Pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Budidaya Kedelai di Lahan Kering

(1)

(2)

PEMANFAATAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA

PADA BUDIDAYA KEDELAI DI LAHAN KERING

Pidato Pengukuhan

Jabatan Guru Besar Tetap

dalam Bidang Ilmu Budidaya Pertanian pada Fakultas Pertanian,

diucapkan di hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara

Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU, 14 Juni 2008

Oleh:

HAPSOH

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

(4)

Bismillahirrahmanirrahim

Yang terhormat,

Bapak Ketua dan Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Sumatera

Utara

Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara

Para Pembantu Rektor Universitas Sumatera Utara

Ketua dan Anggota Senat Akademik Universitas Sumatera Utara

Ketua dan Anggota Dewan Guru Besar Universitas Sumatera Utara

Para Dekan Fakultas/Pembantu Dekan, Direktur Sekolah Pascasarjana,

Direktur dan Ketua Lembaga di lingkungan Universitas Sumatera Utara

Para Dosen, Mahasiswa, dan Seluruh Keluarga Besar Universitas

Sumatera Utara

Seluruh Teman Sejawat serta para undangan dan hadirin yang saya

muliakan

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Pada hari yang berbahagia ini, pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat perkenan-Nya kita dapat menghadiri upacara pengukuhan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara pada hari ini dalam keadaan sehat walafiat. Salawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang kita harapkan syafaatnya di kemudian hari.

Hadirin yang saya hormati, dengan mengharapkan izin dan rida Allah SWT perkenankanlah saya menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul:

”PEMANFAATAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA PADA BUDIDAYA KEDELAI DI LAHAN KERING”

PENDAHULUAN

Bagi Indonesia, kedelai termasuk komoditas pangan yang penting. Banyak produk-produk pangan yang menjadi menu sehari-hari masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang terbuat dari kedelai seperti tempe,


(5)

tahu, kecap dan tauco. Bahan pangan ini selain mempunyai rasa yang enak, juga mengandung gizi dan harga yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Kebutuhan kedelai secara nasional saat ini mencapai 2,2 juta ton per tahun, sementara produksi dalam negeri baru mampu memenuhi kebutuhan 35-40%, sehingga kekurangannya dipenuhi dari import. Naiknya harga kedelai di pasaran dunia akhir-akhir ini berdampak pada kenaikan harga kedelai di

dalam negeri dari Rp 3.500,- per kilogram pada tahun 2007 menjadi Rp 7.500,- per kilogram di awal tahun 2008. Keadaan ini membuat banyak

industri-industri olahan kedelai terutama industri-industri kecil seperti pengrajin tempe dan tahu menjadi gulung tikar, karena ketidakmampuan membeli bahan baku.

Pada tahun 2006 produksi kedelai di Indonesia sebesar 1,28 ton/ha, dan pada tahun 2007 produksi kedelai di Indonesia tidak mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 1,29 ton/ha (http://www.Food Crops Statistic.htm,2007). Untuk dapat meningkatkan produksi kedelai dalam negeri maka perlu dilakukan upaya-upaya seperti peningkatan luas areal pertanaman (ekstensifikasi) dan juga penerapan teknologi budidaya kedelai yang dapat meningkatkan produktivitasnya (intensifikasi).

Selain pada lahan sawah, pertanaman kedelai di Indonesia dibudidayakan pada lahan kering. Luas lahan kering untuk pertanian di Indonesia diperkirakan mencapai 55,6 juta ha (Hidayat & Mulyani, 2002). Sebaran lahan kering tersebut meliputi 41% di Sumatera, 28% di Kalimantan, dan 24% di Sulawesi dan Jawa, dan kira-kira 24,3% lahan kering tersebut didominasi oleh podsolik merah kuning (ultisol). Menurut Marschner (1995) dan Hidayat dan Mulyani (2002) tanah podsolik merah kuning (ultisol) mempunyai tingkat kemasaman tinggi, kandungan hara makro dan mikro rendah. Selain itu sering terjadi kekurangan air terutama pada musim kemarau yang menyebabkan terjadinya cekaman kekeringan. Keadaan ini akan mempengaruhi perkembangan morfologi dan proses fisiologi tanaman kedelai sehingga menyebabkan rendahnya hasil.

Untuk mengatasi keadaan tersebut dapat dilakukan berbagai usaha antara lain dengan cara budidaya dan mengadakan seleksi terhadap genotipe kedelai untuk tanah masam dan tahan kondisi kering. Alternatif lain untuk mengatasi pengaruh kekeringan adalah penggunaan fungi mikoriza arbuskula (FMA).


(6)

FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA)

FMA adalah salah satu jasad renik tanah dari kelompok jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman. Jamur ini mempunyai sejumlah pengaruh yang menguntungkan bagi tanaman yang bersimbiosis dengannya.

FMA banyak mendapat perhatian karena kemampuannya berasosiasi membentuk simbiosis mutualistik dengan hampir 80% spesies tanaman (Steussy 1992). Menurut beberapa peneliti (Daniels & Trappe 1980; Van Nuffelen & Schenck 1983; Bianciotto et al. 1989; Al Raddad 1995; Kabirun & Widada 1995; Nurlaeny et al. 1996; Simanungkalit 1997; Hapsoh 2003), kompatibilitas FMA dengan tanaman inang sangat bervariasi bergantung pada spesies FMA, spesies tanaman inang dan kondisi lingkungannya.

KOMPATIBILITAS FMA DENGAN TANAMAN INANG

Cendawan Zygomycetes dari ordo Glomales (Steussy 1992) membentuk simbiosis mutualistik dengan berbagai jenis akar tumbuhan (sekitar 80%). Simbiosis ini membentuk mikoriza (dari bahasa Yunani: mykes = cendawan atau jamur dan rhiza = akar) dan disebut fungi mikoriza arbuskula (FMA) karena adanya karakteristik stuktur intraradikal berupa formasi arbuskula yang menyerupai struktur pohon kecil dari percabangan hifa dan pada beberapa genus membentuk struktur vesikula yaitu ujung hifa yang membengkak berfungsi sebagai cadangan makanan (Smith & Read 1997). Ada sekitar 150 spesies FMA yang telah dideskripsi berdasarkan morfologi spora (Morton & Benny 1990) meskipun deskripsi awal dalam beberapa hal tidak memuaskan dan revisinya sangat diperlukan (Smith & Read 1997). Kompatibilitas antara FMA dan tanaman inang adalah kemampuan kedua simbion menggunakan fungsi simbiosis secara penuh. Bagi mikoriza, fungsi tersebut ialah menembus akar tanaman inang dan membentuk arbuskula tempat bahan-bahan (fosfat dan karbohidrat) dipertukarkan dan mempengaruhi perkembangbiakan FMA. Tanaman inang dapat menjalankan fungsi tumbuh dan berkembang secara sempurna (Koide & Schreiner 1992). Menurut Marschner (1995) infeksi akar oleh mikoriza dimulai dari propagul (spora dari residu akar) atau dari akar yang berdekatan dengan tanaman yang sama atau berbeda spesies tanaman. Propagul mampu menginfeksi akar tanaman inang karena adanya sinyal berupa eksudat flavonoid dari akar (Gianinazzi-Pearson et al. 1989; Smith & Read 1997). Perkembangan


(7)

infeksi FMA diakar berhubungan dengan pembentukan eksudat gula dan asam organik. FMA dengan cepat mengkonversi dan mentransfer hasil fotosintat tanaman inang ke dalam senyawa karbon yang spesifik sebagai lipid atau glikogen (Gianinazzi-Pearson & Gianinazzi 1983).

TAHAPAN KOLONISASI FMA

Prekolonisasi

Kolonisasi akar diawali dari pertumbuhan hifa dari ketiga sumber inokulum (spora, hifa, atau potongan akar terinfeksi FMA). Kolonisasi primer akar diawali dari jarak sekitar 13 mm, sebagaimana ditunjukkan dari perhitungan luas efektif rizosfer Trifolium subterraneum pada hari ke dua belas. Luas rizosfer meningkat secara linier sebesar 0,5 mm per hari, dan ini menunjukkan bahwa hifa tumbuh menuju akar pada laju tersebut dan merupakan nilai penyebaran kolonisasi antar tumbuhan. Meskipun ada peningkatan pertumbuhan miselium pada akar, hifa tidak selalu langsung tumbuh menuju ke akar, sampai hifa-hifa tersebut benar-benar sangat dekat dengan akar. Sekali terjadi kontak, langsung terjadi percabangan pada permukaan akar. Rangsangan prekolonisasi disebabkan oleh adanya flavonoid hasil eksudat akar (Smith & Read 1997).

Kontak dan Penembusan

Kontak hifa dengan akar diikuti oleh pelekatan dan setelah sekitar 2-3 hari, pembentukan apresorium yang membengkak. Perubahan morfogenetik pada permukaan akar menunjukkan bahwa cendawan telah mengenal keberadaan tumbuhan inang yang potensial. Ada variasi kecil dalam bentuk dan posisi apresorium, tapi kisaran panjangnya dari 16,8 sampai 79,8 µm. Hifa dengan ukuran diameter yang besar saat mengkolonisasi akan mengecil, selalu berkembang dari apresorium dan dalam proporsi yang tinggi pada kedua sel-sel epidermis yang berdekatan. Biasanya, penebalan dinding sangat sedikit atau tidak ada penebalan dinding sel-sel epidermis yang berdekatan supaya hifa dapat menembus. Penembusan dinding sel-sel tumbuhan selalu terjadi dengan pengecilan diameter hifa membentuk ujung yang agak runcing, diikuti dengan ekspansi hifa memasuki lumen sel (Smith & Smith 1996; Smith & Read 1997).

Dinding sel kemudian akan menjorok karena penembusan hifa, yang menunjukkan adanya tekanan pada proses penembusan. Perubahan di dalam struktur lamela tengah bila ruang-ruang interseluler dikolonisasi oleh hifa menunjukkan adanya keterlibatan enzim cendawan seperti pektinase,


(8)

yang dibuktikan secara biokimia dihasilkan oleh spora dan miselium eksternal.

Hifa interseluler berkembang di sebelah dalam sel-sel korteks akar, yang kemudian menembus dinding sel korteks dan berdifferensiasi membentuk banyak percabangan, yang disebut arbuskula pada mikoriza tipe Arum dan ada yang membentuk koil hifa pada mikoriza tipe Paris (Smith & Smith 1996; Smith & Read 1997).

Perkembangan Kolonisasi

Setelah pembentukan apresorium dan penembusan sel-sel epidermis dan eksodermis, percabangan hifa ke dalam korteks bagian tengah dan dalam akar (dalam mikoriza tipe Arum), tumbuh memanjang di ruang-ruang interseluler membentuk koloni. Koloni ini disebut ’kolonisasi’ untuk menggambarkan asosiasi mutualistik fungi-tumbuhan (Smith & Smith 1996; Smith & Read 1997).

Akibat asosiasi ini akan terbentuk bidang kontak (interface) antara FMA dan tumbuhan yang terdiri atas membran plasma kedua organisme dan ruang apoplast di antaranya. Ada tiga bidang kontak yang terbentuk antara sel-sel tumbuhan dan fungi pada setiap perbedaan tahap perkembangan: hifa intraseluler, koil intraseluler pada mikoriza tipe Paris dan arbuskula intraseluler pada mikoriza tipe Arum. Asosiasi ini diduga dapat terjadi karena adanya transfer sinyal kimia antara simbion dan lingkungan (rizosfir)nya (Smith & Smith 1996; Smith & Read 1997).

Pergantian Arbuskula

Meskipun hifa fungi menembus dinding sel korteks akar, membran plasmanya tidak dirusak (ditembus) tetapi berkembang mengelilingi bentuk arbuskula, menghasilkan bentuk kompartemen apoplastik baru disebut kompartemen bidang kontak arbuskula. Di sini kedua simbion hanya dipisahkan oleh membran masing-masing yaitu matriks bidang kontak yang tipis dari tumbuhan dan dinding sel fungi yang tipis, dengan lebar kompartemen bidang kontak antara 80-100 nm (Harrison 1997).

Dengan demikian, hasil dari proses kolonisasi mikoriza adalah terbentuknya dua bidang kontak yang berbeda, yaitu interseluler (hifa berkembang di antara sel-sel korteks) di mana dinding kedua simbion ada dalam kontak fisik yang erat; dan intraseluler (hifa menembus sel-sel korteks membentuk arbuskula atau koil hifa) di mana hifa intraseluler dipisahkan dari sitoplasma inang oleh membran plasma inang yang ditekan (tapi tidak sampai tembus) (Smith & Smith 1996; Harrison 1997).


(9)

Menurut Brundrett et al, (1985) kolonisasi dari akar terjadi dalam satu minggu. Kontak akar dengan hifa eksternal terjadi satu hari, dilanjutkan dengan penembusan hifa ke dalam akar kira-kira dua hari. Pembentukan arbuskula dalam 3-4 hari dan vesikula setelah 4-5 hari.

Pertumbuhan Hifa Eksternal dan Produksi Spora

Sekali fungi berkembang di dalam akar dan tumbuh subur di dalam tanah, hifa eksternal merupakan sumber inokulum penting untuk kelanjutan kolonisasi sistem perakaran yang sama. Spora dan sel-sel pelengkap dibentuk di dalam tanah, kadang-kadang kepadatannya sangat tinggi, sehingga transfer C dari akar ke tanah sangat besar. Pertumbuhan hifa eksternal mutlak memerlukan bidang kontak arbuskula dalam hal transfer hara sebagai sumber energi untuk perkembangannya. Di luar akar, hifa utama membentuk percabangan hifa yang lebih kecil, halus, sebanyak lebih dari delapan dengan diameter kira-kira 2 µm. Percabangan hifa yang halus ini sebagai bentuk adaptasi untuk mengeksplorasi pori-pori tanah dan juga selalu berasosiasi dengan bahan organik tanah, di mana mineralisasi hara terjadi (Smith & Read 1997).

Miselium eksternal penting dalam produksi spora, dan memerlukan karbohidrat yang ditranslokasi dalam jumlah besar untuk penambahan biomassa fungi di luar akar dalam tanah. Dari beberapa percobaan dengan tumbuhan tahunan menunjukkan bahwa produksi spora meningkat karena tumbuhannya telah dewasa pada akhir musim tumbuh (Smith & Read 1997).

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN FMA

Spesies FMA dan Tanaman Inang

Persentase kolonisasi tergantung pada spesies FMA dan tanaman inang, sering dihubungkan pertumbuhan akar dan kepekaan tanaman (Smith & Read 1997). Dilaporkan Glomus macrocarpus sangat lambat mengkolonisasi akar Allium cepa, sedikit atau tidak berpengaruh pada pertumbuhan tanaman atau pengambilan P, sedangkan Glomus mosseae dan Gigaspora

mengkolonisasi akar Allium cepa lebih cepat sehingga pengambilan P dan pertumbuhan meningkat. Glomus fasciculatum memberikan kolonisasi FMA tertinggi dibanding Glomus mosseae dan G. Macrocarpus (Daniels & Bloom 1986). Glomus deserticola beradaptasi paling baik dan paling efektif menginfeksi di bawah kondisi cekaman kekeringan (Ruiz-Lozano et al. 1995). Dari lima jenis tanaman inang yang diamati sangat bervariasi tingkat kolonisasi oleh mikoriza Glomus intraradices (Bonito et al. 1995).


(10)

Van Nuffelen dan Schenck (1983) melaporkan dari enam spesies mikoriza yang dicobakan terdapat tiga spesies yaitu G. Intradices, G. Mosseae, dan

G. Heterogana menghasilkan kolonisasi akar tertinggi pada umur kedelai 60

hari dibanding tiga spesies lainnya G. Etunicatum, Gigaspora margarita, dan

Entrophospora sp.

Terdapat korelasi antara produksi spora dan kolonisasi akar antara spesies tanaman untuk masing-masing FMA. Produksi spora tertinggi terjadi pada rumput sudan, diikuti marigold, red clover dan tomat, paling rendah pada asparagus yang diinokulasi dengan G. Marcocarpum dan G. Mosseae

(Hedrick & Bloom 1986). Suciatmih (1992) menyatakan inokulasi dengan

Glomus sp4 memberikan hasil lebih tinggi pada tanaman Albizia procera,

Albizia falcataria dan Pterocarpus indicus dibanding dengan mikovam 1.

Selanjutnya Al-Raddad (1995) mendapatkan jumlah spora dan kolonisasi akar oleh G. Mosseae tertinggi pada daerah perakaran gandum, kacang panjang dan buncis dan terendah pada jagung dan kacang okra. Baon (1997) mengatakan bahwa kultivar kopi robusta yang berbeda memberikan tanggapan yang berbeda terhadap infeksi fungi mikoriza. Hapsoh (2003) dari sembilan spesies FMA yang diuji kompatibilitas dengan tanaman kedelai mendapatkan spesies Glomus etunicatum sangat kompatibel.

Suhu, Kelembaban, dan pH Tanah

Pengaruh suhu terhadap tingkat kolonisasi terlihat komplek. Respons bervariasi dengan tanaman inang dan cendawan. Persentase kolonisasi meningkat pada 30oC, tetapi beberapa kombinasi cendawan-tanaman

berkembang secara normal pada 35oC atau lebih (Bowen 1987, diacu dalam

Smith & Read 1997). Proses perkecambahan dan perkembangan hifa

Scutellospora gregaria terjadi pada 30oC (Bianciotto et al. 1989).

Menurut Daniels dan Trappe (1980), kelembaban, suhu, dan pH tanah mempengaruhi perkecambahan Glomus epigaeus, sedangkan tingkat kesuburan tanah dan kepadatan spora sedikit atau tidak berpengaruh. Perkecambahan maksimum terjadi pada air tanah kapasitas lapang, suhu antara 18-25oC dan pH 6-8.

Kedelai yang diinokulasi FMA dapat membentuk kolonisasi sebesar 61% pada pH 5,6 dan meningkat menjadi 75% pada pH 6,4 (Nurlaeny et al.

1996). Kabirun dan Widada (1995) membandingkan antara tanah latosol dan podsolik dengan berbagai spesies FMA, ternyata tanah latosol lebih baik bagi perkembangan FMA. Pada tanah oksisol dan ultisol, pengapuran meningkatkan kolonisasi mikoriza pada akar tanaman jagung dan kedelai (Nurlaeny et al. 1996).


(11)

Cahaya

Radiasi rendah, hari pendek dan fotosintesis yang rendah, mengurangi penyebaran akar yang bermikoriza (Gianinazzi-Pearson & Gianinazzi 1983). Beberapa laporan mengungkapkan kolonisasi berkurang pada cahaya rendah dalam hubungannya dengan suplai karbohidrat. Pengaruh cahaya mengurangi persentase kolonisasi di mana fotosintesis juga rendah. Kolonisasi lebih tinggi pada intensitas cahaya lebih tinggi dalam hubungannya dengan konsentrasi gula di akar. Laporan lain menyatakan tidak ada pengaruh pengurangan penyinaran terhadap satuan infeksi

Trifolium tetapi mempengaruhi suplai P pada Allium dan Cucumis (Smith &

Read 1997).

Ketersediaan Hara

Ketersediaan P mempengaruhi persentase kolonisasi. Fosfat yang sangat rendah menghambat kolonisasi. Penambahan sedikit fosfat akan meningkatkan kolonisasi. Seperti dilaporkan Simanungkalit (1993), penambahan pupuk TSP 45 kg/ha dapat meningkatkan hasil tanaman kedelai, tetapi peningkatan taraf pupuk P sampai dengan 180 kg/ha mengurangi kolonisasi FMA dan hasil tanaman kedelai.

Ada interaksi antara N dan P dalam pertumbuhan tanaman dan pengaruhnya terhadap kolonisasi, yakni P lebih tersedia pada tanaman cukup N dibandingkan dengan tanaman yang kekurangan N (Smith & Read 1997). Pemakaian batuan ghafsa fosfat pada tanah-tanah marjinal masam mempunyai prospek mempertinggi derajat infeksi mikoriza, memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan hasil tanaman. Penambahan batuan fosfat meningkatkan derajat infeksi oleh FMA dan meningkatkan hasil bobot kering jagung (Asmah 1995).

Pestisida

Pestisida meliputi methyl bromida, khloropikrin dan berbagai macam racun fungi menurunkan kolonisasi FMA di lapangan. Sebaliknya pemakaian nematisida tertentu dapat meningkatkan kolonisasi FMA pada akar kapas. Kolonisasi FMA menurun karena biji gandum diselimuti dengan fungisida sistemik seperti benomyl (Fakuara 1988).

Sukarno et al. (1993) melaporkan bahwa fungisida Benlate sangat nyata mempengaruhi intensitas dan karakteristik infeksi FMA bila dibandingkan dengan fungisida Aliette dan Ridomil. Benlate sangat mengurangi jumlah hifa antar sel dan arbuskula tetapi tidak nyata terhadap vesikula. Ridomil mengurangi jumlah hifa antar sel dan arbuskula. Aplikasi fungisida seperti Benomyl, PCNB, dan Captan menurunkan persentase kolonisasi akar oleh FMA bila dibandingkan dengan tanpa fungisida (Schreiner & Bethlenfalvay 1996).


(12)

MANFAAT FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA

Meningkatkan Serapan Hara dan Air

FMA mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman karena status hara tanaman tersebut dapat ditingkatkan dan diperbaiki. Kemampuannya yang tinggi dalam meningkatkan penyerapan air dan hara terutama P (Jakobsen 1992; Smith & Read 1997; Bryla & Duniway 1997; Hapsoh 2003). Dijelaskan Sieverding (1991) bahwa FMA yang menginfeksi sistem perakaran tanaman inang akan memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman bermikoriza akan mampu meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap unsur hara dan air. Daya adaptasi genotipe kedelai peka kekeringan yang bermikoriza meningkatkan kemampuan menyerap air dan hara melalui peningkatan jumlah dan bobot kering akar (Hapsoh 2003). Penyerapan unsur hara khususnya P dapat dipengaruhi oleh panjang total hifa yang hidup, penyebaran hifa di dalam tanah dan oleh energi kinetik penyerapan hifa (Jakobsen 1992). Hifa eksternal dari FMA berperan dalam penyerapan unsur hara anorganik oleh tumbuhan, perluasan ke tempat penyerapan yang kaya unsur hara dan diduga sangat efektif berkompetisi dengan mikroba tanah lainnya (Smith dan Read 1997). Dilaporkan peningkatan penyerapan unsur hara oleh FMA dapat merupakan penyerapan hifa secara langsung dan secara tidak langsung yang disebabkan oleh adanya perubahan morfologi dan fisiologi akar-akar tumbuhan (Persad-Chinnery & Chinnery 1996). Volume tanah yang dapat dieksplorasi oleh hifa eksternal FMA meningkat 5-200 kali, dibandingkan dengan eksplorasi akar tanpa mikoriza (Sieverding 1991).

Selain P, hifa eksternal FMA dapat meningkatkan penyerapan unsur hara lain seperti N, K dan Mg yang bersifat mobil (Sieverding 1991; Johansen et al. 1996; Bago et al. 1996; Ouimet et al. 1996; Hapsoh 2003). Unsur-unsur mikro seperti Zn, Cu, B, Mo juga meningkat penyerapannya (Persad-Chinnery&Chinnery 1996; Smith & Read 1997). Spora FMA mengandung nitrat reduktase telah dibuktikan secara biokimia dan genetik sehigga hifa eksternalnya mempunyai kapasitas penyerapan nitrat (Bago et al. 1996).

Tanaman yang diinokulasi mikoriza lebih mempunyai ketahanan terhadap kondisi air tanah rendah, 20–40% kapasitas lapang (Sastrahidayat 1995). Tanaman kedelai dan jagung yang diinokulasi G. Fasciculatum relatif meningkatkan pertumbuhan tanaman pada kondisi air tanah 80%, 60%, 40%, dan 20% kapasitas lapang, tetapi persentase kolonisasi akar berkurang dengan berkurangnya kondisi air tanah pada umur 6 dan 9 minggu baik pada kedelai maupun jagung (Tjondronegoro & Gunawan


(13)

2000). Dilaporkan juga tanaman bermikoriza lebih tahan kekeringan karena tanaman tersebut memperbaiki potensial air daun dan turgor, memelihara membukanya stomata dan transpirasi serta meningkatkan sistem perakaran (Ruiz-Lozano et al. 1995).

Berbagai mekanisme dapat membantu memperbaiki cekaman kekeringan pada tanaman bermikoriza, sehingga memperlancar pemulihan tanaman setelah kekeringan. Sebagai contoh fungi mikoriza kadang-kadang meningkatkan panjang akar atau meningkatkan sistem perakaran, memungkinkan tanaman terinfeksi untuk mengeksplorasi lebih banyak volume tanah dan mengekstrasi lebih banyak air dibandingkan dengan tanaman tidak terinfeksi selama kekeringan. Hifa mikoriza dapat mempertahankan kontak tanah-akar yang lebih baik selama kekeringan dan memudahkan pengambilan air. Dengan demikian tanaman bermikoriza lebih tahan cekaman kekeringan, kemasaman, salinitas, keracunan logam berat dalam tanah (Ruiz-Lozano et al. 1995; Sastrahidayat 1995; Goicoechea et al. 1997; Tjondronegoro & Gunawan 2000).

Pelindung Biologi bagi Patogen Akar

Mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi terjadinya infeksi patogen akar. Penelitian terdahulu menerangkan mekanisme perlindungan ini sebagai berikut (1) adanya lapisan hifa (mantel) dapat berfungsi sebagai pelindung fisik untuk masuknya patogen, (2) mikoriza menggunakan hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat akar lainnya, sehingga tercipta lingkungan yang tidak cocok bagi patogen, (3) fungi mikoriza dapat melepaskan antibiotik yang dapat mematikan patogen (Setiadi 1989). Dari penelitian Sastrahidayat (1995) dilaporkan bahwa mikoriza mampu menekan tingkat serangan F.oxysporum lycopersici penyebab busuk akar pada tanaman tomat dengan rata-rata sekitar 47,44% dan penyelamatan produksi sebesar 148,26%.

Meningkatkan Produksi Hormon Auksin

Selain itu fungi mikoriza dapat meningkatkan produksi hormon seperti auksin, sitokinin (Subashini & Natarajan 1997; Hapsoh 2003). Auksin dapat berfungsi meningkatkan elastisitas dinding sel dan mencegah atau memperlambat proses penuaan akar, dengan demikian fungsi akar sebagai penyerap unsur hara dan air diperpanjang.

Meningkatkan Produksi Tanaman

Selain fungsi yang telah disebutkan FMA dapat meningkatkan hasil tanaman pada tanah mineral masam tropika (Widada & Kabirun 1997). Peningkatan hasil juga dilaporkan pada berbagai jenis tanaman antara lain: pada jagung


(14)

(93,0%), kedelai (56,2%), padi gogo (25,0%), kacang tanah (23,8%), cabai (22,0%), bawang merah (62,0%) dan semangka (77,0%) (Sastrahidayat 1995), kedelai (29,2-35,8%) (Hamidah Hanum 1997; Ernita 1998). Penelitian Hapsoh (2003) FMA meningkatkan hasil biji kering kedelai pada genotipe peka kekeringan sebesar 76,42% dan genotipe toleran kekeringan sebesar 36,68%.

KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa fungi mikoriza arbuskula dengan sejumlah manfaatnya merupakan alternatif dalam mengatasi permasalahan budidaya kedelai di lahan kering. Merupakan alternatif penggunaan teknologi mikrobia untuk meningkatkan produktivitas kedelai di lahan kering yang ramah lingkungan.

UCAPAN SYUKUR DAN TERIMA KASIH

Hadirin yang saya muliakan,

Perkenankanlah saya mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia, dan perkenan-Nya, sehingga pada hari ini saya dapat dikukuhkan sebagai Guru Besar. Semoga Allah SWT akan memberi kemampuan dan kebijaksanaan serta hidayah-Nya kepada saya dalam mengemban amanah ini untuk menempuh jalan yang lurus dalam mengabdikan diri terhadap kepentingan agama, bangsa, dan negara, khususnya dalam bidang budidaya pertanian, Amin.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Menteri Pendidikan Nasional atas kepercayaan dan kehormatan yang dilimpahkan kepada saya untuk memangku jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Budidaya Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya saya sampaikan kepada Rektor Unversitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, SpA(K) yang telah memberikan jalan, bantuan, perhatian, dan keizinan terhadap pemrosesan pengusulan saya menjadi Guru Besar sampai kepada acara pengukuhan pada hari ini. Semoga Allah SWT akan selalu memberi kesehatan, hidayah, dan kemudahan kepada beliau, khususnya dalam mengemban amanah memimpin Universitas Sumatera Utara yang kita cintai ini.


(15)

Kepada Bapak dan Ibu Pembantu Rektor, Senat Akademik, Dewan Guru Besar serta Tim Kenaikan Pangkat Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan dukungan dan persetujuan pengusulan saya sebagai Guru Besar, saya ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya.

Ucapan terima kasih yang ikhlas saya sampaikan kepada Bapak Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc., Ph.D., para Pembantu Dekan, Ketua Departemen Budidaya Pertanian serta Tim Kenaikan Pangkat FP-USU yang telah bersedia mengusulkan kenaikan jabatan akademik saya ke jenjang Guru Besar.

Kepada semua guru saya, yang telah mendidik dan membimbing saya, baik di dalam pendidikan formal mulai dari sekolah dasar sampai pendidikan pascasarjana dan memperoleh gelar Doktor maupun pendidikan nonformal, tiada yang dapat saya ucapkan selain ucapan terima kasih yang nama-namanya tidak dapat saya sebutkan satu per satu di sini.

Ucapan terima kasih yang tulus saya sampaikan kepada seluruh sejawat dan pegawai di Departemen Budidaya Pertanian FP, atas kerjasama yang telah diberikan selama ini dalam mengemban tugas melakukan berbagai kegiatan di departemen. Rasa terima kasih yang tulus dan ikhlas saya sampaikan kepada para senior, teman seangkatan, dan junior saya di FP-USU serta pegawai non-edukatif di FP-FP-USU, karena apa yang saya peroleh pada hari ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama yang telah diberikan kapada saya selama ini.

Khusus kepada para mahasiswa/i FP-USU ingin saya sampaikan bahwa tidak sedikit andil yang telah anda berikan untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Budidaya Pertanian dengan permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada kami para dosen dan sebuah harapan ditujukan kepada Anda semua untuk terus berjuang dengan tekad yang kokoh menambah ilmu pengetahuan yang akan disumbangkan untuk pembangunan bangsa, agama, dan negara serta masyarakat Indonesia dengan pesan bahwa kesabaran, keseriusan, dan tanggung jawab adalah modal yang absolut agar dunia yang kita pijak tidak menjadi sia-sia.

Kepada panitia acara pengukuhan ini, dengan hati yang tulus, perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi yang telah diberikan sehingga acara ini dapat terlaksana dengan baik.


(16)

Hadirin yang saya muliakan,

Akhirnya perkenankan saya menyampaikan ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada keluarga saya: Kepada almarhumah Mak tercinta, Hj. Amirah dan almarhum Bak H. Abdul Hamid, yang selalu berdoa, memberi semangat dan selalu membesarkan hati dalam mengarungi kehidupan ini, menganjurkan selalu menuntut ilmu setinggi-tingginya, hanya sembah sujud yang dapat ananda berikan untuk kasih sayang, tuntunan, bimbingan, pengorbanan, dan doa ikhlas yang selalu ananda terima sejak ananda masih kecil. Insya Allah tiada hari berlalu tanpa doa kami untuk Bak dan Mak.

Ungkapan terima kasih dan rasa hormat saya sampaikan kepada almarhum Bapak Mertua saya, H. Muhammad Arfiah dan Ibu Mertua saya, Hj. Syafiah, yang telah memberikan tuntunan kepada saya untuk mengisi kehidupan ini dengan penuh kebijaksanaan.

Kepada saudara kandungku, seluruh abang/kakak dan adik ipar serta seluruh keponakan saya, terima kasih atas dukungan, perhatian serta rasa persaudaraan yang begitu tinggi.

Ungkapan cinta dan kasih yang tulus saya sampaikan kepada suami tercinta, Ir. Armidin, M.P., yang telah mendampingi saya dalam suka dan duka selama hampir 26 tahun, tanpa dukunganmu rasanya saya tidak mungkin berhasil dalam meniti karier sampai kepada jenjang Guru Besar seperti yang disaksikan pada hari ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih atas kecintaan, kesabaran, motivasi, dan pengertian yang sedalam-dalamnya. Demikian pula kepada ketiga anak saya Ranu Putra Armidin, Rama Putra Armidin, dan Raagung Putra Armidin, yang selalu memberi motivasi kepada kami. Sebuah harapan ditujukan kepada ananda agar lebih giat lagi di dalam menuntut ilmu, dan mencapai prestasi yang lebih baik dari apa yang telah diperoleh selama ini, semoga ananda dapat menjadi anak-anak yang termasuk ke dalam orang yang beriman dan berilmu pengetahuan sebagai modal dalam mengarungi kehidupan ananda di masa mendatang. Semoga Allah SWT akan memperkenankan doa kami ini, Amin.

Hadirin yang saya muliakan,

Demikianlah pidato pengukuhan ini dapat saya sampaikan, sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas kesabaran kita semua untuk mendengarkannya dan atas segala kekurangan saya mohon maaf.


(17)

Semoga Allah SWT melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amiin.

Wabillahi taufik wal hidayah,


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Raddad AM. 1995. Mass Production of Glomus mosseae spores. Mycorrhiza 5: 229-231.

Asmah AE. 1995. Effect of Phosphorus Source and Rate of Application on VAM Fungal Infection and Growth of Maize (Zea mays. L). Mycorrhiza 5: 223-228.

Bago B, Vierheilig H, Piche Y, Azcon-Aguilar C. 1996. Nitrate Depletion and pH Changes Induced by the Extraradical Mycelium of the Arbuscular Mycorrhizal Fungus Glomus Intraradices Grown in Monoxenic Culture. New Phytol.133: 273-280.

Baon JB. 1997. Serapan Hara dan Pertumbuhan Kopi Robusta Bermikoriza. di dalam: Pros. Kongres Nasional VI HITI Buku I hlm 741–749.

Bianciotto V, Palazzo D, Bonfante-Fasolo P. 1989. Germination Process and Hyphal Growth of a Vesicular-Arbuscular Mycorrhizal Fungus. Allionia 29: 17-24.

Bonito RD, Elliott ML, Jardin EAD. 1995. Detection of an Arbuscular Mycorrhizal Fungus in Roots of Different Plant Species with the PCR. Appl. and Env. Microbiol. 61(7): 2809-2810.

Brundrett MC, Piche Y, Peterson RL. 1985. A developmental Study of the Early Stages in Vesicular-Arbuscular Mycorrhiza Formation. Can. J. Bot. 63: 184-194.

Bryla DR, Duniway JM. 1997. Effects of Mycorrhizal Infection on Drought Tolerance and Recovery in Safflower and Wheat. Plant and soil 197: 95–103.

Daniels BA, Trappe JM. 1980. Factors Affecting Spore Germination of the Vesicular-Arbuscular Mycorrhizal Fungus, Glomus Epigaeus. Mycologia. 72: 457-471.

Daniels BA, Bloom J. 1986. The Influence of Host Plant on Production and Colonization Ability of Vesicular-Arbuscular Mycorrhizal Spores. Mycologia. 78(1): 32-36.


(19)

Dharmarajan S, Mahadevan A. 1995. Enzymatic Studies of Vesicular-Arbuscular Mycorrhizae and Their Hosts. Biotrop Spec. Publ. 56: 75-90.

Ernita. 1998. Tanggap Tanah Ultisol Tambunan A terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Akibat Pemberian Inokulan Rhizobia dan Mikroba Pelarut Fosfat serta Abu Tandan [Thesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara Medan, Program Pascasarjana.

Fakuara MY. 1988. Mikoriza, Teori dan Kegunaan dalam Praktek Bogor: PAU-IPB.

Gianinazzi-Pearson V, Gianinazzi S. 1983. The physiology of Vesicular-Arbuscular Mycorrhizal Roots. Plant and Soil 71: 197–209.

Gianinazzi-Pearson V, Branzanti B, Gianinazzi S. 1989. In Vitro

Enhancement of Spore Germination and Early Hyphal Growth of a Vesicular-Arbuscular Mycorrhizal Fungus by Host Root Exudates and Plant Flavonoids. Symbiosis 7: 243-255.

Goicoechea N, Antolin MC, Sanchez-Diaz M. 1997. Influence of Arbuscular Mycorrhizae and Rhizobium on Nutrient Content and Water Relations in Drought Stressed Alfalfa. Plant and Soil 192: 261–268.

Hamidah Hanum. 1997. Peningkatan Ketersediaan Hara N dan P pada Tanah Ultisol melalui Inokulasi Rhizobia dan Mikoriza Vesikular Arbuskular serta Pemupukan Batuan Fosfat pada Tanaman Kedelai

[Thesis]. Medan: Univeristas Sumatera Utara Medan, Program Pascasarjana.

Hapsoh 2003. Kompatibilitas MVA dan beberapa Genotipe Kedelai pada berbagai Tingkat Cekaman Kekeringan Tanah Ultisol: Tanggap Morfofisiologi dan hasil [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Harrison MJ. 1997. The Arbuscular Mycorrhizal Symbiosis: an Underground Association. Trends in Plant Science (reviews) 2 (2): 54-60.

Hetrick BAD, Bloom J. 1986. The Influence of Host Plant on Production and Colonization Ability of Vesicular-Arbuscular Mycorrhizal Spores. Mycologia 78 (1): 32-36.


(20)

Hidayat A, Mulyani A. 2002. Lahan Kering untuk Pertanian. Di dalam: Adimihardja A, Mappaona, Saleh A (Penyunting). Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Bogor: Puslitbangtanak. hlm 1-34.

http://www.Food Crops Statistic.htm, 2007, diakses 25 April 2008.

Jakobsen I. 1992. Phosporus Transport by External Hyphae of Vesicular-Arbuscular Mycorrhizas. Di dalam: Read DJ, Lewis DH, Fitter AH, Alexander IJ. Mycorrhizas in Ecosystems. CAB International. UK. hlm 48-54.

Johansen A, Finlay RD, Olsson PA. 1996. Nitrogen Metabolism of External Hyphae of the Arbuscular Mycorrhizal Fungus Glomus intraradices.

New Phytol. 133: 705-712.

Kabirun S, Widada J. 1995. Response of Soybean Grown on Acid Soil to Inoculation of Vesicular-Arbuscular Mycorrhizal Fungi. Biotrop Spec Publ. 56: 139-142.

Koide RT, Schreiner RP. 1992. Regulation of the Vesicular-Arbuscular mycorrhizal symbiosis. Annu. Rev. Plant Physiol. Plant Mol. Biol. 43: 557-581.

Marschner H. 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants. New York: Academic Press.

Morton JB, Benny GL. 1990. Revised Classification of Arbuscular Mycorrhizal Fungi (Zygomicetes): a New Order, Glomales, Two New Suborders, Glomineae and Gigasporineae, and Two New Families, Acaulosporaceae and Gigasporaceae, with an Emendation of Glomaceae. Mycotaxon. 37: 471-491.

Nurlaeny N, Marschner H, George E. 1996. Effects of Liming and Mycorrhizal Colonization on Soil Phosphate Depletion and Phosphate Uptake by Maize (Zea mays L.) and Soybean (Glycine max L.) Grown in Two Tropical Acid Soils. Plant and Soil 181: 275-285.

Ouimet R, Camire C, Furlan V. 1996. Effect of Soil K, Ca and Mg Saturation and Endomycorrhization on Growth and Nutrient Uptake of Sugar Maple Seedlings. Plant and Soil 179: 207-216.


(21)

Persad-Chinnery SB, Chinnery LE. 1996. Vesicular-Arbuscular Mycorrhizae and Micronutrient Nutrition. Di dalam: Hemantaranjan A. Advancements in Micronutrient Research. Jodhpur: Scientific Publisher hlm 367-382.

Ruiz-Lozano JM, Azcon R, Gomez M. 1995. Effects of Arbuscular- Mycorrhizal Glomus Species on Drought Tolerance: Physiological and Nutritional Plant Responses. Applied and Env. Microbiol. 61(2): 456-460.

Sastrahidayat I R. 1995. Studi Rekayasa Teknologi Pupuk Hayati Mikoriza. Di dalam: Buku III Makalah Sidang-Sidang Bidang Ilmu dan Teknologi. Prosiding Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional VI; Jakarta 11-15 Sept 1995. Jakarta: LIPI bekerja sama dengan Dirjen Dikti, Depdikbud dan Forum Organisasi Profesi Ilmiah. hlm 101-128.

Schreiner RP, Bethlenfalvay GJ. 1996. Mycorrhizae, Biocides, and Biocontrol. 4. Response of a Mixed Culture of Arbuscular Mycorrhizal Fungi and Host Plant to Three Fungicides. Biol. Fertil. Soils. 23: 189-195.

Setiadi Y. 1989. Pemanfaatan mikroorganisme dalam kehutanan. Bogor: PAU Bioteknologi IPB.

Sieverding E. 1991. Vesicular Arbuscular Mycorrhiza Management in Tropical Agrosystem. Eschborn: Deutsche GTZ GmbH.

Simanungkalit RDM. 1997. Effectiveness of 10 Species of Arbuscular Mycorrhizal (AM) Fungi Isolated from West Java and Lampung on Maize and Soybean. Di dalam: Jenie UA et al., editor. Challenges of Biotechnology in the 21 th century. Proceedings of the Indonesian Biotechnology Conference Vol II; 17-19 Jun 1997. Jakarta: The Indonesian Biotechnology Consortium. hlm 267-274.

Smith FA, Smith SE. 1996. Mutualism and Parasitism: Diversity in function and Structure in the “Arbuscular” (VA) mycorrhizal symbiosis. Adv. Bot. Res. 22: 1– 43.

Smith SE, Read DJ. 1997. Mycorrhizal Symbiosis. New York: Academic Press.


(22)

Steussy TF. 1992. The Systematics of Arbuscular Mycorrhizal Fungi in Relation to Current Approaches to Biological Classification. Mycorrhiza1: 113-121.

Subashini HD, Natarajan K. 1997. Enzymes and Phytohormones in some Ectomycorrhizal Fungi. Di dalam: Mycorrhizas in Sustainable Tropical Agriculture and forest Ecosystems: Bogor. 26-30 Okt 1997. Bogor: LIPI, Bogor Agriculture Institute, University of Adelaide. 11 hlm.

Suciatmih. 1992. Inokulasi Jamur Pembentuk Mikoriza Vesikular-Arbuskular pada Tanaman Legum Tumbuh Cepat. Di dalam: Pros Sem Hasil Litbang SDH. 7–11.

Sukarno N, Smith SE, Scott ES. 1993. The Effect of Fungicides on Vesicular- Arbuscular Mycorrhizal Symbiosis. I. The Effects on Vesicular-Arbuscular Mycorrhizal Fungi and Plant Growth. New Phytol. 25: 139 – 147.

Tjondronegoro PD, Gunawan AW. 2000. The Role of Glomus Fasciculatum

and Soil Water Conditions on Growth of Soybean and Maize. J. Mikrobiol. Indonesia 5 (1): 1-3.

Van Nuffelen M, Schenck NC. 1983. Spore Germination, Penetration and Root Colonization of Six Species of Vesicular-Arbuscular Mycorrhizal Fungi on Soybean. Can. J. Bot. 62: 624–628.

Widada J, Kabirun S. 1997. Peranan Mikorisa Vesikular-Arbuskular dalam Pengelolaan Tanah Mineral Masam Tropika. Di dalam: Pros. Kongres Nasional VI HITI. Buku I. hlm 589–595.


(23)

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

Nama : Dr. Ir. Hapsoh, M.S.

N I P : 131 412 496

Tempat/Tanggal Lahir : Palembang/01 November 1957 Jenis Kelamin : Wanita

Agama : Islam

Alamat Rumah` : Komp. Insan Cita Griya B-8, Jln Abdul Hakim Pasar I, Padang Bulan Selayang I, Medan 20131 Nama Orang Tua : H. Abdul Hamid (Ayah) Alm.

Hj. Amirah (Ibu) Almh. Nama Suami : Ir. Armidin, M.P.

Nama Anak : 1. Ranu Putra Armidin (FKG–USU) 2. Rama Putra Armidin, S.P.

3. Raagung Putra Armidin (FKG–USU) Saudara Kandung : 1. Nurdin Hamid, B.Sc.

2. Letkol CKM (K) Komariah Hamid S.Pd., S.K.M. 3. Ir. Ernawati Hamid, M.P.

4. Jawariah Hamid

5. Nurlaili Hamid, S.H.

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Pendidikan Dasar dan Menengah

Stratum Tahun Tempat

SDN 18/IV 1964-1969 Jambi

SMPN I 1970-1972 Jambi

SMAN I 1973-1975 Jambi

2. Pendidikan Tinggi

Stratum Tanggal/ Tahun Selesai

Tempat (Unit/Kota)

Judul Skripsi/Tesis/ Disertasi

S-1 2 Desember

1982

UNJA, Jambi Kemungkinan Pelaksanaan Intensifikasi pada

Persawahan Pasang Surut Jambi


(24)

S-2 11 Juli 1991 IPB, Bogor Pengaruh Populasi dan Unsur Mikro terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L. Merr.)

S-3 23 Desember

2003

IPB, Bogor Kompatibilitas MVA dan Beberapa Genotipe Kedelai pada berbagai Tingkat Cekaman Kekeringan Tanah Ultisol: Tanggap

Morfofisiologi dan Hasil

C. MATA KULIAH YANG DIASUH

1. Budidaya Tanaman Semusim I ( Padi & Jagung) (S-1) 2. Budidaya Tanaman Semusim II (Leguminosae) (S-1) 3. Agronomi Tanaman Obat-obatan (S-1)

4. Agronomi Tanaman Makanan (S-1) 5. Agroklimatologi (S-1)

6. Metabolisme Sekunder (S-2) 7. Ilmu Benih (S-2 + S-3)

8. Interaksi Antara Hara dan Tanaman (S-2 + S-3)

D. RIWAYAT KEPANGKATAN

1. Riwayat Kepangkatan dan Golongan Ruang

No. Pangkat Gol. Ruang

Penggajian

Berlaku Terhitung Mulai Tanggal

1. Capeg IIIa 01-03-1984

2. Penata Muda IIIa 01-06-1985

3. Penata Muda Tingkat I IIIb 01-04-1986

4. Penata IIIc 01-04-1990

5. Penata Tingkat I IIId 01-10-1992

6. Pembina IVa 01-10-1995


(25)

2. Riwayat Jabatan

a. Jabatan Fungsional

No. Jabatan Fungsional Waktu Keterangan

1. Asisten Ahli Madya 01-10-1986 SK. Rektor

111/PT24.1/C/1986

2. Asisten Ahli 01-03-1988 SK. Dekan

1265/PT05.H4/FP/C/88

3. Asisten Ahli 01-04-1988 SK. Rektor

652-Impas/PT05.SK/C88

4. Lektor Muda 01-04-1990 SK. Rektor

259/PT05.H/SK/C90

5. Lektor Madya 01-08-1992 SK. Rektor

552/PT05.H/SK/C92

6. Lektor Madya 01-01-1993 SK. Rektor

1766-Impas/ PT05.H15/SK/C93

7. Lektor 01-05-1995 SK Mendikbud RI

36317/A2.IV.1/C/95 8. Lektor Kepala Madya 01-07-1999 SK Mendikbud RI

47098/A2.IV.1/KP

9. Lektor Kepala 01-01-2001 SK. MPDK

42317/A2.III.1/KP/2001

10. Guru Besar 01-12-2007 SK Mendiknas RI

67076/A4.5/KP/2007

b. Kepemimpinan dalam Jabatan non-Struktural

No. Kegiatan Tahun Jabatan Keterangan

1. Penyusunan Buku Pedoman dan

Pedoman Penulisan Tesis Program S-2 Agronomi SPS USU

16-02-2006 Anggota SK Rektor

524/J05.4/SK/ KP/2005

2. Tim Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Tingkat Departemen/

Program Studi FP-USU

06-03-2006 Anggota SK Dekan

050/J05.5/SK/ PP/2006


(26)

3. Tim Program Hibah Kompetisi FP-USU

13-04-2006 Anggota SK Dekan

042/J05.5/SK/ PP/2006 4. Tim Penyusunan

Proposal Program Hibah Kompetisi Departemen BDP FP-USU

13-04-2006 Ketua SK Dekan

047/J05.5/SK/ PP/2006

5. Tim Penyusun Buku Panduan Tingkat Departemen/ Program Studi FP-USU

05-05-2006 Anggota SK Dekan

051/J05.5/SK/ PP/2006

6. Pengelola Unit

Pengembangan Riset dan Pengabdian pada Masyarakat FP USU

16-01-2007 Ketua SK Rektor

170/J05/SK/ KP/2007 7. Personalia Pelaksana

GJM dan GKM pada FP-USU

18-01-2007 Sekretaris SK Dekan 191/J05/SK/

PP/2007 8. Pembentukan Dewan

Redaksi Jurnal Ilmiah Pertanian KULTURA FP-USU

14-03-2007 Editor SK Dekan

034/J05.5/SK/ PP/2007

E. RIWAYAT PEKERJAAN

No. Tahun Jabatan/Posisi

1. 1984 - 1987 Staf Pengajar Jur. Agronomi FP-UNJA Jambi

2. 1987 - sekarang Staf Pengajar Dept. Budidaya Pertanian FP-USU Medan

3. 2006 - sekarang Staf Pengajar Program Magister dan Doktor Ilmu Pertanian pada Sekolah Pascasarjana USU Medan

F. PELATIHAN DAN PENATARAN YANG PERNAH DIIKUTI

1. Pelatihan Penulisan Untuk Jurnal Terakreditasi. Medan 23 Maret 2007. 2. Web of Science Training. Medan 29 Januari 2007.

3. Pelatihan Manajemen Mutu Angkatan I Universitas Sumatera Utara. Medan 22-23 Januari 2007.


(27)

4. Pelatihan Penggunaan Mikoriza Untuk Pengembangan Pertanian Perkebunan dan Kehutanan di Lahan Marjinal. Medan 6-7 Juni 2006.

5. Pelatihan Penyusunan Proposal Hibah Kompetisi Departemen-Departemen di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Medan 8-9 Maret 2006.

6. Pelatihan kewirausahaan (Enterpreneurship) bagi dosen USU, lembaga pengabdian pada masyarakat dan inkubator bisnis dan teknologi CIKAL USU, Medan. Tahun 2000.

7. Kursus Klimatologi SEAMEO BIOTROP, Bogor. Tahun 1999.

8. Kursus analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL A) Puslitdal, USU Medan tahun 1996.

9. Program Akta Mengajar Lima Format Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka, Jakarta tahun 1986.

G. KARYA TULIS SESUAI BIDANG ILMU YANG DISAJIKAN

1. Hapsoh. Peranan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Kedelai yang Mengalami Cekaman Kekeringan, Seminar Dies Natalis ke-51 FP USU, Medan 4 Desember 2007

2. Hapsoh. Hasil Tanaman Seledri (Apium graveolens L.) pada Berbagai dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair, Seminar Nasional Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor 5 September 2007

3. Hapsoh, Rosita Sipayung. Pemanfaatan Mikoriza Vesikular Arbuskular pada Kedelai yang Mengalami Cekaman Kekeringan, Seminar Hasil-hasil Penelitian Bidang Ilmu Pertanian, Medan 15 Agustus 2007

4. Hapsoh, O.K. Nazaruddin Hisyam, Nazamuddin. Hasil Tanaman Seledri

(Apium graveolens L.) pada Berbagai Media Tanam Dengan

Penambahan Garam Dapur (NaCl), Seminar Nasional BKS-PTN, Pekan Baru 23-26 Juli 2007

5. Hapsoh. Respon Generatif Beberapa Genotipe Kedelai Yang Bersimbiosis dengan MVA pada Kondisi Cekaman Kekeringan, Seminar Nasional Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman, Bogor 1-2 Agustus 2006 6. Hapsoh, Isman Nuriadi, Yusuf Husni. Prospek Pemanfaatan Mikoriza

Versikular Arbuskular pada Tanaman Jeruk untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan, Seminar Nasional Agropolitan, Medan 27 Juli 2006 7. Hapsoh. Kompatibilitas antara Mikoriza Versikular dan Arbuskular dan

Beberapa Genotipe Kedelai pada Dua Tingkat Kekeringan, Seminar Nasional Mikoriza II, Bogor 19-20 Juli 2006

8. Hapsoh. ABA Content of Soybean Genotypes to VAM Inoculation on Selected Drought Stress Level, The Fifth Regional IMT-GT, Medan 22-23 Juni 2006


(28)

9. Hapsoh. Respon Morfologi Beberapa Genotipe Kedelai terhadap Tingkat Cekaman Kekeringan Tanah Ultisol, Seminar Strategi Penguatan Ketahanan Pangan, Medan 4 Juni 2006

10.Hapsoh. Kadar Prolina Beberapa Genotipe Kedelai yang Bersimbiosis dengan MVA pada Kondisi Cekaman Kekeringan, Seminar Nasional Sistem Pertanian Hemat Air FP-USU, Medan 4 April 2006

H. KARYA ILMIAH SESUAI BIDANG ILMU YANG DIPUBLIKASIKAN

No. Judul Karya Ilmiah Nama Jurnal Tahun/No/Hal

1. Respon Beberapa Genotipe Kedelai terhadap Tingkat Cekaman Kekeringan Tanah Ultisol

Buletin Agronomi

2004/32(3):1-8

2. Uji Keserasian antara MVA dan Beberapa Genotipe Kedelai pada Dua Tingkat Cekaman Kekeringan

Jurnal Penelitian Pertanian UISU

2004/23(2):112-119

3. Potensi Produksi Varietas-varietas Kedelai pada Musim Hujan dan Musim Kemarau

Kultura FP-USU Medan

2005/40(1):40-46

4. Hasil Beberapa Genotipe Kedelai di Inokulasi MVA pada Berbagai Tingkat Cekaman Kekeringan Tanah Ultisol

Kultura FP-USU Medan

2005/40(2):77-83

5. Respon Morfologi Beberapa Genotipe Kedelai terhadap Inokulasi MVA pada Berbagai Tingkat Cekaman Kekeringan

Jurnal Penelitian Pertanian UISU Medan

2005/24(2):111-117

6. Respon Fisiologi Beberapa Genotipe Kedelai yang

Bersimbiosis Dengan MVA terhadap Berbagai Tingkat Cekaman Kekeringan

Hayati, IPB bogor

2006/13(2):43-48

7. Kadar IAA Beberapa Genotipe Kedelai yang Bersimbiosis dengan MVA pada Kondisi Cekaman Kekeringan


(29)

8. Kadar Prolina Beberapa Genotipe Kedelai yang Bersimbiosis dengan MVA pada Kondisi Cekaman Kekeringan Prosiding Seminar Nasional Hemat Air FP-USU Medan 2006: 65-71

9. Hasil Tanaman Seledri

(Apium graveolens L.) pada

Berbagai Media Tanam dengan Penambahan Garam Dapur (NaCl)

Prosiding Seminar BKS-PTN, Pekan Baru

2007: 7-10

10. Hasil Tanaman Seledri

(Apium graveolens L.) pada

Berbagai dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair

Prosiding Sem. Nas. Tanaman Obat dan Aromatik

2007: 69-72

11. Pemanfaatan Mikoriza Vesikular Arbuskular pada Kedelai yang Mengalami Cekaman Kekeringan

Prosiding Seminar Hasil-hasil Pen. Bid. Ilmu Pertanian

2008: 80-83

12. Peranan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Kedelai yang Mengalami Cekaman

Kekeringan

Prosiding Seminar Dies Natalis ke-51 FP USU

2008: 141-145

I. PENGABDIAN MASYARAKAT

1. Pelayanan dan Konsultasi

No. Judul kegiatan Tahun Khalayak sasaran

1. Pembuatan Kompos dari Sampah Kota dalam

Pemberdayaan Masyarakat dan Menjaga Kelestarian Lingkungan

2007 Lingkungan XI Kecamatan Medan Johor

2. Penyuluhan Pemanfaatan Mikoriza pada Tanaman Pertanian

2006 Desa Kuta Tengah Kecamatan Namorambe

3. Penyuluhan Budidaya Kelapa Sawit dan Karet

2001 Perkebunan Rakyat Desa Marihat Dolok Kecamatan Kotarih

4. Penyuluhan Bercocok Tanam Kedelai dan Pengolahan Hasilnya

2000 Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan


(30)

5. Penyuluhan Membuat Pekarangan Indah dan Bermanfaat

1996 Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan

6. Penyuluhan Menanamkan Rasa Cinta Terhadap

Lingkungan pada Murid Sekolah Dasar

1995 Sekolah Dasar di Kota Medan

7. Memperkenalkan Apotik Hidup Peranan dan Pengelolaannya Dalam Pot

1994 Desa Perkampungan Nelayan Indah Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan

2.Kegiatan Penyebaran Informasi/Aplikasi Teknologi No. Judul Kegiatan Tahun Posisi Jenis

Informasi/ Teknologi

Sumber Dana

1. Penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan

kualitas kompos dari sampah rumah tangga dan limbah pertanian untuk mendukung

pertanian organik

2008 Ketua Pembuatan kompos

IPTEKDA LIPI

2. Pemanfaatan mikoriza pada budidaya Kedelai di Lahan Kering

2008 Ketua Aplikasi mikoriza pada kedelai

DP2M Dikti

3. Pengentasan kemiskinan melalui usaha budidaya jahe keranjang, pengelolaan sampah kota menjadi kompos dan pembuatan aneka olahan jahe

2007 Ketua Teknik budidaya jahe keranjang, pembuatan kompos dan olahan jahe Kedutaan Besar Inggris dan Tim Koordinasi Penanggula-ngan Kemiskinan (TKPK) Menko Kesra


(31)

No. Judul Kegiatan Tahun Posisi Jenis Informasi/

Teknologi

Sumber Dana

4. Hibah

pengembangan Konten Mata Kuliah E-learning USU INHERENT

2006 Ketua Buku Ajar DP2M Dikti

5 Kursus Retooling Batch 4 Bidang Hortikultura

2006 Pengajar Kuliah

Tanaman Obat

LPP Medan

J. PANITIA AD HOC

1. Ketua panitia Seminar Hasil-hasil Penelitian Bidang Ilmu Pertanian di Sumatera Utara, Medan, 15 Agustus 2007.

2. Ketua panitia Pelatihan Penulisan untuk Jurnal Terakreditasi, Medan, 23 Maret 2007.

3. Ketua panitia Diskusi Peran Sektor Perkebunan terhadap Sumber Pendapatan Daerah di Provinsi Sumatera Utara, Medan, 15 Maret 2007. 4. Panitia Seminar Rencana pengembangan Jangka Menengah (RPJM)

Departemen Budidaya Pertanian FP USU 2007–2011, Medan, 5 Desember 2006.

5. Ketua panitia Diskusi Panel Peningkatan Produksi Pertanian Melalui Pendekatan Fisiologi, Medan, 21 Januari 2006.

K. PERTEMUAN ILMIAH YANG DIIKUTI

1. Seminar Nasional Meningkatkan Profesionalisme Dosen Menuju Cita-cita Pendidikan Nasional di Hotel Danau Toba Internasional Medan, 14 Februari 2008.

2. Semiloka Pembuatan Proposal Program Vucer, Multi Tahun, Sibermas, Usaha Jasa dan Industri (UJI) serta Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat USU di Medan, 4 Februari 2008.

3. Seminar Pengamanan Ketahanan Pangan sekaligus Penyelamatan Lingkungan di FP USU, Medan, 4 Desember 2007.

4. Seminar Pendayagunaan Ilmu Tanah dalam Pengelolaan Sumberdaya Lahan di Indonesia di FP USU, Medan, 2 November 2007.


(32)

5. Seminar dan Lokakarya Pengelolaan dan Pembentukan Forum DAS Wampu Sei Ular di Hotel Danau Toba Internasional Medan, 30 Oktober 2007.

6. Semiloka Nasional Sumbangsih Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Rempah Indonesia di FP IPB, Bogor, 10 September 2007.

7. Seminar Nasional dan Pemeran Perkembangan Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik di Bogor, 6 September 2007.

8. Seminar Nasional Komersialisasi Riptek Melalui Jejaring A-B-G dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa secara Berkelanjutan di Ruang Senat BPA-Biro Rektor USU, Medan, 28-29 Agustus 2007.

9. Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Bidang Ilmu Pertanian BKS-PTN Indonesia Wilayah Barat di Pekanbaru, 25 Juli 2007

10. Seminar Nasional Memposisikan Pembangunan Pertanian sebagai Upaya Strategis Penanggulangan Kemiskinan dan Kebodohan di Pekanbaru, 24 Juli 2007.

11. Seminar Percepatan Sosialisasi Teknologi Mikoriza untuk Mendukung Revitalisasi Kehutanan, Pertanian, dan Perkebunan di Bogor, 17-21 Juli 2007.

12. Semiloka Penyusunan Proposal Penelitian Program Intensif Riset & Teknologi KNRT, HPTP dan RAPID di USU, Medan, 15-16 Mei 2007.

13. Seminar Genetically Modified Plant for Rapid Growth of World Population held di FP USU, Medan, 14 Mei 2007.

14. Seminar Telematika untuk Peningkatan Daya Saing Masyarakat di FP USU, Medan, 2 Mei 2007.

15. Diskusi Peran Sektor Perkebunan terhadap Sumber Pendapat Daerah di Provinsi Sumatera Utara, Medan, 15 Maret 2007.

16. Semiloka Pembuatan Proposal Program Vucer, Multitahun, Sibermas, Usaha Jasa dan Industri (UJI) serta Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan, Medan, 26 Februari 2007.

17. Seminar Rencana Pengembangan Jangka Menengah (RPJM)

Departemen Budidaya Pertanian FP USU 2007–2011, Medan, 5 Desember 2006.

18. Semiloka Nasional Penguatan Usaha Pertanian Melalui Pemberdayaan dan Pengembangan Sistem Penyuluhan Pertanian, Medan, 16 September 2006.

19. Musyawarah Mufakat Pembangunan Strategi Baru Departemen Budidaya Pertanian, Medan, 15 – 16 Agustus 2006.

20. Seminar Nasional PERAGI 2006 Peran Agronomi dalam Revitalisasi Pertanian Bidang Pangan dan Perkebunan, Yogyakarta, 5 Agustus 2006. 21. Seminar Nasional Bioteknologi & Pemuliaan Tanaman 2006, Bogor, 1 –


(33)

22. Seminar Nasional Pengembangan Wilayah dan Agribisnis Komoditi Unggulan dengan Pendekatan Agropolitan di Sumatera Utara, Medan, 27 Juli 2006.

23. The Fifth Regional IMT-GT UNINET Conference & Internasional Seminar 2006, Medan, 22 – 23 Juni 2006.

24. Seminar Nasional Bioteknologi dengan Tema Peranan Bioteknologi Menunjang Revitalisasi Pertanian, Jambi, 27 April 2006.

25. Seminar Nasional Sistem Pertanian Hemat Air, Medan, 4 April 2006. 26. Seminar Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi

Sumatera Utara, Medan, 25 Februari 2006.

27. Seminar Pengendalian Hayati sebagai Komponen Pengendalian Hama Terpadu, Medan, 18 Februari 2006.

28. Diskusi Panel Peningkatan Produksi Pertanian Melalui Pendekatan Fisiologi, Medan, 21 Januari 2006.

29. Semiloka Jeruk Nasional IV dengan Tema Peranan Agribisnis dalam Menciptakan Kualitas Jeruk Indonesia yang Berdaya Saing di Pasar Global, Medan, 29 – 30 Nopember 2005.

30. Diskusi Panel Pembangunan Masyarakat Desa, Medan, Agustus 2005. 31. Seminar Strategi Penguatan Ketahanan Pangan, Medan, 4 Juni 2005. 32. Seminar Nasional Pemanfaatan Cendawan Mikoriza untuk Meningkatkan

Produksi Tanaman pada Lahan Marginal, Jambi, 9 Mei 2005.

33. Seminar Nasional Perkebunan Kelapa Sawit dengan Tema:

Pemberdayaan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat, Pekanbaru, 15–16 April 2005.

34. International Seminar on Sweet Potato, Bogor, 19 September 2003. 35. Seminar Nasional dan Rapat Tahunan (SEMIRATA) Bidang Ilmu

Pertanian BKS – PTN Wilayah Indonesia Barat, Medan, 11–12 Juni 2002.

L. TANDA JASA/PENGHARGAAN

No. Nama Bintang/Satya Lencana Penghargaan

Tahun Perolehan

Nama Negara/Instansi

yang Memberi

1. Satyalancana Karya Satya 20 Tahun

2007 Presiden RI

No. 051/TK/Th2007


(34)

M. PROFESI/DAN LAIN-LAIN

1. Anggota Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI)

2. Anggota Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI) cabang Medan 3. Anggota Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) cabang Medan

4. Ketua Perkumpulan Pengajian Ibu-ibu Insan Cita Griya 5. Anggota Persaudaraan Muslimah (SALIMAH)


(35)

(1)

5. Penyuluhan Membuat Pekarangan Indah dan Bermanfaat

1996 Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan

6. Penyuluhan Menanamkan Rasa Cinta Terhadap

Lingkungan pada Murid Sekolah Dasar

1995 Sekolah Dasar di Kota Medan

7. Memperkenalkan Apotik Hidup Peranan dan Pengelolaannya Dalam Pot

1994 Desa Perkampungan Nelayan Indah Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Labuhan

2.Kegiatan Penyebaran Informasi/Aplikasi Teknologi

No. Judul Kegiatan Tahun Posisi Jenis

Informasi/ Teknologi

Sumber Dana 1. Penerapan teknologi

tepat guna untuk meningkatkan

kualitas kompos dari sampah rumah tangga dan limbah pertanian untuk mendukung

pertanian organik

2008 Ketua Pembuatan kompos

IPTEKDA LIPI

2. Pemanfaatan mikoriza pada budidaya Kedelai di Lahan Kering

2008 Ketua Aplikasi mikoriza pada kedelai

DP2M Dikti

3. Pengentasan kemiskinan melalui usaha budidaya jahe keranjang, pengelolaan sampah kota menjadi kompos dan pembuatan aneka olahan jahe

2007 Ketua Teknik budidaya jahe keranjang, pembuatan kompos dan olahan jahe Kedutaan Besar Inggris dan Tim Koordinasi Penanggula-ngan Kemiskinan (TKPK) Menko Kesra


(2)

No. Judul Kegiatan Tahun Posisi Jenis Informasi/

Teknologi

Sumber Dana 4. Hibah

pengembangan Konten Mata Kuliah E-learning USU INHERENT

2006 Ketua Buku Ajar DP2M Dikti

5 Kursus Retooling Batch 4 Bidang Hortikultura

2006 Pengajar Kuliah Tanaman Obat

LPP Medan

J. PANITIA AD HOC

1. Ketua panitia Seminar Hasil-hasil Penelitian Bidang Ilmu Pertanian di Sumatera Utara, Medan, 15 Agustus 2007.

2. Ketua panitia Pelatihan Penulisan untuk Jurnal Terakreditasi, Medan, 23 Maret 2007.

3. Ketua panitia Diskusi Peran Sektor Perkebunan terhadap Sumber Pendapatan Daerah di Provinsi Sumatera Utara, Medan, 15 Maret 2007. 4. Panitia Seminar Rencana pengembangan Jangka Menengah (RPJM)

Departemen Budidaya Pertanian FP USU 2007–2011, Medan, 5 Desember 2006.

5. Ketua panitia Diskusi Panel Peningkatan Produksi Pertanian Melalui Pendekatan Fisiologi, Medan, 21 Januari 2006.

K. PERTEMUAN ILMIAH YANG DIIKUTI

1. Seminar Nasional Meningkatkan Profesionalisme Dosen Menuju Cita-cita Pendidikan Nasional di Hotel Danau Toba Internasional Medan, 14 Februari 2008.

2. Semiloka Pembuatan Proposal Program Vucer, Multi Tahun, Sibermas, Usaha Jasa dan Industri (UJI) serta Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat USU di Medan, 4 Februari 2008.

3. Seminar Pengamanan Ketahanan Pangan sekaligus Penyelamatan Lingkungan di FP USU, Medan, 4 Desember 2007.

4. Seminar Pendayagunaan Ilmu Tanah dalam Pengelolaan Sumberdaya Lahan di Indonesia di FP USU, Medan, 2 November 2007.


(3)

5. Seminar dan Lokakarya Pengelolaan dan Pembentukan Forum DAS Wampu Sei Ular di Hotel Danau Toba Internasional Medan, 30 Oktober 2007.

6. Semiloka Nasional Sumbangsih Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Rempah Indonesia di FP IPB, Bogor, 10 September 2007.

7. Seminar Nasional dan Pemeran Perkembangan Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik di Bogor, 6 September 2007.

8. Seminar Nasional Komersialisasi Riptek Melalui Jejaring A-B-G dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa secara Berkelanjutan di Ruang Senat BPA-Biro Rektor USU, Medan, 28-29 Agustus 2007.

9. Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Bidang Ilmu Pertanian BKS-PTN Indonesia Wilayah Barat di Pekanbaru, 25 Juli 2007

10. Seminar Nasional Memposisikan Pembangunan Pertanian sebagai Upaya Strategis Penanggulangan Kemiskinan dan Kebodohan di Pekanbaru, 24 Juli 2007.

11. Seminar Percepatan Sosialisasi Teknologi Mikoriza untuk Mendukung Revitalisasi Kehutanan, Pertanian, dan Perkebunan di Bogor, 17-21 Juli 2007.

12. Semiloka Penyusunan Proposal Penelitian Program Intensif Riset & Teknologi KNRT, HPTP dan RAPID di USU, Medan, 15-16 Mei 2007.

13. Seminar Genetically Modified Plant for Rapid Growth of World Population held di FP USU, Medan, 14 Mei 2007.

14. Seminar Telematika untuk Peningkatan Daya Saing Masyarakat di FP USU, Medan, 2 Mei 2007.

15. Diskusi Peran Sektor Perkebunan terhadap Sumber Pendapat Daerah di Provinsi Sumatera Utara, Medan, 15 Maret 2007.

16. Semiloka Pembuatan Proposal Program Vucer, Multitahun, Sibermas, Usaha Jasa dan Industri (UJI) serta Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan, Medan, 26 Februari 2007.

17. Seminar Rencana Pengembangan Jangka Menengah (RPJM) Departemen Budidaya Pertanian FP USU 2007–2011, Medan, 5 Desember 2006.

18. Semiloka Nasional Penguatan Usaha Pertanian Melalui Pemberdayaan dan Pengembangan Sistem Penyuluhan Pertanian, Medan, 16 September 2006.

19. Musyawarah Mufakat Pembangunan Strategi Baru Departemen Budidaya Pertanian, Medan, 15 – 16 Agustus 2006.

20. Seminar Nasional PERAGI 2006 Peran Agronomi dalam Revitalisasi Pertanian Bidang Pangan dan Perkebunan, Yogyakarta, 5 Agustus 2006. 21. Seminar Nasional Bioteknologi & Pemuliaan Tanaman 2006, Bogor, 1 –


(4)

22. Seminar Nasional Pengembangan Wilayah dan Agribisnis Komoditi Unggulan dengan Pendekatan Agropolitan di Sumatera Utara, Medan, 27 Juli 2006.

23. The Fifth Regional IMT-GT UNINET Conference & Internasional Seminar 2006, Medan, 22 – 23 Juni 2006.

24. Seminar Nasional Bioteknologi dengan Tema Peranan Bioteknologi Menunjang Revitalisasi Pertanian, Jambi, 27 April 2006.

25. Seminar Nasional Sistem Pertanian Hemat Air, Medan, 4 April 2006. 26. Seminar Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi

Sumatera Utara, Medan, 25 Februari 2006.

27. Seminar Pengendalian Hayati sebagai Komponen Pengendalian Hama Terpadu, Medan, 18 Februari 2006.

28. Diskusi Panel Peningkatan Produksi Pertanian Melalui Pendekatan Fisiologi, Medan, 21 Januari 2006.

29. Semiloka Jeruk Nasional IV dengan Tema Peranan Agribisnis dalam Menciptakan Kualitas Jeruk Indonesia yang Berdaya Saing di Pasar Global, Medan, 29 – 30 Nopember 2005.

30. Diskusi Panel Pembangunan Masyarakat Desa, Medan, Agustus 2005. 31. Seminar Strategi Penguatan Ketahanan Pangan, Medan, 4 Juni 2005. 32. Seminar Nasional Pemanfaatan Cendawan Mikoriza untuk Meningkatkan

Produksi Tanaman pada Lahan Marginal, Jambi, 9 Mei 2005.

33. Seminar Nasional Perkebunan Kelapa Sawit dengan Tema: Pemberdayaan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat, Pekanbaru, 15–16 April 2005.

34. International Seminar on Sweet Potato, Bogor, 19 September 2003. 35. Seminar Nasional dan Rapat Tahunan (SEMIRATA) Bidang Ilmu

Pertanian BKS – PTN Wilayah Indonesia Barat, Medan, 11–12 Juni 2002.

L. TANDA JASA/PENGHARGAAN

No. Nama Bintang/Satya

Lencana Penghargaan

Tahun Perolehan

Nama Negara/Instansi

yang Memberi 1. Satyalancana Karya Satya 20

Tahun

2007 Presiden RI

No. 051/TK/Th2007 2. Dosen Teladan I FP UNJA 1986 UNJA Jambi


(5)

M. PROFESI/DAN LAIN-LAIN

1. Anggota Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI)

2. Anggota Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI) cabang Medan 3. Anggota Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) cabang Medan

4. Ketua Perkumpulan Pengajian Ibu-ibu Insan Cita Griya 5. Anggota Persaudaraan Muslimah (SALIMAH)


(6)