Perencanaan Dan Pembuatan Kendali Motor Sebagai Penggerak Pintu Otomatis Masukan Rfid (Radio Frequency Identifications) Berbasis Mikrokontroler At90s2313(Hardware)

(1)

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN KENDALI MOTOR SEBAGAI PENGGERAK PINTU OTOMATIS MASUKAN RFID (RADIO FREQUENCY

IDENTIFICATIONS) BERBASIS MIKROKONTROLER AT90S2313

(HARDWARE) TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

EDHRIWANSYAH NST 052408076

PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008


(2)

ABSTRAK

Perkembangan teknologi elektronika semakin lama semakin pesat yang sangat membantu manusia dalam meningkatkan keamanan ruangan dalam perusahaan. Sehingga persaingan dalam bidang elektronika juga semakin ketat.

Satu diantara banyak problem manusia adalah dalam meningkatkan sistem keamanan pintu ruangan. Sistem keamanan pintu ruangan secara manual, tingkat keamanannya sangat kecil dan membutuhkan tenaga yang relatif besar. Melalui sistem elektronika sistem keamanan suatu pintu ruangan dapat diganti secara otomatis sehingga tingkat keamanannya cukup tinggi dan tenaga yang dibutuhkan relatif kecil. Maka penulis mencoba untuk merencanakan dan membuat alat untuk membuka pintu otomatis dengan kendali motor menggunakan RFID berbasis Mikrokontroler.

Perancangan dan pembuatan alat lebih praktis dengan tingkat keamanannya cukup tinggi, karena hanya orang – orang yang mempunyai Tag ID yang bisa mengakses sistem pintu tersebut. Dimana RFID sebagai sensor pengenal dari setiap Tag ID yang dimiliki seseorang dan motor listrik sebagai penggerak pintu otomatis yang semuanya itu dikendalikan Mikrokontroler AT90S2313 sebagai pengontrol utamanya.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul... i

Persetujuan ... ii

Pernyataan ... iii

Penghargaan ... iv

Abstrak ... v

Daftar Isi ... vi

Daftar Gambar ... viii

Daftar Tabel ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Manfaat Alat ... 2

1.5 Metode Pengumpulan Data ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras ... 5

2.1.1. Radio Frequency Indentifications (RFID)... 5

2.1.2. Mikrokontroler AT90S2313 ...10

2.1.3. Motor Stepper (Motor Langkah)...21

2.1.4. Modul LCD (Liquid Crystal Display) M1632 ...24

2.2 Perangkat Lunak ...27

2.2.1. Software Code Vision AVR C Compiler (CVAVR) ...27

2.2.2. Software Downloader PonyProg2000 V.2.07c...28

2.2.3. Software Desain PCB (Printed Circuit Board) Eagle ....30

BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok ...31

3.2 Flow Chart ...33

3.3 Rangkaian Power Supply ...34

3.4 Rangkaian Sistem Minimum µc AT90S2313...35

3.5 Rangkaian Minimum RFID Reader ...36

3.6 Rangkaian Pengendali Motor Stepper ...37

3.7 Rangkaian Converter Max232...38

3.8 Rangkaian Pengkondisi Sinyal Sensor...39

3.9 Rangkaian LCD ...40

BAB 4 HASIL PENGUJIAN 4.1 Pengujian Rangkaian Power Supply...41

4.2 Pengujian Rangkaian Sistem Minimum µc AT90S2313...42

4.3 Pengujian Rangkaian Minimum RFID Reader ...44

4.4 Pengujian Rangkaian Pengendali Motor Stepper ...49


(4)

4.6 Pengujian Rangkaian Pengkondisi Sinyal Sensor ...53 4.7 Pengujian Rangkaian LCD ...54

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan...56 5.2 Saran...57 Daftar Pustaka ...58 Lampiran


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Salah satu bentuk Tag... 6

Gambar 2.2 Bentuk RFID Reader ... 8

Gambar 2.3 Cara Kerja Sistem RFID ... 9

Gambar 2.4 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT90S2313 ... 12

Gambar 2.5 Blok Diagram AT90S2313 ... 14

Gambar 2.6 Arsitektur AT90S2313... 15

Gambar 2.7 Peta Momori AT90S2313 ... 16

Gambar 2.8 General Purpose Register... 17

Gambar 2.9 Motor Stepper... 21

Gambar 2.10 Motor Stepper Bipolar dan Unipolar ... 22

Gambar 2.11 Tampilan Code Vision AVR Editor ... 27

Gambar 2.12 Tampilan PonyProg2000 Version 2.07c... 28

Gambar 2.13 Setting Interface Downloader ... 29

Gambar 2.14 Setting Mikrokontroler yang sesuai ... 29

Gambar 2.15 Software Desain PCB (Printed Circuit Board) Eagle 4.09r2 ... 30

Gambar 3.1 Blok Diagram Rancangan Alat ... 31

Gambar 3.2 Flowchart ... 33

Gambar 3.3 Rangkaian Power Supply... 34

Gambar 3.4 Rangkaian Scematik Sistem Minimum AT90S2313... 35

Gambar 3.5 Rangkaian Sistem Minimum RFID Reader ... 36

Gambar 3.6 Rangkaian Driver Motor Stepper ... 37

Gambar 3.7 Rangkaian Converter Max232 ... 38

Gambar 3.8 Rangkaian Pengkondisi Sinyal Sensor ... 39

Gambar 3.8 Rangkaian LCD... 40

Gambar 4.1 Rangkaian Sistem Minimum RFID dengan Port Serial... 44

Gambar 4.2 Pemilihan Serial Port ... 45

Gambar 4.3 Parameter Koneksi Serial Port ... 46

Gambar 4.4 Output RFID Reader di HyperTerminal ... 47

Gambar 4.5 Driver Motor Stepper dengan Sistem Minimum Mikrokontroler ... 49

Gambar 4.6 Bentuk Gelombang data digital pada Motor stepper... 51

Gambar 4.7 Rangkaian Penguji Max232 ... 51

Gambar 4.8 Hasil Pengujian dengan Program HyperTerminal ... 52

Gambar 4.8 Pengujian Rangkaian Pengkondisi Sinyal ... 53


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Tag ... 7

Tabel 2.2. Karakteristik Fisik dan Operasi Seri Modul ID ... 8

Tabel 2.3. Fungsi Alternatif PORT B ... 19

Tabel 2.3. Fungsi Alternatif PORT D... 20

Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Output PSU... 41

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Output Port D0-D6... 43

Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Tegangan. ... 46

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Pembacaan Tag dengan HyperTerminal ... 47

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Jarak baca RFID Reader dengan Tag ID Model Kartu ... 47

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Jarak baca RFID Reader dengan Tag ID Model Kancing... 48

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Jarak baca RFID Reader dengan Tag ID Model Mainan kunci ... ..48

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Max232 dengan Input karakter Keyboard ... 52


(7)

ABSTRAK

Perkembangan teknologi elektronika semakin lama semakin pesat yang sangat membantu manusia dalam meningkatkan keamanan ruangan dalam perusahaan. Sehingga persaingan dalam bidang elektronika juga semakin ketat.

Satu diantara banyak problem manusia adalah dalam meningkatkan sistem keamanan pintu ruangan. Sistem keamanan pintu ruangan secara manual, tingkat keamanannya sangat kecil dan membutuhkan tenaga yang relatif besar. Melalui sistem elektronika sistem keamanan suatu pintu ruangan dapat diganti secara otomatis sehingga tingkat keamanannya cukup tinggi dan tenaga yang dibutuhkan relatif kecil. Maka penulis mencoba untuk merencanakan dan membuat alat untuk membuka pintu otomatis dengan kendali motor menggunakan RFID berbasis Mikrokontroler.

Perancangan dan pembuatan alat lebih praktis dengan tingkat keamanannya cukup tinggi, karena hanya orang – orang yang mempunyai Tag ID yang bisa mengakses sistem pintu tersebut. Dimana RFID sebagai sensor pengenal dari setiap Tag ID yang dimiliki seseorang dan motor listrik sebagai penggerak pintu otomatis yang semuanya itu dikendalikan Mikrokontroler AT90S2313 sebagai pengontrol utamanya.


(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi keamanan informasi merupakan hal yang sangat penting. Sistem keamanan informasi harus memperhatikan tiga hal yaitu keamanan, autentifikasi, dan integritas. Untuk mencapai tiga hal tersebut maka dibutuhkan sistem yang dapat melakukan identifikasi terhadap pengguna yang akan mengakses suatu informasi. Pada tugas akhir ini penulis akan mengemukakan solusi identifikasi berbasis Frekuensi Radio.

Dalam beberapa tahun terakhir ini teknologi identifikasi berbasis frekuensi radio (RFID) berkembang dengan pesat. Hal ini diakibatkan oleh beberapa hal, di antaranya kebutuhan yang besar dari aplikasi untuk konsumen dengan menggunakan teknologi ini.

Tag RFID (Transponder) mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan Barcode. Barcode hanya mengidentifikasikan tipe objek, tetapi RFID dapat membawa identitas tambahan yang unik, misalnya serial number yang dapat membedakan objek yang satu dari objek lain yang serupa. Sehingga informasi proses yang dialami dari objek yang menggunakan tag RFID dapat diperoleh dengan mudah. Selain itu RFID juga tidak memerlukan kontak langsung, dan RFID reader dapat


(9)

membaca semua tag RFID yang berada pada daerah jangkauannya. Dengan cara ini maka waktu untuk inventory control dapat dihemat.

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk:

1. Sebagai syarat untuk dapat menyelesaikan program Diploma Tiga (D-III) Fisika Instrumentasi FMIPA Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui bagaimana merancang dan membuat pintu secara otomatis dengan kendali motor masukan RFID berbasis Mikrokontroller AT90S2313. 3. Dapat memahami prinsip kerja dari alat pembuka dan penutup pintu secara

otomatis dengan Tag RFID alat untuk membuka pintu dan RFID sebagai sensornya.

1.3 Batasan Masalah

Untuk menyederhanakan pembahasan dalam penulisan tugas akhir ini, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut :

1) Membahas prinsip kerja sestem secara umum.

2) Membahas rangkaian-rangkaian pendukung (hardware).

3) Penggunaan Mikrokontroler AT90S2313 sebagai pusat kendali sistem pada alat.

1.4 Manfaat Alat


(10)

1. Merupakan metoda untuk memudahkan suatu perusahaan dalam meningkatkan sistem keamanan ruangan, dimana hanya orang yang mempunyai Tag ID saja yang bisa mengoperasikan pintu tersebut.

2. Menghemat penggunaan waktu, tenaga dan mempermudah pekerjaan manusia dalam mengoperasikannya.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan realisasi tugas akhir ini penulis mendapatkan data dan masukan dengan cara :

1. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing serta dosen-dosen staf pengajar yang terkait dengan realisasi tugas akhir ini dibidangnya masing-masing.

2. Mengumpulkan data malalui buku referensi yang menunjang tugas akhir ini, internet, serta dari rekan-rekan yang berkecimpung dibidang yang sama dengan penulis.

3. Melakukan perancangan hardware yang mendukung kerja dari sistem.

4. Melakukan pengujian sistem dengan cara pengetesan atau pengujian alat dan melakukan pengukuran.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika pembahasan tugas akhir sebagai berikut :


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang permasalahan secara umum dimulai dengan latar belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat alat, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas tentang landasan teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian. Teori pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler AT90S2313, Motor Stepper, LCD, serta cara kerja dari RFID dan komponen pendukungnya.

BAB 3 PERANCANGAN ALAT

Pada bab ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok dari rangkaian, flow chart, skematik dari masing-masing rangkaian.

BAB 4 HASIL PENGUJIAN

Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dari rangkaian dan sistem kerja alat.

BAB 5 PENUTUP

Meliputi kesimpulan yang didapat setelah melakukan pengujian rangkaian dan saran yang diberikan demi kesempurnaan dan pengembangan tugas akhir pada masa yang akan datang kearah yang lebih baik.


(12)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Perangkat Keras

Dalam merancang peralatan yang cerdas, diperlukan suatu peragkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan. Mikrokontroler merupakan salah satu jawabannya. Vendor dari mikrokontroler ini ada beberapa macam, diantaranya yang paling terkenal adalah Atmel, Motorola, dan Siemens.

2.1.1. Radio Frequency Indentification (RFID)

Radio Frequency Indentification (RFID) merupakan salah satu bentuk auto-ID. Teknologi RFID pertama kali digunakan untuk mengidentifikasi kawan atau lawan sejenis pesawat terbang pada perang dunia ke II. Pesawat perang dilengkapi dengan radio transponder yang akan memberi respon apabila diberi sinyal introgated.

RFDI transfonder atau tag, berisi identitas objek barang, jenis, model dan nomor serial yang unik, atau data yang diperlukan untuk memberikan abstraksi keterangan barang. Tag RFID mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan sistem optical barcode. Data yang ada pada tag dapat dibaca secara otomatis. Arah pembacaannya tidak langsung (non line of sight), pembacaannya dapat menembus bahan nonkonduktor seperti kertas karton atau kardus, dapat dibaca


(13)

beberapa ratus tag perdetik dan dapat dibaca dari jarak beberapa meter tanpa memperhatikan arah pembacaannya.

Komponen RFID

RFID terdiri dari tiga komponen sebagai berikut :

1. RFID Tag atau transponder, yang menampung indentifikasi data objek.

2. RFID Tag reader atau transceiver yang berfungsi untuk membaca dan menulis data tag.

3. Server data base berfungsi untuk menyimpan kumpulan record isi dari tag.

Tag

Tag (kartu/label) secara fisik ditempelkan pada barang. Tag tersususun dari microchip yang berfungsi untuk menyimpan dan komputasi yang disatukan dengan lilitan antena yang berfungsi untuk komunikasi.

Gambar 2.1. Salah satu bentuk Tag

Menurut klasifikasi tag dibedakan menjadi tiga yaitu : aktif, semi-pasif dan pasif. 1. Tag aktif mempunyai sumber tenaga seperti baterai dan dapat dilakukan


(14)

2. Tag semi-pasif mempunyai baterai tetapi hanya dapat merespon transmisi yang datang (incoming transmissions).

3. Tag pasif menerima tenaga dari reader, antena yang akan menjadi sumber tenaga dengan memanfaatkan medan magnet yang ditimbulkan dari pembaca (reader).

Pada tabel 2.1. terlihat klasifikasi tag.

Pasif Semi-pasif Aktif

Sumber daya Pasif Baterai Baterai

Transmitter Pasif Pasif Aktif

Jangkauan maksimal 10 meter 100 meter 1000 meter

Tabel 2.1. Klasifikasi tag

RFID Tag Reader

Tag reader berfungsi untuk membaca data yang ada pada tag melewati RF interface. Untuk menambah fungsi reader dilengkapi dengan internal storage, dan aplikasi perangkat lunak untuk menyimpan data pada server data base. Pada prakteknya tag reader dapat berupa perangkat keras yang terletak pada suatu tampat yang tetap. Pada aplikasinya tag reader dapat membaca sendiri tag yang dideteksi (smart self). Tag reader smart self dapat mendeteksi ketika ada penambahan keluar. Pada dasarnya tag reader merupakan suatu peralatan yang sederhana dan dapat digabungkan kedalam perlengkapan mobile seperti telepon selular atau PDA. Modul reader tersedia dengan variasi yang luas di pasaran. Variasi tersebut dimulai dari perbedaan vendor produsen, perbedaan kompatibilitas dengan tag dan sebagainya. Dari variasi yang ada, disini


(15)

digunakan Modul reader ID-20 dari Innovations Electronic. Pemilihan ini disasarkan pada ketersediaan produk di pasaran dan keterjangkauan harga. Meskipun berupa modul yang masih perlu dirakit, kebanyakan rangkaian inti ID-20 yang diperlukan untuk fungsi pembacaan tag RFID telah tersedia dalam modul. Sangat sedikit rangkaian luar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi standar.

Gambar 2.2. Bentuk RFID Reader

Innovations Electronic mengeluarkan beberapa produk modul ID, yaitu ID-2, ID-12 dan ID-20. Salah satu pembeda dari seri ini adalah rentang jarak bacanya seperti terlihat pada Tabel 2.2.


(16)

Cara kerja RFID

Telah dijelaskan bahwa tag ada yang memiliki sumber listrik sendiri dan ada yang tidak. Cara kerja untuk tag yang tidak memiliki energi antenalah yang mengambil tenaga dari reader akan memodulasi medan magnet untuk berkomunikasi mengirim data ke reader. Data yang diterima reader akan diteruskan menuju host komputer atau server database. Data yang masuk pada host komputer akan diolah sesuai dengan program aplikasi yang ada di komputer.

Gambar 2.3, berikut adalah gambaran singkat cara kerja Sistem RFID. RFID reader selalu dalam kondisi siap untuk membaca kehadiran transponder. Ketika suatu tranponder masuk ke dalam jangkauan gelombang radio dari reader, transponder langsung mengirimkan data yang dibawa secara nirkabel. RFID reader segera menerima data yang dikirimkan lalu melewatkan data itu ke aplikasi atau Hardware, software untuk dilakukan pengolahan.

Gambar 2.3. Cara Kerja Sistem RFID

Kegunaan RFID

Auto-ID sistem RFID mempunyai kelebihan dapat membaca 100 tag tiap detik, dengan jangkauan pembacaan antara 10 meter sampai dengan 100 meter, dapat membaca tag yang terhalang bahan non konduktor (kertas, karton, kardus) tanpa


(17)

mempertimbangkan arah pembacaan. Dengan mempunyai kelebihan seperti di atas, tag RFID dapat digunakan untuk pemberian label pada inventori di pabrik, perpustakaan, toko, atau bahkan dapat digunakan untuk memberi ID pada hewan ternak. Pada tugas akhir ini RFID digunakan untuk Mengoprasikan Sistem pintu Otomatis.

2.1.2. Mikrokontroler AT90S2313

Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon menyebabkan bidang ini mampu memberikan sumbangan yang amat berharga bagi perkembangan teknologi modern. Atmel sebagai salah satu vendor yang mengembangkan dan memasarkan produk mikroelektronika telah menjadi suatu teknologi standar bagi para desainer sistem elektronika masa kini. Dengan perkembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Alf and Vegard’s Risc processor). Para desainer sistem elektronika telah diberi suatu teknologi yang memilki kapabilitas yang amat maju, tetapi dengan biaya ekonomis yang cukup minimal.

Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, di mana semua instruksi di kemas dalam kode 16-bit (16-bit word) dan sebagai besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clok, berbeda dengan instruksi MCS%! Yang membutuhkan 12 siklus clok. Tentu saja itu terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda.AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Conputing), sedangkan seri MCS51 berteknologi CISC (complex Intruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat dikompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga Attiny, keluarga AT90Sxx, Kelurga ATMega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang


(18)

membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitekktur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama.

Oleh karena itu, digunakan Mikrokontroler AVR produk Atmel, yaitu AT90S2313, pembelajaran mikrokontroler dengan pemahaman pemrograman menggunakan simulasi yang terdapat pada software AVR dan juga praktek langsung hardware. Selain karena mudah didapatkan dan juga murah.

Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar dan rutin - rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.

Fitur AT90S2313

Mikrokontroler AT90S2313 memiliki fitur-fitur utama sebagai berikut: 1. 118 macam instruksi,

2. 32 x 8 Bit General Purpose Register,


(19)

4. Memori data SRAM 128 Byte, 5. Memori EEPROM 128 Byte, 6. Jalur I/O 15 Pin,

7. 2 Timer/counter, 8. Output PWM 1 Kanal,

9. Serial I/O menggunakan UART (Universal Asynchronous Receiver and Transmitter), dan

10. Komparator Analog.

AT90S2313 beredar dalam 2 jenis kemasan, yaitu 20 DIP dan 20 SOIC. Kemasannya yang cukup sederhana memudahkan kita yang hendak mempelajari cara-cara pemrograman mikrokontroler AVR tanpa harus dipusingkan oleh Instalasi kabel yang melibatkan banyak jalur sebagai mana pada mikrokontroler dengan jumlah Pin diatas 40.

Gambar 2.4. Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT90S2313

Diskripsi Pin

a. VCC Power Supply.


(20)

c. PORT B(PB7-PB0) PORT B merupakan PORT I/O 8 - Bit bi-Directional. Pin-pin pada PORT ini dapat diberi Resistor pull – up internal secara individual. PB0 dan PB1 juga dapat digunakan untuk melayani input sebagai komparator analog. Buffer PORT B dapat mencatu arus hingga 20 mA dan dapat secara langsung men-drive LED.

d. PORT D (PD6-PD0) PORT D memiliki 7 pin I/O bi-directional, yakni PD6-PD0. Seperti halnya PORT B, Pin-pin pada PORT ini juga mampu men-drive LED karena dapat mencatu arus hingga 20 mA.

e. RESET Reset Input. Kondisi logika rendah “0” pada pin ini akan membuat mikrokontroler masuk ke dalam kondisi Reset. f. XTAL1 Input bagi inverting osilator amplifier dan input bagi

clock internal.

g. XTAL2 Output inverting osilator amplifier.

Arsitektur AT90S2313

Mikrokontroler AT90S2313 merupakan Mikrokontroler CMOS dengan daya rendah yang memiliki Arsitektur AVR RISC 8-bit. Arsitektur ini mendukung kemampuan untuk melaksanakan eksekusi intruksi hanya dalam satu siklus clock osilator.


(21)

Gambar 2.5. Blok Diagram AT90S2313

Mikrokontroler AVR Memiliki Arsitektur hardware, di mana memori dan bus untuk program dan data di pisahkan. Dalam Arsitektur AVR, seluruh 32 register umum yang ada terhubung langsung ke ALU Prosesor. Hal inilah yang membuat AVR begitu cepat dalam mengeksekusi intruksi. Dalam satu siklus clock, terdapat dua register independent yang dapat diakses oleh satu intruksi. Teknik yang digunakan adalah fetch during execution atau memegang sambil mengerjakan. Hal ini berarti,


(22)

dua operan dibaca dari dua register dilakukan eksekusi oprasi, dan hasilnya disimpan kembali dalam salah satu register, semuanya dilakukan dalam satu siklus clock. Arsitektur AVR AT90S2313 ditunjukkan dalam Gambar 2.6.

Gambar 2.6. Arsitektur AT90S2313

Dari 32 register yang ada, terdapat enam register yang dapat digunakan untuk pengamatan tidak langsung 16-bit sebagai sebagai register pointer. Register tersebut memiliki nama khusus, yaitu X, Y, dan Z. Masing-masing terdiri dari sepasang register. Register-register tersebut adalah R26: R27 (register X), R28:R29 (register Y), adan R30:R31 (registert Z). Selain ketiga pasangam register lagi yang dapat Anda


(23)

gunakan bersama untuk pengolahan data 16-bit, yaitu R24:R25. Pasangan register ini tidak memiliki nama khusus sebagaimana ketiga pasangaan register yang disebutkan dimuka.

Organisasi Memori

MEMORI PROGRAM MEMORI DATA

Gambar 2.7. Peta Momori AT90S2313

Dalam organisasi memori AVR, 32 register keperluan umum (GPR) menempati space data pada alamat terbawah, yaitu $00 sampai S1F. Sedangkan regiter-register khusus, untuk penanganan I/O dan kontril terhadap mikrokontroler, menempati 64 alamat berikutnya, yaitu mulai dari $20 hingga $5F. Register-register ini merupakan register-register yang khusus digunakan untuk melakukan pengaturan fungsi terhadap berbagai peripheral mikrokontrolel semacam tombol register timer/counter, fungsi-fungsi I/O, dan sebagainya. Kelompok register ini dinamakan


(24)

register I/O. Alamat memori berikutnya digunakan untuk SRAM 128 byte, yaitu pada lokasi $60 sampai dengan $DF. Gambaran peta memori untuk AVR AT90S2313 ditunjukkan oleh gambar 2.7.

General Purpose Register

Seluruh instruksi operasi register dalam AVR memiliki akses langsung kesemua register. Kecuali untuk lima instruksi aritmatika logika yang mengoperasikan register dengan konstanta (SBCL, SUBI, CPI, ANDI, dan ORI) dan LDI yang mengoperasikan pemuatan data konstan imediet. Instruksi-instruksi tersebut dioperasikan hanya pada sebagian lokasi register terakhir GPR (R16 sampai R31). Instruksi untuk operasi umum seperti SBC, SUB, CP, AND,OR, dan operasi lainnya yang mengoperasikan dua register atau satu register dapat melakukan akses terhadap seluruh register.


(25)

Seperti telah disampaikan sebelumnya, AT90S2313 memiliki dua PORT I/O yaitu PORT B dan PORT D. Berikut ini penjelasan singkat mengenai kedua PORT I/O tersebut.

PORT B

PORT B merupakan I/O 8-bit bi-directional yang masing-masing pinnya dapat dikonfigurasi secara individual. Masing-masing pin dalam PORT ini juga memilki fasilitas berupa resistor pull-up internal yang berguna untuk memberikan kondisi yang tentu (tidak ngambang) pada saat dikonfirmasi sebagi input, tanpa harus memberikan pull-up eksternal. Untuk memndukung penggunaan PORT ini, terhadap tiga alamat memori yang khusus digunakan untuk menangani fungsi PORT B.

Alamat memori tersebut adalah

1. Data register (PORTB), berlokasi $18 ($38). Register ini bisa ditulis/baca

2. Data direction Register PORT B (DDRB), berlokasi pada $17 ($37). Register ini bisa ditulis/baca.

3. PORT B input Pin (PINB), berlokasi pada $16 ($36) PINB bukanlah suatu register, namun pin-pin fisik pada hardware mikrokontrolel. PINB ini hanya bisa dibaca. Ketika PORT B dibaca, maka data Latch dari PORT B akan dibaca, sedangkan bila pinB dibaca, maka logika yang sedang terjadi pada pin-pin PORT B yang akan dibaca.


(26)

Beberapa pin pada PORT B memilki fungsi alternatif, yang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan. Pin-pin tersebut adalah PB0, PB1, PB3, PB5, PB6, dan PB7.

Pin PORT B Fungsi Alternatif

PB0 AINO (Input positif untuk komparator analog) PB1 AINI ( Input negatif untuk komparator analog) PB3 OCI (Output Timer/Counter1)

PB5 MOSI (Jalur input data untuk download memori) PB6 MISO (Jalur output data untuk download memori) PB7 SCK (Input clock serial)

Tabel 2.3. Fungsi Alternatif PORT B

PORT D

Sebagaimana PORT B, PORT D juga memiliki tiga lokasi memori yang berkaitan dengan penggunaannya sebagai PORT I/O. Memori tersebut adalah PORTD, DDRD, dan PIND.

1. PORTD (Data Direction), berlokasi pada #12 ($32).


(27)

3. PIND (PORT D Input Pins), berlokasi pada $10 ($30). PIND bukanlah register, dan berbeda dengan dua memori yang lain, PIND hanya bisa dibaca.

Format PORT D mirip dengan PORT B dalam hal cara konfigurasi I/O dan penggunaan resisitor pull-up. Hal yang sedikit membedakan dengan PORT B adalah pada PORT D, jumlah bit/pin yang bisa digunakan hanya 7. Hal ini sesuai dengan jumlah pin yang ada pada PORT D. Pin-pin pada PORT D diberi nama PD6..PD0. Selain itu semua pin pada PORT D juga memilki fungsi khusus.

Pin PORT D Fungsi Alternatif

PD0 RXD (Receive data input for the UART) PD1 TXD (Transmit data output for the

UART)

PD2 INT0 (External interrupt 0 input) PD3 INT1 (External interrupt 1 input) PD5 TO (Timer/Counter0 external input) PD6 T1 (Timer/Counter1 external input) PD7 ICP (Timer/Counter1Input Capture pin)

Tabel 2.4. Fungsi Alternatif PORT D 2.1.3. Motor Stepper (Motor Langkah)


(28)

Motor langkah merupakan suatu jenis motor yang dapat digunakan untuk memindahkan benda (beban) dengan jarak perpindahan yang kecil. Berbeda halnya dengan motor-motor lain, yang bergerak dengan putaran yang kontinyu/mulus, motor langkah bergerak dengan putaran yang kaku. motor langkah bergerak dari posisi berikutnya seperti gerak melangkah (step). Karena itulah motor ini dinamakan motor langkah (stepper motor).

Motor langkah banyak sekali digunakan pada aplikasi-aplikasi elektronik seperti printer, floppy drive, cdrom drive dan banyak lagi alat-alat yang lain. Berikut contoh salah satu jenis gambar dari motor langkah.

Gambar 2.9. Motor Stepper

Arus yang mengalir pada setiap lilitan adalah hanya sesaat sehingga bentuk arusnya berupa pulsa. Rotor berputar karena pulsa yang bergantian. Kecepatan perputaran rotor ditentukan oleh kecepatan perpindahan pulsa, dan sudut putaran sebanding dengan banyaknya pulsa yang diberikan. Motor langkah yang umum digunakan mempunyai jangkauan langkah berputar antara 0,9 derajat sampai 30 derajat. Motor-motor tersebut adalah motor langkah dua atau empat fase. Secara teoritis, motor langkah berukuran kecil dapat digerakkan langsung oleh mikroprosesor atau mikrokontroler. Dalam kenyataannya, arus dan tegangan yang dapat dikeluarkan


(29)

oleh alat pemroses tadi masih terlalu kecil. Sebagai perbandingan, gerbang-gerbang logika tipe TTL hanya mampu mengeluarkan arus dalam orde mili-ampere dan tegangan antara 2 sampai 5 V. Sementara itu untuk menggerakkan motor langkah dibutuhkan arus yang cukup besar (dalam orde ampere) dengan tegangan berkisar 5-24 V.

Motor stepper merupakan motor listrik yang tidak mempunyai komutator, di mana semua lilitannya merupakan bagian dari stator. Dan pada rotornya hanya merupakan magnet permanen. Semua komutasi setiap lilitan harus di kontrol secara eksternal sehingga motor stepper ini dapat dikontrol sehingga dapat berhenti pada posisi yang diinginkan atau bahkan berputar ke arah yang berlawanan. Torsi motor stepper tidak sebesar motor DC, namun motor ini mempunyai tingkat presisi yang sangat tinggi dalam gerakannya. Kecepatan gerak motor ini dinyatakan dalam step per second atau jumlah step gerakan dalam setiap detiknya. Secara umum terdapat dua jenis motor stepper yaitu bipolar dan unipolar. Motor stepper unipolar terdiri dari dua motor yang masing-masing mempunyai dua kumparan sedangkan motor stepper bipolar terdiri dari motor dengan dua kumparan.

Gambar 2.10 Motor Stepper Bipolar dan Unipolar Sifat dari stepping motor dapat disingkat sebagai berikut:


(30)

1. Rotor dapat diputar dengan sudut kecil. Rotor dapat diputar dengan satuan 0,9 derajat atau 1,8 derajat.

2. Keadaan diam adalah sifat yang paling penting. Penggunaan motor biasa adalah untuk memutar secara kontiniu, maka rotor tidak memiliki keadaan diam. Tetapi pada stepping motor, arus dapat dilewatkan kesatu lilitan saja dan akan mengakibatkan motor memilki daya penahan (momen penahan) pada keadaan diam.

3. kecepatan putaran rotor tergantung pada kecepatan perubahan pulsa. Sehingga mudah mengatur kecepatan putaran tetapi motor tidak cocok untuk putaran tinggi, hanya terbatas pada beberapa ratus putaran permenit.

4. Sudut putaran rotor tergantung pada pulsa input sehingga pengendalian jumlah putaran dan sudut putaran rotor pada motor biasa tanpa sistem feedback yang rumit.

Stepping motor dapat dibagi menjadi tiga jenis: 1. Jenis variable Reluctance (VR-type)

Rotor dari motor dibuat dari bahan magnit. Yaitu berlapis-lapis lembaran baja. Posisi rotor tergantung dari gaya tarik dari kutub magnit.

2. Ritor dari motor dibuat dari magnit permanen. Kutub U (utara) dan S (selatan) magnit dipasang bergantian disekeliling rotor. Posisi rotor tergantung pada gaya tarik antara kutub U dan S dan kutub eksitansi stator.

3. Jenis Hybrid (HB-type)

Rotor dari motor dibuat dari kombinasi antara magnit permanen dan berlapis-lapis lembaran baja. Hal yang sama dari ketiga stepping motor itu adalah lilitannya terletak di luar stator tidak di dalam motor.


(31)

M1632 merupakan modul LCD matrix dengan konfigurasi 16 karakter dan 2 baris dengan setiap karakternya dibentuk oleh 8 baris pixel dan 5 kolom pixel (1 baris pixel terakhir adalah kursor). HD44780 ini sudah tersedia dalam Modul M1632 yang dikeluarkan oleh Hitachi, Hyundai dan modul-modul M1632 lainnya.

HD44780 sebetulnya merupakan mikrokontroler yang dirancang khusus untuk mengendalikan LCD dan mempunyai kemampuan untuk mengatur proses scanning pada layar LCD yang terbentuk oleh 16 COM dan 40 SEG sehingga mikrokontroler /perangkat yang mengakses modul LCD ini tidak perlu lagi mengatur proses scanning pada layar LCD. Mikrokontroler atau perangkat tersebut hanya mengirimkan data-data yang merupakan karakter yang akan ditampilkan pada LCD atau perintah yang mengatur proses tampilan pada LCD saja.

Kaki – kaki Modul M1632

Untuk keperluan antarmuka suatu komponen elektronik dengan mikrokontroler, perlu diketahui fungsi dari setiap kaki yang ada pada komponen tersebut.

a. Kaki 1 (GND)

Kaki ini berhubungan dengan tegangan 0 volt (ground) dan modul LCD (khusus untuk modul M1632 keluaran hitachi, kaki ini adalah VCC)

b. Kaki 2 (VCC)

Kaki ini berhubungan dengan tegangan +5 Volt yang merupakan tegangan untuk sumber daya dari HD44780 (khusus untuk modul M1632 keluaran hitachi, kaki ini adalah GND)


(32)

Tegangan pengatur kontras LCD, kaki ini terhubung pada V5. Kontras mencapai nilai maksimum pada saat kondisi kaki ini pada tegangan 0 volt. d. Kaki 4 (RS)

Register Select, kaki pemilih register yang akan diakses. Untuk akses ke register data, logika dari kaki ini adalah 1 dan untuk akses ke register perintah, logika dari kaki ini adalah 0.

e. Kaki 5 (R/W)

Logika 1 pada kaki ini menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode pembacaan dan logika 0 menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode penulisan. Untuk aplikasi yang tidak memerlukan pembacaan data pada modul LCD, kaki ini dapat dihubungkan langsung ke ground.

f. Kaki 6 (E)

Enable Clock LCD, kaki ini mengaktifkan clock LCD. Logika 1 pada kaki ini diberikan pada saat penulisan atau pembacaan data.

g. Kaki 7-14 (D0-D7)

Data bus, kedelapan kaki modul LCD ini adalah bagian dimana aliran data sebanyak 4 bit atau 8 bit mengalir saat proses penulisan maupun pembacaan data.

h. Kaki 15 (Anoda)

Berfungsi untuk tegangan positif dari backlight modul LCD sekitar 4,5 volt (hanya terdapat untuk M1632 yang memiliki backlight).

i. Kaki 16 (Katoda)

Tegangna negatif backlight modul LCD sebesar 0 volt (hanya untuk M1632 yang memiliki backlight).\


(33)

Struktur Memori LCD

Modul LCD M1632 memiliki beberapa jenis memori yang digunakan untuk menyimpan atau memproses data-data yang akan ditampilkan pada layar LCD. Setiap jenis memori mempunyai fungsi-fungsi tersendiri.

a. DDRAM

DDRAM merupakan memori tempat karakter yang ditampilkan berada. Contohnya, karakter “A” atau 41h yang ditulis pada alamat 00 akan tampil pada baris pertama dan kolom pertama dari LCD. Apabila karakter tersebut ditulis di alamat 40h, karakter tersebut akan tampil pada baris kedua kolom pertama dari LCD.

b. CGRAM

CGRAM adalah memori untuk menggambarkan pola karakter dan bentuk karakter dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Akan tetapi isi memori akan hilang saat power supply tidak aktif sehingga pola karakter akan hilang.

c. CGROM

CGROM adalah memori untuk menggambarkan pola karakter dan pola tersebut sudah ditentukan secara permanen dari HD44780 sehingga pengguna tidak dapat mengubah lagi. Oleh karena ROM bersifat permanen, pola karakter tersebut tidak akan hilang walaupun power suplly tidak aktif.


(34)

2.2. Perangkat Lunak

Dalam merancang suatu program mikrokontroler dibutuhkan suatu software yang dapat menulis program dan mengubahnya menjadi bilangan heksadesimal. Untuk menulis program dapat digunakan software CodeVisionAVR. Untuk men-donwload program heksadesimal ke dalam mikrokontroler dapat digunakan Software PonyProg2000 Version 2.07c. Untuk mendesain skematik dan layout PCB dapat digunakan Sofware EAGLE 4.09r2

2.2.1 Software Code Vision AVR C Compiler (CVAVR)

Code Vision AVR C Compiler merupakan compiler bahasa C untuk AVR. Compiler ini cukup memadai untuk belajar AVR, karena selain mudah penggunaannya juga didukung berbagai fiture yang sangat membantu dalam pembuatan software untuk keperluan pemograman AVR. Instruksi-instruksi yang merupakan bahasa C tersebut dituliskan pada jendela editor, yaitu Code Vision AVR Editor, Simulator. Tampilannya seperti gambar 2.11.


(35)

Gambar 2.11. Tampilan Code Vision AVR Editor

Setelah program selesai ditulis, kemudian di-save dan kemudian di-compile. Pada saat di-compile akan tampil pesan peringatan dan kesalahan. Jika masih ada kesalahan atau peringatan, itu berarti ada kesalahan dalam penulisan perintah atau ada nama subrutin yang sama, sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu sampai tidak ada pesan kesalahan lagi.

Software CVAVR ini berfungsi untuk merubah program yang kita tuliskan ke dalam bilangan heksadesimal, proses perubahan ini terjadi pada saat peng-compile-an. Bilangan heksadesimal inilah yang akan dikirimkan ke mikrokontroler.

2.2.2 Software Downloader PonyProg2000 Version 2.07c

Untuk mengirimkan bilangan-bilangan heksadesimal ini ke mikrokontroler digunakan software PonyProg2000 Version 2.07c yang dapat di download dari internet. Tampilannya seperti gambar 2.12.


(36)

Cara menggunakannya terlebih dahulu mengkalibrasi dengan meng-klik setup>calibration dan ikuti petunjuk selanjutnya. Kemudian Pemilihan InterFace dengan meng-klik menu setup>interface setup maka akan tampak kotak dialog sperti gambar 2.13.

Gambar 2.13. Setting Interface Downloader

Setting seperti gambar diatas. Lalu Klik tombol OK. Kemudian pemilihan Mikrokontroler seperti gambar 2.14.

Gambar 2.14. Setting Mikrokontroler yang sesuai

Untuk keperluan download program ke mikrokontroler adalah dengan meng-klik File>open device file pilih format *.hex untuk mengambil file heksadesimal dari hasil kompilasi Code Vision AVR, kemudian klik Write All (Ctrl-W) untuk mengisikan hasil kompilasi tersebut ke mikrokontroller.


(37)

2.2.3. Software Desain PCB (Printed Circuit Board) Eagle 4.09r2.

Untuk mendesain PCB dapat digunakan software EAGLE 4.09r2 yang dapat di-download di- internet secara gratis. Tampilan software EAGLE 4.09r2 dapat dilihat pada gambar 2.15.

Gambar 2.15. Software Desain PCB (Printed Circuit Board) Eagle 4.09r2

Cara menggunakan software ini terlebih dahulu yang dikerjakan adalah mendesain skematik rangkaian, setelah itu memindahkannya dalam bentuk board dan mendesain tata letak komponen sesuai jalur rangkaiannya agar rangkaian dapat berfungsi sesuai dengan skematiknya. Setelah selesai mendesain layout PCBnya, barulah siap di print dan di transfer ke PCB. Pada proses pentransferan layout PCB ke PCB dapat digunakan kertas Transfer Paper.


(38)

BAB 3

PERANCANGAN ALAT

3.1. Diagram Blok

Secara garis besar, diagram blok rangkaian dapat ditunjukkan pada gambar 3.1 dibawah ini

Sensor 3

Driver Motor Stepper

RFID

Reader Tag ID

Pintu Sensor 1 Sensor 2 Konverter M IK R O K O N T R O L E R A T 9 0 S 2 3 1 3 LCD Motor Stepper PSU 1 M IK R O K O N T R O L E R A T 9 0 S 2 3 1 3 2

Gambar 3.1. Blok Diagram Rancangan Alat

Keterangan Diagram Blok:

Mikrokontroler sebagai pengendali utama, RFID Reader untuk membaca Tag ID, Converter sebagai pengubah level tegangan dari output RFID reader yang outputnya dibaca oleh Mikrokontroler 1 dan 2. Mikrokontroler 2 sebagai pengendali LCD. Driver motor untuk menggerakkan motor yang dikendalikan oleh


(39)

Mikrokontroler. Output sensor 1 diberikan ke Mikrokontroler sebagai pengkondisi pintu terbuka, output sensor 2 diberikan oleh Mikrokontroler sebagai pengkondisi pintu tertutup dan output sensor 3 sebagai pendeteksi pintu terhalang atau tidak. PSU sebagai Supply untuk seluruh rangkaian.

Prinsip Kerja Rangkaian

Prinsip kerja rangkaian ini bila Tag RFID kita dekatkan dengan RFID reader maka pintu akan otomatis akan terbuka. Dimana Tag RFID terlebih dahulu sudah di masukkan data IDnya di dalam mikrokontroler, jadi hanya Tag RFID yang terdaftar saja yang dapat mengoprasikan pintu tersebut.

Pada saat Tag ID di dekatkan dengan RFID Reader maka RFID reader akan membaca data ID yang ada di dalam Tag dan akan dikirimkan ke mikrokontroler 1 dan 2 . Mikrokontroler 2 akan menampilkan nomor ID dan nama pemilik ID pada LCD bagi ID yang terdaftar jika tidak terdaftar maka nomor IDnya saja yang ditampilkan sedangkan nama pemilik ID tidak dikenal (ID Tidak dikenal). Kemudian mikrokontroler akan menggerakkan motor untuk membuka pintu. Untuk mengetahui pintu sudah terbuka digunakan sensor berupa switch yang akan mengirim isyarat kepada mikro bahwa pintu sudah terbuka, begitu juga bila pintu sudah tertutup. Setelah pintu terbuka secara penuh pintu akan otomatis tertutup dan kemudian untuk mencegah kemungkinan orang terjepit dipintu maka digunakan sensor penghalang dipintu, jika sensor mendeteksi ada halangan dipintu maka pintu akan kembali terbuka dan akan kembali tertutup. Setelah semua proses berjalan dengan benar maka mikrokontroler akan kembali dalam keadaan awal.


(40)

START

BACA Tag RFID

CEK DATA ID

BUKA PINTU

TUTUP PINTU

ADA HALANGAN TIDAK

YA

TIDAK

YA

TIDAK

YA

TIDAK YA

TIDAK YA TAMPIL DATA

LCD

3.2. Flowchart

Gambar 3.2 Flowchart System

Program diawali dari start kemudian program akan membaca Tag ID dan mengecek apakah data ID terdaftar atau tidak pada program jika tidak ada maka program akan kembali ke routine awal. Jika data ID terdaftar maka program akan menampilkan nomor ID dan nama pemilik ID pada LCD jika ID tidak terdaftar maka nomor ID nya saja yang akan ditampilkan pada LCD untuk namanya akan tertulis (ID tidak di kenal). Untuk ID yang terdaftar maka program akan menggerakkan motor untuk


(41)

membuka pintu, untuk ID yang tidak dikenal program tidak akan menggerakkan motor. jika pintu belum terbuka maka program akan mengulang perintah untuk tetap membuka pintu. Jika pintu sudah terbuka penuh maka program akan menggerakkan motor untuk menutup pintu, jika pintu belum tertutup program akan mengulang perintah tetap menutup pintu. Jika pada saat menutup pintu terdapat halangan di pintu program akan kembali ke prosedur buka pintu. Jika pintu sudah tertutup secara penuh program akan kembali ke rutin awal.

3.3. Rangkaian Power Supply (PSU)

Rangkaian ini berfungsi untuk mensupply tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian PSU yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupply tegangan ke seluruh rangkaian, sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk mensupply tegangan ke Motor Stepper. Berikut ini rangkaian skematik power supply dapat dilihat pada gambar 3.3.


(42)

Trafo CT merupakan trafo step down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan satu Rectifier , selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 µF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805) dan (LM7812) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt dan 12 V, walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSU dinyalakan. Dioda 1 Amper disini berfungsi untuk melindungi IC bila terjadi arus balik pada rangkaian, sehingga IC regulator tidak akan cepat rusak ketika arus balik cukup besar.

3.4. Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler AT90S2313

Rangkaian skematik sistem minimum mikrokontroler AT90S2313 dapat dilihat pada gambar 3.4.


(43)

Pin 4 dan 5 dihubungkan ke kristal 11,0592 MHz dan dua kapasitor 30 pF. Kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi perintah dalam program. Pin 1 merupakan masukan reset (aktif High).

Pin 12 sampai 19 adalah PORT B merupakan pin I/O 8-Bit bi-derectional. Pin-pin pada port-port ini dapat diberi resistor pull-up internal secara individual. PB0 dan PB1 juga dapat digunakan untuk melayani input sebagai komparator analog. Pin 2 sampai 11 adalah PORT D memiliki 7 pin I/O bi-Directional, yakni PD6-PD0. Seperti halnya PORT B, pin-pin pada PORT ini juga mampu men-drive LED karena dapat mencatu arus hingga 20 mA.

3.5. Rangakaian Minimum RFID Reader

Gambar 3.5. Rangkaian Sistem Minimum RFID Reader

Rangkaian sistem minimum RFID terdiri dari buzer yang berfungsi untuk menghasilkan bunyi pada saat ada Tag ID diterima. LED sebagai indikator pada saat Tag ID diterima. Transistor BC337 sebagai Driver Buzer dan LED. IC Reg 7805 dan


(44)

1B 1 1C 16 2B 2 2C 15 3B 3 3C 14 4B 4 4C 13 5B 5 5C 12 6B 6 6C 11 7B 7 7C 10 COM 9

U2

ULN2003A +12V D1 D2 D3 D4 Steeper Motor

Capasitor elektrolit sebagai catu daya pada rangkaian. Pada RFID data yang akan dikirim ke mikrokontroler merupakan data ASCII, jadi untuk dapat membaca data output RFID digunakan RX (Receiver Data Serial) yang ada pada mikrokontroler. Mikrokontroler dilengkapi UART yang merupakan input – output data serial.

3.6. Rangkaian Pengendali Motor Stepper

Rangkaian pengendali motor stepper dapat dilihat pada gambar dibawah 3.6.

Gambar 3.6. Rangkaian Driver Motor Stepper

Pada Motor DC biasa, akan berputar dan berputar terus selama power supply ada. Tidak ada rangkaian cerdas tertentu yang diperlukan untuk mengendalikan motor tersebut, kecuali hanya memperlambat putaran atau membalik putaran, dengan menerapkan polaritas balik. Motor stepper adalah sangat berbeda. Jika anda memberikan power pada motor ini, maka motor ini akan berada dalam keadaan diam, agar motor dapat berputar, anda harus merubah sinyal yang masuk ke motor. Salah


(45)

satu IC yang digunakan untuk mengendalikan moter stepper sebagai driver adalah ULN2003. IC ini merupakan “SEVEN DARLINGTON ARRAYS” yang didalamnya sudah terdapat 7 transistor darlington. Output pada mikrokontroler umumnya tidak begitu tinggi hanya 5V, jadi tidak dapat menggerakkan motor stepper yang membutuhkan daya yang lebih tinggi. untuk dapat memberikan daya yang lebih pada motor stepper diperlukan Driver untuk dapat melewatkan arus yang lebih besar pada motor stepper.

3.7. Rangkaian Converter MAX232

Gambar 3.7. Rangkaian Converter MAX232

Data keluaran pada RFID Reader merupakan data ASCII (American Standard Code for Information Interchange) data ini merupakan data serial yang tidak dapat langsung dibaca oleh Mikrokontroler AT90S2313 di karenakan level tegangannya berbeda, atau


(46)

level tegangannya standart RS232. Jadi diperlukan converter level tegangan standart Mikrokontroler (TTL) agar mikrokontroler dapat mengolah data yang diberikan. Salah satu IC converter ini adalah MAX232 yang banyak terdapat dipasaran. Rangkain ini hanya terdiri dari IC dan beberapa kapasitor Elektrolit yang bernilai 10 uf.

3.8. Rangkaian Pengkondisi Sinyal Sensor

Gambar 3.8. Rangkaian Pengkondisi Sinyal Sensor

Rangkaian ini digunakan untuk membandigkan sinyal keluaran sensor dengan tegangan referensi agar dapat mengatur kesensitivitas sensor terhadap cahaya. Rangkaian terdiri dari Op-Amp (LM339) dan trimpot untuk pengaturan sinyal. Apabila foto dioda tidak mendapat cahaya dari LED infra merah maka keluaran dari Op-Amp akan bernilai High .


(47)

3.9. Rangkaian LCD

Gambar 3.9. Rangkaian LCD

Rangkaian ini hanya menambahkan Variable Resistor (Trimpot) untuk pengaturan contras pada LCD yang bernilai 10 k ohm.


(48)

BAB 4

HASIL PENGUJIAN

4.1. Pengujian Rangkaian Power Supply

Pengujian rangkaian power supply dilakukan dengan mengukur tegangan output pada IC Regulator 7805 dan 7812 dengan Multitester Digital dan dengan mengubah arus AC yang masuk pada Trafo Stepp Down. Baik buruknya PSU ditentukan dari output tegangan dari tiap IC regulator pada saat arus AC yang masuk diturunkan, jika output masih stabil maka rangkaian PSU dikatakan Baik.

Hasil pengukuran output PSU dapat dilihat pada tabel 4.1.

No. V (AC) Vout 7805 (DC) Vout 7812 (DC)

1 220 5,00 V 12,00 V

2 210 5,00 V 12,00 V

3 200 4,92 V 11,95 V

4 190 4,90 V 11,91 V

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Output PSU

Pada tabel terlihat pengukuran pada saat arus AC 220 V output dari tiap IC regulator 5,00 V dan 12,00 hingga pada arus AC 200 V output menjadi turun menjadi tidak stabil 4,92 V dan 11,95 V, tetapi penurunan tidak akan begitu mempengaruhi kerja


(49)

sistem karena Mikrokontroler dapat bekerja dari tegangan 4,0 V sampai 5,5 V dan motor steeper dapat bekerja dari tegangan 9,0 V sampai 12 V. Dari hasil pengujian diatas PSU dapat dikatakan baik.

4.2. Pengujian Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler AT90S2313

Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroller AT90S2313 telah bekerja dengan baik, maka dilakukan pengujian. Pengujian bagian ini dilakukan dengan memberikan program sederhana pada mikrokontroller AT90S2313. Programnya adalah sebagai berikut :

#include <90S2313.h> #include <delay.h> void main(void) { PORTB=0x00; DDRB=0xFF; while (1) { PORTB=0x001; delay_ms(100); PORTB=0x00;

delay_ms(100); }; }

Program di atas bertujuan untuk menghidupkan LED yang terhubung ke PORTB.0 beberapa saat dan kemudian mematikannya. Perintah PORTB=0x01 akan menjadikan PORTB.0 berlogika high yang menyebabkan LED menyala. Perintah


(50)

Perintah PORTB=0x00 akan menjadikan PORTB.0 berlogika low yang menyebabkan LED akan mati. Perintah delay_ms(100) akan menyebabkan LED mati selama 100 mili detik.

Jika program tersebut diisikan ke mikrokontroler kemudian mikrokontroler dapat berjalan sesuai dengan program yang diisikan, maka rangkaian minimum mikrokontroller AT90S2313 telah bekerja dengan baik. Pengujian Juga dilakukan dengan mengukur output pada PORTD dengan mengisi logika High pada Mikrokontroler seperti terlihat pada tabel 4.2

No Port Output

1 PortD.0 5.00 V

2 PortD.1 5.00 V

3 PortD.2 5.00 V

4 PortD.3 5.00 V

5 PortD.4 5.00 V

6 PortD.5 5.00 V

7 PortD.6 5.00 V


(51)

4.3. Pengujian Rangkaian Minimum RFID Reader

Gambar 4.1 Rangkaian Sistem Minimum RFID dengan Port serial

Setelah hasil perakitan dipastikan sempurna, pengujian rangkaian diawali dengan penghubungan rangkaian dengan catu daya. Dengan menggunakan multimeter, beberapa titik akan diukur tegangan-tegangan listriknya untuk memastikan tidak ada kesalahan atau pun kerusakan komponen. Kemudian tag RFID didekatkan ke IC ID-20. Bila tidak terjadi masalah, maka LED indikator diiringi dengan bunyi buzzer akan meyala sejenak menandakan telah ditransferkan data dari tag ke RFID reader. Jauhkan sejenak tag RFID, lalu dekatkan lagi, maka LED indikator dan buzzer kembali menyala sejenak.

Proses dapat diulang dengan tag-tag yang lain sekaligus memeriksa apakah ada tag yang rusak. Dalam kondisi yang sangat ideal, ID-20 dapat membaca tag RFID maksimal dalam jarak 10 cm. Namun pada keadaan praktis, jarak baca berkisar 3 hingga 5 cm. Rentang jarak baca dapat ditingkatkan jika diinginkan dengan


(52)

menggunakan antena eksternal. Bila kondisi yang dideskripsikan pada paragraf ini tidak berjalan semestinya, berarti ada kesalahan yang menuntut pemeriksaan ulang langkah-langkah sebelumnya. Pada kasus terburuk kemungkinan penyebabnya adalah rusaknya IC ID-20.

Pemeriksaan data berikutnya dilakukan menggunakan program hyperterminal dikomputer. Hyperterminal adalah program untuk melakukan komunikasi data. Untuk komputer yang tidak memiliki port serial dapat disiasati dengan menggunakan konverter usb to serial atau usb to rs-232. Lalu nomor port com yang dikenali oleh sistem operasi dicatat untuk dimasukan dalam setting hyperterminal.

Gambar 4.2. Pemilihan Serial Port

Gambaran proses setting hyperterminal. Gambar 4.2 menunjukan proses pemilihan nomor port. Bila komputer masih memiliki serial port, nomor port comm akan langsung dikenali. Jika komputer tidak lagi memiliki serial port, maka harus digunakan usb to RS-232 converter. Setelah driver converter diinstal, nomor port com akan dapat dikenali sistem operasi. Gambar 4.3 menunjukan parameter serial port untuk berkomunikasi dengan RFID reader. Bila semua pengaturan berjalan benar,


(53)

jendela hyperterminal akan menampilkan nomor tag RFID ketika suatu tag didekatkan pada reader, seperti pada Gambar 4.4.

.

Gambar 4.3. Parameter Koneksi Serial Port

Hingga tahapan ini, bila semua langkah berjalan benar, dapat dipastikan perangkat hardware telah berfungsi dengan baik. Pada tabel 4.3. dapat dilihat hasil pengukuran pada rancangan hardware.

No Titik Pengukuran Hasil Pengukuran 1 Input IC 7805 12,00 V 2 Output IC 7805 5,00 V 3 Pin VCC IC ID-20 5,00 V


(54)

Gambar 4.4. Output RFID Reader di Hyperterminal.

No. Nomor Tag Tertulis Nomor Tag Terbaca Keterangan

1 E168F020FFA6 E168F020FFA6 Terbaca Benar

2 180104D7955F 180104D7955F Terbaca Benar

3 18014E766746 18014E766746 Terbaca Benar

Tabel 4.4. Hasil Pengujian Pembacaan Tag dengan Hyperterminal

No. Jarak Baca (cm) Terbaca (Ya/Tidak)

1 5 Ya

2 6 Ya

3 7 Ya

4 8 Ya

5 9 Ya

6 10 Tidak

Tabel 4.5. Tabel Hasil Pengujian Jarak Baca RFID Reader dengan Tag ID Model Kartu.


(55)

Tabel 4.6. Tabel Hasil Pengujian Jarak Baca RFID Reader dengan Tag ID Model Kancing.

Tabel 4.7. Tabel Hasil Pengujian Jarak Baca RFID Reader dengan Tag ID Model mainan kunci.

RFID reader yang digunakan dalam sistem ini adalah berupa modul IC yang telah memiliki semua fungsi dasar pembacaan tag RFID secara internal. Asalkan IC dalam kondisi baik dan sambungan PCB serta rangkaian catu daya berfungsi benar, maka rangkaian reader akan berfungsi baik juga. Dari hasil pengujian di atas dapat

No Jarak Baca (cm) Terbaca (Ya/Tidak)

1 1 Ya

2 2 Ya

3 3 Ya

4 4 Ya

5 5 Tidak

No Jarak Baca (cm) Terbaca (Ya/Tidak)

1 1 Ya

2 2 Ya

3 3 Ya

4 4 Ya

5 5 Ya


(56)

Motor Stepper

1B

1 1C 16

2B

2 2C 15

3B

3 3C 14

4B

4 4C 13

5B

5 5C 12

6B

6 6C 11

7B

7 7C 10

COM 9

ULN2003

+12V

disimpulkan bahwa rangkaian RFID reader telah berhasil berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

4.4. Pengujian Rangkaian Driver Motor Stepper

Pengujian rangkaian Driver Motor Stepper dapat diuji dengan menghubungkan rangkaian Driver Motor Stepper dengan sistem minimum Mikrokontroler seperti gambar 4.5.

Gambar 4.5. Driver Motor Stepper dengan Sistem Minimum Mikrokontroler

Driver Motor Stepper dihubungkan pada PORTB Mikrokontroler pada PORTB.0 sampai PORTB.3. Untuk mencobannya dapat menggunakan program berikut ini :

#include <90S2313.h> #include <delay.h> void main(void) { PORTB=0x00;


(57)

DDRB=0xFF; while (1) { PORTB=0x01; delay_ms(8); PORTB=0x02; delay_ms(8); PORTB=0x04; delay_ms(8); PORTB=0x08;

delay_ms(8); }; }

Program diatas akan memberikan nilai High Pada IC ULN2003 secara bergantian mulai dari PORTB.0 sampai PORTB.3. Pada perintah PORTB=0X01 akan memberikan nilai High pada PORTB.0 dan Port yang lain bernilai Low. Perintah PORTB=0x02 akan memberikan nilai High pada PORTB.1 dan Port yang lain bernilai Low. Perintah PORTB=0x04 akan memberikan nilai High pada PORTB.2 dan Port yang lain bernilai Low. Perintah PORTB=0x08 akan memberikan nilai High pada PORTB.3 dan Port yang lain bernilai Low. Perintah delay_ms(8) digunakan untuk mengatur kecepatan putaran motor, semakin kecil nilai delay maka kecepatan motor akan semakin tinggi. Program diatas akan menggerakkan motor berputar kekanan dan untuk berputar kekiri maka pemberian data pada motor menjadi terbalik dengan mengubah nilai hexa pada program. Jika pada putar kanan pemberian datanya

0x01,0x02,0x04,0x08 menjadi 0x08,0x04,0x02,0x01. Bentuk gelombang digital pada program dapat dilihat pada gambar 4.6. a dan b.


(58)

D0

D1

D2

D3

D0

D1

D2

D3

(a) (b

Gambar 4.6. (a)Bentuk Gelombang data digital pada Motor stepper putar kanan (b)Bentuk Gelombang data digital pada Motor stepper putar kiri

4.5. Pengujian Rangkaian Converter MAX232

Pengujian rangkaian ini dapat menggunakan program bawaan windows yaitu HyperTerminal. Jika apa yang kita ketik di keyboard muncul di program HyperTerminal maka rangkaian telah bekerja. Untuk mencobanya digunakan rangkaian seperti gambar 4.7 dibawah ini.


(59)

Pada Pin 2 Conektor DB9 (TX) dihubungkan pada Pin 13 MAX232 dan outputnya yang telah menjadi Level TTL/CMOS pada pin 12 MAX232. Data yang telah diconvert menjadi Level TTL/CMOS di umpan balikkan lagi pada Pin 10 MAX232 menjadi level Standart RS232 pada Pin 7 MAX232 dan dihubungkan pada Pin 3 Conektor DB9 (RX). Jadi data serial RS232 yang kita kirim akan diconvert menjadi data TTL/CMOS dan diconvert lagi menjadi standart RS232 dan akan ditampilkan pada program HyperTerminal. Seperti gambar 4.8.

Gambar 4.8. Hasil Pengujian dengan Program Hyperteminal

Hasil Pengujian Max232 dapat dilihat pada Tabel 4.8. dengan memberikan input berupa karakter pada keyboard Komputer.

No. Input Karakter Output Karakter Keterangan

1 a a Terkonversi

2 b b Terkonversi

3 c c Terkonversi

4 d d Terkonversi


(60)

4.6. Pengujian Rangkaian Pengkondisi Sinyal Sensor

Untuk menguji rangkaian ini dapat menggunakan LED sebagai indikator Output Op-Amp. Dengan menggunakan LED seperti gambar 4.9.

Gambar 4.9. Pengujian Rangkaian Pengkondisi sinyal.

Keluaran output Op-Amp adalah aktif Low. Jika pada saat mencoba LED langsung menyala atau pada saat Foto Dioda terhalang LED tidak menyala maka perlu pengaturan pada Trimpot untuk mengatur besarnya sinyal yang masuk pada Op-Amp. Pengaturan besarnya sinyal yang masuk tergantung pada keadaan sinar matahari disekitar foto dioda jika sinar matahari terlalu banyak mengenai foto dioda maka akan sulit untuk mengaturnya atau pengaturannya bisa berubah-ubah. Bila LED menyala pada saat foto dioda terhalang dan LED mati pada saat tidak terhalang maka rangkaian telah bekerja dengan baik.

No. Kondisi Sensor Vout Kondisi LED

1 Terhalang 1,03 V Hidup

2 Tidak terhalang 4,05 V Mati


(61)

D 7 1 4 D 6 1 3 D 5 1 2 D 4 1 1 D 3 1 0 D 2 9 D 1 8 D 0 7 E 6 R W 5 R S 4 V S S 1 V D D 2 V E E 3 LCD RESET 1 PD1/TXD 3 XTAL2 4 XTAL1 5 PD2/INT0 6 PD3/INT1 7 PD4/T0 8 PD5/T1 9 PD0/RXD 2 PD6/ICP 11 PB1/AIN1 13 PB2 14 PB3/OC1 15 PB4 16 PB5 17 PB6 18 PB7 19 PB0/AIN0 12 U1 AT90S2313 +5V 10k X1 11.0592MHz C1 33p C2 33p

4.9. Pengujian Rangkaian LCD

Pengujian rangkaian LCD dapat dengan menghubungkan LCD dengan mikrokontroler seperti gambar 4.10. berikut :

Gambar 4.10 Pengujian Rangkaian LCD dengan Mikrokontroler

Pada gambar 4.10 LCD dihubungkan dengan mikrokontoler pada PORTB. Untuk melihat hasil tampilan pada LCD digunakan program sederhana berikut :

#include <90s2313.h> #asm

.equ __lcd_port=0x18 ;PORTB #endasm


(62)

void main(void) {

// LCD module initialization lcd_init(16);

lcd_gotoxy(5,0);

lcd_putsf("TES LCD"); }

Program diatas akan menampilkan tulisan “TES LCD” pada posisi baris pertama kolom ke lima sesuai dengan perintah program lcd_gotoxy(5,0).

Pada resistor variable (trimpot 10k) diberi tegangan +5V dan Ground untuk pengaturan contras LCD.


(63)

BAB 5

PENUTUP

5.1.1. Kesimpulan

Dari hasil laporan tugas akhir yang penulis susun dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dengan menggunakan teknologi RFID tingkat keamanan yang dicapai cukup

tinggi, lebih nyaman, dan hemat waktu dari pada Teknologi seperti Barcode, sensor jari atau yang lainya. sangat cocok untuk aplikasi-aplikasi keamanan dengan level yang tinggi dan tidak mudah ditiru karena Tag-tag RFID disini bersifat unik, yang tidak ada duanya antar tag yang satu dengan yang lainya. 2. Jarak Efektif pembacaan Tag ID terhadap RFID Reader dengan model kartu

hanya mencapai 1-9 cm, model mainan kunci 1-6 cm dan model kancing 1-5 cm. 3. IC RFID yang digunakan disini (seri ID-20) yang mampu membaca Tag RFID

maksimum pada jarak 15 cm tetapi pada aplikasi ini hanya mampu membaca dengan jarak maksimum 9 cm.


(64)

5.1.2. Saran

Dari hasil kesimpulan yang didapat dalam penulisan tugas akhir ini dapat di sarankan: 1. Agar digunakan IC RFID yang dapat mendeteksi dengan jarak yang lebih jauh

lagi. Jika bisa, sampai dengan jarak 50 – 100 cm.

2. Agar dapat membuat sistem seperti ini tetapi dalam skala yang lebih besar tidak hanya seperti simulasi kecil dalam proyek ini.

3. Agar jarak pembacaan Tag ID terhadap RFID Reader tidak bervariasi sebaiknya digunakan 1 model Tag ID yang sama jarak pembacaanya.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

1. Heryanto Ary, M.ST. P, Adi Wisnu.2008. Pemograman Bahasa C untuk Mikrokontroler ATMEGA8535. Penerbit Andi. Yogyakarta.

2. Panduan Tata Cara Penulisan Tugas Akhir. 2005. Dokumen No: Akad/05/2005 Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Pratomo Andi. 2005. Panduan Praktis Pemrograman AVR Mikrokontroler AT90S2313. Penerbit Andi. Edisi 1. Yogyakarta.

4. Putra, Agrianto Eko. 2002 Teknik Antara Muka Komputer Konsep dan Aplikasi. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

5. www.epic.org/privacy/rfid/

6. www.gao.gov/new.items/d05551.pdf

7. www.rsasecurity.com/rsalabs/staff/bios/ajuels/publications/pdfs/rfid_survey_28_ 09_05.pdf

8. www.id-innovations.com 9. www.ponyprog.sourceforge.net


(1)

4.6. Pengujian Rangkaian Pengkondisi Sinyal Sensor

Untuk menguji rangkaian ini dapat menggunakan LED sebagai indikator Output Op-Amp. Dengan menggunakan LED seperti gambar 4.9.

Gambar 4.9. Pengujian Rangkaian Pengkondisi sinyal.

Keluaran output Op-Amp adalah aktif Low. Jika pada saat mencoba LED langsung menyala atau pada saat Foto Dioda terhalang LED tidak menyala maka perlu pengaturan pada Trimpot untuk mengatur besarnya sinyal yang masuk pada Op-Amp. Pengaturan besarnya sinyal yang masuk tergantung pada keadaan sinar matahari disekitar foto dioda jika sinar matahari terlalu banyak mengenai foto dioda maka akan sulit untuk mengaturnya atau pengaturannya bisa berubah-ubah. Bila LED menyala pada saat foto dioda terhalang dan LED mati pada saat tidak terhalang maka rangkaian telah bekerja dengan baik.

No. Kondisi Sensor Vout Kondisi LED

1 Terhalang 1,03 V Hidup

2 Tidak terhalang 4,05 V Mati


(2)

D 7 1 4 D 6 1 3 D 5 1 2 D 4 1 1 D 3 1 0 D 2 9 D 1 8 D 0 7 E 6 R W 5 R S 4 V S S 1 V D D 2 V E E 3 LCD RESET 1 PD1/TXD 3 XTAL2 4 XTAL1 5 PD2/INT0 6 PD3/INT1 7 PD4/T0 8 PD5/T1 9 PD0/RXD 2 PD6/ICP 11 PB1/AIN1 13 PB2 14 PB3/OC1 15 PB4 16 PB5 17 PB6 18 PB7 19 PB0/AIN0 12 U1 AT90S2313 +5V 10k X1 11.0592MHz C1 33p C2 33p

4.9. Pengujian Rangkaian LCD

Pengujian rangkaian LCD dapat dengan menghubungkan LCD dengan mikrokontroler seperti gambar 4.10. berikut :

Gambar 4.10 Pengujian Rangkaian LCD dengan Mikrokontroler

Pada gambar 4.10 LCD dihubungkan dengan mikrokontoler pada PORTB. Untuk melihat hasil tampilan pada LCD digunakan program sederhana berikut :

#include <90s2313.h>

#asm

.equ __lcd_port=0x18 ;PORTB

#endasm


(3)

void main(void)

{

// LCD module initialization

lcd_init(16);

lcd_gotoxy(5,0);

lcd_putsf("TES LCD");

}

Program diatas akan menampilkan tulisan “TES LCD” pada posisi baris pertama kolom ke lima sesuai dengan perintah program lcd_gotoxy(5,0).

Pada resistor variable (trimpot 10k) diberi tegangan +5V dan Ground untuk pengaturan contras LCD.


(4)

BAB 5

PENUTUP

5.1.1. Kesimpulan

Dari hasil laporan tugas akhir yang penulis susun dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dengan menggunakan teknologi RFID tingkat keamanan yang dicapai cukup

tinggi, lebih nyaman, dan hemat waktu dari pada Teknologi seperti Barcode, sensor jari atau yang lainya. sangat cocok untuk aplikasi-aplikasi keamanan dengan level yang tinggi dan tidak mudah ditiru karena Tag-tag RFID disini bersifat unik, yang tidak ada duanya antar tag yang satu dengan yang lainya. 2. Jarak Efektif pembacaan Tag ID terhadap RFID Reader dengan model kartu

hanya mencapai 1-9 cm, model mainan kunci 1-6 cm dan model kancing 1-5 cm. 3. IC RFID yang digunakan disini (seri ID-20) yang mampu membaca Tag RFID

maksimum pada jarak 15 cm tetapi pada aplikasi ini hanya mampu membaca dengan jarak maksimum 9 cm.


(5)

5.1.2. Saran

Dari hasil kesimpulan yang didapat dalam penulisan tugas akhir ini dapat di sarankan: 1. Agar digunakan IC RFID yang dapat mendeteksi dengan jarak yang lebih jauh

lagi. Jika bisa, sampai dengan jarak 50 – 100 cm.

2. Agar dapat membuat sistem seperti ini tetapi dalam skala yang lebih besar tidak hanya seperti simulasi kecil dalam proyek ini.

3. Agar jarak pembacaan Tag ID terhadap RFID Reader tidak bervariasi sebaiknya digunakan 1 model Tag ID yang sama jarak pembacaanya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Heryanto Ary, M.ST. P, Adi Wisnu.2008. Pemograman Bahasa C untuk Mikrokontroler ATMEGA8535. Penerbit Andi. Yogyakarta.

2. Panduan Tata Cara Penulisan Tugas Akhir. 2005. Dokumen No: Akad/05/2005

Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Pratomo Andi. 2005. Panduan Praktis Pemrograman AVR Mikrokontroler AT90S2313. Penerbit Andi. Edisi 1. Yogyakarta.

4. Putra, Agrianto Eko. 2002 Teknik Antara Muka Komputer Konsep dan Aplikasi. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

5. www.epic.org/privacy/rfid/

6. www.gao.gov/new.items/d05551.pdf

7. www.rsasecurity.com/rsalabs/staff/bios/ajuels/publications/pdfs/rfid_survey_28_ 09_05.pdf

8. www.id-innovations.com 9. www.ponyprog.sourceforge.net