Analisis Sistem Pemasaran Metode Analisis Data

                               n i n i n i Pf Pf Pf Pf r 1 1 2 2 1 Pr Pr Pr Pr Penyebaran marjin pemasaran dapat dilihat berdasarkan persentase keuntungan terhadap biaya pemasaran Ratio Profit MarginRPM pada masing-masing lembaga pemasaran, yang dirumuskan sebagai berikut: RPM = i i bt  di mana: mji = marjin lembaga pemasaran tingkat ke-i Psi = harga penjualan lembaga pemasaran tingkat ke-i Pbi = harga pembelian lembaga pemasaran tingkat ke-i bti = biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i πi = keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i Mji = total marjin pemasaran Pr = harga pada tingkat konsumen Pf = harga pada tingkat petani produsen d. Analisis korelasi harga Analisis korelasi harga adalah analisis untuk menggambarkan hubungan antara harga yang diterima petani produsen dengan harga yang dibayar oleh konsumen akhir merupakan fungsi linier, dan dari nilai korelasi dapat diketahui struktur pasar yang ada. Koefisien korelasi harga memberikan petunjuk mengenai derajat integrasi antara tingkat pasar atau sampai seberapa jauh pembentukan harga suatu komoditas pada suatu tingkat lembaga pemasaran dipengaruhi oleh harga di tingkat lembaga lainnya. Secara matematis, koefisen korelasi harga : di mana: r = koefisien korelasi n = jumlah pengamatan Pf = harga pada tingkat produsen Pr = harga yang dibayar oleh konsumen akhir Jika angka koefisien korelasi harga mendekati satu, maka keeratan hubungan harga pada kedua tingkat pasar terintegrasi sempurna yaitu sistem pemasaran bekerja secara efisien. Namun, jika koefisien korelasi harga mendekati nol, maka sistem pemasaran tidak efisien. e. Analisis elastisitas transmisi harga Analisis elastisitas transmisis harga adalah analisis yang menggambarkan sejauh mana dampak perubahan harga suatu barang di satu tingkat pasar terhadap perubahan harga barang itu di tempattingkat pasar lainnya Hasyim, 2012. Rumus elastisitas transmisi harga adalah : Et = ��� �� ��� �� atau Et= ��� ��� � �� �� Pf dan Pr berhubungan linier dalam persamaan: Pf = a + b Pr, sehingga b r f      atau b f r 1      , dan E t Pr . 1 Pf b  di mana: E t = Elastisitas transmisi harga a = Intersep titik potong b = Koefisien regresi atau slope Pf = Harga di tingkat produsen Pr = Harga di tingkat konsumen Kriteria pengukuran yang digunakan pada analisis transmisi harga adalah Hasyim, 2012 : 1 jika E t = 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen sama dengan laju perubahan harga di tingkat produsen. Hal ini berarti bahwa pasar yang dihadapi oleh seluruh pelaku tataniaga adalah bersaing sempurna, dan sistem tataniaga yang terjadi sudah efisien, 2 jika E t 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen lebih kecil dibanding dengan laju perubahan harga di tingkat produsen. Keadaan ini bermakna bahwa pemasaran yang berlaku belum efisien dan pasar yang dihadapi oleh pelaku tataniaga adalah bersaing secara tidak sempurna. 3 jika E t 1, maka laju perubahan harga di tingkat konsumen lebih besar daripada laju perubahan harga di tingkat produsen. Pasar yang dihadapi oleh seluruh pelaku pasar adalah pasar tidak bersaing sempurna dan sistem pemasaran yang berlaku belum efisien.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan

1. Geografi

Kabupaten Way Kanan adalah salah satu dari 15 kabupatenkota di Propinsi Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11 dari luas Propinsi Lampung. Ibukota Kabupaten Way Kanan adalah Blambangan Umpu yang merupakan salah satu kampung tua yang ada di Kabupaten Way Kanan. Batas-batas wilayah Kabupaten Way Kanan adalah sebagai berikut : a Sebelah utara berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan b Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara c Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang d Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat

2. Topografi

Kabupaten Way Kanan dapat dibagi menjadi dua unit topografis, yaitu daerah topografis berbukit sampai bergunung dan daerah river basin. a. Topografi berbukit sampai bergunung Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan ketinggian bervariasi antara 450 – 1500 meter dari permukaan laut. Daerah ini meliputi Bukit Barisan yang umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan primer atau sekunder dengan puncak- puncaknya antara lain Bukit Barisan dan Bukit Pesagi. b. Daerah river basin Kabupaten Way Kanan memiliki daerah river basin yaitu sungai-sungai kecil.

3. Administrasi Pemerintahan

Kabupaten Way Kanan dengan ibukota Blambangan Umpu dibentuk secara resmi pada tanggal 20 April 1999 berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Timur, dan Kotamadya Daerah Tingkat II Metro. Kabupaten Way Kanan pada awal terbentuknya di tahun 1999 terbagi dalam 6 wilayah kecamatan dengan jumlah desa atau kampung sebanyak 192 kampung. Pada tahun 2003 Kabupaten Way Kanan memiliki 12 kecamatan dengan jumlah desa atau kampung sebanyak 198 kampung. Kemudian hingga tahun 2005 terjadi pemekaran wilayah berdasarkan Keputusan Bupati Way Kanan Nomor 2 tahun 2003 dan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2005 sehingga jumlah kecamatan di Kabupaten Way Kanan menjadi 14 kecamatan dengan jumlah desa atau kampung sebanyak 210 kampung. Pada tanggal 30 Agustus 2012, Bupati Way Kanan Bustami Zainudin melantik 12 kepala kampung hasil pemekaran sehingga total kampung di Kabupaten Way Kanan menjadi 222 kampung, yang terdiri dari 216 kampung dan 6 kelurahan. Pemekaran kampung tersebut dibentuk berdasarkan Perda No. 3 tahun 2012 yang disahkan DPRD dan Pemerintah Kabupaten Way Kanan.

4. Demografi

Pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Way Kanan adalah sebanyak 473.368 jiwa, jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebanyak 468.843 jiwa maka terjadi peningkatan jumlah penduduk sebanyak 4.525 jiwa atau dengan pertumbuhan sebesar 1 . Jumlah penduduk pria sebanyak 242.805 jiwa dan jumlah penduduk wanita sebanyak 230.563. Kepadatan penduduk Kabupaten Way Kanan tahun 2012 adalah sebesar 106 jiwa per km 2 . Kecamatan Baradatu memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi yaitu 236 jiwa per km 2 , sedangkan Kecamatan Negeri Besar tercatat sebagai kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu sebesar 51 jiwa per km 2 .

5. Keadaan Pertanian

Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu daerah produsen tanaman pangan. Tanaman pangan yang dibudidayakan di Kabupaten Way Kanan diantaranya yaitu padi, jagung, kedelai, ubikayu dan ubi jalar. Luas lahan, produksi, dan produktivitas padi sawah dan padi ladang di Kabupaten Way Kanan tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 8.