secara fungsional bersifat selektif sehingga obyek-obyek yang mendapatkan tekanan dalam persepsi biasanya memenuhi tujuan individu yang melakukan
persepsi. Termasuk dalam faktor fungsional ini adalah pengaruh kebutuhan,
kesiapan, mental, suasana emosional, dan latar belakang sosial budaya. Jadi yang menentukan persepsi bukan jenis atau stimulus tetapi karakteristik orang
menentukan respon atau stimulus. 2. Faktor-faktor struktural
Faktor struktural merupakan pengaruh yang berasal dari sifat stimulus fisik dan efek-efek yang ditimbulkan pada sistem saraf individu. Menurut teori
Gestatlt prinsip yang bersifat struktural yaitu apabila kita kita mempersepsikan sesuatu, maka kita akan mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan.
2.3. Pengobatan Hipertensi
Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi farmakologis dan non farmakologis. Menurut Yogiantoro 2007 tujuan dari pengobatan pasien
hipertensi adalah untuk: 1. Menurukan tekanan darah dengan target tekanan darah 14090 dan
untuk individu beresiko tinggi diabetes, gagal ginjal proteinuria 13080.
2. Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular. 3. Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria.
1. Terapi nonfarmakologi: Pengubahan gaya hidup pada pasien harus dilaksanakan sebelum
mempertimbangkan perawatan dengan obat untuk menurunkan tekanan darah dan resiko penyakit kardiovaskular yang lainnya Kaplan, 2001.
Terapi nonfarmakologi hipertensi menurut JNC VII terdiri dari: a. Pengubahan gaya hidup yang mempengaruhi penurunan tekanan
darah: • Menurunkan berat badan berlebih.
Universitas Sumatera Utara
• Menurunkan konsumsi alkohol berlebih. Batasi asupan alkohol tidak lebih dari 30 ml etanol perhari pada
priayaitu 720 ml bir, 300 ml anggur, 60 ml wiski atau 15 ml etanol perhari untuk wanita dan orang dengan berat badan lebih ringan.
• Latihan fisik Meningkatkan aktivitas aerobik 30-45 menit dalam 1 minggu.
• Menurukan asupan garam Kurangi asupan natrium tidak lebih dari 100mmolhari
2,4 g natrium klorida atau 6 g sodium. • Menjaga asupan kalium diet sekitar 90 mmol hari.
• Menjaga asupan diet kalsium dan magnesium untuk kesehatan
umum.
b. Pengubahan gaya hidup untuk menangani faktor resiko berkaitan: • Menghentikan kebiasaan merokok.
• Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan
lemak. • Mengendalikan diabetes.
2. Terapi farmakologis Jenis-jenis obat antihipertensi yang dianjurkan untuk terapi
hipertensi adalah: 1. Diuretika, terutama jenis obat Thiazide atau Aldosterone
Antagonist Thiazide merupakan obat utama dalam terapi hipertensi
dimana terbukti paling efektif dalam menurunkan risiko kardiovaskular. Thiazide dapat digunakan sebagai obat tunggal
pada penderita hipertensi ringan sampai sedang dan dapat juga dikombinasi
dengan obat antihipertensi lain untuk meningkatkan efektivitas antihipertensi lain dan mencegah
retensi cairan oleh antihipertensi lain Nafrialdi, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2. Beta Blocker Merupakan obat antihipertensi yang populer kedua setelah
diuretik. Beta blocker digunakan sebagai obat tahap pertama pada hipertensi ringan sampai sedang terutama pada pasien
dengan penyakit jantung koroner khususnya infark miokard akut, pasien dengan aritmia supraventrikel dan ventrikel tanpa
kelainan konduksi Nafrialdi, 2007. 3. Calcium Channel Blocker atau Calcium Antagonist
Calcium Channel Blocker atau Calcium Antagonist pada terapi hipertensi memberikan efek yang sama dengan antihipertensi
yang lain. Calcium Channel Blocker atau Calcium Antagonist terbukti sangat efektif pada hipertensi dengan kadar renin yang
rendah seperti pada usia lanjut Nafrialdi, 2007. 4. Angiotensin Converting Enzim Inhibitor ACEI
Obat golongan ini bermanfaat terutama pada pasien hipertensi yang kronik atau menetap akibat penyakit parenkim ginjal.
Hiperkalemia mungkin terjadi pada penggunaaan ACE inhibitor akibat hambatan pada renin Rahayoe, 2003.
5. Angiotensin II Receptor Blocker AT, receptor antagonistblocker ARB
Angiotensin II Receptor Blocker sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan
kadar renin yang tinggi sepeti hipertensi renovaskular lain dan hipertensi genetik, tetapi kurang efektif pada hipertensi dengan
kadar renin yang rendah Nafrialdi, 2007.
Menurut Yogiantoro 2007 strategi untuk meningkatkan kepatuhan pasien pada pengobatan adalah:
• Empati dokter akan meningkatkan kepercayaan, motivasi, dan kepatuhan pasien.
Universitas Sumatera Utara
• Dokter harus mempertimbangkan latar belakang budaya, kepercayaan pasien serta sikap pasien terhadap pengobatan.
• Pasien diberi tahu hasil pengukuran tekanan darah, dan target yang masih harus dicapai.
Pengobatan antihipertensi umumnya untuk selama hidup Riaz, 2012. Penghentian pengobatan cepat atau lambat akan diikuti dengan naiknya tekanan
darah sampai sebelum dimulai pengobatan antihipertensi Yogiantoro, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Persepsi Penderita Hipertensi Terhadap Penyakit Hipertensi dan