Menarasikan Wawancara Cakap Berkomunikasi dalam bahasa Indonesia Kelas 7 Erwan Juhara Eriyandi Budiman dan Rita Rochayati 2010
88
Cakap Berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia untuk Kelas VII
riset itu. Dari pengalaman itu saya mulai memahami kebiasaan dan aturan yang berlaku di lingkungan mereka. Ternyata me
reka senang belajar. Inilah yang membuat saya ber semangat mengajar di hutan. Mereka sangat senang belajar berhitung
dan membaca. Waktu belajarnya biasanya pada pada pagi dan siang hari. Di sana tidak ada kelas, bangku, juga kursi. Jadi kami
belajar di bawah pohon yang rindang, beralaskan rumput atau tanah. Biar begitu mereka belajar dengan tekun dan penuh
semangat. Kadang kami belajar sambil mendengarkan kicauan burung dan merasakan semilirnya angin hutan. Kalau tibatiba
hujan terpaksa kami pindah ke pondok atau bubar. Anakanak belajar memakai buku tulis. Kakak menggunakan papan tulis
kecil serta kapur tulis.
Pewawancara kemudian menanyakan mengapa hanya diajar kan membaca dan berhitung? Kak Butet menjelaskan. Bisa mem
baca dan menghitung itu penting bagi mereka. Tujuannya supaya mereka tidak di tipu saat berjualan rotan ke pasar.
Pewawancara lalu menanyakan pengalaman yang berkesan sewaktu tinggal di hutan. Kak Butet menjelaskan. Saya punya
pengalaman yang menyenangkan. Antara lain berburu bersama anakanak. Kami sering mencari ikan di kali atau hewan lain
di hutan. Saya juga sering ikut membuat pondok atau rumah. O ya, saya diajari mengetahui semak belukar yang ada binatang
buasnya, lo, Saya juga diberi tahu, hewan yang paling ditakuti di hutan bukannya harimau tetapi beruang. Biasanya ada tanda
tanda khusus di pohon bila daerah tersebut ada beruangnya.
Kemudian, pewawancara menanyakan berapa lama Kak Butet tinggal di hutan. Biasanya antara 21–40 hari. Setelah itu,
saya harus ke desa atau kota terdekat untuk mengurus berbagai keperluan selama seminggu. Kalau segala urusan sudah selesai,
saya kembali ke hutan. Untuk masuk ke hutan, saya harus me nunggu anakanak Suku Anak Dalam yang ber belanja ke
pasar. Bersamasama merekalah saya pergi ke perkampungan mereka.
Suku Anak Dalam tidak pernah menetap di suatu tempat dalam waktu yang lama. Mereka suka berpindahpindah. Oleh sebab itu,
saya perlu bantuan mereka untuk mengantar untuk mengantar ke perkampungan mereka. Biasanya waktu yang di perlukan untuk ke
perkampungan mereka sekitar 2 sampai 7 hari.
Selanjutnya pewawancara menanyakan keinginan dan kesan Kak Butet. Saya ingin memilki lembaga swadaya masya
rakat sendiri yang khusus mengurus pendidikan bagi sukusuku yang ada di pedalaman. Mereka juga butuh pendidikan seperti
kita. Selalu bersemangat dalam belajar. Belajar mengatur waktu yang seimbang antara sekolah, belajar, dan bermain.
Perjuangan
89
1. Narasikan isi wawancara berikut dengan memerhatikan pemakaian kalimat tidak langsung.
Berlatih Menguji Kemampuan
Setelah menarasikan isi wawancara tersebut, kemu dian kamu bacakan hasil penarasiannya.
Karier Artis Dude Herlino
casting dari iguran kecilkecilan, terus dapat peran kecil. Dan alhamdulillah, setelah masuk
di Sinemart, saya mendapat peran lumayan hingga sekarang.
Dunia seni peran bukan merupakan hal baru bagi Dude Herlino. Sejak kecil,
Dude, begitu ia disapa, sudah me ne kuni dunia teater. Bahkan guru teater nyalah yang
mendorong sulung dari dua bersaudara ini untuk terjun ke dunia sinetron.
Meskipun Dude mempunyai latar be lakang teater, namun tidak lantas membuat
langkah bungsu dari dua bersaudara ini mulus saja saat ia pertama kali terjun ke dunia sine
tron. Dude harus menunggu selama seta hun setengah hingga akhirnya men dapat
peran kecil di sebuahsinetron. tak hanya itu, beberapa episode sinetron yang Dude main
kan sempat tak dibayar oleh agensi tempat Dude bergabung.
Bahkan, kedua orangtuanya, Haidir Hanif dan Ermy Syukur, sempat tidak menye
tujui kiprah pengagum Jenifer Love Hewitt ini untuk terjun ke dunia hiburan. Alasan
mereka cukup masuk di akal. Mereka tak ingin sekolah Dude terlantar karena padatnya
jadwal syuting. Namun seiring berjalannya waktu, mereka mulai memberikan ijin dan
bah kan mereka berdua mendukung penuh pro fesi yang dipilih oleh putra mereka ini.
Dude yang ditemui okezone di Studio Persari, Jalan Manggis, Ciganjur, Jakarta
Selatan, belum lama ini, menuturkan perja lanan karier yang dimulainya tidak dengan
mudah. Banyak kerikil dan batu sandungan dalam niatnya meraih sukses.
O Okezone: Dude, bisa ceritakan likaliku awal mula karier hingga sekarang?
D Dude: Awalnya, saya dulu belajar tea ter dan akting di Sanggar Ananda pada tahun
2002. Setelah itu, saya mulai cobacoba ikut
O: Berapa honor pertama menjadi iguran? D: Saya dapat Rp15.000 per hari di tahun
2001. Jujur saja, saya nggak bisa menabung karena uang itu habis untuk ongkos dan makan.
Malah kadangkadang nombok kalau pulang malam untuk naik taksi. Tapi, semuanya saya
jalani dengan bahagia. Lagipula sebenarnya saya menjadi iguran bukan mencari uang
semata. Ketika menjadi iguran, saya bertujuan belajar akting secara teori. Dari iguran itu
saya benarbenar tahu kondisi syuting seperti apa, pemain sinetron yang asli bagaimana sih
aktingnya, dan lainlain. Menjadi iguran saya anggap sebagai proses belajar.
Sumber: www.okezone.com
90
Cakap Berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia untuk Kelas VII
O: Adakah kesulitan yang ditemui untuk menggapai karier seperti sekarang?