Epidemiologi Faktor Risiko Hipertensi 1.

Tabel 2.1. Klasifikasi hipertensi menurut The Seventh Report of The Joint upNational Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure JNC 7 Kusuma, 2003 Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah Sistolik mmHg Tekanan Darah Diastolik mmHg Normal 120 80 Prahipertensi 120-139 80-89 Hipertensi derajat 1 140-159 90-99 Hipertensi derajat 2 ≥160 ≥100 Berdasarkan hasil dari berbagai studi eksperimental, kriteria operasional hipertensi yang disepakati oleh para ahli adalah tekanan darah sistol 140 mmHg atau tekanan darah diastol 90 mmHg MacMahon,1990;WHO,1996;Brown dan Haydock,2000. Kriteria ini digunakan di seluruh dunia, akan tetapi bukan merupakan nilai batas hipertensi pada semua penderita dewasa. Karena nilai batas tersebut hanya dipengaruhi oleh jenis kelamin dan umur secara independen Port, et al,.1999.

2.1.2. Epidemiologi

Data epidemiologi menunjukkan bahwa jumlah penderita hipertensi bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Baik hipertensi sistolik maupun kombinasi dari hipertensi sistolik dan diastolik sering timbul pada lebih dari separuh orang yang berusia 65 tahun Yogiantoro, 2007. Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari negara-negara yang sudah maju. Dari data The National Health and Nutrition Examination Survey NHNES menunjukan bahwa adanya peningkatan insidensi hipertensi pada orang dewasa sekitar 29-31 pada tahun 1999-2000, yang berarti sekitar 58-65 juta orang mengalami hipertensi di Amerika dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHNES III tahun 1988-1991. Hipertensi primer essensial merupakan 95 dari seluruh kasus hipertensi Yogiantoro, 2007. Universitas Sumatera Utara Di Indonesia, belum ada data nasional lengkap untuk prevalensi hipertensi. Dari Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT 1995, prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 8.3. Survei faktor risiko penyakit kardiovaskular PKV oleh proyek WHO di Jakarta, menunjukkan angka prevalensi hipertensi dengan tekanan darah 16090 masing-masing pada pria adalah 13,6 1988, 16,5 1993, dan 12,1 2000. Pada wanita, angka prevalensi mencapai 16 1988, 17 1993, dan 12,2 2000. Secara umum, prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun berkisar antara 15-20. Survei di pedesaan Bali 2004 menemukan prevalensi pria sebesar 46,2 dan 53,9 pada wanita Depkes, 2007 Stroke, hipertensi, dan penyakit jantung meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian, dimana stroke menjadi penyebab kematian terbanyak 15,4, kedua hipertensi 6,8, penyakit jantung iskemik 5,1, dan penyakit jantung 4,6 Hasil Riskesdas 2007. Data Riskesdas 2007 juga disebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30 dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular lebih banyak pada perempuan 52 dibandingkan laki-laki 48 Depkes, 2009.

2.1.3. Faktor Risiko

Faktor risiko dan level dari hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti perbedaan sosioekonomi dan akses untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah: 1. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi: a. Umur Pada kebanyakan orang yang berusia diatas 65 tahun tekanan darah dapat meningkat dengan cepat Spillman lubitz, 2000. Tekanan darah sistol meningkat dengan cepat berhubungan dengan usia burt et al., 1995. b. Jenis kelamin Pada usia dini tidak terdapat perbedaan tekanan darah antara pria dan wanita. Akan tetapi, mulai masa remaja pria cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan wanita Barret-Connor, 1997. Hal Universitas Sumatera Utara ini dibuktikan oleh tingkat kematian yang lebih tinggi pada pria setengah baya pengidap hipertensi. c. Suku Pada kajian populasi menunjukan bahwa masyarakat berkulit hitam cenderung memiliki tingkat tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan golongan suku yang lain Hajjar kotchen, 2003. Jumlah angka kematian pada kasus hipertensi tinggi pada masyarakat berkulit hitam Gillum, 1996. d. Keturunan Riwayat keluarga yang menunjukan adanya tekanan darah yang meninggi merupakan faktor resiko paling kuat bagi seseorang untuk mengidap hipertensi di masa datang WHO, 2001. 2. Faktor resiko yang dapat di modifikasi : a. Kehidupan dini Baru-baru ini telah diperkirakan bahwa lingkungan yang buruk selama periode kehamilan menimbulkan faktor resiko penyakit kardiovaskuler termasuk tekanan darah tinggi WHO, 2001. b. Bobot badan Kelebihan berat badan memiliki resiko 2-6 kali untuk mendapatkan penyakit hipertensi Yogiantoro, 2007. Pada populasi di negara Barat, jumlah kasus hipertensi yang disebabkan oleh obesitas diperkirakan 30- 60 WHO, 2001. Pada pasien dengan obesitas tedapat curah jantung yang meningkat, aktifitas saraf simpatis yang meningkat terutama di ginjal, kadar angiotensin II dan aldosteron yang meningkat dua hingga tiga kali lebih banyak, proses natriuesis yang terganggu dan ginjal tidak akan mensekresikan garam dan air yang tinggi kecuali tekanan arteri yang tinggi Guyton , 2008. c. Faktor nutrisi Menurut WHO 2001 beberapa faktor nutrisi yang mempengaruhi tekanan darah adalah: Universitas Sumatera Utara • Natrium klorida Kajian eksperimental dan pengamatan menunjukan bahwa asupan natrium klorida melebihi kebutuhan fisiologis dapat menimbulkan hipertensi. • Kalium Kajian INTERSALT mencatat adanya pengurangan tekanan darah sebesar 2,7 mmHg jika pengeluaran kalium dari urine meningkat 60 mmolhari melalui urine. • Mikronutrisi lain Mikronutrisi lain seperti kalsium, magnesium, dan seng juga memiliki peranan dalam peningkatan tekanan darah. • Makronutrisi lain Meskipun kajian pengamatan menunjukan adanya hubungan beberapa makronutrisi lemak, asam lemak, karbohidrat, serat, dan protein terhadap tekanan darah, tetapi belum terdapat hubungan sebab akibat dengan hipertensi sendiri. d. Alkohol Dilaporkan jika meminum minuman keras sedikitnya dua kali per hari, tekanan darah sistolik dapat naik sekitar 1,0 mmHg dan tekanan darah diastolik sekitar 0,5 mmHg WHO, 2001. e. Kegiatan fisik Orang yang normotensi tetapi kurang gerak dan tidak bugar mempunyai resiko 20-50 lebih besar untuk terkena hipertensi dibandingkan dengan orang yang lebih aktif bergerak dan bugar WHO, 2001. f. Faktor psikososial Terdapat bukti bahwa berbagai bentuk stress yang akut dapat meningkatkan tekanan darah WHO, 2001. g. Faktor lingkungan Adanya polusi udara, polusi suara, dan air lunak semuanya telah diindikasikan sebagai faktor penyebab tekanan darah tinggi. Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Patofisiologi