekomendasi perijinan orbit satelit.
Kompetensi Utama:
o Pengembangan teknologi dan pemanfaatan penginderaan jauh serta bank data penginderaan jauh nasional;
o Pemanfaatan sains atmosfer, iklim dan antariksa; o Pengembangan teknologi dirgantara;
o Pengembangan kebijakan kedirgantaraan nasional.
C. Struktur Organisasi
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dan yang sering disingkat dengan LAPAN adalah Lembaga non-departemen yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden dalam pelaksanaan tugasnya dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang riset dan teknologi.
Di dalam struktur organisasi LAPAN terdapat DEPANRI ( DEWAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA) yang di ketuai langsung oleh Presiden Republik Indonesia dan dengan wakil adalam Meteri Riset dan Teknologi yang langsung berkoodinasi dengan Kepala LAPAN untuk menjalankan tugas-tugas tersebut. DEPANRI beranggotakan antara lain Menteri Laur Negeri ; Menteri Petahanan ; Menteri
(42)
Perindustrian dan Perdagangan; Menteri Pendidikan Nasional; Menteri Kebudayaan dan Pariwisata ; Menteri Perhubungan ; Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional ; Kepala Staf TNI Angkatan Udara.
• LAPAN
(43)
D. Humas dalam LAPAN
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan penelitian dan pengembangan (litbang) di bidang kedirgantaraan. Telah banyak hasil-hasil litbang yang dicapai oleh LAPAN, oleh karena itu sangat perlu diinformasikan kepada khalayak/stakeholder khususnya masyarakat Indonesia sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran yang diberikan oleh rakyat melalui pemerintah.
Bagian Hubungan Masyarakat memegang peranan penting dalam menyampaikan informasi hasil-hasil litbang LAPAN. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Bagian Hubungan Masyarakat LAPAN dalam menginformasikan hasil-hasil litbang tersebut, diantaranya melalui Media Cetak (Konferensi Pers), Media Elektronik (Penayangan, Wawancara) serta Sosialisasi langsung kepada masyarakat dan hubungan kelembagaan melalui penyediaan buku-buku perpustakaan.
E. Visi dan Misi a. Visi
Penyampaian informasi secara cepat, tepat, dan akurat atas kebijakan, program dan hasil litbang iptek kedirgantaraan LAPAN kepada masyarakat umum dan Stakeholder.
(44)
b. Misi
Memasyarakatkan kebijakan, program serta hasil kegiatan litbang iptek dirgantara LAPAN guna memperoleh manfaat bagi pembangunan nasional.
F. Tugas pokok dan Fungsi Humas dalam LAPAN
Berdasarkan Keputusan Kepala LAPAN Nomor : Kep/116/IX/2002 tanggal 10 September 2002, Bagian Hubungan Masyarakat LAPAN mempunyai tugas pokok dan fungsi :
• Tugas Pokok
Bagian Hubungan Masyarakat mempunyai tugas memberikan informasi dan hubungan antar kelembagaan dan media massa serta melakukan pengelolaan perpustakaan.
• Fungsi
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Bagian Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan hubungan antar lembaga tertinggi dan tinggi negara, lembaga pemerintah dan organisasi kemasyarakatan;
b. pemberian informasi kepada media massa dan tanggapan pendapat umum;
c. pelayanan informasi kepada masyarakat mengenai program kebijaksanaan kegiatan dan hasil-hasil LAPAN;
(45)
d. pemantauan dan evaluasi kegiatan kehumasan dan perpustakaan.
Guna mendukung tercapainya Visi dan Misi, Sarana dan prasarana yang ada dalam Bagian Humas LAPAN didukung oleh :
a. Sumber Daya Manusia (SDM) Bagian Humas
Sumber Daya Manusia (SDM) pada Bagian Humas seluruhnya berjumlah 22 orang, dengan tingkat pendidikan sebagai berikut :
S1 = 7 orang D-III = 3 orang D-I = 2 orang SLTA = 10 orang
b. Sumber Dana Bagian Humas
Sumber dana Bagian Humas untuk tahun anggaran 2005, sebagaimana tercantum dalam DIPA adalah Rp. 706.263.000,- (Tujuh ratus enam juta dua ratus enam puluh tiga ribu rupiah).
c. Sarana (alat) yang dimiliki Bagian Humas Sarana yang dimiliki berupa :
Laptop = 2 buah
Komputer = 8 buah
Printer = 3 buah
Camera Video = 3 buah
Foto Camera = 1 buah
(46)
Tape Recorder = 3 buah Kendaraan roda 2 = 1 buah Kendaraan roda 4 = 1 buah
Program dan kegiatan bagian humas
a. Program Bagian Humas
Bagian Humas pada tahun anggaran 2005, mempunyai 2 buah program yaitu (1) Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan. (2) Program Penguatan Kelembagaan Iptek.
b. Kegiatan Bagian Humas
1. Pemutakhiran Database Perpustakaan Elektronik.
2. Pembuatan Abstrak, Katalog, dan Klasifikasi Bahan Pustaka. 3. Sosialisasi Perpustakaan Elektronik.
4. Pengadaan Buku-buku Ilmiah. 5. Pengadaan Jurnal Ilmiah.
6. Penyebarluasan Informasi Iptek Dirgantara melalui Media Cetak. 7. Penyebarluasan Informasi Iptek Dirgantara melalui Media Elektronik. 8. Penyiapan Materi Penyuluhan.
9. Penyuluhan Iptek Bagi Generasi Muda.
10. Penyempurnaan Direktori Fasilitas Litbang LAPAN. 11. Pendokumentasian Hasil Litbang Secara Elektronik. 12. Peluncuran dalam Profesional Shoot Audio Visual. 13. Pencetakan Majalah Populer FOKKAL
(47)
HASIL-HASIL KEGIATAN YANG TELAH DICAPAI 1) Pemutakhiran Database Perpustakaan Elektronik
Pemutakhiran database perpustakaan elektronik pada tahun anggaran 2005 telah dilaksanakan, adapun data yang mengalami pemutakhiran adalah database Buku dan Database Litbang,
Pemutakhiran database buku dan database hasil litbang dilaksanakan sampai bulan Juni 2005 dengan hasil sebagai berikut :
- Database Buku, record terakhir 6098 s/d 7139 = 1.041 - Database NASA, record terakhir 3354 s/d 4285 = 931
2) Pembuatan Abstrak
Pembuatan abstrak, catalog, dan klasifikasi bahan pustaka pada tahun anggaran 2005 telah dilaksanakan. Adapun data yang dibuat klasifikasi, catalog, dan abstrak adalah Buku, Litbang Nasa, Majalah, serta Jurnal.
Pembuatan klasfikasi, ktalog, dan abstrak bahan pustaka terhadap bahan pustaka seperti Buku, Hasil Litbang Nasa, Hasil Litbang Nasa, Majalah dan Jurnal dengan hasil 100 bahan pustaka.
3) Sosialisasi Perpustakaan Elektronik
Kegiatan Sosialisasi Perpustakaan Elektronik telah dilaksanakan di Ruang Balai Pertemuan Dirgantara, pada tanggal 10 Agustus 2005, dibuka pada jam 09.00 WIB oleh Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kedirgantaraan Bapak Drs. Toto Marnanto Kadri.
(48)
1. Kartini, SH, Kepala Pusat Pengembangan Kepustakaan, Perpustakaan Nasional RI, dengan materi "Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya.”
2. Dra. Apallidya Sitepu, Kepala Bidang Dokumentasi PDII-LIPI, dengan materi "Perpustakaan Elektronik.”
3. Hendy Gunawan, S.Kom. Kepala Unit Perangkat Informasi Dirgantara, dengan materi "Manajemen Informasi."
4. Abdul Kholik, S.H., Kepala Sub Bagian Perpustakaan, dengan materi "Pembinaan Perpustakaan."
Peserta Sosialisasi adalah Pejabat Fungsional Pustakawan dan Petugas Perpustakaan LAPAN, yang terdiri dari Unit Kerja LAPAN Bandung, Unit Kerja LAPAN Rumpin, Unit Kerja LAPAN Rancabungur, Unit Kerja LAPAN Pekayon, Unit Kerja LAPAN Pussisfogan dan LAPAN Pusat.
Selama pemaparan dan diskusi dalam Sosialisasi Perpustakaan Elektronik, hasil diskusi disimpulkan sebagai berikut:
1. Guna meningkatkan jalinan hubungan dengan Perpustakaan Nasional, LAPAN diminta memberikan data tentang Panitia Penilai Jabatan Pustakawan serta Pustakawan di LAPAN pada Perpustakaan Nasional;
2. Dalam rangka membina jaringan, Perpustakaan Nasional akan memberikan informasi ke LAPAN yang berkaitan dengan Jabatan Pustakawan atau Perpustakaan.
(49)
3. Untuk meningkatkan pelayanan perpustakaan dalam menyebarluaskan informasi yang ada di Perpustakaan LAPAN, perlu dukungan dari pimpinan LAPAN dan juga dukungan sarana dan prasarana.
4. Koleksi bahan pustaka tiap tahunnya di Perpustakaan LAPAN peningkatannya masih terbilang sedikit, untuk itu perlu dukungan dalam peningkatan pengadaan bahan pustaka.
5. Untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung dan petugas perpustakaan, disarankan untuk memberikan tambahan ruang, sebab pada saat ini ruang perpustakaan LAPAN Pusat sudah kurang memadai.
6. Dalam rangka meningkatkan pembinaan perpustakaan di unit kerja teknis di daerah perlu ada peningkatan kunjungan ke perpustakaan di unit kerja teknis.
7. Dalam rangka meningkatkan pembinaan perpustakaan perlu ada kerjasama/konsultasi dengan PDII-LIPI yang lebih berpengalaman dalam mengelola perpustakaan secara elektronik.
8. Setelah Sosialisasi Perpustakaan Elektronik, para peserta merasa bahwa Perpustakaan LAPAN masih ketinggalan, karena pelayanan perpustakaan yang dilakukan saat ini cenderung masih manual, oleh karena itu untuk menuju perpustakaan elektronik diperlukan dukungan sarana antara lain PC untuk Server, PC untuk katalog, PC untuk entri data dan Scanner.
(50)
4) Pengadaan Buku-buku Ilmiah
Pengadaan bahan pustaka berupa Buku-buku Ilmiah telah dilaksanakan, disesuaikan dengan kegiatan LAPAN di bidangnya yaitu Penginderaan Jauh, Geografi, Telekomunikasi, Teknologi Dirgantara, Klimatologi, Pengetahuan Atmosfer dan Ionosfer, Astronomi, Komputer, Teknologi Informasi, dll. Buku-buku ilmiah yang telah dilaksanakan pengadaannya berjumlah 30 judul buku,
5) Penyebarluasan Informasi Iptek Dirgantara Melalui Media Cetak Dilakukan dengan mengadakan konferensi pers. Tahun 2005 telah diadakan 3 kali konferensi pers, masing-masing :
1) Acara penyerahan alat peraga berupa satelit mikro kepada Pusat Peragaan Iptek TMII, yang dihadiri oleh Media Cetak dan Elektronik diantaranya Kompas, TVRI dll.
2) Acara uji terbang roket ilmiah di Pameungpeuk pada bulan Juni 2005, hadir sebagai nara sumber pada konferensi pers tersebut beberapa Pejabat Eselon I dan II LAPAN, Wakil Gubernur Jawa Barat, Pangdam III Siliwangi, Bupati Garut, dan Camat Cikelet dihadapan sekitar 21 wartawan nasional, perwakilan daerah, maupun lokal daerah, baik dari Media Cetak maupun Elektronik.
3) Acara uji terbang roket ilmiah di Pameungpeuk pada bulan November 2005. Hadir pada kesempatan tersebut para pejabat LAPAN, Menristek (yang diwakili oleh Deputi Ristek), Kepala-kepala LPND (yang mewakili) serta
(51)
sekitar 22 wartawan nasional, perwakilan daerah, maupun lokal daerah, baik dari Media Cetak maupun Elektronik.
Selain itu diselenggarakan pula beberapa wawancara eksklusif pejabat LAPAN dengan media cetak, diantaranya:
1) Wawancara wartawan Kompas Yuni Ikawati dengan Kapusbangja, Dra. Ratih Dewanti, M. Sc dan Kapusdata, Ir. Nurhidayat, Dipl. Ing terkait masalah data-data dan citra satelit mengenai Tsunami, tanggal 3 Januari 2005.
2) Wawancara live wartawan RRI Nasional, Hasril, dengan Kabid PSDAL, Dra. Orbita Roswintiarti, M. Sc, tentang prediksi harian daerah rawan banjir di Indonesia dalam Konferensi Pers di Kementerian Riset dan Teknologi tanggal 6 Januari 2005.
3) Wawancara wartawan KB Antara dengan Kapusbangja, Dra. Ratih Dewanti, M. Sc tanggal 25 Januari 2005.
4) Wawancara wartawan Harian Indopos dengan Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan, Dr. Ir. Adi Sadewo Salatun, M. Sc tentang UFO, tanggal 11 Mei 2005.
5) Wawancara wartawan Koran Tempo, Dody Hidayat dengan Karo Humasmagan, Drs. Toto Marnanto Kadri di ruang kerja Karo Humasmagan tanggal 18 Mei 2005.
6) Wawancara wartawan Gatra dengan Deputi Bidang Sains dan Deputi Bidang Tekgan, di ruang rapat manggala tanggal 19 Mei 2005.
7) Wawancara wartawan Kompas, Yuni IKawati dan Gatra, Basfin Siregar dengan Deputi Bidang Tekgan di ruang manggala, tanggal 7 Juni 2005.
(52)
8) Wawancara wartawan Jawa Pos, Farouk dengan Karo Humasmagan di ruang kerja Karo Humasmagan tanggal 22 Juni 2005.
9) Wawancara wartawan Jawa Pos, Farouk dengan Deputi Bidang Tekgan, Kapustekwagan, dan Kapustekelegan di ruang rapat manggala tanggal 24 Juni 2005.
10) Wawancara De-Tekgan LAPAN dengan RRI Pro3 FM atas hasil-hasil peluncuran roket LAPAN, November 2005
11) Wawancara Sekretaris Utama LAPAN dengan RRI Pro 3 FM tentang ALS, Desember 2005.
12) Wawancara wartawan Kompas, Yuni Ikawati dan Koran Tempo Dody Hidayat dengan Sekretaris Utama di ruang rapat manggala tanggal 16 Desember 2005.
6) Penyebarluasan Informasi Iptek Dirgantara Melalui Media Elektronik Dilakukan dengan menyelenggarakan dialog interaktif, wawancara, maupun penayangan hasil-hasil litbang di media elektronik. Dalam kegiatan ini terlebih dahulu dilakukan kegiatan shooting maupun foto-foto sebagai untuk stok penayangan. Telah dilakukan 3 kali penayangan melalui media elektronik yang pelaksanaannya difasilitasi oleh Bagian Humas, baik berupa data, video, maupun foto, diantaranya :
a. Penayangan “Suara Anda” Live di METRO TV, dengan nara sumber Kepala LAPAN, Ir. Mahdi Kartasasmita, MS, Ph.D pada tanggal 14 Juni 2005.
(53)
b. Penayangan “Roket Indonesia” dalam acara Metro Highligh di METRO TV tanggal 24 Juni 2005 dengan beberapa data dan gambar yang disiapkan oleh Bagian Humas.
c. Penayangan Wawancara dengan Kepala Bidang Konversi Energi Dirgantara, Drs. Soeripno sebagai nara sumber dalam acara “Iptek Talk” di Metro TV, tanggal 13 November 2005.
d. Penayangan De-Sains Dr. Adi Sadewo, M.Eng. sebagai pakar / narasumber pendamping pada Wawancara Metro TV tentang Peluncuran Satelit Telkom, November 2005.
e. Penampilan Peneliti LAPAN (Robertus Heru Triharyanto) sebagai pakar/komentator peluncuran Satelit Telkom di Metro TV, November 2005.
7) Penyiapan Materi Penyuluhan
Kegiatan penyiapan materi penyuluhan sebanyak 4 paket dilakukan dengan mengumpulkan beberapa data tentang hasil-hasil litbang LAPAN yang disusun dalam bentuk materi presentasi sebagai bahan dalam melakukan kegiatan penyuluhan sesuai dengan kepentingan segmen penyuluhan, diantaranya bagi generasi muda (pelajar dan mahasiswa), swasta, pemerintah daerah, dan instansi terkait.
8) Penyuluhan Iptek bagi generasi muda
Penyuluhan dlakukan di MTS Negeri 24 Jakarta, tanggal 21 November 2005. Dalam kegiatan ini Humas melakukan penyuluhan dengan melakukan presentasi tentang profil LAPAN dan materi penyuluhan sesuai dengan bahan penyuluhan yang telah disiapkan.
(54)
9) Penyempurnaan Direktori Fasilitas Litbang
Kegiatan ini dilakukan dengan melengkapi/menambah direktori fasilitas litbang yang telah ada, kemudian mendesain dan menerbitkan direktori fasilitas litbang tersebut dalam bentuk cetakan buku.
10) Pendokumentasian Hasil Litbang LAPAN Secara Eelektronik dan Pendokumentasian Peluncuran Satelit Mikro Tahap I (Pertama).
Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan data berupa hasil litbang seluruh satker-satker di LAPAN dengan cara Shooting kegiatan-kegiatan penelitian yang ada secara professional.
Shooting tersebut dilakukan, masing-masing ke Satker Bandung dan Tanjungsari, Satker Pameungpeuk, Satker Rumpin, Satker Rancabungur, Satker Pekayon dan LAPAN Pusat.
Data hasil shooting tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk Profesional Audio Visual.
11) Penerbitan majalah “FOKKAL”
Salah satu media, dalam rangka penyebaran informasi kegiatan-kagiatan yang dilaksanakan oleh LAPAN adalah majalah “FOKKAL”. Tahun 2005 alokasi anggaran untuk penerbitan majalah “FOKKAL” sangat terbatas. Namun demikian Bagian Humas tetap menerbitkan majalah tersebut masing-masing :
a. Vol. 5 No. 1-2 tahun 2005, Topik Utama “SKEA Energi Alternatif Non Migas”.
(55)
b. Vol. 5 No. 3-4 tahun 2005, Topik Utama “Roket”.
c. Vol. 6 No. 5-6 tahun 2005, Topik Utama “Air Launch System” (ALS). Dengan jumlah terbitan yang terbatas, majalah FOKKAL tersebut telah di distribusikan kepada seluruh pegawai LAPAN.
12) Kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Bagian Hubungan Masyarakat Beberapa kegiatan telah dilaksanakan oleh Bagian Humas yaitu :
a. Aktif sebagai penghubung DPR, diantaranya meliput setiap kegiatan dengar pendapat dengan DPR dengan LAPAN (Lembaga Ristek), meliput/ mendampingi kunjungan Komisi VII DPR RI ke LAPAN Watukosek.
b. Aktif sebagai anggota BAKOHUMAS: yaitu aktif mengikuti pertemuan-pertemuan Bakohumas: + 20 kali pertemuan-pertemuan.
c. Kunjungan kerja Tim Humas LAPAN ke Dapur Metro TV, Jum’at, 15
Juli 2005, dalam rangka menambah wawasan liputan Media Elektronik. d. Penerbitan buletin “INFO LAPAN.”
Info LAPAN merupakan informasi kegiatan-kegiatan LAPAN terkini yang diterbitkan 2 (dua) mingguan, dan telah terbit mulai bulan April 2005 + 24 kali terbit, dan telah didistribusikan ke seluruh pegawai LAPAN.
e. Kliping Media
Dalam kegiatan kliping ini adalah memantau berita-berita yang ada di media cetak, umumnya berita tentang iptek kedirgantaraan dan khususnya berita tentang iptek LAPAN.
(56)
13) Pembinaan Intern/Pembinaan SDM
Sebagian besar Staf Bagian Hubungan Masyarakat adalah pejabat fungsional, baik Fungsional Pranata Humas maupun Fungsional Pustakawan.
- Untuk pembinaan kepada pejabat fungsional Pranata Humas yaitu telah diinformasikan tentang Keputusan Presiden Nomor : 35 tahun 2005 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Pranata Humas, serta menginformasikan bagaimana cara / teknis menambah angka kredit untuk kenaikan jabatan fungsional.
- Untuk pejabat fungsional Pustakawan, dilaksanakan pembinaan bagaimana cara menulis makalah. Saat telah diterbitkan makalah-makalah yang dihasilkan oleh para pejabat fungsional Pustakawan.
- Pembinaan SDM yang lain yaitu dalam rangka menambah wawasan dan ilmu, diberikan kesempatan kepada pegawai dilingkungan Bagian Humas untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) dan Seminar, diantaranya : a. Diklat Audio Visual = 5 orang
b. Diklat Jurnalis Intensif = 2 orang
c. Diklat Kehumasan = 1 orang
d. Diklat Pustakawan = 2 orang e. Diklat Prajabatan = 4 orang f. Diklat Pimpinan Tk. IV = 1 orang g. Diklat Penginderaan Jauh (ZPPI) = 1 orang h. Diklat Knoledge Management = 1 orang i. Seminar Kehumasan = 2 orang
(57)
commit to user
46
BAB IV
PELAKSANAAN KKM
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kuliah Kerja Media
Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Praktek tahun 2008 dilakukan selama dua (2) bulan pada tanggal 2 Maret 2009 sampai dengan 30 April 2009. dan pada pelaksaannya dalam satu minggu penulis masuk seperti pegawai biasanya senin sampai jumat dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB dan di hari sabtu dan minggu kantor LAPAN libur. Pada pelaksanaan KKM ini penulis melaksanaan praktek pada bagian Humas LAPAN pusat yang berada di Jakarta.
Pada saat pelaksanaan, penulis ditempatkan pada bagian Humas dan juga bagian Perpustakaan di LAPAN pusat.
B. Diskripsi Pekerjaan
Tujuan penulis melakukan Kuliah Kerja Media adalah untuk dapat melihat langsung bagaimana tugas-tugas seorang Public Relations atau Humas di pemerintahan, sehingga dapat mengetahui berbagai macam persoalan yang terjadi dan bagaimana cara pemecahannya.
Tugas utama penulis di bagian Humas adalah membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan Humas yang telah menjadi agenda rutin Humas LAPAN :
(58)
1) Minggu Pertama :
Pada minggu pertama penulis telah dijelaskan tentang LAPAN dan garis besar tentang Humas yang ada di LAPAN pusat, seperti:
o Kilas sejarah dari LAPAN
o Menyusun kliping tentang berita Dirgantara baik dalam negeri maupundari berbagai media cetak.
o Menempelkan publikasi kliping kegiatan humas LAPAN di dinding Ruangan Lobi.
Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek penulis tidak menemui hambatan yang berarti, di karenakan semua yang penulis lakukan telah di pelajari selama masa perkuliahan. Beberapa kendala yang sempat ditemui adalah masalah adaptasi dengan lingkungan tempat Kuliah Kerja Praktek berlangsung dan belum paham betul mengenai kinerja PR dalam instansi pemerintahan. Namun dengan adanya kemauan untuk belajar lebih banyak lagi mengenai kinerja PR di instansi pemerintahan maka kendala yang penulis temui dapat segera teratasi. Kemajuan yang telah dicapai penulis dalam minggu pertama pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek adalah mampu beradaptasi dengan cepat di lingkungan pemerintahan, mengerti kinerja PR dalam instansi pemerintahan dan dapat berkomunikasi dengan staf instansi pemerintahan secara baik.
(59)
2) Minggu Kedua :
Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek minggu kedua tidak jauh berbeda dengan tugas-tugas yang dilaksanakan penulis pada minggu pertama. Tugas yang dikerjakan antara lain menyusun data dokumentasi Audio Visual (secretariat utama LAPAN), dan mempublikasikan kliping. Pelaksanaan tugas-tugas pada minggu kedua cenderung tidak menemui hambatan. Saat pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek penulis lebih memahami tentang bagaimana pengolahan kata-kata yang biasa dipakai oleh para staf instansi pemerintahan dan cara pendistribusian media kliping. Dalam pelaksanaan minggu kedua ini penulis.
Dan pada minggu kedua, penulis juga telah diberikan tugas untuk melaksanakan beberapa peliputan salah satunya yaitu meliput kunjungan peserta Diklat PLTH PT. LEN saat di Rumpin Bogor dan disana penulis telah diajarkan untuk mengoperasikan kamera DSLR dan merangkum materi untuk laporan peliputan. Dan melaksanakan peliputan acara live TV ONE tentang “Roket Lapan” dengan nara sumber pejabat De-Tekgan. Penulis juga ditugaskan untuk membuat berita tentang peliputan yang telah dilakukan. Sehingga untuk pertama kali penulis masih mengalami kesulitan dalam ketelitian dalam waktu yang cepat sehingga masih perlu bantuan pembimbing untuk penulisan berita yang benar. Penulis juga mengerti tentang bagaimana
(60)
jalannya acara siaran langsung yang diadakan oleh beberapa stasiun swasta pada umumnya.
3) Minggu Ketiga :
Di dalam minggu ini kegiatan yang dilakukan penulis yaitu : † Membuat kesimpulan dan analisis berita tantang LAPAN dan
iptek dari berbagai media cetak.
† Penyusunan / input data perpustakaan on line LAPAN.
† Mengedit data-data yang ada di Perpustakaan on line LAPAN.
Akan tetapi dalam pelaksanaannya penulis mengalami kesulitan dalam bidang-bindang yang ada di dalam LAPAN itu apa saja sehingga penulis lebih banyak bertanya pada pembimbing dan dengan membaca-baca buku yang dimiliki oleh LAPAN.
Dalam minggu ke tiga ini penulis semakin tahu dan paham tentang kegiatan yang sudah lama terlaksana sebagai kegiatan rutin di dalam LAPAN dan mengerti berita-berita yang benar dan baik yang telah di cetak atau di publikasikan oleh media baik elektronik maupun cetak.
Kesulitan yang masih di hadapi oleh penulis hádala pemisahan tentang bidang-bidang yang ada di dalam LAPAN tetapi penulis dapat bertanya pada pembimbing sehingga masalah yang dihadapi dapat terselesaikan dan penulis juga membaca
(61)
buku-buku baik yang di buat oleh LAPAN maupun yang menyangkut tentang LAPAN sehingga penulis telah mengerti tentang berita-berita yang benar dan baik saat telah dicetak oleh media-media yang ada di Indonesia. Dan penulis pun mengerti mengerti berita yang paling diminati oleh para pencari berita.
Penulis juga telah dapat menginput data dalam perpustakaan LAPAN on line selama satu minggu ini.
4) Minggu Keempat :
Pelaksanaan kegiatan pada minggu ke empat ini penulis mulai paham tentang dan kondisi dilingkungan yang ada dalam LAPAN pusat. Dan pada minggu ini penulis masih ditugaskan untuk melanjutkan penyusunan data perpustakaan on line milik LAPAN yang menyangkut tentang buku-buku baik ilmiah maupun tentang jurnal yang dimiliki oleh LAPAN.
Selama satu minggu penulis telah dapat menginput data LAPAN sebanyak 20-an buku ke dalam data base LAPAN.
5) Minggu Kelima :
Pada minggu kelima penulis meminta ijin kepada LAPAN karena ada keperluan keluarga yang tidak dapat ditinggalkan.
Sehingga selama satu minggu ini penulis tidak dapat mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Media pada LAPAN.
(62)
Minggu keenam, penulis juga ikut serta pada rapat rutin bagian Humas yang didalam rapat tersebut membahas tentang Materi Presentasi yang dibuat oleh LAPAN untuk pedoman saat presentasi dengan murid SLTP dan SLTA. Mungkin karena pemahaman materi tentang LAPAN yang masih terlalu kurang sehingga penulis masih banyak bertasnya pada pembimbing dan kurang berani untuk mengajukan pendapat.
Hari berikutnya penulis juga ambil bagian dalam Rapat hasil litbang yang membahas tentang pembuatan buku Tutup Tahun. Yang diikut6i oleh semua bagian Humas.
Karena keterbatasan materi yang dimiliki oleh penulis dan kurang mengenal lebih rinci dari LAPAN, maka penulis masih harus bertanya kembali ke pembimbing dan begitumengenal apa itu buku tahunan. Setelah mengikuti rapat tersebut, barulah penulis mengenal tentang pembuatan Company Profile dalam bentuk slide abik secara teknis maupuin materi.
7) Minggu ketujuh :
Dalam minggu ketujuh pelaksanaan KKM, penulis mendapat tugas dari KaSubBag Humas menjabarkan dan menyimpulkan tentang konferensi pers dan pers Release yang sering dilakukan oleh Humas LAPAN yang juga menjadi salah satu tugas dari Humas LAPAN.
(63)
Pada minggu ini juga bertepatan dengan pelantikan Pejabat Struktural yang ada di LAPAN, dan juga terjadi perpindahan Pejabat Humas ke bagian Sub Kepegawaian LAPAN pusat. Saat acara berlanghsung, penulis mendapat tugas untuk mendokumentasikan pelaksanaan upacara pengambilan sumpah dan pelantikan Pejabat Struktural tersebut dengan menggunakan kamera digital SLR dan juga mencoba kamera video milik LAPAN.
8) Minggu kedelapan :
Minggu-minggu ini LAPAN sedang tidak ada pekerjaan yang sangat berarti dan begitu juga penulis yang masih mendapat tugas untuk input data Perpustakaan LAPAN on line. Saat menjalankan tugas ini, penulis telah dapat menyelesaikan sebanyak 30 buku yang dimiliki oleh LAPAN. Dan penulis juga ikut membantu dalam pembuatan kliping dalam mading LAPAN. 9) Minggu kesembilan :
Pada minggu terakhir penulis melaksanakan magang mendapat tugas kembali untuk menyelesaikan input data base Perpustakaan LAPAN on line yang telah di kerjakan pada minggu yang lalu.
Dan telah terinput data sebanyak 30 buku pada data base milik LAPAN. Penulis juga melaksanakan Analisis Media yang telah meliput kegiatan LAPAN selama tahun 2008. sehingga
(64)
penulis sedikitnya telah mengerti tentang perkembangan media terhadap iptek dirgantara yang ada di Indonesia.
C. Tugas-tugas yang dilaksanakan.
Saat menjalankan tugas di Bagian Humas LAPAN, penulis telah di tugaskan pada Bagian Humas dan ikut membantu mengurus segala hal pemberitaan dengan Media baik Cetak Maupun Elektronik. Selama pada Bagian Humas, penulis juga telah mendapat Tugas seperti Peliputan Kunjungan Pejabat atau pun kunjungan suatu instansi pada bagian penelitian milik LAPAN.
Penulis juga mendapat tugas untuk mendata media-media yang telah memuat pemberitaan tentang LAPAN dan tentang ilmu Dirgantara. Juga pemberitaan di media cetak maupun media on line. Dan masih banyak lagi tugas yang diberikan pada penulis, contohnya seperti :
• Pembuatan kliping
Pembuatan kliping berdasarkan berita atau liputan yang telah dilakukan oleh wartawan LAPAN selama dua minggu yang memuat tentang kegiatan-kegiatan yang ada disekitar LAPAN. Kliping tersebut akan ditempelkan pada dinding selama dua minggu sebelum di perbaharui lagi.
• Press release
Pers release dalam LAPAN bertujuan memberitahukan kepada media tentang kegiatan yang akan diadakan oleh LAPAN.
(65)
• Konferensi pers
Dalam Humas LAPAN juga diadakan Konferensi pers yang bertujuan untuk mempublikasikan kepada masyarakat umum melalui media massa.
• Liputan
Penulis juga mendapat tugas untuk meliput acara kunjungan instansi pada bagian penelitian LAPAN rumpin Bogor, acara pelantikan pejabat LAPAN dan acara siaran langsung TV-one
• Dokumentasi
Penulis pada saat KKM juga melaksanakan pendokumentasian arsip data base LAPAN, arsip0arsip foto yang dimiliki dan video milik LAPAN.
Pada saat KKM, penulis sempat mendapat tugas untuk pengoperasian video pada saat pelantikan pejabat LAPAN.
• Fotografi
Penulis juga mempelajari tentang fotografi, seperti yang pernah diajarkan pada saat kuliah yaitu tentang pencahayaan getaran dan objek mana yang harus kita ambil dan yang mengalir sesuai jalannya cerita.
Pada pelaksanaan KKM, penulis mendapat tugas pada bagian Perpustakaan LAPAN on line yang saat ini sedang dirilis dengan serius oleh Kepala LAPAN.
D. Info LAPAN sebagai media informasi dirgantara
Dalam sebuah instansi, media internal juga sangat diperlukan untuk pemberitaan dalam satu lingkungan instansi agar antar bagian itu saling
(66)
mengetahui kejadia atau berita yang sedang terjadi. Seiring dengan perkembangan jaman yang telah maju didalam LAPAN juga terdapat buletin yang berfunsi memberitakan kepada seluruh lingkup LAPAN pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Buletin yang telah berganti-ganti versi memiliki tujuan agar masyarakat mengetahui tentang kegiatan LAPAN dan apa saja yang terjadi didalam LAPAN yang menjadi hak masyarakat untuk mengetahui segala kegiatan dan penyebaran ilmu kedirgantaraan karena sudah menjadi salah satu tugas dan tujuan baik dalam Humas LAPAN maupun LAPAN sendiri.
“info LAPAN” menjadi salah satu media yang digunakan oleh LAPAN agar masyarakat juga dapat ambil bagian dalam pengembangan dunia teknologi dan dirgantara di Indonesia. Karena “info LAPAN” menjadi media publikasi segala kegiatan kedirgantaraan yang dilakukan oleh LAPAN dan semua penelitian yang berkaitan dengan kedirgantaraan yang telah diteliti dan kaji ulang oleh masyarakat.
Dalam pembuatan “info LAPAN”, sebelumnya diadakan rapat Humas selama 2 kali sebelum mencetaknya. Pada saat pertama di akhir bulan “wartawan LAPAN” mengumpulkan berita dan segala meteri yang dibutuhkan untuk isi yang akan dimuat dan dengan tim yang telah terbentuk oleh kasubbag Humas LAPAN, yang dibagi menjadi beberapa tim. Mulai dari pengerjaan design buletin, pengumpulan materi dan pembagian tugas untuk melakukan peliputan.
(67)
Dengan susunan :
• Pengarah : Ir. Mawardi Nur M.Sc.
• Pemimpin Redaksi : Dra. Elly Kuntjahyowati. M.M. • Redaktur Pelaksana : Triyadi, S.Sos.
• Penyuting Berita : Andriani Agustina. S.Sos. • Penyuting Artikel : Adhi Pratomo, S.Sos. • Satf Redaksi : H. Marhamis Sufri
John Helmi
Elly Nurnazili, S.Sos.
Suryadi, S.Sos.
Mega Mardita, S.Sos. • Designer Grafis : Januar Abadi
• Sirkulasi : Fahmi Alusi
Pada 2009 ini, Humas LAPAN mengeluarkan edisi yang baru tidak sama seperti pada tahun 2008 kemarin. Jika pada tahun 2008, “info LAPAN” hanya terdiri dari 4 halaman dan melingkupi tentang kegiatan LAPAN seperti peluncuran Roket, Lomba-lomba yang sering diadakan oleh LAPAN guna menambah minat dan ilmu buat generasi muda. Mungkin jika pada tahun 2008 ini, info LAPAN lebih minimalis dan ekonomis dalam bentuknya sehingga ini dapat membuat pembaca lebih cepat bosan dan kurang menarik. Pada “info LAPAN” 2008 yang hanya mencakup pemberitaan yang bersifat eksternal saja. Sehingga pada “info LAPAN” edisi 2009 tim pelaksana ingin
(68)
menyampaikan pemberitaan yang bersifat internal dan eksternal kepada lingkup LAPAN pada khusunya dan masyarakat luas pada umumnya dengan dibuat tampilan yang lebih bervariasi dan menarik minat pembaca, halaman juga ada penambahan dan isi materi yang lebih lengkap. Terdapat 16 halaman dan 2 halam tersebut di gunakan sebagai cover yang mencakup daftar halaman pada kolom kecil yang berada di bawah. Dalam penyebarannya pun telah merata da dibagi sesuai dengan kapasitasnya, dari 500 lembar yang telah di cetak yang akan di sebar kepada 4 tempat yang menjadi Lokasi Fasilitas Bidang Dirgantara milik LAPAN dan juga kepada masyarakat umum. Melalui media jasa pos, Humas LAPAN mendistribusikan buletin tersebut kepada internal LAPAN dan “cabang” yang dimiliki LAPAN baik di luar kota maupun di luar pulau jawa. Dan untuk masyarakat umum diberikan kepada para siswa yang sedang melakukan kunjungan studi di beberapa pihak LAPAN, pendistribusian kepada masyarakat yang masih dalam lingkup kecil ini ternyata masih kurang efektif karena hanya mencangkup beberapa siswa dan mahasiswa tertentu yang sedang berada di LAPAN saja.
Karena keterbatasan sumber tenaga sehingga pada saat pelaksanaannya pun masih terdapat pegawai yang merangkap pekerjaan dan kurang efektifnya SDM yang dimiliki oleh LAPAN. Pada isi “info LAPAN” terdapat juga warta LAPAN yang mencangkup tentang kerja sama LAPAN dengan pihak lain dan juga tentang kunjungan-kunjungan instansi lain atau sekolah yang ingin lebih dekat mengenal LAPAN dan menimba ilmu tentang Dirgantara.
(1)
commit to user
58
Terdapat juga warta foto yang menjadi wadah dokumentasi foto-foto kegiatan yang telah dilakukan oleh LAPAN baik dilingkup LAPAN maupun kegiatan yang dilaksanakan di luar LAPAN. Seperti saat LAPAN kedatangan Duta Besar dari India dan Mesir yang sempat berkunjung ke LAPAN pusat untuk berkerja sama. Pada halaman selanjutnya juga disertakan tentang warta sekitar yang mencakup di luar tentang Dirgantara tetapi masih dalam lingkup LAPAN, seperti darmawanita. Dan disertakan pula untuk info kepegawaian yang bersumber pada bagian kepegawaian LAPAN. Pada halaman terakhir terdapat wacana yang memuat artikel tentang Dirgantara dan juga penelitian tentang antariksa.
Di “info LAPAN” edisi 2009 ini diharapkan agar dapat menarik minat pembaca untuk dapat mengenal tentang Dirgantara dan Antariksa sehingga akan dapat menarik untuk ikut ambil bagian didalamnya. Karena sampai saat ini pun masih banyak masyarakat luas yang kuang atau bahkan belum mengenal LAPAN sekalipun, mungkin kurangnya pemberitaan dan peran serta LAPAN dalam perkembangan ilmu Dirgantara mebuat kurang dikenal dalam lingkup masyarakat Indonesia secara luas. Dan melalui “info LAPAN” ini, tim pelaksana pun berharap agar lewat media yang digunakan menjadi salah satu cara untuk meyebarkan pemberitaan segala sesuatu tentang Dirgantara kepada masyarakat. Dengan menyertakan beberapa pemberitaan baik eksternal maupun internal LAPAN maka ini menjadikan nilai lebih yag diberikan kepada pembaca agar lebih tertarik lagi kepada LAPAN terutama tentang kedirgantaraan yang selama ini masih kurang diminati oleh masyarakat umum.
(2)
commit to user
59 BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
Public Relations merupakan fungsi magement suatu instansi pemerintahan atau perusahaan, yaitu membantu pihak management dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan didalam Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dan mengembangkan hubungan yang baik dengan berbagai macam pihak yang berkepentingan dengan instansi pemerintahan terkait.
Pada hakekatnya bahwa seorang Humas di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional memiliki peran penting dalam berbagai hubungan dan memiliki peran aktif dalam struktur organisasi, yang diantaranya:
1. Humas di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
mempunyai peran aktif dan tugas yang sangat vital bagi kelangsungan dan citra. Humas di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional bertugas menciptakan good will diantara stakeholdernya. Dalam menjalankan tugasnya, humas berperan untuk menciptakan iklim komunikasi yang sehat dan terbuka.
2. Hubungan dengan masyarakat sekitar (Community Relations)
(3)
commit to user
60
Tujuan yang ingin dicapai dengan kegiatan tersebut adalah untuk membentuk citra positif tentang LAPAN.
3. Hubungan dengan media massa (Media Relations) akan sangat
dibutuhkan oleh instansi pemerintahan agar selalu eksis dan diketahui keberadaannya oleh masyarakat Indonesia. Humas sebagai garda terdepan bagi LAPAN dalam penyebaran informasi dan harus menjaga agar hubungan baik dengan media massa tetap berjalan baik. Media massa sebagai mitra yang dapat mendukung kinerja Humas dalam menciptakan publisikasi yang positif bagi LAPAN.
4. Di dalam buletin LAPAN, terdapat peran penting dalam penyebaran informasi yang akan sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas guna mengetahui pemberitaan tentang Dirgantara dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan LAPAN melalui media cetak.
Dengan menciptakan dan mengembangtumbuhkan relasi Humas bagi organisasinya, ini berarti :
1. menciptakan yang belum ada, tetapi menjadi suatu kebutuhan dan tuntutan.
2. mengembangkan yang sudah ada sesuai dengan tuntutan dan
perubahan yang terjadi di masyarakat
(4)
commit to user
2. Saran
Kekurangan-kekurangan yang penulis alami selama melaksanakan Kuliah Kerja Praktek, baik berasal dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) maupun DIII Komunikasi Terapan. Ada beberapa hal yang perlu dijadikan pertimbangan agar dapat lebih baik dimasa datang.
1. Saran bagi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
• Pendokumentasian arsip-arsip yang dimiliki kurang mendapat
perhatian.
• Penataan foto dan video dokumenter agar lebih diperhatikan dan
dimaamati karena itu merupakan arsip negara yang sangat barharga juga.
• Sumber Daya Manusia masih kurang merata dan lebih ketergantungan pada beberapa personal saja.
• Pengenalan dan pembelajaran pada SDM di dalam LAPAN masih
kurang sehingga banyak inventaris yang dimiliki oleh LAPAN kurang maksimal dalam pemanfaatannya.
• Kurang ada pembaharuan kegiatan yang menarik atau yang bertujuan menambah minat dari masyarakat luas.
• Saran untuk pengelola buletin Info LAPAN adalah :
a. Kurang koordinasi antar anggota yang satu dengan yang
(5)
commit to user
62
terhadap hasil Info LAPAN baik dalam segi pemberitaan materi dan design.
b. Masih adanya ketergantungan dengan anggota yang lain dan
mengakibatkan pekerjaan yang menumpuk dan ganda di satu pihak.
c. Kurang disiplinnya waktu yang ada dan mengakibatkan
penerbitan menumpuk dan terlambat.
d. Kurangnya kerja-sama tim dalam teknis pembuatan Info
LAPAN.
e. Tidak adanya transparansi biaya yang dibutuhkan dalam
pembuatan buletin dan pengeluaran lainnya.
2. Saran bagi D III Komunikasi Terapan.
• Memperbanyak kegiatan praktek agar teori yang didapat bisa lebih diaplikasi secara langsung.
• Mengadakan kunjungan dan study banding ke instansi-instansi yang mendukung untuk perkembangan dan menambah wawasan mahasiswa.
• Perlunya penambahan alat-alat kampus dikarenakan meningkatnya
kebutuhan untuk mempelajari dan meningkatnya kebutuhan tugas untuk dikerjakan.
(6)
commit to user
• Pembenahan pada sistem perkuliahan yang kurang maksimal jika
dibandingkan dengan tingkat Nasional yang masih dalam satu derajad.
• Hubungan antara dosen dengan mahasiswa perlu ditingkatkan.
• Perkembangan jaman telah sangat banyak terjadi sehingga saat
penulis melaksanakan KKM dalam tingkat Nasional masih kurang dalam penyesuaian ilmu yang didapat dari bangku kuliah.
Dalam KKM yang dilaksanakan di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), penulis telah mendapat banyak sekali pembelajaran tetapi masih harus bisa menyesuiakan dengan keadaan ”lapangan” karena hanya sebagian kecil dasar-dasar yang didapat dari perkuliahan di UNS.
Dan untuk kedepannya yang diharapkan penulis kepada pembaca dan juga generasi muda agar lebih mau untuk terus melakukan pembelajaran baik dalam lingkup perkuliahan maupun luar perkuliahan karena saat kita tidak mendapat ilmu dalam bangku kaliah maka akan mendapat ilmu yang sangat bernilai saat berada dalam kegiatan luar kampus yang bersifat positif, sehingga saat pengenalan pada dunia luar akan sangat mudah beradaptasi dengan perkembangan ilmu yang semakin hari semakin bertambah lagi kemajuan ilmu yang tercipta.