Bagan struktur organisasi Pemerintahan Desa Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Banyumas Sumber : Data Pemerintahan Desa Banyumas Tahun 2014
Kepala Desa
Wasino
Juru TulisSekertaris Desa
Teguh Yuwono
Kepala Dusun I
Ngadimun
RT 1 – 4
1. Yakub
2. Kasum
3. Kasdi
4. Sapuan
Kaur Keuangan
Supardi
Kaur Pembangunan
Sugiat Mono
Kaur Umum
Rojeren
Kaur
Kesejahteraan Rakyat
Hasan Basri
Kaur Pemerintahan
Nurwahid
Kepala Dusun IV
Wagiman
Kepala Dusun III
Sugiyono
Kepala Dusun II
Musodik Azis
RT 7 – 10
7. Hartono
8. Maryono
9. Tupon
10. Fauzi
RT 5 – 6
5. Makmum
6. Sukirman
RT 11 – 13
11. Lehan
12. Supardi
13. Sukimin
D. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi, Hak dan Kewajiban BHP
Banyumas 1.
Struktur Organisasi Badan Hippun Pemekonan Banyumas
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 pasal 31 tentang Badan Permusyawaratan Desa disebutkan bahwa jumlah anggota BPD ditetapkan
dengan jumlah ganjil, paling sedikit 5 lima orang dan paling banyak 11 sebelas orang, dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk dan
kemampuan keuangan desa. Berdasarkan penjelasan tersebut maka jumlah anggota BHP di Desa Banyumas adalah 7 tujuh orang. BPD Banyumas
dipimpin oleh bapak Ahmad Romli Mahbub, S.E dengan wakilnya bapak Ismungin A. Ma.Pd. Adapun susunan organisasi BHP Banyumas adalah
sebagai berikut :
Tabel 1. Susunan Organisasi BHP Banyumas No
Nama Jabatan
1 Ahmad Romli Mahbub, S.E
Ketua 2
Ismungin A, Ma.Pd Wakil Ketua
3 Sukardi, S.Pd
Sekretaris 4
Muhammad Syukur Bendahara
5 Suswono
Anggota 6
Warsito Anggota
7 Ratiman
Anggota Sumber : Data Pemerintahan Desa Banyumas Tahun 2014
Bagan struktur organisasi BHP Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu
Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi BHP Banyumas Sumber : Data Pemerintahan Desa Banyumas Tahun 2014
2. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Hippun Pemekonan Banyumas
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 pasal 34 tentang Badan Permusyawaratan Desa disebutkan bahwa BPD berfungsi menetapkan
peraturan desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
3. Hak dan Kewajiban Badan Hippun Pemekonan Banyumas
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 pasal 37 tentang Badan Permusyawaratan Desa disebutkan bahwa hak anggota BPD adalah :
a. Mengajukan rancangan peraturan desa,
Kepala Desa Ketua
Ahmad Romli M, S.E
LPM
Sekertaris
Sukardi, S.Pd
Wakil
Ismungin A, Ma.Pd
Anggota 3
Ratiman
Anggota 2
Warsito
Anggota 1
Suswono
Bendahara
Muhammad Syukur
b. Mengajukan pertanyaan, c. Menyampaikan usul dan pendapat,
d. Memilih dan dipilih, dan e. Memperoleh tunjangan.
Anggota BPD mempunyai kewajiban : a.
Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan menaati segala peraturan perundang-
undangan; b.
Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa;
c. Mempertahankan dan memelihara hokum nasional serta keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia; d.
Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;
e. Memproses pemilihan Kepala Desa;
f. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok,
dan golongn; g.
Menghormati nilai-nilai social budaya dan adat istiadat masyarakat setempat; dan
h. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga
kemasyarakatan.
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penerapan fungsi legislasi Badan permusyawaratan Desa dalam pembuatan
peraturan desa dapat dilihat dari dua indikator, yang pertama yaitu dari proses perancangan dan penetapan rancangan peraturan desa antara BPD sebagai
lembaga legislatif bersama Kepala Desa sebagai lembaga eksekutif dan yang kedua adalah dari proses menggali, menampung, menghimpun, merumuskan,
menyalurkan aspirasi masyarakat. Berdasarkan dua indikator di atas maka penulis dapat menyimpulkan hasil dari
penelitian ini mengenai penerapan fungsi legislasi Badan Permusyawaratan Desa dalam pembuatan peraturan desa di Desa Banyumas Kecamatan Banyumas
Kabupaten Pringsewu sebagai berikut :
1. Proses perancangan dan penetapan peraturan desa berjalan kurang baik.
Hal ini dapat dilihat dari tahapan yang dilakukan oleh Badan Hippun Pemekonan Banyumas dalam pembuatan peraturan desa masih terdapat
beberapa kekurangan dan hambatan. 2.
Penyerapan aspirasi masyarakat oleh BHP Banyumas berjalan kurang baik. Masih terdapat kesulitan mengumpulkan masyarakat, akan tetapi
BHP memiliki strategi yaitu menjadikan perkumpulan seperti khitanan, nikahan, pengajian menjadi sarana dalam penyerapan aspirasi.
3. Penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembuatan peraturan desa berjalan
dengan cukup baik. Hal ini terlihat dari rancangan peraturan desa yang dibuat berdasarkan aspirasi masyarakat yang kemudian dibahas bersama
Pemerintah Desa. 4.
Terdapat beberapa faktor pendukung berjalannya fungsi legislasi BHP di Desa Banyumas yaitu kebiasaan masyarakat Banyumas yang hadir dalam
setiap acara rewangan seperti khitanan,pengajian dan sebagainya yang dapat dijadikan BHP tempat untuk menyerap aspirasi masyarakat,
kepercayaan masyarakat yang kuat kepada BHP, dan pendidikan internal anggota BHP yang tinggi.
5. Selain itu terdapat juga faktor penghambat dalam berjalannya fungsi
legislasi BHP Banyumas yaitu anggaran yang kurang memadai, kesibukan masyarakat dan kurang kejelasan dalam jam kantor anggota BHP.
Pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai tugas pokok dan fungsi BHP, sehingga masyarakat tidak bisa memaksimalkan keberadaan BHP.