Pengujian Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler AT90S2313 Pengujian Rangkaian Minimum RFID Reader

sistem karena Mikrokontroler dapat bekerja dari tegangan 4,0 V sampai 5,5 V dan motor steeper dapat bekerja dari tegangan 9,0 V sampai 12 V. Dari hasil pengujian diatas PSU dapat dikatakan baik.

4.2. Pengujian Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler AT90S2313

Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroller AT90S2313 telah bekerja dengan baik, maka dilakukan pengujian. Pengujian bagian ini dilakukan dengan memberikan program sederhana pada mikrokontroller AT90S2313. Programnya adalah sebagai berikut : include 90S2313.h include delay.h void mainvoid { PORTB=0x00; DDRB=0xFF; while 1 { PORTB=0x001; delay_ms100; PORTB=0x00; delay_ms100; }; } Program di atas bertujuan untuk menghidupkan LED yang terhubung ke PORTB.0 beberapa saat dan kemudian mematikannya. Perintah PORTB=0x01 akan menjadikan PORTB.0 berlogika high yang menyebabkan LED menyala. Perintah delay_ms100 akan menyebabkan LED ini hidup selama 100 mili detik. Universitas Sumatera Utara Perintah PORTB=0x00 akan menjadikan PORTB.0 berlogika low yang menyebabkan LED akan mati. Perintah delay_ms100 akan menyebabkan LED mati selama 100 mili detik. Jika program tersebut diisikan ke mikrokontroler kemudian mikrokontroler dapat berjalan sesuai dengan program yang diisikan, maka rangkaian minimum mikrokontroller AT90S2313 telah bekerja dengan baik. Pengujian Juga dilakukan dengan mengukur output pada PORTD dengan mengisi logika High pada Mikrokontroler seperti terlihat pada tabel 4.2 No Port Output 1 PortD.0 5.00 V 2 PortD.1 5.00 V 3 PortD.2 5.00 V 4 PortD.3 5.00 V 5 PortD.4 5.00 V 6 PortD.5 5.00 V 7 PortD.6 5.00 V Tabel 4.2. Hasil Pengujian Output PORTD0-6 Universitas Sumatera Utara

4.3. Pengujian Rangkaian Minimum RFID Reader

Gambar 4.1 Rangkaian Sistem Minimum RFID dengan Port serial Setelah hasil perakitan dipastikan sempurna, pengujian rangkaian diawali dengan penghubungan rangkaian dengan catu daya. Dengan menggunakan multimeter, beberapa titik akan diukur tegangan-tegangan listriknya untuk memastikan tidak ada kesalahan atau pun kerusakan komponen. Kemudian tag RFID didekatkan ke IC ID- 20. Bila tidak terjadi masalah, maka LED indikator diiringi dengan bunyi buzzer akan meyala sejenak menandakan telah ditransferkan data dari tag ke RFID reader. Jauhkan sejenak tag RFID, lalu dekatkan lagi, maka LED indikator dan buzzer kembali menyala sejenak. Proses dapat diulang dengan tag-tag yang lain sekaligus memeriksa apakah ada tag yang rusak. Dalam kondisi yang sangat ideal, ID-20 dapat membaca tag RFID maksimal dalam jarak 10 cm. Namun pada keadaan praktis, jarak baca berkisar 3 hingga 5 cm. Rentang jarak baca dapat ditingkatkan jika diinginkan dengan Universitas Sumatera Utara menggunakan antena eksternal. Bila kondisi yang dideskripsikan pada paragraf ini tidak berjalan semestinya, berarti ada kesalahan yang menuntut pemeriksaan ulang langkah-langkah sebelumnya. Pada kasus terburuk kemungkinan penyebabnya adalah rusaknya IC ID-20. Pemeriksaan data berikutnya dilakukan menggunakan program hyperterminal dikomputer. Hyperterminal adalah program untuk melakukan komunikasi data. Untuk komputer yang tidak memiliki port serial dapat disiasati dengan menggunakan konverter usb to serial atau usb to rs-232. Lalu nomor port com yang dikenali oleh sistem operasi dicatat untuk dimasukan dalam setting hyperterminal. Gambar 4.2. Pemilihan Serial Port Gambaran proses setting hyperterminal. Gambar 4.2 menunjukan proses pemilihan nomor port. Bila komputer masih memiliki serial port, nomor port comm akan langsung dikenali. Jika komputer tidak lagi memiliki serial port, maka harus digunakan usb to RS-232 converter. Setelah driver converter diinstal, nomor port com akan dapat dikenali sistem operasi. Gambar 4.3 menunjukan parameter serial port untuk berkomunikasi dengan RFID reader. Bila semua pengaturan berjalan benar, Universitas Sumatera Utara jendela hyperterminal akan menampilkan nomor tag RFID ketika suatu tag didekatkan pada reader, seperti pada Gambar 4.4. . Gambar 4.3. Parameter Koneksi Serial Port Hingga tahapan ini, bila semua langkah berjalan benar, dapat dipastikan perangkat hardware telah berfungsi dengan baik. Pada tabel 4.3. dapat dilihat hasil pengukuran pada rancangan hardware. No Titik Pengukuran Hasil Pengukuran 1 Input IC 7805 12,00 V 2 Output IC 7805 5,00 V 3 Pin VCC IC ID-20 5,00 V Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Tegangan. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4. Output RFID Reader di Hyperterminal. No. Nomor Tag Tertulis Nomor Tag Terbaca Keterangan 1 E168F020FFA6 E168F020FFA6 Terbaca Benar 2 180104D7955F 180104D7955F Terbaca Benar 3 18014E766746 18014E766746 Terbaca Benar Tabel 4.4. Hasil Pengujian Pembacaan Tag dengan Hyperterminal No. Jarak Baca cm Terbaca YaTidak 1 5 Ya 2 6 Ya 3 7 Ya 4 8 Ya 5 9 Ya 6 10 Tidak Tabel 4.5. Tabel Hasil Pengujian Jarak Baca RFID Reader dengan Tag ID Model Kartu. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6. Tabel Hasil Pengujian Jarak Baca RFID Reader dengan Tag ID Model Kancing. Tabel 4.7. Tabel Hasil Pengujian Jarak Baca RFID Reader dengan Tag ID Model mainan kunci. RFID reader yang digunakan dalam sistem ini adalah berupa modul IC yang telah memiliki semua fungsi dasar pembacaan tag RFID secara internal. Asalkan IC dalam kondisi baik dan sambungan PCB serta rangkaian catu daya berfungsi benar, maka rangkaian reader akan berfungsi baik juga. Dari hasil pengujian di atas dapat No Jarak Baca cm Terbaca YaTidak 1 1 Ya 2 2 Ya 3 3 Ya 4 4 Ya 5 5 Tidak No Jarak Baca cm Terbaca YaTidak 1 1 Ya 2 2 Ya 3 3 Ya 4 4 Ya 5 5 Ya 6 6 Ya Universitas Sumatera Utara Motor Stepper 1B 1 1C 16 2B 2 2C 15 3B 3 3C 14 4B 4 4C 13 5B 5 5C 12 6B 6 6C 11 7B 7 7C 10 COM 9 ULN2003 +12V disimpulkan bahwa rangkaian RFID reader telah berhasil berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

4.4. Pengujian Rangkaian Driver Motor Stepper