BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Negara yang terkenal dengan julukan matahari terbit ini dikenal sebagai negara yang maju dalam berbagai macam pencapaian. Dan bukan
hanya dalam hal Teknologi saja, namun juga dalam hal perdagangan dan industri. Tanpa harus kehilangan nilai-nilai tradisi oleh warisan budaya
leluhur mereka. Kemampuan Bangsa ini untuk maju dan berkembang, patut menjadi contoh oleh bangsa-bangsa lainnya, Tradisi yang dilakukan turun
temurun ini patut diberikan apresiasi contohnya saja tradisi yang tetap dilestarikan dan terjaga yaitu tradisi minum teh.
Dalam hal masakan, bangsa Jepang tidak hanya menciptakan menu- menu yang digali dari tradisi ke tradisi, tapi juga memiliki tradisi sopan
santun ketika berada di meja makan, bangsa Jepang sangat memegang teguh tradisi itu. Beberapa sopan santun itu diantaranya dilarang memegang
mangkok nasi dan sumpit dengan tangan yang sama di waktu bersamaan, memmindahkan mangkok atau menggerakan mangkok nasi dengan sumpit,
mengacak-acak ataupun menusuk-nusuk makanan dengan sumpit untuk dimakan, mengali kebagian bawah makanan dengan sumpit hanya untuk
mecari menu makanan yang paling lezat. Begitulah tradisi yang tidak dibiasakan oleh masyarakat Jepang dalam hal di meja makan.
Universitas Sumatera Utara
Masakan Jepang memiliki khas yang tercermin dari kebudayaan dan tradisi masyarakatnya, seperti sushi misalnya. Makanan asal Jepang yang
berbahan dasar ikan metah yang dibentuk bersama nasi dan sayuran ini sangat menjelaskan dengan sisi kebudayaan Jepang yang menggemari
makanan ikan mentah, lantaran banyak nilai kandungan gizi yang sangat baik untuk kecerdasan .
Karakter masakan Jepang yang sangat khas jelas memberikan perbedaan tersendiri dari Negara lainnya, bahan masakan Jepang adalah
beras, sayur dan kacang-kacangan dan hasil laut. Masakan Jepang mengenal 5 bumbu yang harus dimasukan secara berurutan yakni, sa-shi-su-se-so yang
merpakan singkatan dari: Sato gula pasir, Shio garam, Su cuka, Se Sheyu, Miso miso. Makakan utama Jepang terdiri dari nasi, sup dan
lauk, kecuali pada acara jamuan makan kaiseki, masakan Jepang juga tidak mengenal tahapan dalam peyajian. Melainkan dihidangkan semuanya
sekaligus. Salah satu bentuk seni kuliner lunchbox unik khas Jepang yaitu
Bento. Menurut
ensiklopedi wikipedia
Indonesia http:id.wikipedia.orgwikiBentC58D
Bentō 弁当 atau べんとう atau o-
bentō adalah istilah bahasa Jepang untuk makanan bekal berupa nasi
berikut lauk-pauk dalam kemasan praktis yang bisa dibawa-bawa dan dimakan di tempat lain. Seperti halnya nasi bungkus,
bentō bisa dimakan sebagai makan siang, makan malam, atau bekal piknik. Bento juga berarti
Universitas Sumatera Utara
satu porsi bekal yang dibawa taupun disiapkan dari rumah yang selain memenuhi konten gizi, juga berpenampilan menarik. Bekal atau “Bento”
tradisional Jepang terdiri atas nasi, lauk berupa ikan atau daging, serta sayuran, yang ditata didalam boks tertutup dan mudah dibawa sehingga
terlahirlah istilah “Bento Box”.
Ciri khas bentō adalah pengaturan jenis lauk dan warna agar sedap
dipandang serta mengundang selera. Hasilnya, bento tidak hanya enak di lidah tapi enak di mata. Bento dapat pula dihias dan disusun rapi dalam
gaya yang disebut kyaraben. Kemasan bento selalu memiliki tutup, dan wadah
bentō bisa berupa kotak atau nampan segi empat dari plastik, kotak roti, atau kotak kayu kerajinan tangan yang dipernis. Kotak bekal atau boks
dapat berupa wadah sekali pakai disposable ataupun wadah yang dapat dipakai berulang-ulang reusable dan sudah umum tersedia dipasaran dalam
varian yang menarik.
Di Jepang sendiri, bento biasa dibuat sendiri di rumah, atau dibeli di supermarket terdekat. Ukuran dan isinya pun bervariasi. Selain itu, bentuk
bento juga bisa dikostumisasi menjadi bentuk tokoh kartun, benda atau binatang. Hal ini biasanya dimaksudkan agar anak-anak yang tidak mau
makan jadi mau memakan bekal makannya bila melihat bentuk bento yang lucu.
Di Indonesia, sudah ada banyak orang yang menawarkan jasa pembuatan bento dan kursus membuat bento. Terutama untuk anak-anak
Universitas Sumatera Utara
yang susah makan. Salah satu restoran siap saji yang menyediakan hidangan ala bento yaitu Hoka Hoka Bento sejak tahun 1985.
Bento memiliki beragam jenis dan bentuk serta warna makanan yang dihasilkan dari penataan bento dapat menarik perhatian para pecinta kuliner
baik anak-anak ataupun orang dewasa untuk mencicipi makanan tersebut. Seiring perkembangan kuliner dan seni, tentu saja kreasi “Bento” yang
memenuhi kebutuhan gizi dan penampilan visualnya semakin diminati untuk dipelajari dan dipraktikkan dalam meningkatkan kreatifitas yang tinggi
dalam menata bento. Hal tersebutlah yang membuat penulis menjadi sangat tertarik terhadap bento dan sekaligus menjadikan bento sebagai bahan
penelitian untuk kertas karya ini. Selain itu penulis juga ingin mengetahui lebih banyak lagi segala sesuatu tentang bento beserta jenis-jenisnya.
1.2 Tujuan Penulisan