Makna Emotif Makna Konotatif

Berdasarkan pendapat diatas, maka kajian bahasan indikator pilihan kata yang menarik dilihat berdasarkan makna kata yang terdapat dalam slogan. a. Pengertian makna Mansoer Pateda 2001:79 mengemukakan bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. b. jenis-jenis makna.

1. Makna Emotif

Makna emotif menurut Sipley dalam Mansoer Pateda, 2001:101 adalah makna yang timbul akibat adanya reaksi pembicara atau sikap pembicara mengenai atau terhadap sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan. Contoh: Engkau kerbau Kata kerbau dalam kalimat Engkau kerbau., kata itu tentunya menimbulkan perasaan tidak enak bagi pendengar. Dengan kata lain, kata kerbau mengandung makna emosi. Kata kerbau dihubungkan dengan sikap atau perilaku malas, lamban, dan dianggap sebagai penghinaan. Orang yang dituju atau pendengarnya tentunya akan merasa tersimggung atau merasa tidak nyaman. Bagi orang yang mendengarkan hal tersebut sebagai sesuatu yang ditujukan kepadanya tentunya akan menimbulkan rasa ingin melawan. Dengan demikian, makna emotif adalah makna dalam suatu kata atau kalimat yang dapat menimbulkan pendengarnya emosi dan hal ini jelas berhubungan dengan perasaan. Makna emotif dalam bahasa Indonesia cenderung mengacu kepada hal-hal atau makna yang positif dan biasa muncul sebagai akibat dari perubahan tata nilai masyarakat terdapat suatu perubahan nilai. Makna emotif bahasa Inggris emotive meaning adalah makna yang melibatkan perasaan pembicara dan pendengar; penulis dan pembaca ke arah yang positif.

2. Makna Konotatif

Makna konotatif berbeda dengan makna emotif karena makna konotatif cenderung bersifat negatif, sedangkan makna emotif adalah makna yang bersifat positif Fathimah Djajasudarma, 1999:9. Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap apa yang diucapkan atau didengar. Contoh: Anita menjadi bunga desa. Misalnya, pada kalimat Anita menjadi bunga desa. Kata bunga dalam kalimat tersebut bukan berarti sebagai bunga di taman melainkan menjadi idola di desanya sebagai akibat kondisi fisiknya atau kecantikannya. Kata bunga yang ditambahkan dengan salah satu unsur psikologis fisik atau sosial yang dapat dihubungkan dengan kedudukan yang khusus dalam masyarakat, dapat menumbuhkan makna negatif. Sementara Kridalaksana 1993, memberikan pengertian bahwa makna konotatif connotative meaning sama dengan konotasi, yaitu aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara penulis dan pendengar pembaca. Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif yang berhubungan dengan nilai rasa dari orang atau kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contoh: babi, kurus. Misalnya, kata babi, pada orang yang beragama Islam kata babi tersebut mempunyai konotasi negatif, ada rasa atau perasaan yang tidak enak bila mendengar kata tersebut. Contoh lain, kata kurus, berkonotasi netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan. Tetapi kata ramping, yang bersinonim dengan kata kurus memiliki konotasi positif, nilai rasa yang mengenakkan, orang akan senang bila dikatakan ramping. Begitu juga dengan kata kerempeng, yang juga bersinonim dengan kata kurus dan kata ramping, mempunyai konotasi yang negatif, nilai rasa yang tidak mengenakkan, orang akan merasa tidak enak kalau dikatakan tubuhnya kerempeng. Ketepatan pilihan kata yang dapat mendukung gagasan yang hendak diungkapkan dan sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat bergantung pada makna kata. Dalam garis besarnya makna kata itu dapat dibedakan atas makna yang bersifat denotatif dan makna yang bersifat konotatif. Makna kata yang bersifat denotatif adalah makna yang sebenarnya, makna kata yang sesuai dengan konsepnya seperti yang terdapat dalam kamus makna leksikal. Makna kata yang bersifat konotatif ialah makna tambahan atau sampingan yang sesuai dengan sikap dan nilai rasa tertentu pemakai bahasa tersebut. Kata yang tidak mengandung maknaperasaan tambahan disebut denotasi, sedangkan makna kata yang mengandung arti tambahan atau perasaan tertentu disamping arti umum disebut konotasi Keraf, 1980:23. Berikut contoh kata yang digunakan dalam slogan. Contoh 2 Narkoba Jurang Kematian Slogan pada contoh 2 mengandung nilai rasa yang sangat menggugah. Terdapat pada kata “jurang kematian”. Kata jurang bermakna konotasi negatif yakni sebagai tempat yang menjerumuskan. Ada nilai rasa yang tidak enak setelah mendengar kata tersebut. Orang yang mendengar kata jurang akan merasa takut, dan merasakan bagaimana kalau dirinya terjerumus kedalam jurang. Kata jurang dalam slogan tersebut bermakna lubangtempat berbahaya . Selanjutnya kata “kematian” yang bermakna konotasi karena denotasinya yakni sudah hilang nyawanya, tidak hidup lagi. Kata kematian dalam slogan tersebut bermakna orang yang akan mati. Jadi bunyi dari slogan “Narkoba Jurang Kematian” dapat membuat pembaca menjadi tergugah hatinya setelah mendengar bunyi tersebut dan kata-kata yang digunakan dalam slogan tersebut sangat mengandung perasaan yang mengerikan serta memiliki nilai rasa yang sangat menggugah. Penggunaan kata-kata tersebut dapat menimbulkan nilai rasa tersendiri dari pembacanya. Karena narkoba diibaratkan sebagai jurang kematian. Dengan demikian dalam slogan tersebut terdapat penggunaan kata yang bermakna kias. Yakni Narkoba singkatan dari Narkotika, obat, dan bahan berbahaya, yang merupakan sekelompok obat, bahan, atau zat bukan makanan yang jika diminum, diisap, ditelan, atau disuntikkan akan berpengaruh pada kerja tubuh, terutama otak, dan sering menimbulkan ketergantungan yang diibaratkan sebagai jurang kematian sehingga siapapun yang menggunakan narkoba akan mengalami kematian yang mengenaskan.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian- kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu menurut Riyanto 2001:23. Sehubungan dengan itu, penelitian ini berupaya mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VIII SMP N 1 Natar tahun pelajaran 20102011 dalam menulis slogan. B. Populasi dan Sampel Populasi adalah kelompok yang menarik peneliti, kemudian kelompok tersebut dijadikan sebagai objek untuk menggeneralisasikan hasil penelitian menurut Fraenkel dan Wallen dalam Riyanto, 2001:63. Sementara itu, Arikunto 2002:108 berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jenis sampel yang diambil harus mencerminkan populasi Riyanto 2001:64. 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Natar tahun pelajaran 20102011 yang berjumlah 361 siswa yang tersebar ke dalam 12 kelas. Distribusi populasi penelitian ini dipaparkan pada tabel berikut.