Raja Fir’aun Tenggelam di Laut Merah

Pendidikan Agama Islam Kelas V Pelajaran 3. Kisah Nabi dan Rasul Allah . 36 37

2. Nabi Musa Dakwah kepada Raja Fir’aun

Setelah menerima wahyu Allah swt, Nabi Musa menemui Fir’aun. Sang Raja terkejut melihat kedatangannya. Nabi Musa as mulai mengingatkan bahwa Fir’aun bukan tuhan dan memintanya untuk membebaskan Bani Israil. Mendengar ucapan itu, Fir’aun marah dan bermaksud memenjarakannya. Kemudian Musa as menunjukkan tanda kebenaran dakwahnya dengan memperlihatkan mukjizat yang diberikan Allah swt agar Fir’aun percaya kepada kenabiannya. Untuk menyangkal mukjizat Nabi Musa as, Fir’aun mendatangkan para tukang sihir kerajaan. Dengan melemparkan tali temali akhirnya berubah menjadi ular yang sangat banyak. Nabi Musa pun melemparkan tongkatnya sehingga menjadi ular yang sangat besar dan menelan ular-ular ahli sihir sampai habis. Namun, mereka tidak mampu mengalahkan Nabi Musa. Bahkan sebagian dari mereka menjadi beriman kepada Nabi Musa. Dakwah Nabi Musa tidak menyadarkan Fir’aun. Karenanya hinaan dan ejekan Fir’aun semakin menjadi-jadi, Nabi Musa berdoa agar Allah swt menurunkan bencana di Mesir. Kekeringan melanda Sungai Nil dan hasil pertanian tidak bisa dipanen. Allah swt juga mengirim badai topan serta hujan deras. Setelah banjir, berbagai penyakit menyerang. Binatang ternak binasa. Saat itulah, orang-orang Mesir berjanji, bahwa mereka akan beriman setelah bebas dari bencana. Fir’aun sendiri tidak bisa berbuat apa-apa. Namun setelah bencana itu berhenti, Fir’aun kembali menunjukkan keangkuhannya. Ia bahkan ingin menghabisi Nabi Musa dan Bani Israil. Nabi Musa dan pengikutnya meninggalkan Mesir pada malam hari. Tatkala fajar terbit, mereka sampai di tepi Laut Merah. Mereka kebingungan karena Fir’aun dan pasukannya mengejarnya. Musa pun memohon keselamatan kepada Allah swt. Allah swt lalu mewahyukan agar Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke laut. Atas kehendak Allah swt, laut itu terbelah menjadi dua. Gambar: 3.4. Tongkat Nabi Musa dapat membelah Laut Merah

3. Raja Fir’aun Tenggelam di Laut Merah

Atas perintah Allah swt, Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke laut. Laut pun membelah dua sehingga terbentang jalan bagi Nabi Musa dan pengikutnya untuk menyebrang. Fir’aun dan tentaranya terus mengejar. Ketika Nabi Musa dan pengikutnya telah sampai di seberang, Fir’aun dan tentaranya masih berada di tengah laut. Dengan kehendak Allah swt, laut pun menutup kembali sehingga Fir’aun dan tentaranya tenggelam. Allah menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya di Laut Merah. Gambar: 3.5. Fir’aun tenggelam di Laut Merah Gambar: 3.3. Tongkat Nabi Musa berubah menjadi ular besar Pendidikan Agama Islam Kelas V Pelajaran 3. Kisah Nabi dan Rasul Allah . 38 39 Apa yang dikatakan malaikat ternyata betul, tak lama Maryam hamil. Ia pun jadi bahan gunjingan pembicaraan masyarakat sekitarnya. Ia dianggap telah berbuat serong dengan laki-laki lain. Tuduhan ini merupakan hal yang sangat menyakitkan Maryam. Inilah salah satu ujian yang harus dihadapi dengan iman yang teguh. Maryam mengandung seperti kebanyakan wanita.Usia kandungan Maryam semakin dekat pada hari kelahiran. Maryam keluar dari daerah pengasingannya untuk menyelamatkan diri serta bayi yang dikandungnya. Maryam merasakan gerak bayi dalam kandungannya. Geraknya semakin lama semakin kuat, karena merasakan sakit Maryam membaringkan diri. Pada saat itulah lahir seorang anak dari rahimnya. Bayi ini diberi Isa. Setelah melahirkan, Maryam merasa lapar dan haus. Ia menggoyang- goyangkan pohon kurma. Maryam lalu memakan buah kurma yang terjatuh, dan minum air sungai yang mengalir dekat pohon kurma tempatnya bersandar. Ia bersyukur kepada Allah swt karena diberi kemudahan ketika melahirkan putranya. Nabi Isa dilahirkan pada tahun 622 sebelum tahun Hijriah. Tempat kelahiran Isa disebut Baitullaham Bethlehem, yang berarti tempat lahir. Kota ini terletak sekitar 9,5 km di selatan Yerusalem. Ketika Nabi Isa lahir, Israil dijajah oleh bangsa Romawi. Gambar: 3.6. Maryam setelah melahirkan Nabi Isa as. Beberapa hari setelah kelahirannya, Nabi Isa dibawa pulang ke kampungnya. Orang kampung berdatangan melihat putra Maryam. Mereka mencemoohkan Maryam karena melahirkan bayi tanpa ayah. Mereka menuduh berbuat zina, padahal ia berasal dari keluarga baik-baik. Maryam tidak menanggapi tuduhan itu, tetapi memberi isyarat kepada bayinya. Tiba-tiba, bayinya menjawab bahwa tuduhan itu tidak benar. Jawaban ini berhasil membungkam mulut mereka melalui firman-Nya:

C. Kisah Nabi Isa as